Proposal
Proposal
Hari/Tanggal :
Tanda Tangan :
Oleh:
Tanty Elnera, S.Kep
Aresta Agustarini, S.Kep
Willa Elisa Br Sembiring, S.Kep
Dira Meitri Karunia, S.Kep
Pembimbing:
Iwan Andhyantoro, SKM, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cita-cita bangsa Indonesia dan tujuan nasional Indonesia adalah untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk menujukan kesejahteraan
umum yang berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan masyarakat secara optimal dan
memenuhi dasar manusia termasuk kesehatan.
Kesehatan jiwa bagi integral dan upaya kesehatan bertujuan untuk mencapai kondisi
yang memungkinkan. Perkembangan jiwa yang sehat secara optimal baik intelektual
maupun emosional melalui kesehatan, kerja, lingkungan keluarga serta dalam
lingkungan masyarakat. Tak terkecuali di dalamnya meliputi kesehatan jiwa.
Widodo (2003) menjelaskan bahwa kesehatan jiwa adalah kemampuan individu
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Sehat
jiwa sering disebut dengan perwujudan keharmonisan fungsi jiwa dan kesanggupan
menghadapi masalah yang biasa terjadi. Keadaan sehat ataupun sakit dapat dinilai dari
efektifitas fungsi perilaku dalam hal prestasi kerja, hubungan interpersonal, dan
penggunaan waktu senggang.
Sedangkan gangguan jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku, atau psikologik
seseorang yang secara klinik cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan atau gangguan didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari
manusia. Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam
segi perilaku, psikologik atau biologik, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak
didalam hubungan antara orang dengan masyarakat (Maramis, 1998).
Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang, diri
sendiri baik secara fisik, emosional, dan atau seksualitas (Nanda, 2005). Perilaku
kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993 dalam Depkes, 2000).
Dalam rangka meningkatkan kesehatan pelayanan keperawatan kepada klien yang
mengalami gangguan jiwa. Dukungan dari pihak keluaraga merupakan unit yang paling
dekat dengan klien dengan gangguan jiwa kepada keluarga mengenai masalah yang
sedang dihadapi oleh klien dan mencegah terjadinya kekambuhan. Oleh karena itu,
kelompok tertarik untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga pasien
gangguan jiwa RS. Ernaldi Bahar mengenai peran keluarga pada penderita gangguan
jiwa dengan perilaku kekerasan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penyuluhan ini yaitu:
1. Tujuan Umum
Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada keluarga pasien
gangguan jiwa RS. Ernaldi Bahar mengenai peran keluarga pada penderita gangguan
jiwa dengan perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian perilaku kekerasan.
b. Untuk mengetahui penyebab perilaku kekerasan.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala perilaku kekerasan.
d. Untuk mengetahui rentang respon perilaku kekerasan.
e. Untuk mengetahui dampak perilaku kekerasan.
f. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan keluarga pada pasien dengan
perilaku kekerasan.
g. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan keluarga pada pasien dengan
perilaku kekerasan.
h. Untuk mengetahui peran keluarga dalam penanganan pasien dengan perilaku
kekerasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini perilaku
kekerasaan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kekerasaan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu perilaku
kekerasaan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasaan terdahulu (riwayat perilaku
kekerasaan) (Keliat & Akemat, dkk, 2010).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang lain,
diri sendiri baik secara fisik, emosional, dan atau seksualitas (Nanda, 2005).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993 dalam
Depkes, 2000).
3. Topik
Topik : Perilaku Kekerasan
Sasaran : Keluarga Pasien
Waktu : 09.30 – 10.00 WIB
Hari/ Tanggal : Rabu, 13 Desember 2017
Tempat : Poli Rawat Jalan
4. Sasaran
Keluarga pasien.
5. Metode
a. Ceramah
Digunakan untuk menyampaikan materi.
b. Tanya Jawab
Digunakan untuk menambah pemahaman sasaran terhadap materi tentang cara
merawat pasien dengan perilaku kekerasan.
6. Materi (Terlampir)
a. Pengertian perilaku kekerasan.
b. Penyebab perilaku kekerasan.
c. Tanda dan gejala perilaku kekerasan.
d. Dampak perilaku kekerasan.
e. Hal-hal yang dapat dilakukan keluarga.
f. Peran keluarga dalam penanganan perilaku kekerasan.
7. Media
Leaflet, poster.
8. Rencana Kegiatan
2. 15 Menit Kerja:
a. Menjelaskan pengertian Memperhatikan
perilaku kekerasan.
b. Menyebutkan penyebab Memperhatikan
perilaku kekerasan.
Bertanya dan Menjawab
c. Menyebutkan tanda dan
gejala perilaku kekerasan. pertanyaan yang diajukan
d. Menjelaskan dampak
perilaku kekerasan.
e. Menyebutkan hal-hal yang Memperhatikan
dapat dilakukan keluarga. Bertanya dan menjawab
f. Menyebutkan peran pertanyaan yang diajukan
keluarga dalam
penanganan perilaku
kekerasan. Memperhatikan kemudian
mempraktekan
3. 8 Menit Evaluasi:
a. Menanyakan kepada Menjawab Pertanyaan
pasien dan keluarga tentang
materi yang sudah diberikan
b. Memberikan
reinforcement kepada pasien
dan keluarga yang dapat
menjawab pertanyaan
4. 2 Menit Terminasi :
a. Mengucapkan terimakasih
atas peran serta peserta Mendengarka
b. Mengucapkan salam Menjawab Salam
penutup
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyaji
: Peserta
9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Terstruktur
1) Keluarga/minimal pasien dapat hadir ditempat penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di poli rawat jalan.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
1) Pasien dan anggota keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Pasien dan anggota keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
3) Pasien dan anggota keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.
4) Pasien dan keluarga dan mendemonstrasikan kembali materi yang
diajarkan.
c. Evaluasi Hasil
1) Pasien dan anggota keluarga mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, dampak, cara yang dapat dilakukan keluarga serta peran keluarga dalam
penanganan pasien dengan perilaku kekerasan.
2) Anggota keluarga yang lain hadir saat pertemuan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, Ermawati. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Cetakan Pertama.
Jakarta : Trans Info Media
Karlina, Ina, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa (Dilengkapi Terapi Modalitas dan
Standard Operating Procedure (SOP)). Cetakan Pertama. Jakarta: NUHA MEDIKA
Press
Keliat, Budi Ana. (2005). Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
EGC.
Lestari, Widji, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Cetakan
Pertama. Jakarta: Trans Info Media
Maramis, W.F. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: UNiversitas Airlangga
Purwanto, Teguh, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Jakarta: Graha Ilmu
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Cetakan 1. Jakarta: EGC
Widodo. (2003). Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta: Rajawali