Anda di halaman 1dari 2

Plasenta berasal dari bahasa Latin plakuos yang memiliki arti flat “cake”.

Plasenta adalah
struktur yang berfungsi sebagai media penyambung/penghubung antara organ fetus dengan
jaringan maternal agar pertukaran fisiologi dapat terjadi (Embriology 2015, p.1).
Pada persalinan aterm, plasenta yang dilahirkan berbentuk cakram dengan ukuran yang dapat
mencapai diameter 22 cm, tebal 2,5 cm, dan berat sekitar 450-500 gram (Huppertz B 2007, p.
19).
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu bagian maternal dan fetal.
Perkembangan Plasenta :
Pada awal minggu kedua, blastokista sudah tertanam sebagian pada bagian dalam stroma
endometrium. Pada masa ini, trofoblas mengalami diferensiasi menjadi 2 bagian yaitu sitotrofoblas
(lapisan dalam yang aktif berproliferasi) dan sinsitiotrofoblas (lapisan luar yang aktif mengikis
jaringan ibu). Pada hari kesembilan, mulai terbentuk lacuna di daerah sinsitiotrofoblas. Pada akhir
minggu kedua terbentuk sirkulasi uteroplasenta yang terjadi akibat adanya sinusoid – sinusoid ibu
yang mulai terkikis oleh sinsitiotrofoblas, sehingga aliran darah ibu mulai masuk ke daerah lacuna.
Berbeda dengan sinsitiotrofoblas, bagian sitotrofoblas mulai membentuk kolom – kolom sel yang
dapat menembus ke dalam dan di kelilingi oleh sinsitium. Kolom tersebut menjadi daerah yang
disebut vilus primer.
Pada awal minggu ketiga, sel – sel mesoderm menembus inti vilus primer dan tumbuh kearah
desidua. Struktur yang baru terbentuk ini disebut sebagai vilus sekunder. Pada akhir minggu
ketiga, sel – sel mesoderm di inti vilus mulai berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah
halus, membentuk system kapiler vilus atau biasanya dikenal sebagai vilus tersier atau vilus
plasenta definitif. Kapiler vilus tersier akan berkontak dengan kapiler yang terbentuk di mesoderm
lempeng korion dan tangkai penghubung yang akan menghubungkan plasenta dengan mudigah.
Hal inilah yang menyebabkan pada minggu keempar perkembangan, ketika jantun mulai
berdenyut system vilosa sudah siap untuk menyalurkan nutrian dan oksigen yang diperlukan bagi
mudigah.
Pada minggu ini, sel – sel sitotrofobas di vilus juga secara progresif terus menembus
sinsitium diatasnya sampai mencapai endometrium ibu. Sel – sel tersebut membentuk kontak
perluasan sampai tonjolan vilus didekatnya dan membentuk selubung sitotrofoblas luar. Selubung
ini secara bertahap mengelilingi seluruh trofoblas dan melekatkan kantong korion secara erat ke
jaringan endometrium ibu. Vilus yang meluas dari lempeng korion ke desidua basalis disebut vilus
ancoralis atau vilus batang. Bagian yang bercabang dari simpang vilus batang tersebut disebut
vilus liber atau vilus bebas yang menjad tempat pertuaran nutrient dan factor lain.
Pada hari 19 atau 20, rongga korion semakin besar, mudigah melekat ke selubung
sitotrofoblas melalui sebuah tangkat penghubung yang semppit. Tangkai penghubung tersebut
kemudian berkembang menjadi tali pusat (korda umbilikalis) yang membentuk hubungan antara
plasenta dengan mudigah.

Dafpus :
1. https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/images/d/da/2015ANAT2341_Lectu
re_8_-_Placenta_Development.pdf (rul, gue lupa bikin dafpus kalo dr web gmn. Ini
gaada authornya)
2. Huppertz B., Kingdom J., Dewhurst’s Textbook of Obstetrics & Gynaecology: The
Placenta and Fetal Membranes, 7th ed, 2007, India, Blackwell Publishing, pg 19
3. Sadler T.W 2013, Langman Embriologi Kedokteran Edisi 10, EGC, Jakarta (rul gue lupa
bikin dafpus buku gmn)

Anda mungkin juga menyukai