Anda di halaman 1dari 4

ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Pengertian Asas Pendidikan


Ketentuan yg harus dipedomani atau menjadi pegangan dlm melaksanakan pendidikan
agar tercapai tujuannya
• Macam-macam Asas Pendidikan
– Ing Ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (kalau
didepan pendidik memberi contoh, kalau ditengah memberi dorongan, dan kalau
dibelakang memberikan pengaruh yg baik menuju hal yg baik)
– Pendidikan Sepanjang Hayat (life long education), bhw pend dimulai sejak lahir
sampai mati
– Asas Semesta, menyeluruh & Terpadu artinya pendidikan di Indonesia terbuka
bagi seluruh rakyat, berlaku di seluruh wilayah negara, serta mencakup semua
jalur, jenjang dan jenis pendidikan serta saling berkaitan antara usaha pendidikan
dengan pembangunan.
– Asas Manfaat, bhw pendidikan baik dalam keluarga, sekolah maupun luar sekolah
harus dilaksanakan dengan mengingat asas kemanfaatan bagi masa depan
– Asas usaha bersama, menekankan pada kebersamaan, baik pelaksanaan maupun
tanggungjawab antara keluarga, sekolah dan masyarakat (tri pusat pendidikan)
– Asas Demokratis, pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana dan hubungan yg
proporsional antara pendidik dan si terdidik
– Asas Adil dan Merata, asas yg diterapkan dalam menghadapi situasi yang
beraneka ragam
– Asas perikehidupan dalam keseimbangan
– Asas kesadaran hukum
a. Pengertian Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu:
pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua
pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda
mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis
yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu.
Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai
objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu
pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat
sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia
hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat
pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari
pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
* Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua
kelompok besar yaitu :
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta
didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan
pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan.
Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal
namun tidak melebar secara horizontal. Peserta didik, anak manusia, tidak hidup
secara terisolasi tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat
tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa
depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan.
• Pendekatan holistik integrative
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di
dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai
pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia
dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta
menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai
kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang
dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai
anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.

3. Pendekatan religius / religionisme


Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat
hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu
pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih
memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah
mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas
kepada ilmu mengajar saja.
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan
negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam
diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal
yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-
tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan
kepada kebutuhan individu
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of
culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk
memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk
mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang
disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya
dan pertahanan keamanan.
Selain itu hakekat pendidikan juga mengarah pada asas-asas seperti :
1. asas/pendekatan manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan
aspek/potensi anak didik serta utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik : emosi–
intelektual ; kognitif–afektif psikomotor), sedangkan pendekatan humanistik
adalah pendekatan dimana anak didik dihargai sebagai insan manusia yang
potensial, (mempunyai kemampuan kelebihan – kekurangannya dll),
diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat – kekeluargaan – terbuka –
objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana kebebasan tanpa ada
tekanan/paksaan apapun juga.
2. Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi
bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan
yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
3. Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi
satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap
orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara
wajar menurut kodratnya.
4. Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti
kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus
diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
5. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka
dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain,
menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
6. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai
dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan: mendidik manusia menjadi manusia
sehinggah hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat
manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut
oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang
digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping konsep pendidikan yang
dianut.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan
dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan
harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Artinya proses
pendidikan mempunyai visi yang jelas. Individu menjadi manusia karena proses
belajar atau proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini mengandung arti
bahwa proses interaksi dalam kehidupan social menjadi salah satu panutan atau
komponen pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai
memanusiakan manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia dalam proses
pencarian ilmu pengetahuan untuk bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham
dan yakin akan sesuatu yang di telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi
lahirianya dan spiritual manusia sehingga yang tercipta dari proses pendidikan
tersebut adalah manusia yang mampu mengembangkan potensi diri menjadi insan
yang cerdas intelegensi dan spiritualnya yang mampu menghasilkan (produktif)
bukan hanya mampu memakai/menghabiskan (komsumtif), membimbing akhlak
manusia menjadi insan yang mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya
untuk kemaslahatan/keselamatan pribdi dan umat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai