Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 21 LANTAI TAHAN GEMPA PADA LIPPO MIXED USE BUILDING JEMBER ICON
Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Jember

Disusun Oleh:

KUKUH SETYO PRAKOSO


1110611019

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2015
BAB I 1.3. Maksud dan Tujuan
PENDAHULUAN Adapun maksud dan tujuan yang dapat disampaikan dalam karya tulis skripsi ini
adalah :
1.1. Latar Belakang 1. Mengetahui ketebalan plat atap dan plat lantai beserta tulangan dan jarak
Perencanaan gedung bertingkat harus dipikirkan dengan matang karena pemasangan yang dibutuhkan.
menyangkut investasi dana yang jumlahnya tidak sedikit. Berbagai hal perlu ditinjau yang 2. Dapat merencanakan dimensi, besar serta jumlah tulangan yang dibutuhkan agar
meliputi beberapa kriteria, yaitu kekuatan, kekakuan, dan kemampuan menerima beban. balok dapat menanggung gaya gempa.
Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas (ultimate- 3. Dapat merencanakan dimensi, besar serta jumlah tulangan yang dibutuhkan agar
strength) yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi gempa sesuai kolom dapat menanggung gaya gempa.
peraturan yang berlaku. Selain hal tersebut perlu dipertimbangkan juga secara matang 4. Dapat merencanakan jumlah dan jarak sengkang yang dibutuhkan agar balok dan
dalam aspek ekonomis. Semua pertimbangan struktur tersebut akan berpengaruh dalam kolom dapat menanggung gaya gempa.
menentukan alternatif perencanaan, misalnya tata letak kolom, panjang balok, dan
bentang. Gaya gempa yang ditanggung oleh gedung terbagi menjadi 2, yaitu gaya gempa 1.4. Batasan Masalah
statis ekivalen dan gaya gempa dinamik, yang mana analisanya amat sangat penting Dalam merencanakan suatu konstruksi gedung bertingkat tidak boleh terlepas dari
sehingga harus dipilih salah satu diantaranya yang paling mentukan/besar dari dua jenis ketentuan – ketentuan yang ada seperti desain struktur, spesifikasi mutu bahan, dan analisa
gaya gempa tersebut demi ketahanan gedung, dari beberapa pengamatan pada gambar struktur agar didapat suatu konstruksi gedung yang berkualitas, aman sesuai fungsinya.
detail pada setiap komponen struktur perencanaan Lippo Mixed Use Bulding Jember Icon Batasan masalah dalam skripsi ini meliputi :
merupakan bangunan berlantai banyak dan bentuk bangunan yang non seragam pada tiap 1. Perencanaan plat atap dan plat lantai menggunakan metode manual dengan
elevasi lantainya hal ini dapat dinyatakan bahwa bangunan tersebut rawan runtuh saat koefisien momen yang mengacu pada perbandingan bentang terpanjang dan
terjadi gempa, penulis berinisiatif untuk melaksanakan perencanaan ulang dengan terpendek dari panel pada plat.
beberapa metode agar gedung ini dapat menahan gaya gempa. 2. Perencanaan struktur utama seperti balok, dan kolom dirancang menanggung beban
gempa.
1.2. Rumusan Masalah 3. Pembahasan elemen struktur terbatas pada balok, kolom, dan plat.
Rumusan masalah skripsi ini, penulis akan merencanakan kembali beberapa point
masalah seperti : 4. Gaya gempa yang ditanggung gedung menggunakan metode analisa respon
1. Desain plat atap dan plat lantai spektrum.
2. Desain penulangan balok 5. Tidak memperhitungkan RAB.
3. Desain penulangan kolom 6. Dalam proses perencanaan struktur penulis menggunakan program bantu ETABS.
4. Desain penulangan join balok kolom
1.5. Manfaat Penulisan BAB II
Studi perencanaan ini diharapkan juga bermanfaat bagi penulis, bidang konstruksi, TINJAUAN PUSTAKA
dan bermanfaat untuk pembaca. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:
1. Penulis 1.1. Bangunan Gedung Tahan Gempa
Studi perencanaan ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan Gempa bumi adalah sebuah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan yang
teori-teori dan literatur yang penulis peroleh di bangku perkuliahan, dan mencoba terjadi pada kerak bumi. Beban kejut ini disebabkan oleh banyak hal, misalnya benturan
membandingkannya dengan praktek yang da dilapangan. Dengan demikian akan pergesekan kerak bumi yang mempengaruhi permukaan bumi. Lokasi gempa bumi disebut
menambah pemahaman penulis dalam bidang ketekniksipilan khususnya di bidang sebagai fault zones. Kejutan berkaitan dengan benturan tersebut akan menjelma menjadi
struktur. gelombang yang sifatnya menjalar. Pada saat bangunan bergetar maka timbul gaya-gaya
2. Bidang Konstruksi pada struktur bangunan karena adanya kencenderungan massa bangunan untuk
Hasil perencanaan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat mempertahankan dirinya dari gerakan. Perubahan dan penambahan bangunan haruslah
digunakan sebagai acuan untuk terus meningkatkan perkembangan bidang dilakukan secara cermat dan terutama dalam aspek ketahanan gempanya, karena dapat
konstruksi dimasa yang akan datang. merubah kestabilan gedung terhadap gempa.
3. Pembaca
Studi ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam 1.2. Pembebanan
melakukan perencanaan dengan objek ataupun masalah yang sama dimasa yang Perencanaan dan perhitungan-perhitungan bangunan Lippo Mixed Use Building
akan datang maupun untuk perencanaan selanjutnya. Jember Icon ini berdasarkan ketentuan dan peraturan yang telah ada, struktur dianalisis
berdasarkan beban-beban yang terjadi. Di dalam perhitungan konstruksi gedung harus
diperhitungkan kekuatannya terhadap pembebanan-pembebanan terdiri dari beban mati
dan beban hidup yang berdasarkan pada nilai dan ketentuan yang terdapat pada Pedoman
Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (PPPURG) Tahun 1987 serta beban
gempa yang dianalisa dengan berdasarkan peraturan Tata Cara Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung Tahun 2002.

1.3. Perencanaan Plat Lantai dan Atap


2.4.1. Analisa Tebal Plat
Analisa struktur pelat menggunakan sistem pelat dua arah ( two way slab )
yang mana menurut SNI 2847:2013, memiliki syarat bahwa tebal plat minimum
dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi.
Berikut ini adalah metode analisa ketebalan pelat yang mana diketahui bahwa ln adalah
panjang bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua arah yang mana
diukur dari muka ke muka tumpuan pada pelat tanpa balok dan muka ke muka balok
atau tumpuan lain.

2.4.2. Analisa Penulangan Plat


Analisa struktur pelat menggunakan bantuan Peraturan Beton Indonesia 1971.
Peraturan plat dipilih untuk Ix dan Iy terbesar. Penulangan plat terbagi atas tulangan
lapangan dan tumpuan arah x dan arah sumbu y yang menggunakan asumsi tulangan
tunggal.
geser balok koefisien nilai gempa harus direncanakan dua kali dari nilai semula.Gaya
1.4. Perencanaan Balok geser maksimum akibat kombinasi pembebanan tersebut ditetapkan sebagai gaya geser
Balok adalah salah satu elemen yang akan menderita beban lentur (momen), rencana untuk penentuan ukuran tulangan dan jarak tulangan geser atau sengkang
beban geser, dan beban torsi. Dalam kondisi tersebut balok harus ditulangi lentur untuk minimum yang masih diperbolehkan pada balok.
menahan beban lentur dan dipasang tulangan geser untuk menahan beban geser. 1.6. Perencanaan Kolom
2.5.1. Penulangan Lentur Balok Suatu komponen struktur yang menerima momen lentur dan aksial kolom tekan
Pada balok didaerah lapangan umumnya menderita momen lentur pasif, oleh secara serentak harus diperhitungkan sebagaibeam kolom dengan mempertimbangkan
karena itu penulangannya di desain menggunakan balok T, akan tetapi pada daerah pengaruh tekuk yang terjadi akibat pengaruh kelangsingan komponen struktur tersebut.
tumpuan dapat menderita momen pasif atau menderita momen negatif. Oleh karena itu Dengan adanya faktor tekuk akibat pengaruh kelangsingan ini, pada komponen tekan dan
jika pada daerah tumpuan balok bekerja momen pasif maka penulangan di desain sebagai lentur akan terjadi momen tambahan sebesar Mo = P∆, sehingga suatu komponen struktur
balok T, sedang apabila yang bekerja momen negatif maka perhitungan penulangan tekan dan lentur tersebut harus dibesarkan momen-momen pada ujung kolom.
didesain sebagai balok persegi. Untuk perhitungan balok menggunakan tabel kekuatan 1.6.1. Penulangan Kolom Akibat Beban Aksial dan Momen
nominal. Analisa penulangan kolom yang penulis gunakan berpedoman pada buku Dasar-
2.5.2. Penulangan Geser Balok Dasar Perencanaan Beton Bertulang (Vis dan Gideon,1993). Sebagai perhitungan desain,
akan ditunjukan perhitungan tulangan terhadap beban-beban yang diberikan (momen dan
beban aksial) pada suatu penampang.
Dalam pembahasan perhitungan penampang, telah dijelaskan bahwa ada beberapa
syarat batas diantara tegangan dalam jumlah tulangan yang dapat divariasikan. Karenanya,
rumus yang eksak untuk menentukan jumlah tulangan dalam penampang yang dibebani
lentur dan beban aksial tidak diberikan.
1.6.2. Penulangan Akibat Beban Geser Kolom
Kemampuan komponen struktur beton terhadap geser akan berbeda dibandingkan
komponen struktur yang tidak menerima gaya aksial. Hal ini diakibatkan gaya aksial tekan
akan menahan terjadinya retakan sehingga memperbesar kekuatan geser beton. Dalam hal
ini tentunya perumusan-perumusan gaya geser beton Vc akan berbeda dengan dari
komponen struktur yang tidak menerima beban aksial.
Gambar 2.3 Analisa Gaya Geser Balok
2.5.3. Momen Rencana Balok 1.7. Analisa Perencanaan Join Balok Kolom
Momen rencana balok dihitung dengan 9 tipe kondisi pembebanan akibat beban Join diantara batang-batang seperti balok dengan kolom sangat peka terhadap
mati, bena hidup, dan beban gempa staik ekivalen arah x dan y serta beban gempa keretakan awal dibandingkan dengan batang-batang yang didukungnya akibat kerusakan-
respon spektrum arah x dan y.Momen maksimum akibat kombinasi pembebanan kerusakan pada semua joinnya.(Vis Gideon,1993)
tersebut ditetapkan sebagai momen rencana untuk penentuan ukuran tulangan dan
jumlah tulangan lentur pada balok. 1.8. SRPMM (Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah)
2.5.4. Gaya Geser Rencana Balok Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah merupakan system rangka ruang dalam
Gaya geser rencana balok dihitung dengan 7 tipe kondisi pembebanan akibat mana komponen-komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya yang bekerja
beban mati, bena hidup, dan beban gempa respon spektrum arah x dan y analisa gempa melalui aksi lentur, geser dan aksial, system ini pada dasarmnya memiliki daktilitas
pada perencanaan gaya geser balok disesuaikan dengan peraturan Persyaratan Beton sedang dan dapat digunakan di zona 1 hingga zona 4.(Tatang, 2010)
Struktural Untuk Bnagunan Gedung SNI 2847:2013 pasal 21.3 Tentang Rangka Sistem struktur penahan gaya gempa ini telah diatur di SNI 2847:2013 Pasal 21.3
Momen Menengah (SRPMM) yang menyatakan bahwa untuk perencanaan tulangan tentang Rangka Momen Menengah.
BAB III
DASAR-DASAR PERENCANAAN 3.3. Diagram Alur Perencanaan

3.1. Data Perencanaan


Mulai
Nama Gedung : Lippo Mixed Use Building Jember Icon
Fungsi Gedung : Rumah Sakit, Hotel, dan Pusat Perbelanjaan (mall)
Lokasi : Jalan Gajah Mada No.175 Jember
Luas Bangunan : 23.567 m2
Jumlah Lantai : 21 Lantai + Basement + Atap Pengumpulan
Jenis Konstruksi : Beton Bertulang Data
Beton Struktur : Ready Mix
Struktur Atap : Dak Beton
Nilai Slump : 12 ± 2 cm
Mutu Beton : K-350 Analisa Pembebanan
Mutu Besi : BJ-40

3.2. Standart Peraturan


- Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 2847:2013. Perencanaan Plat, balok dan
- Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, 1987. kolom dengan menggunakan
Program Bantu ETABS
- Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung,
SNI 03-1726-2002.

Tidak
Kontrol

Ya

Gambar Desain

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alur Perencanaan


BAB IV
ANALISA STRUKTUR

4.1. Analisa Struktur Pelat dan Pembebanan


4.1.1. Peraturan yang dipakai
1. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 2847:2013.
- Pasal 9.5.3 : Mengenai lendutan dan tebal minimum pelat.
- Pasal 10.5 : Tulangan minimum pada komponen struktur
lentur.
- Pasal 7.12.2 : Mengenai tulangan tulangan susut minimum.
2. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, 1987
- Pasal 2.1 : Mengenai ketentuan-kententuan pembebanan.
- Pasal 2.1.1 : Tentang Beban Mati.
- Pasal 2.1.2 : Tentang Beban Hidup.
- Pasal 2.1.4 : Tentang Beban Gempa.
4.1.2. Data Perencanaan
- Mutu Beton (fc) = 29,05 MPa (K-350)
- Mutu Baja (fy) = 400 MPa (BJ-40)
- Luas Bangunan = 23.567 m2
4.1.3. Analisa Beban Gempa
a. Wilayah Gempa : 3 (Kabupaten Jember) Gambar 4.2 Input data kurva spectrum gempa rencana
b. Jumlah Lantai : 21 Lantai
c. Tinggi Gedung : 78.8 m
d. Jenis Tanah : Tanah Keras
e. Faktor Keutamaan : 1.4 (Tabel 1, SNI 03-1726-2002)
f. Faktor Reduksi Gempa : 5.5 (Ketentuan Gedung Tahan
Gempa SRPMM)
 . . ∗ .
g. Skala Faktor Gempa : = = 2.5
 .
h. Respon spektrum Gempa Rencana :

Gambar 4.3 Input data spectrum respon gempa rencana


= 0.001*36* 1040.8*42
= 599.50 kgm
4.1.4. Analisa Penulangan Pelat
- Analisa Penulangan Pelat Lantai Perhitungan Penulangan Tumpuan Arah x
Fungsional Lantai: Car Park Mu,tx = 599.50 kgm = 5995008 Nmm
Mutu beton, f’c K 350 = 29.05 Mpa
Mutu baja f’y BJ 40 = 400 Mpa
Tebal selimut beton ρ = 20 mm (Pasal 7.7.1SNI
2847:2013)
Diameter tulangan (Ø rencana) = 10 mm
Tebal Pelat, h = 120 mm
Tinggi efektif pelat arah x, dx = h-ρ-½ Ø
= 120-20-½*10
= 95 mm
Øon = εy/ε’c= (f’y/E)/0.003 = 0.6667
 
qmax = 0.85*β   = 0.85*0.85  
′  
= 0.325125
As,min = 0.0025*b*h ……….( SK SNI 15-1991-08,ps.3.6.12 )
= 0.0025*1000*120
= 300 mm2
=  = 
  
Rm
Gambar 4.7. Panel Pelat Lantai Car Park Ø ∗ ’ ∗  ∗ ² . ∗ . ∗  ∗  ²
= 0.02858
qu = 1040.8 kg/m2 Mengacu pada tabel perhitungan lentur dengan metode kekuatan nominal Rm
β = Ly/Lx = 4/4 =1 didapat,
dari Tabel 13.3.2 PBI’ 71 dengan kondisi seperti di atas, didapat nilai : δ = 0.0 diperoleh nilai q = 0.02975 < q max …….OK!!
M,lx = M, tx = 36 Øn = 23.29 > Øon ………OK!!
M,ly = M,ty = 36
Perhitungan Gaya Dalam Momen
Arah x, lapangan = Mu,lx = 0.001*M,lx*Qu*l2 Sehingga As analisa adalah,
= 0.001*36* 1040.8*42 As = q*b*d(f’c/f’y)
= 599.50 kgm = 0.02975*1000*95(29.05/400)
Tumpuan = Mu,tx = 0.001*M,tx*Qu*l2 = 205.26 mm2
= 0.001*36* 1040.8*42 Karena hasil dari As lebih kecil dari As,min maka untuk desain penulangan pelat
harus memakai As,min.
=
¼ π ∗ ² ∗ 
= 
¼ π ∗ ² ∗ 
= 599.50 kgm
Arah y, lapangan = Mu,ly = 0.001*M,ly*Qu*l2 S
,!"# $
= 0.001*36* 1040.8*42 = 261.67 mm
= 599.50 kgm Tulangan Pakai = D10 – 250 (As = 314 mm2).
Tumpuan = Mu,tx = 0.001*M,ty*Qu*l2
4.2.1. Analisa Perencanaan Balok Induk
a. Analisa Penulangan Lentur Balok
Momen yang digunakan untuk analisa penulangan balok menggunakan
kombinasi pembebanan yang terbesar pada ETABS.
Data Teknis Perencanaan :
Mutu Beton f’c = 29.05 MPa
Mutu Baja fy = 400 MPa
Lebar b = 400 mm
Tinggi h = 600 mm
Diameter Tulangan Pokok D = 19 mm
Diameter Tulangan Sengkang Ds = 10 mm
Selimut Beton ts = 40 mm
(Pasal 7.7.1 SNI 2847:2013)
Tebal Pelat t = 120 mm
Momen Tumpuan (Negatif) = -630.24 KNm
Momen Lapangan (Positif) = 260.75 KNm
Balok Tinjauan :
Lantai = LG-1
Location = 0.65 m (Tumpuan)
=4 m (Lapangan)
No. Balok = B217

Analisa Tulangan Tumpuan Balok


As = q . b . d (f’c/fy)
= 0.2529*400*540.5*(29.05/400)
= 3970.92 mm2
Gambar 4.11 Detail Penulangan Pelat Maka Tulangan Atas (Top)
15 D 19
As pakai = 4250.78 mm2 > As .....OK!
As’ = δ . As
= 0.6 * 3970.92
= 2382.55 mm2
Maka Tulangan Bawah (Bottom)
9 D 19
As pakai = 2550.47 mm2 > As’
.....OK!

4.2. Analisa Perencanaan Balok


Analisa Tulangan Lapangan Balok = 384.5 KN
As = q . b . d (f’c/fy) Vu ≤ Ø (Vc+Vs)
= 0.10519*400*540.5*(29.05/400) ≤ 0.75 ( 198.1+384.5)
= 1651.64 mm2 ≤ 436.98 KN OK!!!
Maka Tulangan Bawah (Bottom)
6 D 19
As pakai = 1700.31 mm2 > As .....OK!
As’ = δ . As
= 0.6 * 1651.64
= 990.99 mm2
Maka Tulangan Atas (Top)
4 D 19
As pakai = 1133.54 mm2 > As’ .....OK!

a. Analisa Penulangan Geser Balok


Gaya Geser yang digunakan untuk analisa penulangan geser balok menggunakan
kombinasi pembebanan yang terbesar pada ETABS dengan acuan pada kombinasi yang
digunakan untuk Perencanaan Gedung Tahan Gempa SRPMM.

Data Teknis Perencanaan :


Gaya Geser Vu = -411.54 KN
Balok Tinjauan : Gambar 4.12 Area Penulangan Geser Balok
Lantai = LG-1
Location = 1.19 m (Pasal 11.1.3.1) Analisa Penulangan Geser area d+Zona a (Vu ≥ ØVc)
No. Balok = B217 Jarak d+Zona a


= +, - −  /01213 + 56  9
½Ø78
Zona a
Analisa Tulangan Geser Balok   7
Cek Vu ≤ ØVn (Pasal 11.1.1) = 1420 mm
≤ Ø (Vc+Vs) = d + Zona a
Ø = 0.75 (Pasal 9.3.2.3) = 540.5 + 1420
Vc = 0.17 λ %&′' bw d (Pasal 11.2.1.1) = 1960.5 mm
λ = 1.0 (Pasal 8.6.1) ≈ 2000 mm
= 0.17*1*√29.05 *400*540.5 Tulangan Geser ØVs = Vu – ØVc
= 198096.9 N = 411.5 – 0.75*198.1
= 198.1 KN = 262.97 KN
Ø:; . .<
Vs = 0.33 %&′' bw d Jarak Sengkang s =
Ø7=
.> ?∗¼∗@∗ A B ∗ ∗ .
= 0.33 √29.05 *400 * 540.5 =
.>∗ C
= 384541 N = 96.81 mm
Maka Pakai Tulangan D10 – 90 Analisa Tulangan Torsi
1. Pemeriksaan Kebutuhan Tulangan Tors
Analisa Penulangan Geser Zona b (½ØVc ≤ Vu < ØVc) Cek : Apabila Tu ≥ Ø %& ′ '/20 ∑H  I
$:; .
Jarak Sengkang s = Maka Tulangan Torsi diperlukan.
DE
$?∗¼∗@∗ A B 
=

= 471 mm
smin = 250 mm
Maka Tulangan Pakai D10 – 250

Analisa Penulangan Geser Zona c (Vu < ½ØVc)


Maka Tulangan Pakai D10 – 250
b. Analisa Penulangan Torsi Balok
Gaya Torsi yang digunakan untuk analisa penulangan torsi balok menggunakan
hasil gaya torsi yang terbesar dari kombinasi pembebanan pada ETABS.
Data Teknis Perencanaan :
Mutu Beton f’c = 29.05 MPa
Mutu Baja fy = 400 MPa Gambar 4.13 Penamapang Persegi Gaya Torsi
Lebar b = 400 mm
Tinggi h = 600 mm 2. Hitung Momen Torsi Nominal (Tc) Badan Beton
Panjang Bentang Balok L = 8000 mm Cek : Tu ≥ ØTc
Diameter Tulangan Pokok D = 19 mm ≥ 22.28 KNm
Diameter Tulangan Sengkang Ds = 10 mm Maka Tulangan Torsi Diperlukan
Selimut Beton ts = 40 mm Ts = Tn – Tc
(Pasal 7.7.1 SNI 2847:2013) = 103.64 KNm
Tinggi Efektif Balok d = h – ts – Ds - ½D Cek : Ts ≥ 4Tc
= 600 – 40 – 10 - ½*19 ≥ 4*29.7
= 540.5 mm < 118.81 KNm
Tebal Pelat t = 120 mm Maka Penampang tidak perlu diperbesar
Gaya Torsi Tu = -100.01 KNm 3. Hitung Tulangan Geser Yang Diperlukan
Balok Tinjauan :
Lantai = LG-1 :; 7=
=
Location = 7.35 m =  <
No. Balok = B59 = 2.49
Gaya Geser Vu = -411.54 KN 4. Hitung Luasan Tulangan Memanjang
. = K ST  T
=+ J P − 2QR9  
Balok Tinjauan :
AL LM
Lantai = LG-1  K =
CNO
Location = 1.19 m (Pasal 11.1.3.1) = - 841.21 mm2
No. Balok = B217 Maka digunakan AL yang terbesar
AL = 2212.09 4.3. Analisa Perencanaan Kolom
Maka penulangan lentur lapangan setelah dianalisa gaya Torsi adalah: 3.3.1. Analisa Penulangan Lentur Kolom
:
As = U + QV Gaya Tekan dan Gaya Momen yang digunakan untuk analisa penulangan kolom

menggunakan hasil dari kombinasi pembebanan yang terbesar pada ETABS.
= 2204.67 mm2
Data Teknis Perencanaan :
Maka Tulangan Pakai
Beban Aksial Pu = -13803.18 KN
8 D 19 (As = 2267.08 mm2) Bottom
:
= U + QV′
Gaya Momen Mu = -1077.24 KNm
As’
Kolom Tinjauan :
= 1544.01 mm2 Lantai = LG-1
Maka Tulangan Pakai Location :
6 D 19 (As = 1700.31 mm2) Top Pu =0 m
:
Assisi = U Mu = 4.9 m

= 553.02 mm2 No. Kolom = C32
Maka Tulangan Pakai Analaisa Tulangan Lentur Kolom
3 D 16 (As = 602.88 mm2) Sisi-sisi Luas Penampang Agr =bh
= 1690000 mm2
Untuk menggunakan Grafik (Gambar 9.9 hal 183) diperlukan perhitungan:
W
Sumbu y =
∅ :YZ . ′8
= 0.509 > 1 OK!!!

et =
W
= 0.078 m
= 78.04 mm
et min = 15+0.03h
= 54 mm
W [
Sumbu x =, 6 .  O
∅ :YZ . ′8 \
= 0.031
Lebar Efektif Kolom d = h – ts – Ds - ½D
= 1300 – 40 – 10 - ½*19
= 1240.5 mm
d’ =h–d
= 59.5
d’/d = 0.1

Gambar 4.14 Detail Penulangan Balok Induk


Dari grafik diperoleh :
r = 0.001 (nilai minimum)
β = 1.2
ρ = 0.0012

Maka diperoleh As = ρ . Agr


= 4056 mm2
Tulangan Pakai per sisi Kolom :
Assisi = 0.25 . As
= 1014 mm2
Tulangan Pakai :
4 D19 (As= 1133.54 mm2)
3.3.2. Analisa Penulangan Geser Kolom
Gaya Geser yang digunakan untuk analisa penulangan geser kolom menggunakan
kombinasi pembebanan yang terbesar pada ETABS dengan acuan pada kombinasi yang
digunakan untuk Perencanaan Gedung Tahan Gempa SRPMM.

Data Teknis Perencanaan :


Mutu Beton f’c = 29.05 MPa
Mutu Baja fy = 400 MPa
Lebar b = 1300 mm
Tinggi h = 1300 mm
Diameter Tulangan Pokok D = 19 mm
Diameter Tulangan Sengkang Ds = 10 mm
Selimut Beton ts = 40 mm
(Pasal 7.7.1 SNI 2847:2013)
Tebal Pelat t = 120 mm
Gaya Geser Vu = -569.93 KN
Balok Tinjauan :
Lantai = Ground
Location : = 2.2 m
No. Kolom = C16

Gambar 4.18 Grafik hasil analisa kolom


Analisa Penulangan Geser Analisa Penulangan Geser Zona b (½ØVc ≤ Vu < ØVc)
Cek Vu ≤ ØVn (Pasal 11.1.1) Maka Tulangan Pakai D10 – 150
≤ Ø (Vc+Vs)
Ø = 0.75 (Pasal 9.3.2.3) Analisa Penulangan Geser Zona c (Vu < ½ØVc)
Vc = 0.17 λ %&′' bw d (Pasal 11.2.1.1) Maka Tulangan Pakai D10 – 150
λ = 1.0 (Pasal 8.6.1) 4.4. Analisa Perencanaan Join Balok Kolom
= 0.17*1*√29.05 *1300*1240.5 Analisa perencanaan join balok kolom dipengaruhi oleh momen dan gaya geser
= 1477618 N yang terdapat pada balok dan kolom, perencanaan ini bertujuan untuk menghindari
= 1477.6 KN keretakan pada join balok kolom pada saat terjadi gempa.
= 0.33 %&′' bw d
Data Perencanaan :
Vs Mutu Beton f’c = 29.05 MPa
= 0.33 √29.05 *1300 * 1240.5 Mutu Baja fy = 400 MPa
= 2868317 N Selimut Beton ts = 40 mm
= 2868.3 KN Kolom :
Vu ≤ Ø (Vc+Vs) Panjang l = 1300 mm
≤ 0.75 ( 1477.6 + 2868.3) Lebar b = 1300 mm
≤ 3259.45 KN OK!!! Tinggi h = 5500 mm
Analisa Penulangan Geser area d+Zona a (Vu ≥ ØVc) Tulangan Pakai = 4 D19
Aspakai = 1133.54 mm2
Cek : Vu ≥ ØVc Momen Mu = 1077.24 kNm
≥ 0.75*1477.6 Balok :
< 1108.2 KN Lebar b = 400 mm
Karena Vu < ØVc maka guanakan Jarak Tulangan Geser praktis/minimum yang Tinggi h = 600 mm
disesuaikan dengan SNI 2847:2013 (Pasal 21.3.5.2) Tentang Penulangan Geser Pada Tulangan Pakai As = 15 D19
Kolom SRPMM, yaitu : Aspakai = 4250.78 mm2
a. Delapan kali diameter tulangan terkeceil kolom As’ = 9 D19
= 8*19 mm Aspakai = 2550.47 mm2
= 152 mm Momen Mu = 630.24 kNm
b. 24 kali diameter tulangan geser = 24 . Ds Analisa Perhitungan Join Balok Kolom
]D D d
= ^_`_a bc`_^
= 24*10 mm
Lebar Join
= 240 mm 
c. Setengah dimensi penampang kolom terkecil = 850 mm
∑ 01213
=½b Mr =∑
 De210
= ½ * 1300 = 3.42
f
= bc`_^
= 650 mm
Geser Kolom Vkolom
d. 300 mm g^_`_a
Maka untuk jarak tulangan geser pakai jarak yang terpendek yaitu 150 mm, jadi untuk = 114.59 kN
tulangan geser kolom pakai D10 – 150 Tu = As . Ø . fy
= 2125387.5 N
= 2125.39 kN BAB V
Vu = Tu - Vkolom PENUTUP
= 2010.8 kN
7
ɣ = T
9.1. Kesimpulan
Dh \h %′8
TA Berdasarkan hasil dari analisa perhitungan dan perencanaan struktur gedung Lippo
= 2.65 < 12 Mixed Use Building Jember Icon di Jalan Gajah Mada No. 175 Jember yang direncanakan
Digunakan Sengkang dengan 4 kaki D13 sebagai gedung tahan gempa dengan metode struktur rangka peemikul momen menengah
Ash = ¼ π r2 n dengan wilayah gempa 3 dapat disimpulkan sebagai berikut:
= 530.66 mm2 9.1.1. Hasil Analisa Struktur Pelat
Diperoleh dari grafik Gambar 11.11 didapat: a. Mutu beton untuk pelat sebesar 29.05 MPa (K-350).
ρt = 0.25 % b. Pada pelat lantai dan atap memiliki ketebalan yang sama yaitu 120 mm.
i
ρtm = kl O nh A
c. Pelat lantai dan pelat atap dihitung dengan analisa two way slab.
j  .] d
klm nY d. Pelat lantai dan pelat atap menggunakan tulangan dan jarak sebesar D10-250.
= 0.002 9.1.2. Analisa Gempa
= 0.02 % a. Bangunan gedung berada pada kondisi tanah keras.
d = h – ts – Ds – ½ D b. Menggunakan 7 jenis kombinasi pembebanan pada ETABS.
= 1240.5 mm c. Pembebanan gempa menggunakan pembebanan gempa respon spectrum yaitu
d’ =h–d SPECX dan SPECY.
= 59.5 mm 9.1.3. Hasil Analisa Balok
i .D .]<o< ′ d
Jumlah Tulangan sengkang n = Oa a. Penulangan tumpuan balok induk 40/60 menggunakan tulangan tarik 15 D19 dan
:=\ tulangan tekan 9 D19, dan untuk penulangan lapangan setelah terkena analisa
= 5.9 ≈6 torsi menjadi tulangan tarik 8 D19, tulangan tekan 6 D19 dan tulangan ekstra
Jarak Sengkang s = (d-d’)/n sebesar 6 D19.
= 196.83 mm b. Penulangan tumpuan balok anak 30/60 menggunakan tulangan tarik 4 D16 dan
≈ 150 mm tulangan tekan 3 D16, dan untuk penulangan lapangan setelah terkena analisa
torsi menjadi tulangan tarik 3 D16, tulangan tekan 2 D16 dan tulangan ekstra
Kombinasi dari perencanaan tulangan lentur kolom dengan gaya geser, torsi dan join balok sebesar 2 D16.
kolom akan ditampilkan pada detail gambar berikut. c. Untuk penulangan geser balok induk 40/60 setelah dianalisa tulangan torsi
dibutuhkan untuk desain tulangan geser balok sebesar D10 – 90 pada tumpuan
dan D10 – 250 pada lapangan.
d. Untuk penulangan geser balok anak 30/60 karena tidak dibutuhkan tulangan torsi
maka digunakan tulangan geser minimum sebesar D10 – 250 pada tumpuan
maupun lapangan.
9.1.4. Hasil Analisa Kolom
a. Penulangan kolom dengan dimensi 130/130 dibutuhkan tulangan sebesar 16 D19.
b. Untuk penulangan geser kolom 130/130 dibutuhkan tulangan geser sebesar D10 –
150 yang disesuaikan dengan ketentuan Struktur rangka Pemikul Momen
Menengah pada SNI 2847:2013.
Gambar 4.19 Detail Penulangan Kolom
c. Pada hasil analisa perencanaan join balok kolom dibutuhkan tulangan sengkang DAFTAR PUSTAKA
tertutup satu kaki sebanyak 6 buah dengan jarak 150 mm.
9.2. Saran
Dari beberapa analisa yang sudah dilakukan oleh penulis maka terdapat beberapa Vis, W.C & K.,Gideon.1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta:
saran yang harus pembaca atau perencana selanjutnya pahami mengenai pembahasan Penerbit Erlangga.
perencanaan gedung Lippo Mixed Use Building Jember Icon, diantaranya perlu dilakukan
studi lebih lanjut mengenai aspek ekonomis struktur gedung dan studi lebih lanjut untuk Vis, W.C & K.,Gideon.1993. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang. Jakarta:
mendapatkan gedung yang tahan terhadap gaya gempa lebih maksimal. Karya tulis ini Penerbit Erlangga.
dapat dilanjutkan untuk mahasiswa yang sedang menempuh tugas akhir untuk dilakukan
analisa Rencana Anggaran Biaya, Struktur Pondasi, dan lain sebagainya. Priyono, Pujo. 1999. Struktur Beton I Jilid 1. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Priyono, Pujo. 1999. Struktur Beton I Jilid 2. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. 1971. Peraturan Beton Bertulang
Indonesia. Bandung: DPU.

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan Pemebebanan Untuk Rumah


dan Gedung. Jakarta:Yayasan Badan Penerbit PU.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Standart Perencanaan Gempa


Untuk Struktur Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk


Bangunan Gedung. Jakarta: BSN.

Anda mungkin juga menyukai