Referat Ome
Referat Ome
ANATOMI TELINGA
Struktur yang terganggu pada otitis media adalah bagian telinga
tengah. Dimana telinga tengah itu sendiri terdiri dari :
a) Batas Luar: Membran timpani
b) Batas Depan: Tuba eustachius
c) Batas Bawah: Vena Jugularis
d) Batas Belakang: Aditus ad Antrum, Kanalis fasialis pars vertikalis
e) Batas Atas: Tegmen Timpani
f) Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah yaitu kanalis
semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap
bundar, dan promontorium.1
Dari batas-batas tersebut maka terbentuklah suatu ruangan/kavitas
yang berisi tulang-tulang pendengaran/osikula auditiva yang terdiri dari
Maleus (yang bersentuhan dengan membrane timpani), Inkus, lalu Stapes
yang berlekatan dengan tingkap lonjong.1
Membran Timpani merupakan suatu bagian yang terdiri dari 2 lapis
yaitu pars flaksid dan pars tensa. Untuk pars. Flaksid ini berada di bagian
atas dan hanya terdiri dari 2 lapis yaitu lanjutan dari epitel kulit telinga dan
lapisan mukosa yang terletak dibagian dalam.Oleh karena lapisannya tipis,
maka daerah ini yang sering mengalami retraksi jika terjadi tekanan negatif
di telinga tengah.2
2.4. ETIOPATOGENESIS
Pada dasarnya otitis media efusi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
otitis media serosa dan otitis media mukoid. Apabila efusi tersebut encer
disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti lem
disebut otitis media mukoid.1
Otitis media serosa terutama terjadi akibat adanya transudat atau
plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian
besar terjadi perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media
mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari
kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, dan rongga mastoid. Faktor yang berperan utama dalam keadaan
ini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. Faktor lain yang dapat
berperan sebagai penyebab barotrauma, sinusitis, rinitis, defisiensi
imunologik atau metabolik. Keadaan alergik sering berperan sebagai faktor
tambahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah (efusi di telinga
tengah).1
Disfungsi tuba eustachius adalah prekursor yang utama. Jika tuba
eustachius tersumbat, maka akan tercipta keadaan vakum di dalam telinga
tengah. Sumbatan yang lama dapat mengarah pada peningkatan produksi
cairan yang semakin memperberat masalah. Gangguan pada tuba eustachius
yang membuat tuba eustachius tidak dapat membuka secara normal antara
lain berupa palatoskisis dan obstruksi tuba serta barotrauma.4
Palatoskisis dapat menyebabkan disfungsi tuba eustachius akibat
hilangya penambat otot tensor veli palatini. Pada palastokisis yang tidak
dikoreksi, otot menjadi terhambat dalam kontraksinya membuka tuba
eustachius pada saat menelan. Ketidakmampuan untuk membuka tuba ini
menyebabkan ventilasi telinga tengah tidak memadai, dan selanjutnya
terjadi peradangan.4
Obstruksi tuba eustachius dapat disebabkan oleh berbagai keadaan
termasuk peradangan, seperti nasofaringitis atau adenoitis. Obstruksi juga
disebabkan oleh tumor nasofaring. Bila suatu tumor nasofaring menyumbat
tuba eustachius, temuan klinis pertama dapat berupa cairan dalam telinga
tengah. Obstruksi dapat pula disebabkan oleh benda asing, misalnya tampon
posterior untuk pengobatan epistaksis, atau trauma mekanis akibat
adenoidektomi yang terlalu agresif sehingga terbentuk parut dan penutupan
tuba.10
Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan
yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau
menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Apabila
perbedaan tekanan mencapai 90 cmHg, maka otot yang normal aktivitasnya
tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di
rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler
mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah,
sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.1
Otitis media efusi dapat didahului dengan otitis media akut. Hal ini
disebabkan oleh sekresi cairan dari mukosa yang terinflamasi. Mukosa
telinga tengah tersensitisasi oleh paparan bakteri sebelumnya, dan melalui
reaksi alergi terus menerus memproduksi sekret. Tetapi otitis media dengan
efusi tidak harus selalu diawali dengan otitis media akut.3
2.5. DIAGNOSIS
Diagnosis otitis media efusi seringkali sulit ditegakkan karena
prosesnya sendiri yang kerap tidak bergejala, atau dikenal dengan silent
otitis media. Otitis media efusi sering tidak terdeteksi baik oleh orang
tuanya, guru, bahkan oleh anaknya sendiri. Selain dari anamnesis, terdapat
beberapa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis otitis media efusi.11,13
1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap dan teliti mengenai keluhan yang
dirasakan dan riwayat penyakit sebelumnya harus ditanyakan misalnya:
- Pendengaran berkurang atau terdengar suara sendiri lebih keras
- Telinga rasa seperti tertutup/penuh dan tidak nyaman
- Telinga berdengung(tinitus)
- Ada nyeri yang dirasakan atau tidak terasa nyeri pada telinga
- Pada anak-anak ditanyakan ada tidak gangguan bicara, penurunan
prestasi belajar dan masalah perilaku sejak akhir-akhir ini.
- Riwayat alergi
- Riwayat infeksi saluran napas bagian atas dan riwayat infeksi telinga
berulang.
- Riwayat dalam keluarga dengan sakit yang sama.
2. Pemeriksaan fisik
- Otoskopi
Diagnosis otitis media efusi terutama didasarkan pada
pemeriksaan membran timpani. Otoskopi yang tepat memerlukan
liang telinga yang bersih dan pencahayaan dan pembesaran yang
memadai. Pada kasus efusi mucoid, pemeriksaan otoskopi dapat
memperlihatkan membrane timpani opaque, translusen, warna
kusam dan tekstur tebal. Tekanan yang disebabkan oleh efusi di
telinga tengah dapat menyebabkan membrane timpani sedikit
menonjol. Pada efusi serosa kadang-kadang hanya mengisi sebagian
rongga timpani, ini memperlihatkan adanya air fluid level dan
gelembung udara yang terlihat melalui membran timpani.10,11,13
- Pneumatic otoscope
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai respon gendang telinga
terhadap perubahan tekanan udara. Gerakan gendang telinga yang
berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan
pemeriksaan ini. Kehadiran efusi di telinga tengah terdeteksi oleh
alat penumatic otoscope. Gelembung udara dibelakang membrane
timpani terlihat melalui pneumatic otoscope sebagai gelembung
udara yang bergerak dan merupakan tanda klasik efusi serosa.10,13
3. Pemeriksaan penunjang
- Impedance audiometry (tympanometry)
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur perubahan impedans
akustik sistem membran timpani telinga tengah melalui perubahan
tekanan udara telingaluar. Timpanogram tipe A merupakan
gambaran dimana tekanan telinga tengah kurang lebih sama dengan
tekanan atmosfer, timpanogram tipe B adalah gambaran datar tanpa
compliance dan timpanogram tipe C menunjukkan negative pressure
peak. Pada otitis media efusi, biasanya didapatkan timpanogram tipe
B.2,10,11
Gambar 5. Tipe-tipe timpanogram.18