Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
dalam setiap kali bernafas.

Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi,


kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai
dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian
mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan
segera untuk mengatasi masalah.

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan


tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga
sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal
tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode
pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana konsep dasar penyakit broncho pnemonia?

1.2.2 Bagaimana konsep dasar KDM Oksigenasi?

1.2.3 Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis stroke

non hemoragik?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui konsep dasar penyakit broncho pnemonia.

1.3.2 Mengetahui konsep dasar KDM Oksigenasi.

1.3.3 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis stroke

non hemoragik.
2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Oksigenasi

2.1.1 Definisi

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
dalam setiap kali bernafas.

Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem


respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan
O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat
menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien
dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal
keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar


pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari
atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi.
Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2,
metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

2.1.2 Anatomi Fisiolog

2.1.2.1Saluran Napas Atas

1) Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal, bagian eksternal menonjol
dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit,
yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi dengan membran
mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut
mukosa hidung, permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel
goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke
belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai
saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Hidung juga
berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
3

menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Hidung juga


bertanggung jawab terhadap olfaktori karena reseptor olfaktori
terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan
dengan pertambahan usia
2) Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring, Faring dibagi
menjadi tiga region: nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring). Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratorius dan digestif
3) Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea, laring sering disebut sebagai kotak
suara dan terdiri atas:
a) Epiglotis: daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah
laring selama menelan
b)Glotis: ostium antara pita suara dalam laring
c) Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
d) Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit
dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
e) Kartilago aritenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan
kartilago tiroid
f) Pita suara: ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya
vokalisasi, Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah
dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu
4) Trakea
Disebut juga batang tenggorokUjung trakea bercabang menjadi
dua bronkus yang disebut karina
4

2.1.2.2 Saluran Napas Bawah


1) Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris
kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Bronkus
lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus
lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus
segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki :
arteri, limfatik dan saraf
2) Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi
bronkiolusBronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang
memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus
untuk melapisi bagian dalam jalan napasBronkiolus Terminalis:
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan
silia)Bronkiolus respiratoriBronkiolus terminalis kemudian
menjadi bronkiolus respiratoriBronkiolus respiratori dianggap
sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan
udara pertukaran gasDuktus alveolar dan Sakus alveolar:
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus
alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli
3) Alveoli

Merupakan tempat pertukaran O dan CO Terdapat sekitar 300


juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2

4) Paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucutTerletak dalam
rongga dada atau toraksKedua paru dipisahkan oleh mediastinum
sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah
besarSetiap paru mempunyai apeks dan basisParu kanan lebih
5

besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobarisParu kiri


lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobusLobos-lobus tersebut
terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya.

5) Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis, Terbagi mejadi 2 yaitu: Pleura parietalis yaitu yang
melapisi rongga dada dan Pleura viseralis yaitu yang
menyelubingi setiap paru-paru. Diantara pleura terdapat rongga
pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan,
juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paruTekanan
dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
untuk mencegah kolap paru-paru.
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a) Menghirup udara (inpirasi) Inspirasi adalah terjadinya aliran
udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai
keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b) Menghembuskan udara (ekspirasi) Tidak banyak menggunakan
tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi
relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga
dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

2.1.3 Etiologi

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan


oksigenasi menurut NANDA (2013),yaitu :Hiperventilasi
1) Hipoventilasi
2) deformitas tulang dan dinding dada
6

3) Merokok dan nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer


dan koroner
4) cemasmenyebabkan metabolisme meningkat
5) Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
6) Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
7) Tempat kerja
8) Suhu lingkungan
9) Ketinggian tempat dan permukaan laut.

2.1.4 Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.


Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada
proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
7
8

2.1.5 Manisfestasi Klinis

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan


oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, nafas
pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi memanjang, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak
efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,


hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, sianosis, warna kulit
abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, sakit kepala ketika bangun,
abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen adalah:


1) Penurunan kesadaran
2) Hipoksia
3) Disorientasi
4) Gelisah

Dan kemungkinan komplikasi pada oksigenasi Obstruksi/sumbatan jalan nafas


atau gangguan pernafasan juga dapat mempengaruhi sistem organ lain terutama
sistem kardiovaskuler misalnya aritmia dan takhikardia.

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya

gangguan oksigenasi yaitu:

1. Pemeriksaan fungsi paru


Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
9

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler


alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing yang menghambat jalan nafas.
6. CT-SCAN
7. Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
2.1.8 Penatalaksanaan

1. Pemantauan Hemodinamika
2. Pengobatan bronkodilator
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal: nebulizer, kanul nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen
jika diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik
5. Fisoterapi dada

2.1.9 Manajemen Asuhan Keperawatan Oksigenasi

Dari seluruh dampak masalah di atas, maka diperlukan suatu asuhan

keperawatan yang komprehensif. Dengan demikian pola asuhan keperawatan yang

tepat adalah melalui proses perawatan yang dimulai dari pengkajian yang diambil

adalah merupakan respon pasien, baik respon biopsikososial maupun spiritual,

kemudian ditetapkan suatu rencana tindakan perawatan untuk menuntun tindakan

perawatan. Dan untuk menilai keadaan pasien, diperlukan suatu evaluasi yang

merujuk pada tujuan rencana perawatan pasien dengan stroke non hemoragik.
10

2.1.9.1 Pengkajian

Bersihan jalan nafas tidak efektif


1. Data Subjektif
1) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
2) Pasien mengeluh batuk tertahan
3) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
4) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2. Data Objektif
1) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
2) Terdapat bunyi nafas tambahan
3) Pasien tampak bernafas dengan mulut
4) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
5) Pasien tampak susah untuk batuk
Pola nafas tidak efektif
1. Data Subjektif
1) Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
2) Pasien mengatakan berat saat bernafas
2. Data Objektif
1) Irama nafas pasien tidak teratur
2) Orthopnea
3) Pernafasan disritmik
Gangguan pernafasan gas
1.Data Subjektif
1) Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
2) Pasien mengeluh susah tidur
3) Pasien merasa lelah
4) Pasien merasa gelisah
2. Data Objektif
1) Pasien tampak pucat
2) Pasien tampak gelisah
3) Perubahan pada nadi
4) Pasien tampak lelah
11

2.1.9.2 Diagnosa keperawatan

1. bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan sputum ditandai dengan
batuk produktif
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru
3. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penumpukan cairan dalam paru

rtonah, 2003)
12

3 RENCANA KEPERAWATAN

NO DIANGOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)


DX KEPERAWATAN DAN
KOLABORASI
1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan asuhan keperawatan
efektif selama 3x 24 jam klien menunjukkan: 1. Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret / R
1. Menunjukkan jalan nafas bersih
Pernafasan rochi, wheezing menunjukkan tertahannya secret
2. Suara nafas normal tanpa suara
tambahan obstruksi jalan nafas
3. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
2. Berikan air minum hangat / R Membantu mengencerkan secret
3. Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler / R
Memudahkan pasien untuk bernafas
4. Sarankan keluarga agar tidak memakaikan pakaian ketat kepada
pasien / R Pakaian yang ketat menyulitkan pasien untuk bernafas
5. Kolaborasi penggunaan nebulizer / R Kelembapan mempermudah
pengeluaran dan mencegah pembentukan mucus tebal pada bronkus
dan membantu pernafasan

2 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Asuhan keperawatan 1. Kaji frekuensi pernafasan pasien / R Mengetahui frekuensi
selama 3 x 24jam:
pernafasan paasien
1. Menunjukkkan pola nafas efektif
2. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. / R Duduk tinggi
dengan frekuensi nafas 16-20
memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan pernafasan
kali/menit dan irama teratur
13

2. Mampu menunjukkan perilaku 3. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar / R dapat
peningkatan fungsi paru memberikan pengetahuan pada pasien tentang teknik bernafas
4. Kolaborasikan dalam pemberian oksigen sesuai kebutuhan / R
Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki pola
nafas

3 Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret / R
selama 2 X 24 jam diharapkan pertukaran Untuk mengindikasi akumulasi sekret/ketidakmampuan
gas dapat dipertahankan dengan kriteria membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan
hasil : kerja pernapasan meningkat.
1. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan 2. Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler/ R
oksigenasi jaringan Memudahkan pasien untuk bernafas
2. Tidak ada sianosis 3. Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan
/R untuk Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.
4. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar / R dapat
memberikan pengetahuan pada pasien tentang teknik bernafas
14

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Anamnesa
Pengkajian Tanggal 30 oktober 2017 Pukul 14.00 WIB
1. Identitas pasien
Nama Klien : An. O
TTL : Palangka raya, 1 Desember 2017
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum tamat SD
Alamat : Jl. A. Yani no 21
Diagnosa medis : Bronkopneumonia
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. N
TTL : Bukit Liti,27 Juli 1976
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : S-1 sejarah
Pekerjaan : Honorer
Alamat : Jl. A. Yani no 21
Hubungan keluarga : Ibu kandung

3. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan : “anak saya batuk dan kadang sesak nafas ”

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari senin, 30 oktober 2017 Ny.N mengatakan anaknya demam
di sertai batuk dan sesak nafas, Ny.N dan suami segera membawa
klien kerumah RSUD Dr.Doris Sylvanus.Di IGD pasien diberikan
15

½
tindakan pemasangan infus dengan cairan Wida D5 NS 15 tpm,
inj.paracetamol 3x175 mg, inj.piracetam 3x200 mg, pemberian O2
nasal 2-3 lpm. Lalu setelah itu dibawa ke ruang Flamboyan dengan
pemberian terapi sesuai prosedur.
b. Riwayat kesehatan lalu
(1) Riwayat prenatal : ibu klien tidak pernah mengeluh
selain mual-mual
(2) Riwayat natal : Ibu melahirkan An. O dibantu
oleh bidan kampung , umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal
dan bayi langsung menangis ketika lahir dengan berat 2,7 kg
dengan panjang 50 cm.
(3) Riwayat postnatal : Baik, tidak ada gangguan setelah
lahir
(4) Penyakit sebelumnya : Batuk, pilek, dan demam
(5) Imunisasi : Tidak lengkap

Jenis BCG DPT Polio Campak Hepatitis TT


Usia - 1 bln 5 bln - 2 bln 1bln

(6) Riwayat kesehatan keluarga


Orang tua pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan
keluarga.

(7) Susunan genograni 3 (tiga) generasi


16

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Pasien

3.2 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
Kesadaran compos menthis, pasien hanya tampak berbaring terpasangan
cairan infus Wida D5 ½ NS 15 tpm di tangan kanan
2. Tanda vital
Tekanan darah : .........................mmhg
Nadi : 103 x/mnt
Suhu : 36,3oC
Respirasi : 34 ‘ x/mnt
3. Kepala dan wajah
a. Ubun-ubun
Menutup (  ) Ya ( - ) Tidak
Keadaan ( - ) cembung ( - ) cekung (
 ) lain,lain datar
Kelainan ( - ) Hidrocefalus ( - ) Microcephalus
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
b. Rambut
Warna : Hitam
Keadaan : Rontok ( - ) Ya ( ) Tidak
Mudah dicabut ( - ) Ya ( )
Tidak
Kusam ( ) Ya ( - ) Tidak
Lain-lain : Tidak ada ....................................................................................................
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : bersih, tidak ada lesi
Peradangan/benjolan : ( - )Ada, sebutkan ...........................................................
( ) Tidak .......................................................................
Lain-lain : Tidak ada ........................................................................
d. Mata
Bentuk : ( ) simetris ( - ) tidak
17

Conjungtiva : Pucat
Skelera : Putih
Reflek pupil : Isokor
Oedem Palpebra : ( - ) Ya (  ) tidak
Ketajaman penglihatan : Baik
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
e. Telinga
Bentuk : ( ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada ( ) tidak
Peradangan : ( ) Ada ( ) tidak
Ketajaman pendengaran : pasien dapat menuruti ketika diminta
menahan tangan nya
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
f. Hidung
Bentuk : ( ) Simetris ( - ) tidak
Serumen/secret : ( - )Ada (  ) tidak
2
Pasase udara : ( - ) terpasang O .....liter ( ) tidak
Fungsi penciuman : ..........................................................................................
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
g. Mulut
Bibir : intak ( - ) ya ( ) tidak
Stanosis ( - ) ya ( ) tidak
Keadaan (  ) kering ( - ) lembab
Palatum ( ) keras ( - ) lunak

h. Gigi
Carries ( - ) ya, sebutkan ( ) tidak
Jumlah gigi : 24
Lain-lain : Tidak ada ........................................................................
4. Leher dan tengorokan
Bentuk : Simetris
Reflek menelan : Sakit ketika menelan
Pembesaran tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada vena jugularis
Benjolan : Tidak ada benjolan
Peradangan : Tidak ada peradangan

Lain-lain : Tidak ada


5. Dada
Bentuk : ( ) simetris ( - ) tidak
Retraksi dada : ( - ) ada ( ) tidak
18

Bunyi nafas : vesikuler


Tipe pernafasan : dada
Bunyi jantung : lup dup
Iktus cordis : tidak terlihat
Bunyi tambahan : whezing dan ronkhi
Nyeri dada : tidak ada
Keadaan payudara : simetris
Lain-lain : tidak ada
6. Punggung
Bentuk : ( ) simetris ( - ) tidak
Peradangan : ( - ) ada, sebutkan ............................................................
Benjolan : ( - ) ada, sebutkan ...........................................................
Lain-lain : Tidak ada ........................................................................
7. Abdomen
Bentuk : (  ) simetris ( - ) tidak
Bising usus : 9x/menit
Asites : ( - ) ada ( ) tidak
Massa : ( - ) ada, sebutkan ............................................................
Hepatomegali : ( - ) ada (  )
tidak
Spenomegali : ( - ) ada ( ) tidak
Nyeri : ( - ) ada, sebutkan ...........................................................
Lain-lain : Tidak ada .........................................................................
8. Ektremitas
Bentuk : simetris
Oedem ................................................................................................................................ : ( -
Sianosis : ( - ) ada, sebutkan (  ) tidak
Clubbing finger : ( - ) ada (  ) tidak
Keadaan kulit/turgor : kering / cukup
Lain-lain :kekakuan atau stiffness
9. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan : bersih
Keadaan testis : ( ) lengkap ( - ) tidak
Hipospadia : ( - ) ada ( ) tidak
Epispadia : ( - ) ada ( ) tidak
Lain-lain : Tidak ada .........................................................................
b. Perempuan
Kebersihan : ..........................................................................................
Keadaan labia : ( ) lengkap ( ) tidak
Peradangan/ benjolan : ..........................................................................................
19

Menorhage : Usia .........................................................................


Siklus ......................................................................
Lain-lain : ..........................................................................................

3.3 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Gizi : Gizi baik, Asi Eksklusif berat badan 7 kg


2. Kemandirian dalam bergaul : Anak mampu menunjukan Ekspresi
tertentu kepada orang asing yan belum di temuinya.
3. Motorik halus : Anak mulai menjangkau benda sekitar
4. Motorik kasar : Anak mulai membolak balik badan.
5. Kognitif dan bahasa: : Anak belum bisa berbicara
6. Psikososial : Anak tampak selalu dekat dengan ibunya

1.4 Pola Aktifitas Sehari-Hari


No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
I Nutrisi
a. Frekuensi 3 x sehari 4 x sehari
b. Nafsu makan/selera Normal per 6 jam

c. Jenis makanan Bubur Sun Bubur Sun


Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 2 x sehari 3-4 x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
b. BAK
Frekuensi 2 x sehari 2 x sehari
Konsistensi jernih jernih
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam - 2 jam
b. Malam/ jam 10 jam 3-4 jam
4 Personal hygiene
a. Mandi 2 x sehari Di LAP 2x/
b. Oral hygiene 2 x sehari hari
20

1.5 Data Penunjang


1. Hasil laboratorium tanggal 16 Januari 2016
No. Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
1. WBC 5.03 x 10^3/Ul 4.00 – 10.00 normal
2. RBC 4.24 x 10^6/Ul 3.50 – 5.50 Normal
3. HGB 12.3 g/Dl 11.0 – 16.0 Normal
4. PLT 160 x 10^3/Ul 150 – 400 Normal

1.6 Penatalaksanaan Medis


No. Terapi Dosis Rute Indikasi
1. Wida D5 ½ NS 15 tpm IV Cairan elektrolit
2. Inj. 2 x 750 IV Antibiotik
Ceftriaxone mg
3. Inj. Piracetam 3 x 200 IV Untuk penderita infark serebral.
mg
4. Inj. 1 x 750 IM kelompok aminoglycoside,
Sterptomisin mg Untuk mengobati tuberculosis
(TB) dan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri
tertentu.

Palangka Raya,
30 Oktober 2017
Mahasiswa

( Heru Hasby )
21

ANALISA DATA

DATA SUBYEKTIF DAN


KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
DATA OBYEKTIF
DS : Ibu pasien mengatakan : Akumulasi Secret di Bronkus Akumulasi Secret
Bersihan Jalan Nafas Tidak di Bronkus
“anak saya batuk dan kadang di
Efektif Bersihan Jalan
sertai sesak nafas” 1. Gangguan mobilitas fisik Nafas Tidak
Efektif
DO : berhubungan dengan
2. Gangguan
1. Klien batuk (+) penurunan kekuatan otot.
mobilitas fisik
2. Suara nafas tambahan
berhubungan
wheezing dan Ronkhi
dengan
3. RR = 33x/Menit
penurunan
kekuatan otot.

DS : Ibu pasien mengatakan : Kurang pengetahuan Defisit perawatan


“Anak saya mandi hanya di lap diri
saja”
DO :
1. Badan klien terlihat
kering
2. Dilipatan tangan
klienterlihat sedikit hitam
3. Tercium bau saat
berkeringat
22

PRIORITAS MASALAH

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Akumulasi Secret di


Bronkus
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • 1DEFENISI
    1DEFENISI
    Dokumen12 halaman
    1DEFENISI
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii PDF
    Bab Ii PDF
    Dokumen12 halaman
    Bab Ii PDF
    Ervinda Rivantyas P
    Belum ada peringkat
  • Materi 2
    Materi 2
    Dokumen3 halaman
    Materi 2
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Seminar
    Seminar
    Dokumen21 halaman
    Seminar
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi
    Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi
    Dokumen6 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Materi 1
    Materi 1
    Dokumen3 halaman
    Materi 1
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • 10 - Daftar Pustaka
    10 - Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    10 - Daftar Pustaka
    RimaTresnawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • BAB I Yg Baru
    BAB I Yg Baru
    Dokumen13 halaman
    BAB I Yg Baru
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Materi 1
    Materi 1
    Dokumen3 halaman
    Materi 1
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Makalah Imunisasi DPT
    Makalah Imunisasi DPT
    Dokumen73 halaman
    Makalah Imunisasi DPT
    Dian Anggi Anggriani
    Belum ada peringkat
  • Untuk Tuan Putri
    Untuk Tuan Putri
    Dokumen3 halaman
    Untuk Tuan Putri
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Askep 1
    Askep 1
    Dokumen9 halaman
    Askep 1
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
    Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
    Dokumen12 halaman
    Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • G
    G
    Dokumen1 halaman
    G
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Studi Kasus
    Studi Kasus
    Dokumen43 halaman
    Studi Kasus
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Fisiologi Mata
    Anatomi Fisiologi Mata
    Dokumen3 halaman
    Anatomi Fisiologi Mata
    azmifalah
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen2 halaman
    Soal
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Lidah
    Lidah
    Dokumen3 halaman
    Lidah
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Macam-Macam Obat Dan Tujuan Penggunaannya
    Macam-Macam Obat Dan Tujuan Penggunaannya
    Dokumen2 halaman
    Macam-Macam Obat Dan Tujuan Penggunaannya
    Sri Nowo Minarti
    Belum ada peringkat
  • Eritema Multiformis
    Eritema Multiformis
    Dokumen2 halaman
    Eritema Multiformis
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Lidah
    Lidah
    Dokumen3 halaman
    Lidah
    Ulquiorra Chiffer
    Belum ada peringkat
  • Struktur Anatomi
    Struktur Anatomi
    Dokumen4 halaman
    Struktur Anatomi
    Alvin Ilmiah
    Belum ada peringkat