Sistem Distribusi
Sistem Distribusi
2. SISTEM DISTRIBUSI
Unit distribusi tenaga listrik merupakan salah satu bagian dari suatu sistem tenaga
listrik yang terdiri dari unit pembangkit, unit penyaluran / transmisi dan unit distribusi
yang dimulai dari PMT incoming di Gardu Induk sampai dengan Alat Penghitung dan
Pembatas (APP) di instalasi konsumen. Rangkaian dari semua ini dapat di
ilustrasikan seperti pada gambar.1 seperti berikut :
Distribusi
Trf
Primer
PMT
G Trf PMT
Distri busi
sekunder
Transfor mator
Generato r
Pemutus
Tenaga
Konsumen Besar Konsumen Umum
Unit distribusi tenaga listrik dalam hal ini berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik dari pusat pusat suplai atau Gardu Induk ke pusat-
pusat beban yang berupa gardu gardu distribusi (gardu trafo) atau secara langsung
mensuplai tenaga listrik ke konsumen dengan mutu yang memadai. dengan
demikian unit distribusi ini menjadi suatu sistem tersendiri karena unit distribusi ini
memiliki komponen peralatan yang saling berkaitan dalam operasinya untuk
menyalurkan tenaga listrik.
Jaringan Gugus
Jaringan Spindel
Jaringan Simpul
Kontinuitas pelayanan merupakan salah satu unsur dari mutu pelayanan yang
nilainya akan tergantung kepada jenis sarana penyalurannya, sarana peralatan
pengaman yang dipilihnya. Tingkat kontinuitas pelayanan dari peralatan penyalur
tenaga listrik disusun berdasarkan lamanya upaya untuk pemulihan suplai tenaga
listrik ke konsumen setelah mengalami pemutusan
Pada SPLN 52-3 tingkat kontinuitas pelayanan tenaga listrik tersusun seperti berikut
a. Kontinuitas tingkat 1
Pada tingkat ini memungkinkan jaringan berada pada kondisi padam dalam
waktu berjam-jam dalam rangka mencari dan memperbaiki bagian bagian yang
mengalami kerusakan karena gangguan.
b. Kontinuitas tingkat 2
c. Kontinuitas tingkat 3.
d. Kontinuitas tingkat 4
e. Kontinuitas tingkat 5
Jaringan distribusi untuk luar kota (pedesaan) terdiri dari saluran udara dengan
susunan jaringan menggunakan konfigurasi radial yang memenuhi kontinuitas
tingkat 1 sedangkan untuk daerah dalam kota terdiri dari saluran udara dengan
susunan jaringan menggunakan konfigurasi loop / gelang atau cincin atau yang
lebih baik yaitu konfigurasi spindle dengan bantuan PPJD (Pusat Pengatur Jaringan
Distribusi) dimana tingkat kontinuitas sistem ini akan menjadi lebih baik lagi.
Untuk melihat unjuk kerja (performance) dari pengusahaan ketenaga listrikan yang
diusahakan PT PLN digunakan SAIDI dan SAIFI.
Konstruksi jaringan tenaga listrik dengan saluran udara untuk sistem distribusi terdiri
dari beberapa macam bentuk atau formasi Konstruki jaringan distribusi yang
dipergunakan di wilayah Jawa tengah berbeda dengan yang dipergunakan di Jawa
Timur demikian pula dengan yang dipergunakan di Jawa Barat. Dengan demikian
karakteristik komponen-komponen sistemnya pun akan berbeda.
Selain dengan saluran udara untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat
tenaga dalam hal ini pembangkitan atau Gardu Induk (GI) ke pusat pusat beban
gardu (trafo) distribusi atau kosumen dapat dilakukan dengan sarana saluran kabel
tanah dan pemilihan sarana ini akan tergantung kepada kriteria pemilihan yang
dipersyaratkan.
Penggunaan jaringan listrik dengan sarana kabel akan mempunyai nilai estetika
yang lebih baik dari saluran udara sehingga cocok untuk dipergunakan di daerah
perkotaan yang padat dengan bangunan dimana saluran udara tidak mungkin lagi
diterapkan dengan tidak adanya jaminan keselamatan dan berkurangnya nilai
estetika.
Biaya investasi yang lebih mahal dan sulitnya dalam menelusuri letak gangguan
serta mahalnya biaya untuk perbaikan merupakan beberapa kendala dari pemilihan
saluran kabel. Saluran kabel tidak terpengaruh dengan kondisi-kondisi diluar
sehingga tingkat keandalan sistim menjadi lebih tinggi, hanya kabel yang tercangkul
yang sering tercatat sebagai gangguan pada saluran kabel selain itu hampir tidak
ada catatan Namun demikian. sampai saat ini saluran udara merupakan pilihan
yang banyak dipergunakan PT PLN terutama untuk mensuplai tenaga listriknya
keluar kota (pedesaan) dimana hal ini dengan mudah dapat dilihat secara nyata.
Rawan terhadap gangguan eksternal merupakan salah satu kekurangan dari
penggunaan saluran udara terbuka yang dampaknya saat ini sangat mempengaruhi
kinerja perusahaan dan banyak mengurangi kepercayaan konsumen pada
perusahaan Konstruksi-konstruksi saluran udara untuk jaringan distribusi tegangan
menengah yang dipergunakan PT PLN secara garis besar dapat dikelompokan
dalam 4 macam formasi yaitu :
a. Formasi Horizontal
simetris tanpa kawat tanah
b. Formasi Horizontal
tidak simetris dengan satu kawat tanah di atas kawat fasanya
c. Formasi Segitiga
dengan kawat tanah di bawah kawat fasanya
Bentuk bentuk formasi saluran udara ini dapat dilihat pada gambar–gambar seperti
berikut :
Formasi ini dipergunakan di wilayah PLN Distribusi Jawa barat, Jakarta dan
Banten sebagai tiang penopang penghantar
Ditinjau dari beberapa aspek, sistem distribusi tenaga listrik tegangan menengah
dapat dibedakan beberapa macam, yaitu :
Jaringan ayaman.
Pola sistem pada distribusi disesuaikan dengan kondisi sumber pembangkit serta
Keandalan yang direncanakan pada system tersebut. Adanya factor Ekonomis dan
Teknis yang akan mempengaruhi tingkat sistim distribusi.
POLA I
70 ATAU 150 KV
20 KV
500
b. Sistem Jaringan :
Tegangan nominal : 20 kV
Sistem Pembumian Netral Kumparan TM yang dihubungkan secara
bintang dari trafo utama ditanahkan melalui tahanan dengan nilai 500
ohm (arus hubung singkat ke tanah maksimum 25 A )
Konstruksi jaringan : Pada dasarnya adalah saluran udara yang
terdiri dari Saluran Utama ( Main lines ) : Kawat jenis AAAC 150
mm2 fasa tiga 3-kawat untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2
c. Sistem Pengaman :
POLA II
20 KV
75 ATAU 150 KV
b. Sistem Jaringan :
Tegangan Nominal : 20 kV
c. Sistem Pengaman
POLA III
20 KV
B. Sistem Jaringan
a. Tegangan nominal : 20 kV
b. Sistem Pentanahan : Netral Kumparan TM yang
dihubungkan secara bintang dari trafo utama ditanahkan melalui tahanan
dengan nilai 12 ohm (arus hubung singkat ke tanah maksimum 1000 A )
dan 40 ohm
(arus hubung singkat ke tanah maksimum 300 A) untuk sistem SUTM atau
sistem campuran
c. Konstruksi jaringan : Pada dasarnya adalah saluran udara
terdiri dari :
Saluran Utama ( Main lines ) : Kawat jenis AAAC 150 mm2 fasa tiga 3-
kawat untuk saluran cabang: kawat AAAC 70 mm2
d. Sistem pelayanan : radial dengan kemungkinan saluran
utama antara jaringan yang berdekatan dapat saling berhubungan dalam
keadaan darurat
C. Sistem Pengaman :
a. Pemutus Beban (PMB) utama dipasang
pada saluran utama di GI sebagai pengaman utama jaringan dan
dilengkapi dengan alat pengaman ( Relai )
Relai Penutup Balik (Recloser) untuk
memulihkan sistim dari gangguan-gangguan yang bersifat temporer dan
untuk koordinasi kerja dengan peralatan pemutus / pengaman yang lain
disisi hilir dan saluran cabang dari jaringan antara lain sectionalizer dan
fuse (PL = Pengaman Lebur)
Relai Gangguan Tanah Terarah
(DGFR= Directional Ground Fault Relays) dipergunakan untuk
membebaskan gangguan fasa tanah
POLA IV
Pada dewasa ini pola sistem distribusi ini diwilayah kerja PT PLN tidak
dikembangkan lagi dimana ciri cirinya antara lain :
b. Sistem Jaringan
Tegangan Nominal : 6 KV dan 12 KV
Sistem pentanahan netral : Tidak ditanahkan ( mengambang )
Karakteristik :
– Terjadi kemencengan tegangan pada saat terjadi gangguan satu
fasa ke tanah pada seluruh sistim
– Pada saat gangguan dua fasa dan tiga fasa cirinya sama
dengan sistem yang ditanahkan besarnya tergantung tegangan
sistem, impedansi sumber dan impedansi jaringan
– Arus gangguan hubung singkat ke tanah hanya dipengaruhi
tegangan sistem dan kapasitansi jaringan
– Bermasalah untuk keselamatan manusia dan hewan dimana
pada saat gangguan hubung singkat ke tanah tidak ada
kelengkapan untuk segera secara otomatis membuka rangkaian
namun dilakukan dengan sistim coba-coba (trial and error)
Jaringan
Radial.
PMT
PMT
PMT
Jaringan Spindel.
Gardu Hubung
GI
GD GD GD GD GD
Gd. Hubung
Gardu Induk