Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

1. Penyebab tingginya kejadian KEP di Puskesmas Sukamaju :


a. rendahnya pendidikan sebagian besar penduduk
b. Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pelayanan kesehatan
c. Rendahnya tingkat ekonomi sebagian besar penduduk
d. Kurangnya sosialisasi dari petugas kesehatan kepada masyarakat sekitar tentang
pengertian KEP, gejala KEP, bahaya KEP dan komplikasi yang dapat disebabkan
oleh KEP
e. Letak geografi yang tidak strategis
f. Minimnya kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan di puskesmas.

2. Penyebab rendahnya motivasi petugas puskesmas Sukamaju :


a. Jumlah petugas puskesmas kurang
b. Petugas kurang kompeten
c. Pembiayaan operasional yang minim pada setiap puskesmas
d. Tidak adanya penghargaan kepada tenaga puskesmas yang berprestasi
e. Minimnya kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan di puskesmas

4.2.Saran
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas Sukamaju
direkomendasikan beberapa program :
1. Pelatihan tenaga kesehatan dan kader posyandu untuk meningkatkan kinerja petugas
kesehatan yang dilaksanakan 4 kali setahun dengan sasaran 80% dari peserta pelatihan
yang diadakan di balai desa.
2. Memberikan penghargaan kepada petugas dan kader posyandu yang teladan setiap
tahunnya untuk meningkan motivasi kerja.

26
3. Memberikan penyuluhan kepada penduduk wilayah Sukamaju utamanya para ibu
Balita untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya gizi dan
pengolahan makanann yang benar.
4. Memberikan pelatihan keterampilan mandiri dan menganjurkan menambah usaha lain
selain bertani misalnya, beternak.
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan anak dan
gizi dari puskesmas (puskel).

27
DAFTAR PUSTAKA

DepartemenKesehatan RI, WHO, Unicef. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) Indonesia, Jakarta (2005).

Jelliffe, D.B., &Jelliffe, E.F.P. (1989). Community Nutritional Assessment. New York: Oxford
University Press.

Pudjiadi, S (2005). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Ed.4. Jakarta: PenerbitFakutas
KedokteranUniversitas Indonesia.

Sihadi.(2009). Kajian Profil Gizi Buruk Di Klinik Gizi Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Gizi Dan Makanan Bogor. PERSAGI: Jurnal persagi

Susenas (2006).Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Tahun 2005-2006, Berita Resmi


Statistik No. 47/IX/ 1 September 2006. Jakarta: Susenas.

Supariasa.(2002). Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC.

Winarno, F.G., (1993). Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/66070/31-persen-balita-sidoarjo-kurang-gizi

Rusli Sjarif et al. (2011). Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik, Jilid I. Jakarta :
IDAI.

Lismartina, (2000). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya KEP Pada Anak
Balita Di Kecamatan Tebet Walikotamadya Jakarta Selatan Tahun 2000. Skripsi, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Depkes, RI. (2000). Rencana Aksi Pangan Dan Gizi Nasional. Depkes RI, Jakarta.
Hernawati Ina, (2000). Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk. Seminar Nasional Hari
Pangan Sedunia XXVII.

28
Depkes, RI. (1999}. Pedoman Tatalaksana Kurang Energi Protein Pada Anak Di Puskesmas
Dan Di Rumah Tangga. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta.
Rencana Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-2009. 2005. Jakarta :
Depkes RI.

27

Anda mungkin juga menyukai