PROPOSAL
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSARAFAN PADA KASUS CEDRA KEPALA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD SAEFUL
017 SYE 15
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
tahun 2020 kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab penyakit trauma
ketiga terbanyak di dunia. Data insiden cedera kepala di Eropa pada tahun
2010 adalah 500 per 100.000 populasi.Insiden cedera kepala di Inggris pada
tahun 2005 adalah 400 per 100.000 pasien per tahun (Irawan, 2015).
morbiditas dan mortalitas. Diperkirakan 1,4 juta cedera kepala terjadi setiap
tahunnya dengan lebih dari 1,1 juta orang. (World Health Organization,
2015).
semakin meningkat dan merupakan salah satu kasus yang paling sering
cedera kepala sebesar 7,7% yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor
adalah 40,1%. Cedera kepala mayoritas sering terjadi oleh kelompok umur
dewasa yaitu sebesar 38,8% dan lanjut usia (lansia) sebesar 13,3% dan anak-
tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu sendiri
dan tekanan perfusi otak akan menurun. Saat keadaan semakin menurun atau
respirasi bekurang. Tekanan darah dalam otak terus meningkat hingga titik
kritis tertentu dimana cedera kepala memburuk dan semua tanda-tanda vital
tentang penanganan pasien yang harus ditangani paling lama 5 (lima) menit
bahwa rumah sakit harus menerapkan prinsip waktu tanggap sesuai standar
yang telah ditetapkan yaitu 5 menit karena waktu tanggap memegang peranan
kematian, waktu tanggap juga sangat menentukan kepuasan pasien dan dapat
tepat dan benar.Pertolongan pertama yang dilakukan saat terjadi cedera kepala
sekunder. Setiap keadaan yang tidak normal dan membahayakan harus segera
tiga, yaitu:
seperti pasien dengan epidural atau sub dural hematoma, CKB, pasien dengan
tanda-tanda syok dan apabila tidak dilakukan pertolongan segera akan menjadi
2).Kategori Sedang (delayed), yaitu pasien cedera kepala dengan rasa pusing
dan luka robek pada kepala, bahkan jika diikuti dengan muntah harus
3).Kategori Ringan (minimal), yaitu keadaan pasien cedera kepala dengan rasa
pusing ringan, luka lecet atau luka superficial. Waktu yang dibutuhkan untuk
menangani pasien cedera kepala kategori berat rata-rata 98,33 menit, kategori
sedang rata-rata 79,08 menit dan kategori ringan rata-rata 44,67 menit.
yang berhubungan dengan respon time pada penanganan pasien gawat darurat
perawat dalam penanganan kasus gawat darurat dengan rata-rata lambat (>5
menit). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noor Y.A (2015) tentang
2014).
Provinsi NTB, dengan jumlah pasien cedera kepala pada tahun 2015 sebanyak
413 kasus.Pada tahun 2016 angka kejadian pasien cedera kepala meningkat
sebanyak 498 kasus. Pada tahun 2017 dari tanggal 01 Januari sampai 15
Desember 2017 sudah terjadi sekitar 117 kasus cedera kepala yang sudah di
di RSUD NTB?”
6
di RSUD NTB?”
NTB.
di RSUD NTB?”
di RSUD NTB?”
7
ilmu keperawatan.
1.5.1 Wawancara
kepada pasien atau pada keluarga atau dari siapa pun yang dapat
1.5.2 Observasi
1.5.4 Dokumentasi
pasien.
maka penulis menyusun Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan sistematika
Bab 1 : Pendahuluan
penulisan.
Komplikasi, penatalaksanaan.
Implmentasikeperawatan,Evaluasikeperawatan, dan
Dokumentasi.
Daftar Pustaka
Lampiran
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
otak, secara anatomis, otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit
mengalami kerusakan.(Hidayat,2016)
(Asikin,2017)
2.1.2 Etiologi
1. Cedera akselerasi
2. Cedera deseralisasi
3. Cedera akselerasi-deseralisasi
kepala.
12
5. Cedera rotasional
sensasi.
2016)
pernafasan.
fibrilasi, bradikardi.
Berdasarkan patologi :
2013)
jaringan otak.
jaringan otak dapat terjadi akut dan kronis. Pengertian lain dari
(Muttaqin, 2016)
2.1.5 Patofisiologi
goncangan dan sering sekali terjadi pada kasus cedera kepalan adalah
penyebab dari cedera atau trauma kepala diatas, dan apabila salah satu
sedang karena benturan pada kepala adanya jejas atau terjadi reaksi
yang nilai normalnya dalam keadaan normal PTIK harus kurang dari
nilai normal antara 0-10 mmHg. Meninggikan letak kepala atau berdiri
18
oblongata) akan adanya liquor pada saluran pernafasan dan pola nafas
Etiologi :
Kurang informasi,
pengetahuan dan
pengalaman
Adanya jejas Edema
disekitar kepala Cemas
Cedera jaringan
otak (medulla Gangguan
Reaksi oblongata pola nafas Gangguan
pandangan autoregulasi
Intoleransi
Peningkatan
aktifitas
TIK (tekanan Mual-muntah
intrakranial Produksi energy
menurun
Asupan nutrisi kurang
Nyeri kepala
Nutrisi kurang dari kelemahan
kebutuhan tubuh
2.1.7 Komplikasi
1. Koma
koma. Pada situasi ini, secara khas berlansung hanya beberapa hari
3. Infeksi
2014)
21
4. Kerusakan saraf
(Sumantri, 2014)
(Sumantri, 2014)
jaringan otak.
22
kontras radioaktif.
3. Angiografi cerebral
4. EEG berkala
metabolisme otak.
2.1.9 Penatalaksanaan
2. Penatalaksanaan keperawatan
b. Bedrest total
i. Beri sedative
o. Hilangkan infeksi
perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini, profesi keperawatan telah
yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling
1. Tahap pengkajian
3. Tashap perencanaan
4. Tahap pelaksanaan
2.2.1 Pengkajian
harus dimiliki pada tahap pengkajian ini maka tujuan dari pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan utama
2016)
a. Pola respirasi
b. Pola nutrisi
2016)
c. Pola eliminasi
2014)
d. Aktifitas
spatik. (Hidayat,2014)
f. Kebutuhan berpakaian
sakit itu terjadi, nyeri lain yang disebut nyeri kiriman atau
(Muttaqin, 2016)
j. Berkomunikasi
k. Data spiritual
l. Kebutuhan bekerja
n. Kebutuhan belajar
7. Pemeriksaan fisik
32
a. Keadaan umum
b. Tanda-tanda vital
1. Kepala
2. Mata
3. Telinga
4. Hidung
5. Mulut
6. Leher
7. Dada
34
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak teraba masa
pada dada.
tunggal.
8. Abdomen
9. Ekstermitas
kaki.
d. Pemeriksaan neurologis
35
1) Tingkat kesadaran
3) Pemeriksaan Saraf
pada fundus.
vestibulokoklearis.
4) Sistem motorik
pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
5) Pemeriksaan refleks
6) Sistem sensorik
38
7) pemeriksaan GCS
Dengan suara 3
Dengan nyeri 2
Orientasi baik 5
Disorientasi (mengacau/bingung) 4
Mengikuti perintah 6
Melokalisir nyeri 5
8. Pemeriksaan laboratorium
(Hidayat, 2014)
9. Foto rongen
(Muttaqin, 2016)
10. CT Scan
2016).
DO: TIK
1. Biasanya tampak
nyeri
2. Adanya papil
3. Biasanya terjadi
41
penurunan TD :
orang dewasa.
DO :
1. Biasanya pasien
2. Adanya
sputum/liquor
nafas pernafasan
3. Penggunaan otot
bantu nafas
DO : jaringan cerebral
1. Biasanya pasien
memegang
kepalanya
bicaranya pelan
dan lamban
pada dahi
3. Biasanya pupil
cahaya +/+
DO :
1. Biasanya pasien
nyeri/tampak
meringis
Q : nyeri tekan
R : disekitar
T : hilang timbul
2. GCS 13-15
GCS 9-12
(sedang)
sama dengan 8
(berat)
DO :
1. Biasanya pasien
2. Biasanya tidak
mampu dalam
3. Pasien dibantu
dalam ADL
living)
4. Skala
tampak gelisah
2. Biasanya pasien
44
bertanyatentang
keadaannya
3. Biasanya ekspresi
wajah tampak
cemas
1. Nafsu makannya
menurun
kesulitan menelan
3. Pasien tampak
DO :
1. Biasanya ekspresi
bertanya tentang
penyakit pasien
pengobatan dan
perawatan yang
45
(Muttaqin, 2016)
edema otak.
kognitif.
2. Prioritas masalah
d. Nyeri akut
e. Intoleransi aktifitas
f. Cemas
tubuh
peningkatan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji factor penyebab dari situasi atau
4. TTV dalam batas normal 5. Kaji tingkat istirahat dan tingkah laku
15-20 x/menit)
37˚C)
48
efektifnya keperawatan diharapkan jalan nafas frekuensi, irama dan bunyi nafas.
cuping hidung
menghindari/membatasi batuk,
muntah, mengejan.
indikasi.
pemberian therapy.
pemberian analgesic.
sederhana
pemberian pelayanan
motuvasi.
(Muttaqin, 2016)
53
2.2.5 Evaluasi
tercapai sebagian.
atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
2014)