Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang banyak terjadi pada anak- anak diantaranya
seperti diare, rokok, TB Paru dan cacingan, dan lain sebagainya (Riskesdas,
2013). Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di
Indonesia, dan termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Indonesia ( Depkes,
2013).
Diare merupakan salah satu sumber masalah kesehatan di negara
berkembang, termasuk di Indonesia, karena tingkat kesakitan dan
kematiannya yang masih tinggi. Lebih dari 2,3 milyar kasus dan 1,5 juta anak
di bawah lima tahun meninggal karena diare, mencakup sekitar 16% seluruh
kematian anak di bawah lima tahun di seluruh dunia. Asia Tenggara
memberikan kontribusi besar, yaitu 38%. Di Indonesia, berdasarkan data
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, angka kematian karena diare
pada anak di bawah lima tahun sebesar 17,2% (Halim, 2015).
Diare adalah suatu keadaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari tiga kali sehari yang disertai dengan perubahan konsistensi
tinja menjadi lebih cair, dengan/tanpa darah dan dengan/tanpa lendir. Diare
menjadi penyebab kematian terbanyak nomor dua pada anak berusia di bawah
lima tahun dengan 1,5 juta anak meninggal tiap tahunnya. Diare juga
merupakan penyebab utama kejadian malnutrisi pada anak berusia di bawah
lima tahun (Rosari, dkk. 2011)
Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan
bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita diare
hingga separuh. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat
yang telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit
menular seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu burung,
bahkan disarankan untuk mencegah penularan influenza. Banyak pihak yang
telah memperkenalkan perilaku ini sebagai intervensi kesehatan yang sangat
mudah, sederhana dan dapat 4 dilakukan oleh mayoritas masyarakat
Indonesia. Berbagai survei di lapangan menunjukkan menurunnya angka
ketidakhadiran anak karena sakit yang disebabkan oleh penyakit-penyakit di
atas, setelah diintervensi dengan CTPS (Depkes RI, 2009).
Cuci tangan belum menjadi budaya yang dilakukan masyarakat luas di
Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang mencuci tangan
hanya dengan air sebelum makan, cuci tangan dengan sabun justru dilakukan
setelah makan. Oleh karena itu kebersihan tangan dengan mencuci tangan
perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal tersebut sering
disepelekan. Kebiasaan cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi harus
dibiasakan sejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk
memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus
mengajarkan pola hidup bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup efektif
dalam memberikan contoh terhadap orang yang lebih tua khususnya mencuci
tangan yang selama ini dianggap tidak penting (Batanoa, 2008).
Hal-hal tersebut diatas dapat dijadikan alasan mengapa perlu dilakukan
penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang
benar terhadap kejadian diare di SDN Inti 6 lolu Palu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat didapatkan rumusan masalah yaitu :
bagaimana tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci tangan yang
benar terhadap kejadian diare di SDN Inti 6 Lolu Palu?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci
tangan yang benar terhadap kejadian diare di SDN Inti 6 Lolu Palu.
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang teknik mencuci
tangan yang benar
b. untuk mengetahui kejadian diare di SDN Inti 6 Lolu Palu

D. Manfaat Penelitian

Anda mungkin juga menyukai