PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cleft Lip atau biasa disebut bibir sumbing adalah cacat bawaan yang menjadi masalah
tersendiri di kalangan masyarakat, terutama penduduk dengan status sosial ekonomi yang
lemah. Akibatnya operasi dilakukan terlambat dan malah dibiarkan sampai dewasa.
Bibir sumbing dengan atau tanpa celah pada langit-langit, merupakan kelainan yang
paling umum pada kepala dan leher di dunia. Untuk pencegahan terjadinya bibir sumbing masih
sedikit namun teknik bedah untuk mengobatinya banyak dilakukan.
Selain faktor genetik juga terdapat faktor non genetik atau lingkungan. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing adalah usia ibu waktu melahirkan,
perkawinan antara penderita bibir sumbing, waktu hamil dan defisiensi vitamin B6.
Bayi yang terlahir dengan cleft lip selain masalah rekonstruksi bibir yang sumbing, masih
ada masalah lain yang perlu dipertimbangkan yaitu masalah pendengaran, bicara, gigi-geligi dan
psikososial. Masalah-masalah ini sama pentingnya dengan rekonstruksi anatomis, dan pada
akhirnya hasil fungsional yang baik dari rekonstruksi yang dikerjakan juga dipengaruhi oleh
masalah-masalah tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan menjelaskan cleft
plate atau yang lazim didengar bibir sumbing yang biasa terjadi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang penulis angkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa faktoryang menyebabkan terjadinya Bibir Sumbing (Cleft Lip)?
2. Apa yang terjadi jika para penderita Bibir Sumbing (Cleft Lip) tidak berkonsultasi kepada
dokter ?
3. Apa dampak yang terjadi pada penderita Bibir Sumbing (Cleft Lip)?
C. Tujuan Penulisan
PENDAHULUAN
4
Gambar 2.3 Klasifikasi Bibir Sumbing
C. Gejala
Gejalanya
berupa:
1. pemisahan bibir
2. pemisahan bibir dan langit-langit
3. distorsi hidung
4. gangguan bicara
5. berat badan tidak bertambah dan regurgitasi nasal ketika menyusu
(air susu keluar dari lubang hidung).
6
6
Gambar 2.4 Embrio Umur 6 Minggu
8
G. Penatalaksanaan Bibir Sumbing
Operasi dapat dilakukan apabila penderita memenuhi syarat dibawah ini :
1. Berat badan > 10 pon atau > 5 kg
2. Hemoglobin > 10 gr%
3. Umur > 10 minggu atau > 3 bulan
Pembedahan untuk menutup celah bibir biasanya dilakukan pada saat anak
berusia 3-6 bulan. Penanganan masalah bibir sumbing merupakan penanganan
yang multidisiplin,artinya meliputi beberapa ilmu dan tenaga ahli,
diantaranya:
1. Ahli bedah ntuk memperbaiki bentuk bibir sehingga normal/ mendekati
normal.
2. Ahli THT, untuk memantau dan atau memperbaiki kelainan sekitar hidung
dan telinga.
3. Dokter gigi/Orthodontist untuk memantau dan memperbaiki kelainan
pertumbuhan gigi serta melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar
tidak timbul kelainan-kelainan lain pada rongga mulut.
4. Speech therapist untuk membantu penderita agar dapat berbicara dengan
normal
5. Psikolog/Psikiater untuk menangani masalah psikologis yang timbul
terutama rasa rendah diri.
9
Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh
bayi menerima tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari
keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai.
Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi berat badan lebih
dari 10 pounds atau sekitar 4-5 kg , Hb lebih dari 10 gr % dan usia
lebihdari 10 minggu, jika bayi belum mencapai rule of ten ada beberapa
nasehat yang harusdiberikan pada orang tua agar kelainan dan komplikasi
yang terjadi tidak bertambah parah. Misalnya memberi minum harus
dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu dapat memancar keluar
sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu besar sehingga
membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga. Membuat asupan gizi
menjadi tidak cukup, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak
tersedia bayi cukup diberi minum dengan bantuan sendok secara perlahan
dalam posisi setengah duduk.
Selain itu celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester
khusus nonalergenik untuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak
terlalu jauh akibat proses tumbuh kembang yang menyebabkan
menonjolnya gusi kearah depan (protrusio premaxilla) akibat dorongan
lidah pada prolabium , karena jika hal ini terjadi tindakan koreksi pada
saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang
didapat tidak sempurna. Plester nonalergenik tadi harus tetap direkatkan
sampai waktu operasi tiba.
10
pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan
operasi pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna.
11
fisiologis tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu seperti sengau dan
lafalisasi beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan speechteraphy
pun tidak banyak bermanfaat.
Wanita yang mengkonsumsi suplemen asam folat sejak kehamilan dini dapat
menekan risiko terjadinya bibir sumbing pada bayi hingga 40%, para ahli
melaporkan 25 Januari 2007. Asam folat merupakan komponen sistmetik dari
vitamin B yang banyak ditemukan pada sayuran hijau, sangat baik
direkomendasikan untuk mencegah terjadinya gangguan pada neural tube
seperti spina bifida. Sedangkan bagi pencegahan bibir sumbing memang
masih terus dipelajari.
Suplemen asam folat yang digunakan pada awal kehamilan diduga dapat
menekan risiko terjadinya bibir sumbing (dengan atau tanpa celah di
palatum), dikatakan Allen Wilcox of The National Institute of Environmental
Health Sciences, Durham, North Carolina. Celah pada bibir terjadi ketika
jaringan yang membentuk mulut bagian atas tidak mau bergabung. Anak laki-
laki lebih banyak terjadi bila dibandingkan dengan anak perempuan dan
kelainan tersebut cenderung lebih banyak terjadi di Asia. Tindakan operasi
dapat membantu memperbaiki kelainan tersebut.
12
Norweigia, dimana didapatkan tingginya rata-rata kejadian bibir sumbing di
Eropa. Mereka memberikan beberapa pertanyaan kepada 573 ibu yang
memiliki anak dengan bibir sumbing dan kepada 763 wanita yang memiliki
anak sehat selama kurun waktu 1996-2000.
Vitamin A pada saat hamil dapat mencegah memiliki bayi dengan bibir
sumbing. Penelitian ini sudah diakui kebenarannya dan dimasukan kedalam
jurnal kesehatan American Journal of Epidemiology.Vitamin A banyak
terdapat pada daging ayam, hati serta telur ayam. Selain itu vitamin A banyak
terdapat di sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau, kuning dan merah.
Dianjurkan untuk ibu hamil mengkonsumsi vitamin A sebanyak 3 mg perhari
untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin A bagi janin dan sang ibu sendiri
Selain itu juga dengan mengkonsumsi vitamin B6 memiliki peran vital dalam
metabolisme asam amino dan dan juga mengkonsumsi zink secara cukup juga
dapat mengurangi resiko bayi terlahir dengan bibir sumbing, serta ibu yang
sedang hamil harus dijaga keseimbangan tubuhnya supaya tidak terjatuh saat
berjalan dan tidak mengkonsumsi obat-obatan kerasyang dapat menjadi factor
penyebab bayi lahir dengan bibir sumbing.
BAB III
PENUTUP
Ringkasan
Bibir sumbing bisa terjadi karena pada masa kehamilan janin kekurangan
zink, asam folat, vitamin B6, vitamin A atau mengalami radiasi terentu yang
menyebabkan pembelahan sel (sel di bibir) tidak sempurna. Bibir sumbing
disebabkan oleh kegagalan perkembangan dan penyatuan processus palatum.
14
Fakor terjadinya bibir sumbing terbagi menjadi 2 yaitu: factor herediter atau
bawaan hal ini meliputi mutasi gen dan kelainan kromosom dan factor eksternal
yang meliputi factor usia ibu, radiasi dll. Diagnosis bibir sumbing bisa dilakukan
pada saat bayi baru lahir namun bisa terjadi tidak terdiagnosis selama beberapa
bulan bahkan bertahun-tahun. Prenatal diagnosis (diagnosis sebelum kelahiran)
juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG. Sumbing bibir lebih mudah di
diagnosis melalui ultrasound kehamilan. Prenatal diagnosis memberi keuntungan
pada orangtua dan tim medis untuk memberi perawatan bagi bayi.
Pengobatan bibir sumbing hanya bisa dilakukan dengan cara operasi. Namun bibir
sumbing dapat dicegah dengan cara saat ibu sedang mengandung seorang ibu
hamil harus mengonsumsi asam folat. Asam folat yang digunakan pada awal
kehamilan diduga dapat menekan resiko terjadinya bibir sumbing. Selain asam
folat yang tidak kalah penting adalah vitamin A, vitamin B6 dan juga zink secara
cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Habel A, Sell D, Mars M. Management of cleft lip and palate. Arch Dis
Child. Apr 1996;74(4):360-6.
Kapetansky DI, Millard DR. Techniques in Cleft Lip, Nose, and Palate
Reconstruction. Philadelphia, Pa:. Lippincott-Raven;1987.
Rahmalia. 2011. Kasus Log Book Gigi dan Mulut. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.