Retensio Plasenta
Retensio Plasenta
kematian maternal.1
terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer (perdarahan pasca persalinan dini)
nifas) terjadi setelah itu. Etiologi perdarahan postpartum ialah atonia uteri,
retensio plasenta, trauma jalan lahir, inversio uteri, ruptur uteri, dan gangguan
Panfin (1981) di Jawa Tengah didapatkan angka kejadian berkisar 0,22% dan
0
angka kejadian sebesar 3,06%. Pada tahun yang sama Santoso dkk mendapatkan
Tingginya angka kematian ibu karena banyak penderita yang dikirim dari
luar dengan keadaan umum yang sangat jelek dan anemis, dimana tindakan
1
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval dengan diameter 15-20 cm dan tebal
2-3 cm serta beratnya 500-600 gram. Umumnya plasenta akan terbentuk pada usia
ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas
korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berinsersi. Apabila
terdapat hubungan antara tali pusat dengan plasenta yang biasanya di tengah
disebut insersio sentralis, bila agak ke pinggir disebut inserio lateralis dan bila di
luar plasenta, dan berhubungan dengan plasenta melalui selaput janin disebut
insersio velamentosa.1
1. Bagian janin (fetal portion), terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili
Vili korialis
2
Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada dalam ruang
kelihatan licin.
2. Tali pusat, merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin,
panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1-2,5 cm). Terdiri
Fungsi Plasenta
dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari
ibu ke janin dan perkembangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran
darah ibu. 1, 4
3
Definisi
setelah janin lahir, dimana seharusnya plasenta lepas dalam 6 – 15 menit setelah
Angka Kejadian
penderita dengan perdarahan post partum, dari 8484 persalinan atau angka
kejadian 5,2 %. 5
Retensio plasenta 16 - 17 %
Sisa plasenta 23 - 24 %
Atonia Uteri 50 - 60 %
Patofisiologi
4
Secara alamiah pelepasan dan pengeluaran plasenta disebabkan oleh
kekuatan dari kontraksi dan retraksi uterus serta kekuatan mengejan dari ibu,
maka akan terjadi penciutan dari kavum uteri yang akan mengakibatkan plasenta
terlepas dari uterus sampai mencapai bagian proksimal vagina yang akan
Pada keadaan dimana kontraksi, retraksi serta pengejanan yang tidak baik,
maka plasenta tidak dapat terlepas dari dinding uterus atau apabila plasenta sudah
lepas dari dinding uterus tetapi tidak dapat dilahirkan, maka akan terjadi retensio
plasenta.6
kecacatan maka pada saat hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari janin
plasenta akan mengadakan implantasi yang luas serta menembus dinding uterus
lebih dari biasanya dan dapat mencapai zona desidua basalis atau lebih lagi
● Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta
mencapai/memasuki miometrium.
5
● Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus
disebabkan oleh konstriksi ostium uteri. Plasenta sudah lepas tetapi belum
keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
Atau karena adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat
Bila plasenta belum lepas sama sekali maka tidak akan terjadi perdarahan,
tapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan dan ini
keluar karena kandung kemih atau rektum penuh karena itu keduanya harus
dikosongkan. 4
Tabel 1. Gambaran dan Dugaan Penyebab Retensio Plasenta 9
Faktor Predisposisi
6
Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi terjadinya
1. Umur
2. Paritas
4. Umur kehamilan
6. Riwayat obstetrik
7. Implantasi plasenta
Manifestasi Klinik
tidak dapat berkontraksi serta retraksi dengan baik pada batas antara dua bagian
ibu, anemia, tekanan darah menurun disertai nadi yang cepat dan kecil bahkan
sulit diraba . 2
`
Diagnosis
yang belum lepas dalam waktu 30 menit atau lebih setelah berakhirnya kala II
7
a. Tes separasi untuk mengetahui apakah plasenta sudah lepas dari dinding
uterus atau belum. Test ini dilakukan dengan cara perasat Kustner,
implantasinya. 5,6
tali pusat, sedangkan tangan kiri menekan perut ibu di daerah atas simfisis.
Apabila tali pusat masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta belum
Apabila terasa getaran pada tali pusat berarti plasenta belum lepas, tetapi bila
tidak terasa getaran pada tali pusat berarti plasenta telah lepas dari dinding
uterus.
3. Perasat Klein, Penderita disuruh mengejan maka tali pusat akan turun ke
bawah. Apabila pengejanan dihentikan dan tali pusat masuk ke dalam vagina
Ketiga perasat ini dilakukan 6-15 menit setelah anak lahir dan setelah
Penatalaksanaan
Apabila plasenta belum lahir ½ - 1 jam setelah bayi lahir, apalagi bila
8
plasenta bisa dengan cara tarikan pada tali pusat, manual plasenta dan apabila
tidak berhasil dan terjadi perdarahan yang hebat maka sebaiknya dilakukan
histerektomi. 7
dengan jari-jari tangan kanan. Jika plasenta lepas, fundus uteri dipijat
secara hati-hati. Bila timbul kontraksi uterus, fundus uteri didorong secara
lepas akan bersamaan dengan tali pusat ditarik secara hati-hati untuk
melahirkan plasenta
kontraksi uterus. Tali pusat dipegang dekat vulva dengan tangan kiri
penolong, kemudian tangan kanan diletakkan di atas perut ibu yaitu di atas
depan rahim, kira-kira pada perbatasan segmen bawah dan badan rahim.
Dengan melakukan tekanan ke arah atas belakang, maka badan rahim akan
terangkat apabila plasenta sudah lepas, maka tali pusat tidak tertarik ke
arah vulva. Pada saat ini dilakukan tarikan ringan pada tali pusat untuk
9
bahwa plasenta tidak dapat dilahirkan seluruhnya, tapi sebagian masih
bila terjadi perdarahan sedang plasenta belum lahir. Uterus dipijat seperti
memeras air jeruk agar plasenta lepas dari implantasinya pada dinding
tidak lahir lengkap dan juga bahaya terjadinya inversio uteri. Cara ini
dapat juga menimbulkan rasa nyeri keras dan kemungkinan akan terjadi
syok.
dalam uterus dengan menelusuri tali pusat secara “obstetric hand” tangan
itu sampai pada plasenta dan mencari tepi plasenta, sedangkan tangan kiri
menahan fundus uteri dari luar agar fundus tidak naik ke atas. Plasenta
bahwa plasenta telah lepas dari dinding uterus, maka plasenta digenggam
dengan tangan yang berada dalam uterus dan setelah timbul kontraksi dari
10
Biasanya plasenta yang dilahirkan secara manual sering tidak lengkap
sehingga untuk mengeluarkan sisa plasenta perlu dilakukan tindakan kuretase dan
diharapkan sisa plasenta yang ada di dalam miometrium akan diserap. Apabila
tindakan ini gagal misalnya terjadi perdarahan yang hebat sebaiknya usaha untuk
Prognosis
Tergantung dari :
Komplikasi
1. Syok hipovolemik
2. Inversio uteri
11
Pencegahan
memimpin persalinan kala II dan kala III secara lege artis. Beberapa ahli
menganjurkan pemberian uterotonika secara rutin dengan alasan kala III menjadi
lebih pendek, darah yang keluar pada persalinan berkurang dan frekuensi terjadinya
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Ny. Q
Umur : 31 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku : Banjar
12
Alamat : Ds. Kahelaan km 23 RT 001 Kec. Sei Pinang
NO RMK : 30.04.12
II. Anamnesa
Sekitar jam 10.40 wita pasien melahirkan bayi perempuan dengan berat
plasenta manual oleh bidan sebanyak 3 kali, tapi tidak berhasil kemudian
pasien dirujuk oleh bidan ke rumah sakit. Terapi yang sudah diberikan
Riwayat Haid :
lama haid 1 minggu, tidak ada nyeri yang berlebihan selama haid.
13
Riwayat Perkawinan :
Penderita menikah 1 kali pada tahun 2002 (kurang lebih 13 tahun), usia
kawin 18 tahun.
Riwayat Obstetri :
P4A0 :
Riwayat KB :
Status Present :
Nadi = 80 kali/menit
RR = 18 kali/menit
T = 36,5 C
14
Kepala Leher : Tidak ada edema, konjungtiva anemis, sklera
Thoraks :
A : S1 dan S2 tunggal
P : Sonor/sonor
Status Ginekologi
15
RDW-CV 12,8 11.5-14,7 g/dl
MCV 96,2 80,0-97,0 fl
MCH 35,4 27,0-32,0 pg
MCHC 36,7 32,0-38,0 %
CT 4,30
BT 2,30
GDS 124 70-105 mg/dl
SGOT 38 0-46 U/l
SGPT 42 0-45 U/l
V. Diagnosis
Observasi
Sikap :
Pasang infus RL
Manual plasenta
Advis :
Follow up
S : Perdarahan (+)
O : TD=120/80 mmHg
N =89 kali/menit
16
RR= 20 kali/menit
T= 36,7oC
Drip oksitosin
Infus RL 20 tetes/menit
O : TD = 110/80
N = 78 kali/menit
RR = 20 kali/menit
T = 36,4o C
P : IVFD RL 20 tetes/menit
17
PEMBAHASAN
jam setelah anak lahir. Salah satu penyebab dari perdarahan postpartum adalah
retensio plasenta yaitu tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
jam melahirkan oleh karena plasenta belum lepas dan tampak menggantung di
depan vulva. Selain itu pada pemeriksaan fisik juga didapatkan perut tampak
menonjol oleh karena plasenta yang belum keluar dan fundus uteri teraba setinggi
pusat menandakan bayi sudah lahir dan fundus uteri tidak ikut tertarik pada saat
perenggangan tali pusat terkendali dan percobaan manual plasenta yang dilakukan
predisposisi retensio plasenta adalah multiparitas dimana pada pasien ini telah
empat kali melahirkan dan anak kedua meninggal dan terjadi retensio plasenta,
18
yang apabila penanganan kala III tersebut kurang baik akan mengakibatkan
mengeluarkan plasenta dan berhasil tetapi plasenta yang keluar belum lengkap
sehingga diberi drip oksitosin untuk memacu kontraksi uterus guna mengeluarkan
sisa plasenta. Karena curiga plasenta yang keluar belum lengkap maka dilakukan
kuretase.
untuk menggantikan elektrolit yang keluar bersama darah. Pasien juga diberikan
antibiotik ceftriaxon 2x1 gr untuk mencegah infeksi yang terjadi oleh karena
dilakukan sesuai dengan protap yang berlaku dan telah dilakukan kuretase guna
19
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus atas nama Ny. Q, usia 31 tahun datang
manual, pemberian infus dan antibiotik ceftriaxon serta drip oksitosin. Pada
20
DAFTAR PUSTAKA
Semarang. 1994
300.
188-189.
21
7. Suyono, et all . Abnormalitas Pada Kala III Persalinan. Dalam : Obstetri
181.
22