BAB I
PENDAHULUAN
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
dalam setiap kali bernafas.
1.2.3 Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis stroke
non hemoragik?
1.3 Tujuan
1.3.3 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis stroke
non hemoragik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
dalam setiap kali bernafas.
1) Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal, bagian eksternal menonjol
dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit,
yang disebut septum. Rongga hidung dilapisi dengan membran
mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut
mukosa hidung, permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel
goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke
belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai
saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Hidung juga
berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
3
4) Paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucutTerletak dalam
rongga dada atau toraksKedua paru dipisahkan oleh mediastinum
sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah
besarSetiap paru mempunyai apeks dan basisParu kanan lebih
5
5) Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis, Terbagi mejadi 2 yaitu: Pleura parietalis yaitu yang
melapisi rongga dada dan Pleura viseralis yaitu yang
menyelubingi setiap paru-paru. Diantara pleura terdapat rongga
pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan,
juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paruTekanan
dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
untuk mencegah kolap paru-paru.
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a) Menghirup udara (inpirasi) Inspirasi adalah terjadinya aliran
udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai
keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b) Menghembuskan udara (ekspirasi) Tidak banyak menggunakan
tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi
relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga
dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Patofisiologi
2.1.6 Komplikasi
1. Pemantauan Hemodinamika
2. Pengobatan bronkodilator
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal: nebulizer, kanul nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen
jika diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik
5. Fisoterapi dada
tepat adalah melalui proses perawatan yang dimulai dari pengkajian yang diambil
perawatan. Dan untuk menilai keadaan pasien, diperlukan suatu evaluasi yang
merujuk pada tujuan rencana perawatan pasien dengan stroke non hemoragik.
10
2.1.9.1 Pengkajian
1. bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan sputum ditandai dengan
batuk produktif
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru
3. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penumpukan cairan dalam paru
rtonah, 2003)
12
3 RENCANA KEPERAWATAN
2 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Asuhan keperawatan 1. Kaji frekuensi pernafasan pasien / R Mengetahui frekuensi
selama 3 x 24jam:
pernafasan paasien
1. Menunjukkkan pola nafas efektif
2. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. / R Duduk tinggi
dengan frekuensi nafas 16-20
memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan pernafasan
kali/menit dan irama teratur
13
2. Mampu menunjukkan perilaku 3. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar / R dapat
peningkatan fungsi paru memberikan pengetahuan pada pasien tentang teknik bernafas
4. Kolaborasikan dalam pemberian oksigen sesuai kebutuhan / R
Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki pola
nafas
3 Gangguan Pertukaran Gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret / R
selama 2 X 24 jam diharapkan pertukaran Untuk mengindikasi akumulasi sekret/ketidakmampuan
gas dapat dipertahankan dengan kriteria membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan
hasil : kerja pernapasan meningkat.
1. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan 2. Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler/ R
oksigenasi jaringan Memudahkan pasien untuk bernafas
2. Tidak ada sianosis 3. Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan
/R untuk Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.
4. Ajarkan teknik bernafas dan relaksasi yang benar / R dapat
memberikan pengetahuan pada pasien tentang teknik bernafas
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Anamnesa
Pengkajian Tanggal 30 oktober 2017 Pukul 14.00 WIB
1. Identitas pasien
Nama Klien : An. O
TTL : Palangka raya, 1 Desember 2017
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum tamat SD
Alamat : Jl. A. Yani no 21
Diagnosa medis : Bronkopneumonia
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. N
TTL : Bukit Liti,27 Juli 1976
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : S-1 sejarah
Pekerjaan : Honorer
Alamat : Jl. A. Yani no 21
Hubungan keluarga : Ibu kandung
3. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan : “anak saya batuk dan kadang sesak nafas ”
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari senin, 30 oktober 2017 Ny.N mengatakan anaknya demam
di sertai batuk dan sesak nafas, Ny.N dan suami segera membawa
klien kerumah RSUD Dr.Doris Sylvanus.Di IGD pasien diberikan
15
½
tindakan pemasangan infus dengan cairan Wida D5 NS 15 tpm,
inj.paracetamol 3x175 mg, inj.piracetam 3x200 mg, pemberian O2
nasal 2-3 lpm. Lalu setelah itu dibawa ke ruang Flamboyan dengan
pemberian terapi sesuai prosedur.
b. Riwayat kesehatan lalu
(1) Riwayat prenatal : ibu klien tidak pernah mengeluh
selain mual-mual
(2) Riwayat natal : Ibu melahirkan An. O dibantu
oleh bidan kampung , umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal
dan bayi langsung menangis ketika lahir dengan berat 2,7 kg
dengan panjang 50 cm.
(3) Riwayat postnatal : Baik, tidak ada gangguan setelah
lahir
(4) Penyakit sebelumnya : Batuk, pilek, dan demam
(5) Imunisasi : Tidak lengkap
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Pasien
Conjungtiva : Pucat
Skelera : Putih
Reflek pupil : Isokor
Oedem Palpebra : ( - ) Ya ( ) tidak
Ketajaman penglihatan : Baik
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
e. Telinga
Bentuk : ( ) Simetris ( ) tidak
Serumen/secret : ( ) Ada ( ) tidak
Peradangan : ( ) Ada ( ) tidak
Ketajaman pendengaran : pasien dapat menuruti ketika diminta
menahan tangan nya
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
f. Hidung
Bentuk : ( ) Simetris ( - ) tidak
Serumen/secret : ( - )Ada ( ) tidak
2
Pasase udara : ( - ) terpasang O .....liter ( ) tidak
Fungsi penciuman : ..........................................................................................
Lain-lain : Tidak ada ...................................................................................................
g. Mulut
Bibir : intak ( - ) ya ( ) tidak
Stanosis ( - ) ya ( ) tidak
Keadaan ( ) kering ( - ) lembab
Palatum ( ) keras ( - ) lunak
h. Gigi
Carries ( - ) ya, sebutkan ( ) tidak
Jumlah gigi : 24
Lain-lain : Tidak ada ........................................................................
4. Leher dan tengorokan
Bentuk : Simetris
Reflek menelan : Sakit ketika menelan
Pembesaran tonsil : Tidak ada pembesaran tonsil
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada vena jugularis
Benjolan : Tidak ada benjolan
Peradangan : Tidak ada peradangan
Palangka Raya,
30 Oktober 2017
Mahasiswa
( Heru Hasby )
21
ANALISA DATA
PRIORITAS MASALAH