Anda di halaman 1dari 55

SEX CHROMOSOME AND

ANEUPLOIDY CHROMOSOME

Eva Diah Setijowati


Disorders of autosomes
kelambatan
Trisomi pada pertumbuhan
autosom :
21,18, 13 Retardasi mental

Kelainan kongenital
yang multipel
DOWN SYNDROME
Tahun 1866 : ditemukan oleh Langdon Down

Tahun 1959 : Lejeune, dkk penyebab trisomi 21


FENOTIP

• Short stature
(pendek)
• Brachycephaly (flat
occiput)
• Leher pendek, >>Upslanting palpebral fissures >> Mulut terbuka
dapat disertai
dengan webbed >> Lidah menonjol keluar >> Nasal bridge datar
neck
• Low set ears
Hypotonia : dapat diketahui saat bayi

Brushfield spot pada tepi iris mata


Simian crease/single transverse palmar crease
Pada 1 atau ke dua tangan (non cardinal sign)
Sandal foot  Celah antara jari 1 – 2
(non cardinal sign)
Kromosom pada Down Syndrome
1. Trisomi 21 (trisomi murni) : 95%

Penting untuk konfirmasi dan dasar bagi konseling genetik


Penyebab : meiosis non disjunction,

90% ND meiosis 1 maternal 10% ND meiosis 2 paternal


2. Translokasi Robertsonian : (4%)

• karyotype penderita :
46,XY,t(14:21),+21 atau
46,XY,t(21:22),+21

• tidak ada hubungannya dengan


usia maternal, tetapi resiko
memiliki anak Down relatif
meningkat bila ibu adalah karier
translokasi  perlu karyotyping
orang tua penderita.
karyotype seorang karier :
45, XX,t(14;21)  fenotip normal.
karyotype penderita : 46,XX,t(14;21),+21
3. Translokasi 21q21q

• Karyotip orang tua


45,XX,t(21;21)
• Gamet yang terbentuk :
21/21 atau 0 (tidak ada
kromosom 21 sama
sekali)
• Hasil pembuahan dengan
gamet 21  zigot trisomi
21 atau monosomi 21
(lethal)
• Karyotip penderita
46,XY,t(21;21)
• anak-anaknya selalu down
syndrome !
4. Mosaik down syndrome : 1%
(46,XY/47,XY,+21)
Sel-selnya : normal 46, XY dan trisomi 21 (47,XY,+21)

Fenotype :

• lebih ringan daripada trisomi murni

• bervariasi diantara penderita mosaik, tergantung proporsi antara


sel normal dan trisomi

• bila penderita terlihat retarded, maka merupakan ‘severe case’,


karena bila penderita terlihat normal, tidak akan dikaryotype

• Berasal dari zygot trisomi 21 (80%) atau zygot normal (20%)


5. Partial trisomi 21 : very rarely

Segment kromosom 21 yg triplicate (rangkap 3)

Fenotip Down Fenotip normal

Sukar diidentifikasi, terutama bila


penderita memiliki fenotip Down
Syndrome, tetapi tidak ada
kromosom yang abnormal
Trisomi 18 (Edward Syndrome)
Insiden : 1 : 7500 LB

• Severe heart congenital anomalies


• Microcephaly (small head)
• Micrognathia (small jaw)
• Low set ears
• Clenched hands
• Rocker bottom feet
• Mental retardation
• Single crease on the palm
• 95% konseptus mengalami aborsi spontan
• Survival : poor, jarang mencapai usia beberapa bulan
• 80% merupakan penderita wanita, karena wanita lebih survive daripada
pria.
Clenched hand (jari 2 dan 5 overlap jari 3 dan 4)
Rocker bootom feet
Pada umumnya trisomy 18 : trisomi murni

5% trisomy 18  mosaic
Keparahan  tergantung jumlah sel dengan
kromosom ekstra.

translokasi kromosom 18 (2%)


Lengan q melekat /translokasi ke kromosom lain.
Affected people  2 copy kromosom 18 dan segmen
kr 18 yang melekat pada kromosom lain.

Hanya segmen 18 q yang Apabila seluruh 18q


muncul 3 copy fenotip terdapat 3 copy  fenotip
berbeda dg trisomi 18 murni mungkin separah trisomi 18
murni .
Trisomi 13 (Patau syndrome)
1 in 16,000 newborns

 Severe mental retardation


 Growth retardation
 Microcephaly (small head)
 Microphtalmia or absence of the eye
 Cleft lip, cleft palate : often
 Clenched hand
 Micrognathia (small jaw)
 Low set ear
 congenital heart disease
• Polydactily pada jari tangan dan kaki
• Rocker bottom feet
• Simian crease
• Insiden : 1 /20.000-25.000
• Very severe : 50% meninggal pada usia 1 bulan
• Dihubungkan dengan peningkatan usia ibu hamil, dengan
kromosom ekstra berasal dari maternal (ND maternal
meiosis I)
• 20% disebabkan unbalanced translocation
• Recurrence risk : low, meskipun salah satu orang tua
penderita adalah karier translokasi.
Trisomi 13 murni

Penderita memiliki 2 kromosom


13 normal dan segmen
Translokasi 13 kromosom 13 yang melekat ke
kromosom lain  fenotip dan
gejala mgk berbeda dengan
trisomi 13 murni

fenotip lebih ringan


Mosaik Trisomi 13
dari trisomi 13 murni.
SEX CHROMOSOME AND
ANEUPLOIDY CHROMOSOME
Kromosom Y
• the human genome
= ~ 30.000 gen

• Jumlah gen pada


kromosom Y :
~231gen

• Kromosom 1 ~ 2968
gen
Kromosom X (> 1000 gen)
Kromosom X dan Y
Chromosome X
Wanita memiliki 2 buah kromosom X,
sedangkan pria hanya memiliki 1 kromosom X

Gen2 terkait X  toxic double dose

X-chromosome inactivation (XCI) Salah satu X tidak akan di-


transkripsikan (Lyon, 1961).

Kromosom X yang inaktif mengalami


kondensasi menjadi struktur : Barr body
(terlihat pada sel interphase)
http://users.rcn.

Inaktivasi kromosom X com/jkimball.m


a.ultranet/Biolo
gyPages

X-inactivation terjadi di awal RANDOM NON


perkembangan embrio RANDOM

seluruh sel anak (hasil mitosis) akan Inaktifasi kromosom X


memiliki kromosom inaktif yang sama membutuhkan gen : XIST (X
inactivation specific transcript)

XIST mengkode molekul RNA


berakumulasi pada kromosom X
WHY ? dg XIST aktif

Beberapa gen tetap aktf Menginaktifkan sebagian besar


gen-gen pada kromosom X tsb
What about those 18 genes that are found on
the Y as well as the X?

Gen2 yang terdapat pada kromosom X dan Y


tidak akan di-inaktif-kan pada wanita (escape
inactivation in females).

http://users.rcn.com/jk
imball.ma.ultranet/Biol
ogyPages
Is the X-inactivation process always random?

Wanita carrier

X dg gen mutant normal X dg gen normal


(50%aktif) (50%aktif)

Rarely : aktif >>


????

Wanita ini akan menunjukkan fenotip


kelainan yg bersifat X-linked resesif

Atypical Lyonization
http://www.genetics.com.au/pd
f/factsheets/fs14.pdf
Inaktifasi X : non random
Delesi Kromosom X
Inaktifasi Translokasi X-autosome
(balanced): non random
Inaktifasi Translokasi X-autosome
(unbalanced): non random

X-autosome yg unbalanced
yang di-inaktifasi
Bagaimana inaktivasi pada kromosom X yang
mengalami perubahan struktur ?

DELESI INAKTIF

TRANSLOKASI X-
AKTIF
AUTOSOME
(balanced)

TRANSLOKASI X-
AUTOSOME INAKTIF
(Unbalanced)
complete or partial absence of the second sex chromosome and
affects female patients only

• Diidentifikasi pertama kali tahun 1928 oleh Dr. Henry H


Turner
• Biasanya lethal dalam uterus (99% menyebabkan abortus
spontan) namun dapat bertahan hidup setelah kelahiran

15% abortus spontan memiliki karyotype 45,X


Cardinal features
• Pendek (proporsional), rata-rata 55 inci (~137 cm)
 lack of SHOX gene
• Gangguan pembentukan ovarium (ovarian dysgenesis),
ovarium terdiri dari jaringan ikat fibrosa (The ovaries
develop but typically degenerate during fetal life or in
early childhood).
• Tidak menunjukkan perkembangan seks (sekunder)
saat puber, amenore primer
• Infertil

IQ normal atau diatas rata-rata


Physical features

Webbed neck
Lymphedema

Broad chest

Low posterior
hairline
causes
Advanced maternal age

Peningkatan
insidensi

Maternal X
Paternal X
70%
DIAGNOSA Turner syndrome :
Fenotip Turner
the complete or partial absence of a second sex chromosome.

Karyotip
Mosaicism :
45,X/46,XX : 10-15%
45,X : 50% 45,X/46,X,i(Xq)
46,X,del(Xp) 45,X/46,X,del(Xp)
45,X/46,XY : 2-6%
46,X,i(Xq)
45,X/46,XX/47,XXX
46, X,r(X)
Terapi dan Prognosis Turner
• Hormon estrogen untuk pubertas, mencegah
osteoporosis
• Growth hormon untuk meningkatkan tinggi badan
• Harapan hidup normal
• TERDAPAT HEART DEFECTCardiovascular
malformations are a serious concern as it is the most
common cause of death in adults with Turner
syndrome
• HEARING LOSS
sekitar 1 dalam 500-1,000 pria lahir dengan kelebihan kromosom seks

• Diketemukan th 1959, Klinefelter syndrome merupakan


kelainan kromosom yang umum ditemukan dan dikaitkan dg
hipogonadism dan infertilitas pada pria.

• Pada umumnya karyotip 47,XXY (80-90% dari seluruh kasus) ,


dg variasi tambahan kromosom X atau Y.
Causes

• Maternal and paternal meiotic nondisjunction each account for approximately 50%
of Klinefelter syndrome cases.
• 75% of maternal meiosis I nondisjunction  associated with increased maternal
age.
• Increased paternal age  possible increased risk of Klinefelter syndrome.
karakteristik
• hypogonadism (testes kecil, azoospermia, oligospermia),
gynecomastia in late puberty, problema psychosocial, tubulus
seminiferus mengalami hyalinisasi dan fibrosis
• Skor IQ berkurang sekitar 15 point setiap tambahan 1
kromosom X .
• Gangguan bahasa dipengaruhi adanya kelebihan kromosom
X

http://emedicin
e.medscape
.com
Infertility and gynecomastia merupakan 2 gejala utama
untuk mendiagnosa pasien dengan Klinefelter syndrome.

Akhir pubertas, 30-50% 


gynecomastia, yg merupakan
efek sekunder dari peningkatan
estradiol dan peningkatan rasio
estradiol-testosterone.

Resiko terkena breast carcinoma


20 kali lebih tinggi daripada
individu normal.

Physical
Peningkatan tinggi badan dimulai usia 5 th, dan indiv. dewasa
dg Klinefelter syndrome p u lbh tinggi d/p indiv.normal.
Affected individuals juga memiliki anggota gerak (tangan dan
kaki) yang panjang yang tidak proporsional.
Lanjutan......
• Infertility, azoospermia, or both may result
from atrophy of the seminiferous tubules.
• Secara umum, semua individu 47,XXY
infertile.
• Pasien Klinefelter syndrome mosaicism
(46,XY/47,XXY) bisa fertile.
Variasi Klinefelter
• 48,XXYY variant
• 48,XXXY variant
• 49,XXXYY: moderate-to-severe mental retardation, passive
but occasionally aggressive behavior and temper tantrums,
tall stature, dysmorphic facial features, gynecomastia, and
hypogonadism.
• 49,XXXXY variant:
• Mosaicism (46,XY/47,XXY) : 10% kasus.
• Other variant karyotypes, including 48,XXYY; 48,XXXY;
49,XXXYY; and 49,XXXXY, are rare.
Ekstra copy kromosom Tinggi, masalah belajar ( learning problems,
Y tetapi gejala ringan

paternal
meiosis ND

Konsep "criminal karyotype" in 1968 dibuktikan bhw perilaku


tidak akurat dan tidak dapat kriminal pria 47,XXY sma dengan pria
digunakan. normal 46,XY
• Since there are no distinct physical characteristics, the condition
usually is only detected during genetic analysis for other reasons.
• Most males with XYY syndrome have normal sexual development
and are able to conceive children.
• trisomy X or 47,XXX,
• Etiologi : non disjunction pada maternal meiosis I
• Meski lebih tinggi daripada rata2 wanita tetapi tidak ada penampilan
fisik yang ‘unusual’ .
• Wanita triple X syndrome memiliki kehidupan seks normal, bisa
mengandung dan melahirkan anak.
• Peningkatan resiko kesulitan belajar dan kelambatan dalam
perkembangan, dan kemampuan berbahasa.
• Kemampuan motorik (duduk, berjalan) terlambat, hipotonia,
kemungkinan adanya gangguan emosi dan tingkah laku
karakteristik ini sangat bervariasi di antara penderitanya
Thank you

Anda mungkin juga menyukai