Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan hasil akhir ini dengan baik tepat pada
waktunya.
Adapun judul dari laporan kami ini, yaitu NEUROPATI. Atas kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator tutorial ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna dan diharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat. Terima
kasih.
Penulis
1|Page
Daftar Isi
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pemicu
Seorang pria berusia 58 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri dan rasa panas
seperti terbakar yang dirasakan di kedua kaki.
More Info:
Tekanan darah 120/80 mmHg. Terdapat penurunan reflex patella dan akiles pada kedua
kaki. Terdapat gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi, posisi, dan nyeri pada kedua
kaki.
Anamnesis: penderita sering minum tuak, pernah muntah darah, dan dirawat di rumah sakit
karena sakit lambung.
1.1.1 Achilles
Achilles merupakan tendon pada bagian belakang tungkai bawah
3|Page
1.2 Definisi Masalah
1.2.4 Gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi, posisi, dan nyeri pada kedua
kaki
1.3.1 Analisa dari nyeri dan rasa panas seperti tebakar di kedua kaki
- Infeksi
- Inflamasi
- Trauma
1.3.2 Analisa dari penurunan reflex patella dan Achilles pada kedua kaki
- Trauma
1.3.3 Analisa dari gangguan sensorik pada pemeriksaan vibrasi, posisi, dan nyeri di kedua
kaki
- trauma
- kelainan di lambung
4|Page
1.4 Kerangka Konsep
Pria, 58 tahun
DD:
- Neuropati ec alcohol
- Polyneuropati
5|Page
1.5 Learning Objektif
1.5.10 Anatomi dan Fisiologi dalam Menentukan Letak dan Luas Gangguan dari Neuropati
6|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Neuropati adalah gangguan fungsional atau perubahan patologis pada system saraf
tepi, kadang terbatas hanya pada lesi non inflamatorik, berlawanan dengan neuritis;
etiologinya mungkin diketahui/ mungkin juga tidak. Etiologi yang diketahui meliputi
komplikasi penyakit lain (seperti diabetes atau porfiria) atau keadaan toksisitas (seperti
keracunan arsenic, isoniazid, timbel, atau nitrofurantoin).
7|Page
- Neuronopati
Merupakan gangguan pada badan sel saraf di cornu anterior, medulla
spinalis, atau pada dorsal root ganglion.
2.4.1 Diabetes
Terjadi pada 60% pasien dengan diabetes baik tipe 1 atau 2. Salah satu
penyebab tersering dari polineuropati. Risiko neuropati dapat meningkat pada
pre diabetes terutama pada sesorang yang sulit mengontrol kadar gula darah.
8|Page
2.4.4 Penyakit Herediter
Beberapa penyakit herediter yang menyebabkan neuropati perifer seperti
charcot-Maric Tooth disease (CMT), Dejerine-Sottas syndrome (salah satu
jenis CMT tetapi lebih berat dan progresifnya lebih cepat)
Pendekatan umum dalam penatalaksaaan neuropati perifer dapat dibagi menjadi tiga garis
besar:
9|Page
2.5.1 Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup meliputi hal-hal yang tidak boleh dilakukan , dimana
hal-hal tersebut dapat memicu terjadinya neuropati. Seperti contohnya mengurangi
minum minuman beralkohol, diet untuk mengontrol kadar gula darah, dan
mengkonsumsi makanan bervitamin guna menghindari neuropati akibat defisiensi
besi.
10 | P a g e
perencanaan penatalaksanaan nyeri mungkin perlu untuk dilakukan terutama jika
nyeri menjadi kronis. Sebagaimana dengan penyakit kronis lainnya, paling baik tidak
memakai narkotik. Obat-obat yang mungkin digunakan pada nyeri neuropati termasuk
diantaranya amitriptiline, karbamazepin, dan krim capsaisin.
2.5.5 Pembedahan
11 | P a g e
mungkin tidak bisa terjadi dan sulit ditentukan prognosis hasil akhirnya. Jika
disebabkan keadaan degeneratif seperti penyakit Charcot-Marie-Tooth, kondisi akan
bertambah buruk. Mungkin terdapat periode dimana penyakit tersebut mencapai
kondisi statis namun belum ada pengobatan yang telah ditemukan untuk penyakit ini.
Sehingga gejala-gejala akan terus berlangsung dan memburuk. Beberapa neuropati
berakibat fatal. Keadaan yang fatal ini telah dikaitkan dengan kasus difteri, keracunan
botulisme dan lain-lain. Beberapa penyakit dengan neuropati juga bisa berakibat fatal
namun penyebab kematian tidak selalu berkaitan dengan neuropati, seperti halnya
pada kanker.
Neuropati perifer dapat dicegah hanya pada bentuk dimana penyakit yang
mendasari bisa dicegah. Hal-hal yang dapat dilakukan seseorang untuk pencegahan
diantaranya adalah vaksinasi terhadap penyakit-penyakit yang menyebabkan neuropati
seperti polio dan difteri. Pengobatan pada cedera fisik sesegera mungkin dapat menolong
mencegah kerusakan saraf yang permanen atau memburuk. Kehati-hatian dalam
menggunakan obat-obatan dan bahan-bahan kimia tertentu, sangat disarankan untuk
mencegah terpajan terhadap bahan-bahan neurotoksik. Pengendalian penyakit-penyakit
kronis seperti diabetes dapat juga mengurangi kemungkinan terjadinya neuropati.
Meskipun bukan merupakan tindakan pencegahan, skrining genetik dapat digunakan
pada beberapa kondisi yang diwariskan namun tidak secara keseluruhan. Pada beberapa
kasus, adanya gen tertentu tidak selalu berarti bahwa orang tersebut akan terkena
penyakit tersebut, karena masih dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor-faktor lain yang
terlibat.
12 | P a g e
terjadi baal atau banyak disebut dengan mati rasa. Kadang-kadang nya terjadi
panas, seperti rasa kita terkena cabai pedas. Jika orang merasakan nyeri dengan
denyut terus menerus maka bisa sajakan mengganggu tidurnya.
2. Neuropati pada saluran pencernaan
Neuropati pada saluran pencernaan bisa menyebabkan diare dan biasanya akan
terjadi pada waktu malam hari. Namun juga ada sebagian orang yang mengalami
gangguan konstipasi akibat dari neuropati saluran pencernaan ini.
3. Neuropati kandung kemih
Untuk kandung kemih keluhannya adalah kencing yang tidak lancer, jika tidak
diobati dengan baik maka akan timbul infeksi dan rasa sakit pada saluran
kandung kemih tsb.
Pendekatan klinis awal dalam mendiagnosis neuropati perifer adalah menentukan adanya
tanda dan gejala yang ada hubungannya dengan disfungsi saraf perifer. Pada beberapa kasus,
pasien dengan neuropati kemungkinan terdapat multiple patologis. Penyakit saraf merupakan
diagnosis banding utama.
2.9.1 Anamnesis
Vaskuilitis yang disebabkan oleh mononeuropati hiperakut biasanya terjadi 27-72 jam
13 | P a g e
b. Tindakan evaluasi kemampuan pasien untuk merasakan adanya getaran, sentuhan
ringan, posisi tubuh, suhu, dan nyeri akan mengungkapkan adanya kerusakan saraf
sensorik dan menentukan jenis saraf yang terlibat.
a. Pemeriksaan darah
Mendeteksi adanya diabetes, defisiensi vitamin, disfungsi hati atau ginjal, dan
kelainan metabolic lainnya.
b. CT-Scan
Mendeteksi kerusakan tulang dan pembuluh darah, tumor otak tertentu dan kista,
hernia disk, ensefalitis, spinal stenosis (penyempitan saluran tulang belakang), dan
gangguan lainnya.
d. Elektromiograf (EMG)
Berfungsi mengukur tingkat kerusakan pada serabut saraf yang lebih besar dan
membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh degenerasi selubung myelin atau
akson.
14 | P a g e
2.10 Anatomi dan Fisiologi dalam Menentukan Letak dan Luas Gangguan dari
Neuropati
Sistem persarafan terdiri dari neuron dan nerologia yang tersusun membentuk system
saraf pusat dan perifer. Sistem saraf pusat itu dibagi menjadi otak dan medulla spinalis
sedangkan system saraf tepi merupakan system saraf diluar system saraf pusat yang
membawa pesan dan system saraf tepi/ perifer adalah perpanjangan medulla spinalis disebut
system saraf spinal.
Sistem saraf cranial terbagi menjadi 12 saraf dan system saraf spinal 3 saraf di tiap saraf
tersebut terdapat saraf motorik, sensorik, maupun otonom.
- Saraf motorik adalah saraf yang membawa pesan dari otak ke tubuh dan
bertanggung jawab terhadap kemampuan bergerak dari bagian tubuh
seperti tangan dan kaki
- Saraf sensorik adalah saraf yang membawa informasi dari organ (contoh:
kulit) ke system saraf pusat dan diproses dalam bentuk sensasi, contohnya:
rasa raba, perubahan suhu, dan vibrasi.
- Saraf otonom adalah seperti detak jantung, tekanan darah, pernafasan,
pencernaan, dan fungsi kandung kemih
15 | P a g e
Potensial aksi yang terbentuk di salah satu jenis organ reseptor dihantarkan kea rah
sentral disepanjang serabut aferen, yang merupakan penonjolan perifer neuron somatosik
pertama yang badan sel nya terletak di ganglion radikal dorsalis.
Serabut aferen dari area tubuh tertentu berjalan bersamaan disusunan saraf tepi, saraf
tersebut tidak hanya mengandung serabut untuk sensasi superficial dan dalam serabut aferen
somatic, tetapi juga serabut aferen otot lurik (serabut eferen somatic) dan serabut yang
mensarafi organ dalam, kelenjar keringat, dan otot polos pembuluh darah (serabut aferen
visceral dan serabut eferen visceral)
Serabut atau akson semua jenis bergabung bersama di dalam rangkaian selubung
jaringan ikat (endononium, perinokornium, dan epinorium) untuk membentuk kabel saraf
prenorium juga mengandung pembuluh darah yang menyuplai saraf (vasa nervosum).
Ada beberapa proses patologi yang mengenai serabut saraf, antara lain:
1. Degenerasi Wallerian
Terjadi degenerasi akson dan selubung mielinke arah distal dari lesi.
Degenerasi bisa juga keproksimal satu atau dua segmen.
2. Demielinisasi segmental
Timbul bila terjadi lesi pada sel Schwann proses dimulai didaerah nodus
ranvier dan meluas tak teratur mengenai segmen-segmen internodus lain.
Akson dapat mengalami degenerasi atau tidak terganggu sama sekali.
16 | P a g e
Kesimpulan
Pasien berusia 58 tahun menderita neuropati dengan tipe polineuropati et causa alcohol.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Harsono. 2006. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Mahadewa, Tjokorda Gde Bagus. 2013. Saraf Perifer. Jakarta: Gramedia Pustaka
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC
Rambe, H dan Hasan Sjahrir. 1979. Neurologi Umum. Staff Bagian syaraf FK USU/RSUP
Medan
Snell, S. Richard (Ed). 2007. Neuroanatomi Klinik Edisi 2. Editor: dr. Sjamir M.S. Jakarta:
EGC
18 | P a g e