Makalah Referat DPS
Makalah Referat DPS
PENDAHULUAN
serupa yang disebabkan karena mineralisasi yang inadekuat atau lambat dari matriks
organik tersintesis baru (osteoid) pada tulang yang imatur sebelum fusi fisis..1
Tulang yang sedang bertumbuh atau imatur rentan terhadap defisiensi nutrisi
kelainan yang sering terjadi pada tulang imatur ini adalah rickets dan
sehingga kelainan ini tampak pada periode pertama pertumbuhan yang berlangsung
cepat, yaitu usia antara 6 bulan dan 3 tahun. Tipe rickets yang kurang parah dapat
asimptomatik sampai usia prepubertas. Rickets dilaporkan semakin banyak terjadi pada
bayi prematur dengan berat badan lahir sangat rendah. Patogenesis hal ini kemungkinan
dijumpai antara lain yaitu karena defisiensi nutrisi terutama vitamin D, kalsium dan
fosfat, paparan sinar matahari yang kurang, status malabsorpsi yang melibatkan
1
Rickets dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan dapat dilakukan dengan pemeriksaan foto polos, CT scan, magnetic resonance
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
A. Definisi
Ricket merupakan suatu penyakit perlunakan tulang yang khas pada anak akibat
di dalam tubuh.1,3
yang disebabkan karena mineralisasi yang inadekuat atau kegagalan osteoid untuk
mengalami kalsifikasi pada tulang yang imatur.1Sehingga dengan definisi ini rickets
Kelainan mineralisasi pada tulang imatur dominan terjadi pada ujung tulang yang
rickets.8
Tulang merupakan kerangka penunjang tubuh yang ditandai dengan struktur yang
kaku, keras dan kemampuan untuk regenerasi dan memperbaiki diri. Tulang
membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya
berisi jaringan hematopoietik, yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga
merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat.9,10
3
Komponen-komponen utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan
jaringan organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat membentuk suatu
kristal garam (hidroksiapatatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteoglikan.
Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70% dari osteoid
adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan ketegaran yang tinggi pada tulang.
Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam
hialuronat.9
Tulang terdiri dari dua komponen yaitu tulang kortikal atau kompakta dan tulang
trabekular atau spongiosa. Bagian-bagian tulang panjang terdiri dari epifisis, metafisis
dan diafisis. Diafisis atau batang adalah bagian tengah tulang yang berbentuk silinder.
Bagian ini tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang besar. Metafisis
adalah bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang. Daerah ini terutama
disusun oleh tulang trabekular atau tulang spongiosa yang mengandung sumsum merah.
Sumsum merah terdapat juga di bagian epifisis dan diafisis tulang. Pada anak-anak,
sumsum merah mengisi sebagian besar bagian dalam dari tulang panjang, tetapi
4
kemudian diganti oleh sumsum kuning sejalan dengan semakin dewasanya anak
tersebut. Metafisis juga menopang sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas
untuk perlekatan tendon dan ligamen pada epifisis. Lempeng epifisis adalah daerah
pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Bagian ini akan menghilang pada tulang
dewasa. Bagian epifisis yang letaknya dekat sendi tulang panjang bersatu dengan
metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti. Seluruh tulang diliputi oleh
lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang mengandung sel-sel yang dapat
Tulang juga dapat dibedakan berdasarkan pola kolagen dalam membentuk osteoid
yaitu berbentuk anyaman dan lamelar. Tulang yang berbentuk anyaman terbentuk saat
osteoblas memproduksi osteoid secara cepat, misalnya pada saat perkembangan janin
dan penyembuhan fraktur. Selanjutnya tulang ini akan diganti melalui proses
merupakan faktor yang penting untuk memahami cedera pada anak-anak. Lapisan sel
paling atas yang letaknya dekat epifisis disebut daerah sel istirahat. Lapisan berikutnya
adalah zona proliferasi, dimana pada zona ini terjadi pembelahan aktif sel dan disinilah
mulainya pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel yang aktif ini didorong ke arah batang
tulang, ke dalam daerah hipertrofi, dimana sel-sel ini membengkak menjadi lemah dan
secara metabolik menjadi tidak aktif lagi. Patah tulang epifisis pada anak-anak sering
terjadi di tempat ini, dan cedera dapat meluas ke daerah kalsifikasi provisional. Di
dalam daerah kalsifikasi provisional inilah sel-sel mulai menjadi keras dan menyerupai
5
tulang normal. Bila daerah proliferasi mengalami kerusakan, maka pertumbuhan dapat
terhenti dengan retardasi pertumbuhan longitudinal anggota gerak tersebut, atau terjadi
deformitas progresif bila hanya sebagian dari lempeng tulang yang mengalami
kerusakan berat.9,11
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu
kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui
suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid,
penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian
dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa
yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang
padat. Sedangkan osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan
6
mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit,
Pada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu
tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak dimana lebih
Seluruh tulang berasal dari mesenkim, tetapi berkembang melalui satu diantara
dua mekanisme. Tulang dapat berkembang secara langsung dari sel mesenkim primitif,
yaitu suatu lembaran yang bertindak sebagai membran pembentuk tulang (osifikasi
intramembran), misalnya pada cranium dan clavicula. Tetapi tulang juga dapat
berkembang secara tidak langsung yaitu dengan mengubah kartilago menjadi tulang
dimana tulang kompakta dan tulang spongiosa dapat terbentuk melalui kedua
mekanisme tersebut. Setelah proses osifikasi, tulang imatur tumbuh dan mengalami
remodeling secara terus menerus karena adanya osteoklas dan osteoblas sampai tulang
pembentukan tulang oleh osteoblas dan resorbsi tulang oleh osteoklas. Proses ini
C. Metabolisme tulang
7
Terdapat beberapa faktor penting yang berperan dalam metabolisme tulang yaitu
terutama kalsium, fosfat, hormon paratiroid, dan vitamin D.3,9 Fungsi utama sumbu
1. Metabolisme kalsium
Kalsium terdapat dalam plasma dalam 3 bentuk yaitu; sebagai ion, terikat dengan
proten dan sebagai komplek difusi. Kalsium serum akan meningkat oleh hormon
paratiroid dan vitamin D serta akan berkurang karena hiperkalsemia akut dan kalsitonin.
Sistem organ yang berperan dalam metabolisme kalsium ini yaitu traktus
metabolisme kalsium karena kalsium diabsorpsi secara primer pada usus halus bagian
Kalsitonin dihasilkan oleh sel parafolikular glandula tiroid dengan kerja yang
kalsium serum namun tidak berperan penting pada homeostasis kalsium normal.3
8
Gambar 5. Proses metabolisme Ca
2. Metabolisme fosfat
Fosfat difiltrasi melalui glomerulus dan direabsorpsi dalam jumlah besar pada
3. Hormon paratiroid
pertama vitamin D, yang merubah vitamin D inaktif menjadi vitamin D3 yang siap
yang aktif dan kalsium dan fosfat dapat diabsorpsi dan bergerak memasuki serum.
9
menyebabkan peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas, sehingga terjadi
demineralisasi.9
Hormon paratiroid bekerja pada berbagai tingkatan. Hormon ini berefek pada
traktus intestinalis, tulang, dan ginjal dalam memelihara kadar kalsium serum dengan:
serta menghambat reabsorpsi sodium, kalsium, fosfat, dan ion bikarbonat pada nefron
tubulus proksimalis ginjal serta menstimulasi reabsoprsi kalsium pada tubulus distalis.
4. Metabolisme vitamin D
yang besar dapat menyebabkan absorpsi tulang seperti yang terlihat pada kadar hormon
paratiroid yang tinggi. Bila tidak ada vitamin D, hormon paratiroid tidak akan
kalsifikasi tulang, antara lain dengan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat oleh
usus halus.9
D3 dihasilkan di kulit sebagai respon terhadap paparan sinar ultraviolet ke kulit atau
juga diperoleh dari diet (misalnya ikan laut dalam, kuning telur, hati).13
10
Kedua bentuk vitamin D tersebut mengalami modifikasi di hepar menjadi 25-
bersifat sebagai prohormon. Bentukan vitamin D aktif akan menaikkan kadar kalsium
dan fosfat plasma melalui beberapa aksi, yaitu: memacu absorbsi kalsium oleh usus
halus, memacuabsorbsi fosfat oleh usus halus, meningkatkan resorbsi tulang yang
mineralisasi tulang, memacu reabsorbsi kalsium oleh ginjal dan memacu reabsorbsi
D. Densitas tulang.
oleh osteoblas dan resorpsi tulang oleh osteoklas. Densitas tulang normal terkait
11
keseimbangan antara elaborasi osteoid, mineralisasi osteoid, dan lisis tulang fisiologis.
Fungsi-fungsi ini dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh faktor
Terdapat tiga tipe berbeda dari generalized diminished bone density atau
sebagai pengurangan nonfokal massa tulang per unit volume (sentimeter kubik) tanpa
osteoid tidak adekuat dan komposisi kimiawi tulang berubah. Sedangkan pada osteolisis
terjadi peningkatan kecepatan resorpsi tulang oleh osteoklas atau disebabkan oleh
E. Etiologi
Rickets dapat terjadi secara kongenital ataupun akuisita. Berbagaifaktor yang turut
berperan dalam terjadinya rickets yaitu metabolisme vitamin D yang meliputi asupan,
hidroksilasi pada hepar dan ginjal, dan resistansi organ terhadap kerja hormon.
Penyebab yang biasa dijumpai antara lain yaitu: malnutrisi, paparan sinar matahari yang
kurang, status malabsorpsi yang melibatkan pankreas, usus halus dan hepar, serta
Penyebab terjadinya rickets pada anak yang berusia kurang dari 6 bulan yaitu
merupakan penyebab rickets pada osteopetrosis yang berat. Rickets juga banyak terjadi
pada bayi prematur, dimana gambaran radiologis rickets ditemui pada sekitar 55% bayi
dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Rickets juga banyak terjadi pada
12
hiperparatiroidisme primer dan faktor-faktor prenatal lain yaitu hiperparatiroidisme
anak yang berusia lebih dari 6 bulan, rickets lebih banyak disebabkan karena defisiensi
nutrisi (nutritional rickets), kelainan pada hepar yang meliputi penyakit hepar kronis
dan terapi antikonvulsan, malabsorbsi, insufisiensi tubular ginjal serta penyakit ginjal
kronis.5
paparan sinar matahari serta rickets ofprematurity; 2) Absorptif, meliputi kelainan pada
vitamin D refractory rickets tipe II, osteomalasia aksial yang tidak khas.3
Penyebab rickets yang terbanyak dulu dan hingga saat ini adalah karena defisiensi
vitamin D, meskipun demikian di sebagian besar rumah sakit penyebab yang lebih
sering ditemui adalah karena kelainan absorpsi dan kelainan ginjal.2 Di beberapa negara
tropis dengan paparan sinar matahari yang cukup, defisiensi kalsium merupakan
13
F. Patofisiologi
atas. Pada kasus defisiensi vitamin D (asupan nutrisi, paparan sinar matahari yang
kurang, gangguan pembentukan pada hepar dan ginjal), akan terjadi gangguan absorbsi
kalsium dan fosfat di usus halus, penurunan reabsorbsi kalsium dan fosfat di ginjal serta
yang inadekuat pada matriks organik tulang yang baru tersintesis (osteoid) pada tulang
yang imatur karena gangguan deposisi kalsium dan fosfat pada tulang.3
14
G. Epidemiologi
lalu, namun sekarang sangat jarang dijumpai di negara maju. Penyakit ini kadang-
kadang djumpai pada bayi dengan berat badan rendah sesuai masa kehamilan. Di negara
tulang metabolik yang paling sering dijumpai. Kelainan ini merupakan kelainan yang
diturunkan dengan pola pewarisan x-linked dominant pada dua pertiga kasus, dan lebih
banyak diderita anak perempuan daripada anak laki-laki.14 Sebuah data menyebutkan
bahwa rickets di Turki dan di Afrika banyak disebabkan oleh defisiensi kalsium,
sedangkan pada anak ras Afrika-Amerika terjadinya rickets dapat disebabkan paparan
sehingga kelainan ini tampak pada periode pertama pertumbuhan yang berlangsung
cepat, yaitu usia antara 6 bulan dan 3 tahun terutama dibawah 18 bulan. Tipe rickets
yang kurang parah dapat tidak bermanifestasi sampai usia prepubertas. Rickets
dilaporkan semakin banyak terjadi pada bayi prematur dengan berat badan lahir sangat
rendah. Patogenesis hal ini kemungkinan karena metabolik, nutrisional, dan pada
H. Manifestasi klinis
Pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir yang sangat rendah atau bayi yang
membutuhkan alimentasi parenteral, sering dijumpai osteopenia dan fraktur.4 Pada bayi
15
yang berumur kurang dari setahun, kejang hipokalsemia dapat merupakan manifestasi
Pada bayi yang lebih besar dan pada anak-anak, rickets bermanifestasi dengan
dijumpai craniotabes. Setelah anak mulai belajar berjalan dan terdapat tumpuan berat
badan, dapat terjadi adanya genu valgum atau genu varum (lebih sering dijumpai). Juga
dapat dijumpai bengkoknya tibia ke arah anterior (saber shin). Anak akan lebih lambat
dalam belajar duduk, berdiri dan berjalan daripada anak normal. Juga dapat terjadi
gambaran coxae varae yang dapat diikuti dengan terjadinya skoliosis. Pada gigi juga
dapat dijumpai erupsi gigi yang terlambat, hipoplasia enamel dengan karies dentis.
16
pertumbuhan,anoreksia, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi pada pasien
I. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi turut berperan dalam menilai rickets, dan dapat dilakukan
Perubahan radiologis pada rickets diilustrasikan dengan baik pada tulang panjang.
Meskipun terjadi perubahan pada tulang secara umum, namun lokasi pertama dan
paling nyata dijumpai dimana pertumbuhan tulang berlangsung sangat cepat seperti
pergelangan tangan, lutut, costochondral junction, femur distal dan proksimal, tibia
17
Pada rickets, terjadi osifikasi yang abnormal yang menyebabkan retardasi tulang
dan osteopenia. Gambaran radiografi paling awal pada rickets yaitu pelebaran lempeng
tulang pada sisi metafisis lempeng epifisis. Seriring dengan perkembangan penyakit,
pelebaran lempeng epifisis akan semakin bertambah dan zona kalsifikasi provisional
menjadi ireguler. Selanjutnya tampak gambaran fraying dan iregularitas pada tulang
Pada foto polos dapat dijumpai tampak gambaran yang khas yaitu sebagai berikut:
di kepala dapat tampak gambaran frontal bossing, wormian bones, maupun craniotabes;
pada genu dapat tampak genu varum maupun genu valgum; pada tibia akan tampak
saber shin, pada pelvis dapat dijumpai gambaran triradiate pelvis serta epifisi caput
femur yang mengalami slipped; pada thorax dapat dijumpai gambaran rachitic rosary
dan pectus carinatum. Selain itu juga dapat dijumpai fraktur greenstick, skoliosis,
densitas tulang. Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan yang optimal untuk melihat
provisional serta mendeteksi Looser’s zone. Lebar epifisis normal berkisar 0,9-1,9 mm,
sedangkan pada rickets dapat melebar menjadi 2,5-3 mm. Pemeriksaan skintigrafi dapat
18
diphosphonate(MDP) dapat menunjukkan adanya area peningkatan uptake bilateral dan
simetris, yang akan memperlihatkan inital flare up setelah terapi awal. Pemeriksaan
J. Pemeriksaan laboratorium
Hasil laboratorium pada pasien rickets dapat bervariasi sesuai dengan derajat
defisiensi vitamin D yang terjadi. Sebagian besar pasien dengan rickets mempunyai
kadar kalsium total yang normal atau rendah, kadar fosfat yang rendah, serta
peningkatan fosfatase alkali dan konsentrasi hormon paratiroid.4,13 Pada kasus defisiensi
vitamin D, dapat terjadi penurunan kadar vitamin D aktif yang sangat rendah, biasanya
kurang dari 5 ng/mL. Meskipun demikian kadarnya tidak turun dengan ekstrim pada
pasien rickets akibat defisiensi kalsium atau yang telah mendapat terapi vitamin D
1. Osteogenesis imperfekta
kelainan gigi, sendi serta kulit yang tipis. Kelainan ini terjadi karena abnormalitas
kolagen tipe I, sehingga terdapat kelainan pada sklera, kornea, sendi dan kulit. Terdapat
19
empat tipe osteogenesis imperfekta yang didasarkan pada gangguan kolagen spesifik
yang terjadi.16,17
Tipe 1 merupakan tipe yang paling sering terjadi, dengan pewarisan autosomal
dominan. Tipe I ditandai dengan fraktur dengan derajat keparahan yang bervariasi,
namun fragilitas tulang cenderung ringan dan tinggi badan sedikit berkurang. Tipe I ini
dibagi menjadi tipe IA dan IB. Tipe IA mempunyai gambaran gigi yang normal, dengan
perubahan tulang yang lebih berat. Osteoporosis terjadi dengan penipisan korteks
dengan gambaran tulang panjang yang melengkung, tipis dan langsing. Sebagian besar
fraktur terjadi dimasa kanak-kanak. Terdapat pula gambaran wormian bones pada
cranium. Tipe 1 ini terdiri dari kasus yang dahulu diklasifikasikan sebagai osteogenesis
osteogenesis kongenita. Pasien dengan tipe 2 dan 3 ini mempunyai sklera biru dan
mengalami fraktur saat lahir atau dalam kandungan. Pasien dengan tipe 4 mempunyai
sklera yang normal dan temuan pada tulang yang bervariasi.16 Pada keempat tipe
osteogenesis imperfekta ini, bowing pada tulang panjang disebabkan oleh osteoporosis
dan fraktur multipel.16 Sebagian besar fraktur pada tulang panjang melibatkan diafisis
atau regio metadiafisis. Pada kasus yang jarang, dapat dijumpai fragmen metafisis kecil
20
2. Non accidental injury (NAI)
Non accidental injury (NAI) disebut juga sebagai Child abuse, battered child
yang paling sering dijumpai pada studi pencitraan anak dengan NAI.6,15, Pola trauma
skeletal meliputi subperiosteal new bone formation, fraktur metafisis atau classic
Temuan pada tulang yang paling sering berhubungan dengan NAI yaitu classic
metaphyseal lesion (CML), yang disebut juga metaphyseal corner fracture dan bucket
handle fracture. CML terjadipada sekitar 20% kasus fraktur akibat NAI dan biasanya
dijumpai multipel. Faktur ini lebih sering terjadi pada ekstremitas bawah dan paling
spongiosa primer. Fraktur dapat meluas parsial atau komplit menyeberangi metafisis.
Fraktur seperti ini palingsering terjadi pada femur distal, tibia dan fibula proksimal dan
distal, humerus proksimal, serta lebih jarang dijumpai pada siku, pergelangan tangan,
femur proksimal. Fraktur terjadi dengan torsi dan traksi ekstremitas yang terjadi karena
bayi direbut di lengan atau kaki. Fraktur juga dapat terjadi setelah akselerasi dan
deselerasi ekstremitas yang tiba-tiba karena bayi diguncangkan dengan hebat dan
direbut di thorax. Fraktur terjadi pada thorax bayi, terutama pada costa posterior.6
dan rendah, yang dapat membantu menyingkirkan adanya NAI. Temuan dengan
spesifisitas yang tinggi diantaranya adalah classic metaphyseal lesion, fraktur costa
terutama aspek posterior, fraktur yang tidak biasa, misalnya pada vertebra, acromion.
21
Temuan dengan spesifisitas sedang diantaranya adalah fraktur multipel terutama fraktur
bilateral, fraktur multipel dengan waktu terbentuknya yang berbeda-beda, fraktur pada
jari terutama pada anak yang belum bisa berjalan/merangkak, serta fraktur cranium
subperiosteal new bone formation, fraktur clavicula, fraktur padacorpus tulang panjang,
3. Skurvi
Skurvi disebabkan oleh defisiensi vitamin C atau asam askorbat, biasanya terkait
diet. Pada kelainan ini terjadi gangguan jaringan ikat untuk menghasilkan kolagen
sehingga terdapat defek produksi osteoid oleh osteoblas dan berkurangnya ossifikasi
endokhondral tulang.7,8Kelainan ini banyak diderita secara khas pada bayi berusia 6
bulan hingga 9 bulan dan jarang diderita pada bayi berusia kurang dari 6 bulan karena
masih terdapat cadangan vitamin C pada bayi.7,8,17Tulang pada kelainan skurvi biasanya
tampak osteopenik difus, dengan batas yang relatif hiperdens (white lines of scurvy)
karakteristik pada skurvi, yaitu: 1) epifisis tampak kecil, dan dibatasi dengan tegas oleh
rim sklerotik atau Wimberger sign; 2) zona kalsifikasi provisional pada metafisis yang
bertumbuh menjadi tampak opak, yang memberikan gambaran garis putih atau
Frankel’s line; 3)dibawah lesi tersebut terdapat zona lusen yang disebabkan kekurangan
area ini, maka akan cenderung terjadifraktur pada batas korteks, yang memberikan
22
disebabkanfragilitas kapiler. Akibatnya terjadi gambaran peninggian periosteal dan
L. Terapi
Pengobatan dapat diberikan secara bertahap selama beberapa bulan atau dosis
tunggal 15.000 mcg (600.000) vitamin D sehari. Jika metode bertahap dipilih, 125-250
mcg (5000-10.000 IU) diberikan 2-3 bulan sampai penyembuhan tercapai dan
Jika vitamin D diberikan dalam satu hari, biasanya dibagi menjadi 4-6 dosis oral. Selain
itu, mengonsumsi makanan kaya akan kalsium seperti susu dan keju sangat penting
23
BAB III
PENUTUP
Ricket merupakan suatu penyakit perlunakan tulang yang khas pada anak akibat
di dalam tubuh.Kelainan mineralisasi pada tulang imatur dominan terjadi pada ujung
Rickets dapat terjadi secara kongenital ataupun akuisita. Berbagaifaktor yang turut
berperan dalam terjadinya rickets yaitu metabolisme vitamin D yang meliputi asupan,
hidroksilasi pada hepar dan ginjal, dan resistansi organ terhadap kerja hormon.
Penyebab yang biasa dijumpai antara lain yaitu: malnutrisi, paparan sinar matahari yang
kurang, status malabsorpsi yang melibatkan pankreas, usus halus dan hepar, serta
dan dapat dilakukan dengan pemeriksaan foto polos, CT scan, magnetic resonance
imaging (MRI), skintigrafi, bone scan dan ultrasonografi (USG). Pengobatan ricket
dapat dilakukann dengan cara pemberian vitamin D secara bertahap maupun dosis
24
Pengobatan dapat diberikan secara bertahap selama beberapa bulan atau dosis
tunggal 15.000 mcg (600.000) vitamin D sehari. Jika metode bertahap dipilih, 125-250
mcg (5000-10.000 IU) diberikan 2-3 bulan sampai penyembuhan tercapai dan
Jika vitamin D diberikan dalam satu hari, biasanya dibagi menjadi 4-6 dosis oral.
25
26
27