Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYAKIT SEPSIS
Laporan
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dietetik Infeksi
Oleh :
Sonya Rosa
101611223014
(KELOMPOK 3)
2017
SOAL STUDI KASUS
Data biokimia diketahui Hb 11 mg/dl, protein darah 4,3 g/dl, albumn 1,2
g/dl, leukosit count >17000 cells/cu.mm. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
pasien mengalami pale cojuctiva, scaly skin, pressure ulcers dan pitting pedal
edema. Suhu tubuh 380C, heart rate 95/min dan repiratory rate 25/min. Pasien
direncanakan akan menjalani split skin grafting (SSG) dari kulit paha dan kaki
pada minggu ke-4 setelah dirawat.
07.00 Apel 2 bh
Roti gandum 3 slice
Keju 2 slice
Madu 1 sdm
Susu milo 1 gelas
12.00 Nasi putih 3 centong
Udang goreng tepung 5 bh
Omelet mie 1 porsi
Air puth 1 botol 330 ml
15.00 sereal corn flakes 1 mangkok
Susu dancow 1 gelas
18.00 nasi goreng jawa 1 porsi
Telur dadar 1 porsi
Air putih 2 gelas
20.00 jeruk 1 bh
Mangga ½ bh
Saat di RS hari ke 1-27, px belum melakukan SSG dan dietisen menerapkan fase
pertama pemberian makanan berupa oral dan suplemen tinggi protein cereal pulse
mix formula sebanyak 800 ml/hari. Buatlah NCP untuk pasien diatas dan jelaskan
bagaimana pemberian makan yang tepat pada fase pertama dan fase setelah SSG.
Pelvic
Diet Fase 1 Inflamasi
fracture
Terbentuknya
Malnutrisi port de ‘entree
Infeksi bakteri
Sistem Penurunan
imun nilai lab
Aktivasi limfosit
di aliran darah
Aktivasi perfusi
pembuluh darah
untuk limfosit
membunuh bakteri
Aktivasi macrophage
dan sel leukosit
Aktivasi Endotoxin (LPS) Aktivasi immune
mast cell menyerang cell
endothelial sel (macrophage)
netrofil Leukosit >17000
Leukositopeni
Endotoxin (LPS) Aktivasi immune
Aktivasi cell
menyerang
mast cell (macrophage)
endothelial sel
netrofil
Sekresi Vasodilasator
(Nitrid oxide)
Sekresi sitokin
histamin (TNF, IL-1)
Vasodilatasi
pembuluh darah
Perfusi darah
menurun
Edema
PERENCANAAN TERAPI DIET
IDENTITAS PASIEN
NamaPasien : Tn. H Pekerjaan : Pelajar
Umur : 16 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki
ASSESMEN GIZI
DATA PENGUKURAN ANTROPOMETRI (ANTHROPOMETRIC MEASUREMENT)
Perhitungan TB estimasi bedridden = 162 cm
BB tidak diketahui
Menggunakan berat badan estimasi, berdasarkan Rumus Hamwi, Method :
BB Estimasi = 48 + (10/2,5 x 2,7)
= 48 + 10,8
= 58,8 kg
Kesimpulan: Berat badan pasien ditentukan dengan berat badan estimasi menggunakan Rumus Hamwi
Method yaitu 58,8 kg.
Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan fisik dan klinis pasien mengalami demam, takikardi dan takipnea
dan mengalami pelvic fracture dengan kondisi sepsis.
Data hasil recall asupan makan di rumah: Kebutuhan pasien berdasarkan perhitungan:
Energi = 2103,5 kkal Energi = 2564,10 kkal
Protein = 69,7 gram Protein = 96,10 gram
Lemak = 54,9 gram Lemak = 71,22 gram
Karbohidrat = 332,6 gram Karbohidrat = 384,61 gram
Kesimpulan: Sebelum masuk rumah sakit, pasien makan teratur 3 kali sehari dan 2-3 kali snack. Hasil
recall asupan makan yang dibandingkan dengan kebutuhan pasien sebelum masuk rumah sakit adalah
asupan energi 82,03%, asupan protein 72,52%, asupan lemak 77,08% dan asupan KH 86,47. Saat di RS
Px diberi suplemen tinggi protein cereal pulse mix formula sebanyak 800 ml/hari.
RIWAYAT PASIEN (CLIENT HISTORY) : Medication & supplement use, medical/health history, and
Social, personal/ family history, nutrition knowledge, perception & behaviour.
Riwayat Personal
1. Diagnosa Medis : pelvic fracture dengan sepsis
2. Riwayat penyakit :
a. Sekarang: -
b. Dahulu: -
c. Keluarga : -
3. Sosial Ekonomi :
4. Sehari-hari px merupakan siswa SMA dengan aktivitas fisik yang cukup tinggi karena mengikuti
beberapa kegiatan ekstrakurikuler
Kesimpulan: Pasien memiliki aktifitas yang cukup tinggi di sekolah.
DIAGNOSIS GIZI
PROBLEM ETIOLOGI SIGN/SIMPTOM
NI.5.1 Peningkatan kebutuhan Suhu tubuh 380C (demam), albumin, protein
Peningkatan Kebutuhan Zat akibat adanya sepsis darah, Hb rendah, leukosit tinggi,
Gizi Energi dan Protein peningkatan RR yaitu 25/min (takipnea),
peningkatan HR yaitu 95/min (takikardia).
NC.2.2 Adanya sepsis Kadar albumin 1,2 g/dl, protein darah 4,3
Perubahan nilai g/dl dan leukosit count > 17.000 cells/cu.mm
Laboratorium
RUMUSAN DIAGNOSA GIZI
1. Peningkatan kebutuhan zat gizi energi dan protein berkaitan dengan peningkatan kebutuhan akibat
adanya sepsis ditandai dengan suhu tubuh 380C (demam), albumin, protein darah, Hb rendah, leukosit
tinggi, peningkatan RR yaitu 25/min (takipnea), peningkatan HR yaitu 95/min (takikardia).
2. Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan adanya sepsis ditandai dengan kadar albumin 1,2 g/dl,
protein darah 4,3 g/dl dan leukosit count > 17.000 cells/cu.mm.
INTERVENSI GIZI
Tujuan intervensi gizi :
Tujuan Sebelum Melakukan SSG :
Membantu meminimalisir proses katabolisme.
Memberikan makanan tinggi protein, tinggi energi untuk mengatasi sepsis.
Memberikan makanan cukup vitamin C ,vitamin K, Fe sebagai cadangan keadaan pendarahan dan
stress.
Memberikan makanan sesuai keadaan pasien.
Tujuan Setelah Melakukan SSG :
Membantu mengganti protein dan zat besi yang hilang akibat pendarahan.
Membantu mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut, dengan meningkatkan vitamin C, Vitamin A,
Vitamin K, dan Zn.
Mempercepat masa penyembuhan luka dengan diet tinggi protein, energi dan zat besi.
Membantu mencapai suhu tubuh, kadar lab (albumin, protein darah, Hb) normal.
Memberikan makanan sesuai keadaan pasien secara bertahap.
Prinsip dan Syarat Diet :
Fase pemberian sebelum SSG :
Energi menggunakan rumus Ireton Jones, 1992 yaitu 1923 kkal.
Protein Tinggi 2 kg/BB yaitu 117,6 gram, untuk mengatasi sepsis.
Lemak cukup 25% dari kebutuhan yaitu 42,73 gram, diutamakan lemak kombinasi LCT dan
MCT.
Karbohidrat cukup 51% dari kebutuhan yaitu 264,41 gram sebagai cadangan glikogen.
Vitamin C cukup yaitu 90 mg dari kebutuhan.
Vitamin K cukup yaitu 55 mg dari kebutuhan.
Zat besi cukup yaitu 15 mg dari kebutuhan.
Fase pemberian setelah SSG :
Energi menggunakan rumus Harris Benedict yaitu 2573 kkal.
Protein tinggi 2 kg/BB yaitu 111,6 gram.
Lemak cukup 20% dari kebutuhan yaitu 41 gram
Karbohidrat cukup 55% dari kebutuhan yaitu 254 gram.
Vitamin C tinggi, yaitu 100 mg dari kebutuhan.
Vitamin A tinggi, yaitu 600 mg dari kebutuhan.
Vitamin K tinggi yaitu 100 mg dari kebutuhan.
Fe tinggi yaitu 30 mg dari kebutuhan.
Zn tinggi yaitu 17 mg dari kebutuhan.
Perhitungan kebutuhan pada Fase Sebelum SSG menggunakan rumus Ireton Jones, 1992 :
IJEE = 629 – 11 (A) + 25 (W) – 609 (O)
= 629 – 11 (16) + 25 (58,8) – 609 (0)
= 629 – 176 + 1470
= 1923 kkal
Protein = 2 gr /kg BB x 58,8 kg (25%) = 117,6 gram
Lemak = 20% x 1923 / 9 = 42,73 gram
KH = 55% x 1923 / 4 = 264,41 gram
Vitamin C = 90 mg/hari
Vitamin K = 55 mg/hari
Zat besi = 15 mg/hari
Perhitungan kebutuhan pada Fase Setelah SSG menggunakan rumus Harris Benedict :
REE = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) – 6,8 (U)
= 66 + 13,7 (58,8) + 5 (162) – 6,8 (16)
= 1572,76 kkal
TEE = REE x AF x IF
= 1572,76 x 1,2 x 1,4
= 2642,23 kkal
Macam Diet & Bentuk Makanan Cara Frekuensi Makan Jumlah Yang
Atau Formula Yang Diberikan Pemberian Diberikan
- Fase sebelum SSG Per oral Sebelum SSG: E = 1923 kkal
Makanan diberikan bentuk Diberikan 6 kali pemberian P = 117,6 gr
lunak ditambah dengan formula porsi kecil dan sering L = 42,73 gr
enteral KH = 264,41 gr
Makan Siang roti tawar 20 54,8 1,8 0,6 10,4 0,6 0 0 0,1 0,2
tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5 0,7 0,5 0 1,1 0,9
tempe bb kuning
minyak kelapa 3 25,9 0 3 0 0 0 0 0 0
Sup kentang + kentang 25 23,2 0,5 0 5,4 0,4 0 3,3 0,1 0,1
wortel
wortel 25 6,5 0,2 0,1 1,2 0,9 393,5 11,8 1,8 0,5 0,2
Buah jus alpukat 60 47,5 0,3 2,3 7,1 0,9 1,2 1,2 0,2 0,1
SUB TOTAL MAKAN SIANG 685,6 38,5 22,8 81,2 4 395,2 11,8 6,2 3,8 4,9
Persentase Makan Siang 27,30% 29,90% 30,00% 24,20% 16,90% 35,70% 61,00% 4,00% 29,60% 37,40%
Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat Vit. A Vit. K Vit. C Fe zinc
Waktu Menu
Makanan g kcal g g g g µg µg mg mg mg
kacang hijau 50 58 3,8 0,3 10,4 3,3 1 0 1,3 0,6
roti tawar 50 137 4,4 1,5 26 1,4 0 0 0,3 0,4
Bubur Kc. Hijau
santan cair 50 53,1 0,5 5,1 2,3 1,4 0 0,5 0,3 0,2
Snack 2 gula merah 15 56,4 0 0 14,6 0 0 0 0,3 0
putih telur 65 32,5 6,8 0 0,6 0 0 0 0 0
semur putih telur
kecap 10 6 1 0 0,6 0,1 0 0 0,2 0
Buah jeruk manis 110 51,8 1 0,1 13 2,6 8,8 58,3 0,1 0,1
SUB TOTAL SNACK 2 394,6 17,6 6,9 67,4 8,7 9,8 0 58,8 2,5 1,4
Persentase Snack 2 15,70% 13,70% 9,10% 20,10% 36,80% 0,90% 0,00% 37,50% 19,10% 10,80%
Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat Vit. A Vit. K Vit. C Fe zinc
Waktu Menu
Makanan g kcal g g g g µg µg mg mg mg
beras putih
Nasi tim
giling 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0,4 0 0 0,3 0,6
daging ayam 75 213,7 20,2 14,2 0 0 29,3 0 1 1,3
Tumis Ayam
mentega 5 35,5 0 4 0 0 37,5 0 0 0
tempe 100 199,1 19 7,7 17 1,4 1 0 2,3 1,8
Makan Malam Pepes tempe bb terik
telur ayam 10 15,5 1,3 1,1 0,1 0 19 0 0,1 0,1
bayam segar 25 9,3 0,9 0,1 1,8 0,2 129,8 8,3 0,8 0,1
Bening bayam jagung kuning 25 27 0,8 0,3 6,3 0,7 3,3 1,5 0,2 0,1
labu siam
mentah 25 5 0,2 0,1 1,1 0,3 7,3 1,5 0,1 0,1
SUB TOTAL MAKAN MALAM 685,5 45,8 27,7 66 3 226,9 0 11,3 4,8 4,1
Persentase Makan Malam 27,30% 35,60% 36,50% 19,70% 12,70% 20,50% 0,00% 7,20% 36,90% 31,30%
Bahan Berat Energi Protein Lemak KH Serat Vit. A Vit. K Vit. C Fe zinc
Waktu Menu
Makanan g kcal g g g g µg µg mg mg mg
tepung susu
Snack 3 susu hangat skim 30 110,4 10,7 0,6 15,4 0 3,3 3,3 0 1,3
buah pisang ambon 100 92 1 0,5 23,4 2,4 8 9 0,3 0,2
SUB TOTAL SNACK 3 202,4 11,7 1,1 38,8 2,4 11,3 0 12,3 0,3 1,5
Persentase snack 3 8,10% 9,10% 1,50% 11,60% 10,10% 1,00% 0,00% 7,80% 2,30% 11,00%
TOTAL 2507,2 128,5 76 335,3 23,7 1106,2 19,3 156,8 13 13,2
PANGAN FUNGSIONAL UNTUK PENDERITA SEPSIS
Sumber Pangan Fungsional Unsur Pangan / Zat Aktif Cara Kerja Zat Aktif
Putih telur Albumin Penyembuhan luka,untuk
pertumbuhan dan
perkembangan jaringan-
jaringan tubuh.
Tomat, paprika, kentang, Vitamin C, likopen, klorofil Sebagai kofaktor dalam
bayam,jeruk, strawberry, brokoli produksi kolagen, mencegah
pecahnya luka-luka yang
sudah sembuh.
Sayuran berdaun hijau, brokoli, Vitamin K, omega 3 Agen utama pembekuan
anggur, alpukat, kiwi darah
Kacang panjang, asparagus, tahu , Zat besi Proses sintesis kolagen,
jamur untuk hidroksi proline dan
lisin, jika kekurangan zat
besi akan mengganggu
penyembuhan luka.
Tempe Fitosterol, tembaga Membantu enzim lysyl
oxidase untuk memproduksi
kolagen dan elastin yang
berfungsi agar
penyembuhan luka lebih
cepat.