Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
A. Ringkasan
Fungsi distribusi untuk partikel-partikel yang tidak mematuhi larangan pauli
seperti foton (yang dibahas), partikel alpha, atom helium disebut distribusi Bose-Einstein.
Radiasi elektromagnetik yang berada dalam suatu ruang tertutup (kotak) bertemperatur
tetap dapat dianalogikan sebagai suatu sistem foton-foton dengan berbagai nilai energi.
Foton-foton dalam kotak berkelakuan sebagai boson dan dapat diasumsikan bahwa suatu
gas foton yang akan memiliki distribusi energi yang diberikan oleh statistik Bose -
Einstein. Dengan distribusi B-E dapat ditentukan ungkapan hukum pergeseran Wien,
persamaan energi radiasi, persamaan Stefan-Boltzmann dan nilai dari konstanta Stefan-
Boltzmann.
B. Pendahuluan
Fungsi distribusi bagi sistem partikel tidak terbedahkan dalam ranah fisika
kuantum berbeda dari yang dalam ranah fisika klasik. Mengingat sistem kuantum
berprilaku tidak lazim, fungsi distribusi bagi sistem partikel yang mematuhi azas larangan
pauli (elektron misalnya) haruslah kita bedakan dari sistem partikel yang tidak mematuhi
azas ini. Partikel-partikel yang tidak mematuhi asas larangan pauli adalah yang memiliki
spin bulat (0,1,2, … dalam satuan ħ) yang secara kolektif disebut boson. Fungsi distribusi
bagi sistem boson disebut distribusi Bose-Einstein. Bentuknya adalah sebagai berikut:
f (E) 1
Ae E /kT 1
Bose Einstein
1 . 1 keadaan
n
estela keadaan pertama adalah g s 1 n !. Jadi banyaknya cara menempatkan n s
s
sistem diantara gs keadaan adalah
g s g s 1 n !
s
Ingat bahwa sistemnya tak terbedakan, sehingga banyaknya susunan yang berbeda ws
dari sistem dengan jumlah pita s adalah :
g g s 1 n !
ws
s s
(1)
gs ! ns !
Penyusunan sistem dalam suatu pita tak bergantung pada penyusunan sistem lain dalam
pita yang lain. Tetapi kita dapat menyatukan susunan-susunan tersebut untuk membentuk
assembly, dengan bobot W yang konfiguarasinya merupakan perkalian jumlah susunan berbeda dari
masing-masing sistem. Jadi
W ws
s
g s 1 ns !
W
(2)
s g s 1!ns !
1
Seperti halnya dalam statistik Maxwell-Bolzmann, konfigurasi dengan peluang terbesar
dapat ditentukan dengan mencari nilai ns yang memberikan nilai maksimum untuk W. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengali tak tentu Lagrange
log W
s dns 0
s
ns
Oleh karena pada nilai maksimum persamaan di atas tetap berlaku untuk semua
nilai dns yang kecil, maka nilai yang ada dalam tanda kurung harus sama dengan nol
untuk setiap harga s . Jadi
log W 0 (3)
s
ns
Kita asumsikan bahwa nilia g s ! dan ns ! cukup besar untuk memungkinkan kita
menggunakan pendekatan Striling, sehingga log W dapat ditulis
log W log ws
s s s s s s s s s
g 1 n log g n g 1 log g n log n
1 1
s
Dari persamaan di atas diperoleh
log W
log g s 1 ns log ns
ns
Oleh karena gs dan ns jauh lebih besar dari pada satu, maka :
log log s n
W g (4)
n
s
ns s
Substitusi persamaan 4 ke dalam persamaan 3 diperoleh
s n s 0 (5)
g
s
log n
s
gs e 1 s
n
s
Jadi (6)
ns gs
2. Gas Bose-Einstein
Jika molekul gas yang dibicarakan memiliki momentum sudut dalam satuan h /
2 maka gas tersebut dikategorikan sebagai boson dan memenuhi aturan statistik
2
Bose-Einstein. Distribusi molekul gas terhadap pita-pita energi dengan harga bervariasi
memenuhi persamaan 6.
Oleh karena setiap keadaan yang diizinkan berada dalam volume h3 pada ruang
fase, maka bobot suatu pita yang berada dalam volume d dalam ruang fase
d
g h 3
Jumlah keadaan energi yang tersedia dalam interval energi dan d dalam ruang
dengan volume V adalah
g d 2 2m 3 / 2 31 / 2 d
V h
dimana g menyatakan rapat keadaan.
Jumlah molekul yang memiliki energi dalam interval dan d dalam ruang
dengan volume V adalah
n d 1 2 2m 3 / 2 1 / 2 d V
h3
1 exp / kT 1
A
Nilai A dalam persamaan di atas dapat dicari melalui hubungan
0
n d N
(http://hmjfisikauinalauddin.files.wordpress.com)
3. Radiasi Benda Hitam
Teori tentang radiasi benda hitam menandai awal lahirnya mekanika kuantum dan fisika modern.
Benda hitam merupakan penyerap sekaligus pemancar kalor terbaik. Benda hitam dapat dianalogikan
sebagai kotak yang berisi gas foton. Jumlah foton dalam kotak tidak selalu konstan. Ada kalanya foton
diserap oleh atom-atom yang berada di dinding kotak dan sebaliknya atom-atom di dinding kotak dapat
memancarkan foton ke dalam ruang kotak. Karena jumlah foton yang tidak konstan ini maka faktor Bose -
1
.
Einstein untuk gas foton adalah e E / kT 1 yang diperoleh dengan menggunakan
Foton adalah kuantum gelombang elektromagnetik. Ekstensi foton
direspresentasikan oleh keberadaan gelombang berdiri dalam kotak. Karena gelombang
elektromagnetik memiliki dua kemungkinan arah osilasi (polarisasi) yang saling bebas,
maka kerapatan keadaan foton dalam kotak merupakan dua kali kerapatan gelombang
stasioner, yaitu :
gd 8 d (7)
4
Dengan demikian, jumlah foton dengan panjang gelombang antara sampai
adalah
3
nd gd (8)
e E / kT 1
Karena energi satu foton adalah maka energi foton yang memiliki panjang
gelombang antara sampai adalah
Ed hc nd 8h d (9)
c
5 e E / kT 1
(Mikrajuddin, 120)
4. Hukum Pergeseran Wien
(Mikrajuddin, 121)
Gambar di atas adalah plot E(λ) sebagai fungsi λ pada berbagai suhu. Tampak
bahwa E(λ) mula-mula naik, kemudian turun setelah mencapai nilai maksimum pada
panjang gelombang λm. λm dapat ditentukan dengan mendiferensialkan E(λ) terhadap λ
dan menyamankan λ dengan λm, atau
dE 0 (10)
d m
Berdasarkan persamaan 9 maka
E 8h 1 (11)
c
5 hc
kT e 1
Untuk memudahkan diferensiasi persamaan 11 kita misalkan x = λkT/hc. Dengan
permisalan tersebut maka kita dapat menulis
kT 5 1
E 8hc (12)
hc x5 e1 / x 1
dE dE dx kT dE kT kT 5 d 1
8hc (13)
d dx d hc dx hc hc
dx x5 e
1/ x 1
4
Agar terpenuhi dE/dλ = 0 maka pada persamaan 13 harus terpenuhi
d 1
0 (14)
5
dx x e1 / x 1
Jika dilakukan diferensial secara seksama akan didapatkan hubungan berikut ini
Dengan menggunakan nilai konstanta k= 1,38 x 10-23 J/K, h = 6,625 x 10-34 Js, dan c = 3
x108 m/s maka
-3 (17)
λm T= 2,8 x 10 mK
Persamaan 17 tidak lain dari pada ungkapan hukum pergeseran Wien. Hukum ini
menjelaskan hubungan antara suhu benda dengan gelombang dengan intensitas
maksimum yang dipancarkan benda tersebut. Makin tinggi suhu benda maka makin
pendek gelombang yang dipancarkan benda tersebut, atau warna benda bergeser kea rah
biru. Ketika pandai besi memanaskan logam maka warna logam berubah secara terus
menerus dari semula merah, kuning, hijau dan selanjutnya ke biru-biruan. Ini akibat suhu
benda yang semakin tinggi.
Hukum pergeseran Wein telah dipakai untuk memperkirakan suhu benda
berdasarkan spektrum elektromagnetik yang dipancarkannya. Energy yang dipancarkan
benda diukur pada berbagai panjang gelombang. Kemudian instensitas tersebut diplot
terhadap panjang gelombang sehingga diperoleh panjang gelombang yang memiliki
intensitas terbesar. Panjang gelombang ini selanjutnya diterapkan pada hukum pergeseran
Wein guna memprediksi suhu benda. Para astronom memperkirakan suhu bintang-
bintang berdasarkan spectrum energy yang dipancarkan oleh bintang-bintang tersebut.
(Mikrajuddin, 121-123)
5. Persamaan Stefan-Boltzmann
Sebuah benda hitam memancarkan gelombang elektromagnetik pada semua
jangkauan frekuensi dari nol sampai tak berhingga. Hanya intensitas gelombang yang
dipancarkan berbeda-beda. Ketika panjang gelombang menuju nol, intensitas yang
dipancarkan menuju nol. Juga ketika panjang gelombang menuju tak berhingga,
intensitas yang dipancarkan juga menuju tak berhingga. Intensitas pancaran mencapai
maksimum pada saat λ = λm. Energi total yang dipancarkan oleh benda hitam dapat
5
dihitung dengan mengintegralkan persamaan 9 dari panjang gelombang nol sampai tak
berhingga, yaitu
1 d
E E d 8hc 5 hc / kT (18)
0 0 e 1
misalkan y = hc/ λkT sehingga
1 kT y
h
c
1 kT 5 5
y
5 hc
hc 1
kT y
hc 1
d kT y 2 dy
Dengan syarat batas berlaku y, saat λ = 0 maka y = ~ dan saat λ = ~ maka y = 0. Sehingga
kT 5 hc / kTy2 dy
0
5
E 8hc y
hc e y 1
kT 5 hc
0 5 1/ y 2 dy
E 8hc y y
e 1
hc kT
4
kT 3 dy
E 8hc y (19)
e y 1
hc 0
Persamaan 19 merupakan kerapatan energi foton di dalam kotak. Hubungan antara
kerapatan energi yang diradiasi dengan energi foton dalam kotak adalah
E cE
rad
4
4
2 kT dy
3
E 2 hc
e y 1
rad
y
hc 0
2
k 4
3
dy 4
E
rad
2hc
hc
0
y
ey 1
T
(20)
Persamaan 20 sangat mirip dengan persamaan Stefan-Boltzman tentang energi yang
diradiasikan benda hitam, yaitu
Erad T 4
Dengan konstanta Stefan-Boltzman. Jadi persamaan 20 dapat disamakan bahwa
2
k 4 3 dy
2hc (21)
y e y 1
hc 0
6
Dengan menggunakan intruksi Matematika sederhana kita dapatkan
dy 4
y 3 e y 1 15 6,4939
0
34 8
6,625x10 x3x10
Sehingga di peroleh:
5,65x108W / m2 K 4
Jadi besarnya energi radiasi pada benda hitam adalah
Erad T 4
Dengan
5,65x108W / m2 K 4
(Mikrajuddin, 123-125)
D. Penutup
Kesimpulan
Diperoleh nilai
7
DAFTAR PUSTAKA