Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.

P)

DIABETES MELITUS (DM)

Disusun Oleh :

Ima Aida (6143064)

SI Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

Jln. Ganesha 1 Purwosari Kudus

TAHUN AJARAN 2016 – 2017


SATUAN AJARAN PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan/ topik : Diabetes Melitus (DM)

Sub Pokok Bahasan : a. Definisi DM

b. Etiologi DM

c. Tanda dan gejala DM

d. Makanan yang dipantang dan diperbolekan penderita


DM

e. Penatalaksanaan keperawatan DM

Sasaran : Keluarga Ny.S

Hari/ Tanggal : Minggu, 31 Desember 2017

Waktu : 08.00 – 08.30 WIB (30 menit)

Tempat : Rumah Ny.S (Dersalam Rt : 04/01)

Penyuluh/ Penyaji : Ima Aida

I. PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik
terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya
atau ketiadaan hormon insulin dari sel beta pankreas, atau akibat
gangguan fungsi insulin, atau keduanya (Sutedjo, 2010).
Menurut WHO tahun 2011, diabetes mellitus termasuk penyakit
yang paling banyak diderita oleh penduduk di seluruh dunia dan
merupakan urutan ke empat dari prioritas penelitian nasional untuk
penyakit degeneratif. Prevalensi Diabetes Mellitus pada populasi dewasa
di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 35% dalam dua
dasawarsa dan menjangkit 300 juta orang dewasa pada tahun 2025.
Bagian terbesar peningkatan angka pravalensi ini akan terjadi di negara-
negara berkembang (Gibney, 2009).
Berdasarkan trend statistik selama 10 tahun terakhir IDF
memprediksi bahwa Indonesia akan berada pada peringkat ke enam
dengan jumlah penderita mencapai 12 juta jiwa pada tahun 2030 (IDF,
2011). Peningkatan jumlah penderita diabetes ini 90% hingga 95% adalah
diabetes mellitus tipe II. Diabetes mellitus tipe II ini terjadi akibat penurunan
sensitivitas terhadap insulin atau karena gangguan sekresi insulin
(Smeltzer & Bare, 2013). Di Indonesia, diabetes mellitus berada diurutan 4
penyakit kronis berdasarkan pravalensinya. Data Riskesdas tahun 2013,
menyatakan prevalensi nasional penyakit diabetes mellitus adalah 1,5%
(Kemenkes, 2013).
Penyakit DM ditandai dengan munculnya gejala Kelelahan yang
berlebihan, peningkatan buang air kecil, haus dan mulut terasa kering,
penurunan berat badan, sering lapar, penglihatan kabur, perasaan
kebingungan, kerentanan terhadat infeksi tertentu.
Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di
Indonesia yang paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes
yang lain ialah DM tipe 1, diabetes kehamilan/gestasional (DMG) dan
diabetes tipe lain. Ada juga kelompok individu lain dengan toleransi glukosa
abnormal tetapi kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke
dalam kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu
(TGT) (Brunner & Suddart,2013).
Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi
kronik yang membahayakan apabila tidak diobati. Akibat dari hiperglikemia
dapat terjadi komplikasi metabolik akut seperti ketoasidosis diabetik (KAD)
dan keadaan hiperglikemi dalam jangka waktu yang lama berkontribusi
terhadap komplikasi neuropatik. Diabetes mellitus juga berhubungan
dengan penigkatan kejadian penyakit makrovaskular seperti MCI dan
stroke (Smeltzer & Bare, 2013).
Menurut WHO, penderita diabetes beresiko mengalami kerusakan
mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Hal ini akan
memberikan efek terhadap kondisi psikologis pasien. Untuk mencegah
terjadinya komplikasi dari diabetes mellitus, diperlukan pengontrolan yang
terapeutik dan teratur melalui perubahan gaya hidup pasien DM yang tepat,
tegas dan permanen. Pengontrolan diabetes mellitus diantaranya adalah
pembatasan diet, peningkatan aktivitas fisik, regimen pengobatan yang
tepat, kontrol medis teratur dan pengontrolan metabolik secara teratur
melalui pemeriksaan laborat (Ronquillo et al, 2003).
Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui
lebih awal. Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang
tenang dan bila dibiarkan akan menghanyutkan pasien ke dalam
komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tandatanda awal penyakit
diabetes ini menjadi sangat penting (Trisnawati, 2013).

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai selama 30 menit,
diharapkan klien memahami dan sudah tidak khawatir tentang resiko
DM yang akan menimpahnya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga mampu menjelaskan
:
1) Mengetahui pengertian DM
2) Mengetahui etiologi DM
3) Mengetahui tanda dan gejala DM
4) Mengetahui makanan yang dipantang dan diperbolekan penderita
DM
5) Mengetahui penatalaksanaan keperawatan DM

III. SASARAN
Keluarga Ny.S

IV. METODE
 Ceramah
 Tanya Jawab

V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
 Leaflet
VII. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Kegiatan Penyuluhan Audien Waktu
1 Pembukaan 1.Mengucapkan 1.Menjawab 5 menit
salam pembukaan salam
2.Memperkenalkan 2.Memperhatikan
diri 3.Berpartisipasi
3. Apresepsi aktif
4.Mengkomunikasikan 4.Memperhatikan
tujuan
2 Isi Menjelaskan dan Memperhatikan 20
menguraikan materi dan mencatat menit
tentang : penjelasan
1.Mengetahui penyuluhan
pengertian DM dengan cermat
2.Mengetahui etiologi 1.Menanyakan
DM hal-hal yang
3.Mengetahui tanda belum jelas
dan gejala DM 2.Memperhatikan
4.Mengetahui jawaban dari
makanan yang penyuluh
dipantang dan
diperbolekan
penderita DM
5.Mengetahui
penatalaksanaan
keperawatan DM

3 Penutup 1.Menyampaikan 1.Memperhatikan 5 menit


materi yang telah 2.Menjawab
disampaikan pertanyaan
2. Melakukan evaluasi 3.Menjawab
3.Mengakhiri Kegiatan salam
VIII. SETTING TEMPAT

PENYULUH

AUDIENS AUDIENS

IX. EVALUASI
1. Struktur
a. Satuan acara penyuluhan telah siap sebelum penyuluhan dimulai
b. Tempat dan media telah siap sebelum penyuluhan dimulai
c. Penyaji materi telah siap memberikan penyuluhan
d. Waktu dan tempat sesuai dengan yang ditentukan
2. Proses
a. Pelaksana penyuluhan sesuai dengan perannya
b. Penyuluhan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang
telah ditentukan
c. Adanya tanya jawab diskusi
d. Media dapat digunakan secara efektif
e. Peserta dapat menerima materi penyuluhan yang disampaikan
3. Evaluasi Hasil
No Pertanyaan Jawaban Benar Salah
1. Sebutkan pengertian
DM
2. Sebutkan penyebab
DM
3. Sebutkan tanda dan
gejala DM
4. Sebutkan makanan
yang pantang dan
diperbolehkan
penderita DM
5. Sebutkan
penatalaksanaan
keperawatan DM
X. DAFTAR PUSTAKA
 Black & Hawks, 2009. Medical Surgical Nursing th ed, St.Louis,
Elsevier Saunders.
 Brunner & Suddarth, 2013. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12.
Jakarta: EGC.
 PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Indonesia. Jakarta: PERKENI, 2011.
 Suryono, 2010. Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Penerbit Fakultas
Kedokteran Indonesia, Jakarta.

XI. LAMPIRAN MATERI


A. Definisi DM
Diabetes melitus adalah penyakit kronik, progresif yang
dikarakteristikkan dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein awal terjadinya
hiperglikemia (kadar gula yang tinggi dalam darah) (Black & Hawks,
2009).
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative
(Suyono, 2010).
B. Etiologi DM
Penyebab DM berdasarkan klasifikasinya menurut (Brunner dan
Suddart,2013) adalah :
1. DM tipe I/ IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus )
Dm tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas,
faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan (virus)
diperkirakan turut menimbulkan distruksi sel beta.
a. Faktor genetik
Penderita DM tipe I mewarisi kecenderungan genetik kearah DM
tipe kecenerungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
HLA (Human Leucocyt Antigen) tertentu. Resiko meningkat 20
kali pada individu yang dimiliki tipe HLA DR33 atau DR4.
b. Faktor imunologi
Respon abnormal dimana anti bodi terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi jaringan tersebut sebagai jaringan
asing.
c. Faktor lingkungan
Virus/ toksin tertentu dapat memicu proses yang dapat
menimbulkan destruksi sel beta.
2. DM tipe II / NIDDM
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan
sekresi insulin pada DM tipe II masih belum diketahui. Faktor resiko
yang berhubungan adalah obesitas, riwayat keluarga, usia
(resistensi insulin cenderung meningkat pada usia >65 tahun).
3. DM Kehamilan (GDM)
GDM adalah intoleransi glukosa yang mulai timbul atau
mulai diketahui selama pasien hamil. Karena terjadi peningkatan
sekresi berbagai hormon disertai pengaruh metabolik terhadap
toleransi glukosa, maka kehamilan memang merupakan keadaan
diabetogenetik.

C. Tanda dan Gejala DM


Beberapa tanda dan gejala umum yang ditimbulkan oleh penyakit
DM (PERKENI, 2011) :
1. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24
jam meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai
gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi
sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha
untuk mengeluarkan melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih
sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan
mengandung glukosa.
2. Timbul rasa haus ((Polidipsia)
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena
kadar glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk
meningkatkan asupan cairan.
3. Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut
disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis
sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi.
4. Penyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan
karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai
cadangan energi.

D. Makanan Yang Dipantang dan Diperbolehkan Penderita DM


Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia) diet harian penderita DM disusun sebagai berikut :
a. Karbohidrat : 60-70%
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%
Jenis makanan yang Harus Dikonsumsi oleh penderita DM
diklasifiasikan sebagai berikut :
a. Jenis Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi :
1. Manisan buah
2. Gula pasir
3. Susu kental manis
4. Madu
5. Abon
6. Kecap
7. Sirup
8. Es krim
b. Jenis Makanan Yang Boleh Dimakan Tetapi Harus Dibatasi
1. Nasi
2. Singkong
3. Roti
4. Telur
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang hijau
8. Kacang tanah
9. Ikan
c. Jenis Makanan Yang Dianjurkan Untuk Dimakan
1. Kol
2. Tomat
3. Kangkung
4. Oyong
5. Bayam
6. Kacang panjang
7. Pepaya
8. Jeruk
9. Pisang
10. Labu siam

E. Penatalaksanaan Keperawatan DM
1. Penyuluhan/ Pendidikan Kesehatan
Penyulluhan tentang diabetes, adala pendidikan dan
pelatihan mengenai dan ketrampilan bagi pasien diabetes yang
bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan
pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk
mencapai keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan
psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik.
2. Perencanaan Makan
Pada konsensus zperkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI) telah ditetapkan bahwa standart yang dianjurkan
adalah santapan dengan komposisi yang seimbang. Pada sat
ini, perhimpunan diabetes Amerika dan perhimpunan diabetes
Amerikan merekomendasikan bahwa untuk semua tingkat
asupan kalori, makan 50% hingga 60% kalori berasal dari
lemak dan 12-20% lainnya berasal dari protein. Rekomendasi
ini juga konsisten dengan rekomendasi dari the american heart
asociation dan american cancer sosiety. Apabila diperlukan
santapan dengan komposisi karbohidrat sampai 70-75% juga
memberikan hasil yang baik. Terutama untuk golongan
ekonomi yang rendah. Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan, usia, status gizi, stress akut dan kegiatan
jasmani untuk mencapai berat badan ideal.
Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan
mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan
cara : kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat
komplek, hindari makanan manis dan perbanyak makanan
banyak serat.
3. Latihan/ Olahraga
Latihan atau olahraga selain dapat menurunkan kadar gula
darah karena membuat kerja insulin lebih efektif dengan cara
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian insulin. Olahraga sangat bermanfaat pada diabetes
karena dapat menurunkan berat badan, mengurangi stress,
mengurangi faktor resiko kardiovaskuler dan mempertahankan
kesegaran tubuh. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan
teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang
berat-berat.

Anda mungkin juga menyukai