Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Di Susun Oleh :

Nama : Krisna Ramadhan S

NPM : 2015 21 050

Dosen : Nel Efni,S.Pd.M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

PRODI S1 KEPERAWATAN

Januari, 2018
Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari kebisahan politik. Kehendak
rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya sistem politik
demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini karena masih memegang teguh
rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak memegang demokrasi disebut negara otoriter.
Negara otoriter pun masih mengaku dirinya sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkan bahwa
demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan. Sejak merdeka, perjalanan
kehidupan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Dari Demokrasi
Parlementer/Liberal (1950–1959), Demokrasi Terpimpin (1959–1966) dan Demokrasi Pancasila
(1967–1998). Tiga model demokrasi ini telah memberi kekayaan pengalaman bangsa Indonesia dalam
menerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi demokrasi yang diterapkan di Indonesia
semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah melahirkan empat orang presiden. Mulai dari BJ
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

Demokrasi yang diterapkan saat ini masih belum jelas setelah pada masa Presiden Soeharto
dikenal dengan Demokrasi Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi (1965)
pernah mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa Indonesia. “Apakah demokrasi
itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat bebas berpendapat dan berorganisasi dan
rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya. Komisi negara dibentuk oleh
negara. Diperbolehkannya jalur independen atau calon perseorangan di luar jalur politik mencalonkan
diri dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) turut meramaikan kehidupan demokrasi di Indonesia.
Perkembangan demokrasi turut meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Masyarakat boleh
mengorganisasikan diri untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat atau rakyat
kembali merasakan kebebasan sipil dan politiknya. Rakyat menikmati kebebasan berpendapat serta
rakyat menikmati kebebasan berorganisasi. Kebebasan sipil bisa dinikmati meskipun di sisi lain hak
sekelompok masyarakat bisa dihilangkan oleh kelompok masyarakat lain. Dalam kondisi seperti ini,
beberapa kalangan menilai penerapan demokrasi di Indonesia harus dijiwai dengan ideologi atau
dasar negara RI yaitu Pancasila.

Pancasila sebagai konsep diungkapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 saat
menyampaikan pidatonya yang berisikan konsepsi usul tentang dasar falsafah negara yang diberi
nama dengan Pancasila. Konsepsi usul ini berisi:

1. Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme.

2. Perikemanusiaan atau Internasionalisme.

3. Mufakat atau Demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial.

5. Ketuhanan yang Maha Esa.


Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mencapai konsensus nasional dan gentlemen agreement tentang
dasar negara Republik Indonesia. Konsensus nasional yang mendasari dan menjiwai Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu dituangkan dalam suatu naskah yang oleh Mr Muhammad Yamin
disebut Piagam Jakarta. Piagam Jakarta merupakan hasil kompromi tentang dasar negara Indonesia
yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan, panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI, antara umat Islam
dan kaum kebangsaan (nasionalis). Di dalam Piagam Jakarta terdapat lima butir yang kelak menjadi
Pancasila dari lima butir, sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir.
Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A.
Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin. Pada saat penyusunan UUD pada
Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya, saat
pengesahan UUD ‘45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan
UUD setelah butir pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Perubahan butir pertama
dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad
Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo. Membaca sejarah pergerakan nasional di
Indonesia, perubahan ini nampak bukan suatu proses dari saat disahkannya Piagam Jakarta hingga
menjadi Pembukaan UUD 1945.Para wakil rakyat Indonesia ketika itu terbagi atas dua kelompok
aliran pemikiran. Di satu pihak mereka yang mengajukan agar negara itu berdasarkan kebangsaan
tanpa kaitan khas pada ideologi keagamaan. Di pihak lain, mereka yang mengajukan Islam sebagai
dasar negara. Mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk , maka kata – kata “menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk – pemeluknya“ di ganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa“. Hal
ini terjadi karena setelah ada protes dari perwakilan Indonesia bagian timur yang mayoritas adalah
non muslim. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki rasa
tenggang rasa yang besar dan saling menghormati satu sama lain dan mengutamakan kepentingan
bersama/umum daripada kepentingan pribadi/golongan. Maka itulah yang dinamakan Demokrasi
Pancasila.

Cinta Tanah Air adalah rasa dimana seseorang mensyukuri , menyayangi, menghormati dan
menghargai tanah air kita sendiri “INDONESIA”. Indonesia adalah tempat dimana kita dilahirkan dan
dibesarkan dan bisa juga disebut “IBU PERTIWI”. Cinta tanah air adalah sama saja rela berkorban
demi kepentingan Negara. Memajukan kehidupan bangsa, mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi
dalam rangka proses pembangunan tanah air atau negaranya dari Negara yang kecil, berkembang
sampai menjadi Negara yang maju.
Menghayati arti dari cinta tanah air memanglah bukan masalah yang mudah, perlu kesabaran
dan kerendahan hati untuk menjalankan hal tersebut, dikarenakan banyak ancaman dan tantangan
yang dapat datang dari mana saja, baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu datang
dari dalam negri maupun datang dari luar negri, tetapi asal kita mempunyai tekad yang kuat untuk
mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan sepenuh hati, pastilah kita akan di mudahkan oleh
yang Maha Kuasa dalam segala halnya terutama dalam tindakan yang positif.

Ketika Rasulullah Saw hendak berangkat berhijrah menuju Madinah dari Makkah beliau
berkata: “Alangkah besarnya cintaku pada kota Makkah, tempat kelahiran dan tumpah darahku;
andaikan penduduknya tidak mengusirku, maka pasti aku akan tetap berada di kota Makkah.”

Pernyataan di atas merupakan sebuah perwujudan dari rasa cinta beliau yang sangat mendalam kepada
kota tempat kelahirannya atau tanah airnya. Hijrahnya beliau ke kota Madinah bersama para
sahabatnya, bukanlah karena keinginannya untuk sengaja meninggalkan tanah airnya, akan tetapi
karena perintah dari Allah SWT sebagai bagian dari strategi dakwah dan sebagai upaya yang
sungguh-sungguh untuk melaksanakan ajaran-Nya, sehingga terbentuklah masyarakat Madinah yang
penuh dengan kedamaian, ketenangan, persamaan, kesejahteraan, keadilan, dan penghormatan
terhadap hak asasi manusia. Dan memang telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah, bahwa
Madinah adalah tempat persemaian yang subur untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan,
menumbuhkan dan melahirkan Rijal ad-Dakwah (para kader dakwah) yang andal. Para kader yang
memiliki loyalitas sangat tinggi kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka mampu menebarkan benih-
benih ukhuwwah islamiyyah yang sangat solid atas dasar iman, takwa, mahabbah (cinta) dan itsar
(mendahulukan kepetingan orang lain di atas kepentingan dirinya sendiri).

Tidak diragukan lagi , kesadaran Bela Negara memang dan harus perlu ditumbuhkan
dikalangan masyarakat dalam suatu Negara. Hal ini dikarenakan untuk menumbuhkan
jiwa memiliki (nasionalisme ) kepada bangsa dan Negara serta siap sedia dalam memperjuan
gkan dan membela Bangsa dari segala ancaman dan kerusakan baik dari dalam dan luar.
Terutama adalah generasi muda yang memiliki kelebihan yang luar biasa
dalam diri mereka . Setiap bangsa dan negara di dunia ini senantiasa berusaha untuk
mewujudkan cita-cita dan kepentingan nasionalnya. Demikian juga halnya dengan bangsadan negera I
ndonesia. Dalam Pembukaan UUD1945 alinea ke 4, tujuan bangsa Indonesiamembentuk suatu pe
merintahan negara adalah untuk melindungi segenap BangsaIndonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan , perdamaian abadi dan keadilan sosial, dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia be
rdasarkan Pancasila . Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsu
ngan hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu dibi
na dan dikembangkan sebagai potensi
bangsa yang mampu melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman , t
antangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar negeri.Salah satu up
aya pembinaan potensi sumberdaya manusia agar mampu menjaminkelangsungan hidup bangsa d
an negara dapat dilakukan melalui pembelaan negara,sebagaimana yang tercantum dalam pasal 27
ayat (3) dan pasal 30 UUD 1945.
B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari demokrasi itu ?


2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila ?
3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ?
4. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di
Era Reformasi ?
5. Mengapa sekarang rasa cinta kepada tanah air dan bangsa semakin pudar?
6. Bagaimana cara mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa?
7. Apakah makna Bela Negara?
8. Apa alasan Negara Wajib Dibela oleh Warganya ?
9. Bagaimana implementasi Bela Negara dalam kehidupan?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui hakekat demokrasi


2. Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia
4. Agar dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era Reformasi
seperti sekarang ini.
5. Mengetahui penyebab lunturnya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
6. Meningkatkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

D. Manfaat

Tujuan Demokrasi Pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsa Indonesia mengatur
hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan semua teratur tanpa terjadi hal–hal yang
melewati batas norma kesopanan. Jadi jelas bahwa pendidikan Pancasila selalu diajarkan di setiap
tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK agar kita menjadi manusia yang demokrasi yang
selalu menghargai pemdapat orang lain, tenggang rasa dan bertanggung jawab dalam menjadi warga
negara yang baik.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI Cinta Tanah Air

Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau
tanah airnya. Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga
negara untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan
gangguan. Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian
dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air
dan bangsa.

Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki,
rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara
tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah
airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada
dinegaranya dengan melestarikan nya dan melestarikan alam serta lingkungan.

Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau
tanah airnya. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi
yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa
Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau Bali saja masih luasan
pulau Bali. Kita harus sangat terimakasih kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan
organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945. Saya
sangat yakin mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang
cintanya pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang kita harus hormati
sepanjang masa.

Bagaimana dengan saat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air dan bangsa
melebihi cintanya pada diri sendiri? Atau pertanyaan ini pertanyaan yang cukup bodoh untuk
diajukan? Siapa yang masih perlu mecintai tanah air dan bangsa Indonesia? Yang penting asal kita
bisa hidup cukup sandang, pangan dan papan sudah cukup, kalau ada kelebihan sedikit untuk bisa
jalan-jalan ke mall, makan enak di café, atau pergi karaokean kan sudah cukup, untuk apa mikirin
cinta tanah air dan bangsa! Bahkan kalau mungkin bisa punya rumah yang megah, mobil mewah, dan
menyekolahkan anak keluar negeri, setiap tahun bisa liburan kemana kita mau pergi kan sudah lebih
dari cukup! Tapi masih ada juga dari bangsa kita yang bergulat dengan kemiskinan untuk makan saja
susah dan tinggal di rumah yang lebih mirip kandang dari pada disebut rumah, dan jumlahnya juga
tidak sedikit bisa mencapai 50 juta jiwa bangsa Indonesia, apakah masih ada perlunya mencintai tanah
air dan bangsa?.Apakah masih relevan kita mencintai tanah air dan bangsa pada zaman globalisasi
ini? Bukankah tanah air dan bangsa ini sudah nggak jelas batas-batasnya dengan adanya era
globalisasi? Ada internet yang menghubungakan setiap orang untuk bisa berhubungan satu sama lain
setiap saat keseluruh dunia. Belum lagi adanya Hand Phone atau kalau diluar negeri lebih dikenal
dengan nama Mobile Phone, yang juga kita bisa berhubungan dengan siapapun ke hampir seluruh
pelosok dunia. Kalau secara fisik mau bertemu ada yang namanya penerbangan murah yang siap
menerbangkan kita kemana saja dengan harga yang murah (bagi yang terjangkau). Kenapa kita mau
membatasi hanya tanah air dan bangsa Indonesia saja.

Kita juga bisa bertanya apakah bangsa Amerika, bangsa Jepang, bangsa China, bangsa
Singapore (walupun kecil mereka marah kalau tidak disebut Singaporean), bangsa Malaysia, bangsa
Korea masing-masing tidak lagi mencintai tanah air dan bangsa mereka sendiri-sendiri toh secara
bersama-sama telah menjadi warga dunia. Saya tidak tahu jawabnya, kalau ketemu mereka kita bisa
bertanya apakah mereka masih bangga menjadi bangsa mereka sendiri sebagai suatu indikasi bahwa
mereka mencintai tanah air dan bangsanya atau lebih bangga menjadi warga dunia? Kita juga bisa
bertanya pada diri kita sendiri kita lebih bangga menjadi bangsa Indonesia atau lebih bangga menjadi
warga dunia atau mungkin lebih bangga jadi bangsa lain?

*Sejarah sebagai inspirasi cinta tanah air dan bangsa

Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari
tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan
bangsa. Pada keadaan saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia? Generasi
“founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa
yang pada akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan
bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa
Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang
membanggakan kita sebagai bangsa.

Bangsa Korea yang selalu memotivasi dirinya dengan menghormati bendera dan lagu
kebangsaannya, selalu memotivasi bangsanya untuk mencintai tanah air dan bangsanya. Walaupun
dengan prestasi yang produk elektonik dan automotif-nya yang mampu ikut meramaikan pasaran
dunia, Koreapun masih menggali inspirasi sejarah untuk diceritakan pada dunia bahwa bangsa Korea
adalah bangsa yang besar dan hebat.

Bung Karno dulu juga sering menceritakan kebesaran kerajaan Majapahit untuk memotivasi
bangsa Indonesia bahwa kita dulu adalah negara yang besar, dengan kekuatan armada lautnya bisa
menguasai seluruh Nusantara, termasuk Singapore, Malaysia, Madagaskar, bahkan juga selatan
Taiwan. Bahkan menurut sejarah dulu Singapore itu namanya Temasek, dan yang memberi nama ini
adalah patih Gajahmada, oleh Raffles entah kenapa diganti jadi Singapore. Kadang-kadang saya
membayangkan kalau kisah kejayaan Gajahmada/Majapahit dibuat film TV seri dengan kwalitas
seperti film TV Seri Korea, pasti bisa menumbuhkan kembali, kecintaan kita pada tanah air dan
bangsa Indonesia. Pernah pada suatu saat ada bisnis meeting yang dihadiri oleh delegasi seluruh Asia
Tenggara, pada waktu makan malam saya cerita pada mereka bahwa dulu di Indonesia pada abad ke
13 pernah ada kerajaan Majapahit yang menguasai Singapore, Malaysia, bahkan sampai ke
Madagastar dan selatan Taiwan, mereka memandang bengong ke saya, seolah-olah saya orang yang
baru mimpi atau orang gila barangkali dan mereka tidak ada yang percaya. Pasti mereka punya versi
sejarah masing-masing yang berbeda dengan versi kita atau mungkin tidak pernah diceritakan perihal
kerajaan Majapahit abad ke 13 ini. Oleh karena itu Korea perlu menceritakan sejarah versinya (yang
sudah pasti beda dengan versi Cina dan versi Jepang) kepada dunia melalui media yang mendunia,
tentang kebesaran bangsa Korea masa lalu.

Sungguh disayangkan, kwalitas film TV seri kita tidak bisa membuat saya tergerak untuk
menonton satupun, kalau sekelibat lihat di TV, tehniknya sangat primitif, akting aktor dan aktrisnya
amburadul, apa bisa membuat pemirsa seluruh dunia mau menonton? Kalau ada insan film dan
produsen kaya nasionalis yang membaca artikel ini, anggap saja ini satu tantangan untuk membuat
film TV seri Gajahmada / Majapahit dengan kwalitas seperti film TV seri Korea, Jumong atau Dae
Joyoung yang bisa diputar mendunia (kalau diputar mendunia pasti menguntungkan juga akhirnya).

Generasi muda dapat didefinisikan sebagai generasi penerus bagi suatu keberlangsungan dari
generasi sebelumnya, generasi muda merupakan tulang punggung utama pengemban estafet dari
proses keberlangsungan tersebut. Dengan adanya Sumpah Pemuda 1928 adalah awal pergerakan
pemuda indonesia mengenai kepedulian terhadap nasib bangsa indonesia kedepan, dimana tujuannya
adalah memperjuangkan terbentuknya Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI), dengan
semangat muda mereka mempersatukan bangsa indonesia menjadi satu dengan hasil Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 1945.

Namun beda zaman beda pula sikap pemuda terhadap kondisi bangsanya, saat ini pemuda
indonesia terjebak dalam budaya apatis dan hedonis, pemuda yang masih memikirkan nasib
bangsanya kedepan terus berkurang, seandainyapun banyak yang membicarakan kondisi bangsa ini
lebih kepada kritikan dan keluhan kondisi bangsa saat ini tanpa mau memikirkan solusi dan tindakan
kedepan.Dengan kondisi seperti ini kita wajib mewaspadai bahwa Indonesia dimasa depan akan
mengalami krisis kepemimpinan, ini dikarenakan bukan karena tidak ada orang yang mau memimpin
tetapi karena Indonesia kehilangan pemimpin yang berkarakter pemimpin.

Tidak ada cara lagi menyelamatkan keutuhan Indonesia dimasa depan, kecuali dengan
menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap Indonesia yang satu kesatuan tak terpecah oleh batas
wilayah dan suku. Karena dengan hanya dengan menumbuhkan kembali rasa cinta itu maka akan
muncul rasa pengabdian kepada negri ini, sehingga apapun profesinya dimanapun dia berada akan
berusasha memajukan dan membesarkan bangsa Indonesia.

Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada
artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin
kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya
masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses lunturnya
nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya sikap individualistis,
konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari
semulanya. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai
asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat lebih
serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi
muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika
tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.

Penyebab utama lunturnya rasa cinta tanah air bangsa Indonesia adalah nilai-nilai pancasila
hanaya di jadikan sebagai sejarah.Mayoritas warga Indonesia hanya sekedar menghafal pancasila,
tidak banyak yang mengamalkan nilai-nilai pancasila dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Namun yang lebih parah ada juga yang masa bodoh dengan pancasila, bahkan beberapa ada yang
tidak hafal pancasila, untuk mengucapkannya harus dibantu dengan teks.

Pancasila adalah ideologi yang sangat kuat. Namun, bangsa indonesia mulai mengubah
pandangannya. Meninggalkan nila-nilai kebangsaan dan mengadopsi nilai-nilai yang tidak dapat di
terima atau bertolak belakang dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan hilangnya jati diri disebabkan oleh
bangsa Indonesia yang cenderung terjebak pada nilai - nilai materialis, pragmatis, dan hedonis.
Perubahan cara pandang ini mengubah juga cara kerja dan cara hidup.
Di dalam pancasila pun menyebutkan yang terdapat pada sila pertama bahwa KETUHANAN
YANG MAHA ESA, yang dimaksud bahwa Negara kita adalah Negara yang beragama dan kuat akan
ajaran-ajaran baik dari agama kita masing-masing, tidak menganut paham komunis dan brutal, tetapi
Negara kita yang tercinta ini sudah mengatur sebagaimana rupanya menjadi Negara yang bersahaja
yang percaya bahwa semua yang ada didunia ini ada yang menciptakannya dan kita patut bersyukur
akan hal itu. Ini adalah salah satu bukti mengapa kita perlu mencintai tanah air kira secara sepenuh
hati.

Sila ke dua dari pancasila lebih mengena lagi di dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB, maksudnya pun kita ketahui bahwa di Indonesia
ini menjungjung tinggi sikap rasa keadilan dan saling mengasihi antar manusia. Tidak buat sewenang-
wenang semena-mena, karena masyarakat Indonesia mempunyai hak keadilan yang sama. Tidak
menganut paham komunis, gangster atau ataupun yang membuat peradaban manusia di Indonesia
menjadi Negara yang tidak mempunyai rasa keadilan yang tidak beradab. Ini adalah contoh kedua
bagaimana kita lebih bisa menghargai dan mencintai tanah air kita Indonesia.

PERSATUAN INDONESIA adalah bunyi dari pancasila sila ke tiga, yang mempunyai makna
bahwa Indonesia menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan negaranya. Agar tercipta suasana
yang kondusif, aman, tentram, nyaman. Dan dibutuhkan peran aktif masyarakatnya juga untuk
membuat persatuan dan kesatuan di Indonesia ini menjadi nyata. Bahwasanya Negara yang maju
adalah Negara yang dapat memegang teguh ajarannya dan menjaga nama baik negaranya. Maka lebih
banyak perlu dibuktikan lagi oleh para penerus bangsa dan generasi muda dalam ikut serta menjaga
perdamaian persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.

Sila keempat berbunyi KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH


KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN. Indoseia adalah Negara
demokrasi, bahwasanya semua hal yang bersangkutan dengan kemerdekaan Negara dipilih dengan
cara demokrasi, permusyawaratan dalam masyarkat adalah cara ampuh untuk memenuhi keinginan
rakyat dalam turut serta membangun Negara menjadi yang lebih baik lagi, yang sudah diwakili oleh
permusyawaratan perwakilan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang ada di Negara Indonesia.

Dan yang terakhir sila kelima adalah KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA. Sila ini menjadi satu-satunya cerminan hokum yang di ikuti dengan undang-undang
yang berada di Indonesia untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan rakyatnya. Demi terjalinnya rasa
saling menghargai, menjaga, dan menyayangi, sejak awal Indonesia sudah menyadari bahwa sila ini
penting untuk diterapkan sebagai pedoaman dan pandangan hidup bernegara di Indonesia.

Dari kelima sila Pancasila tersebut pun, Indonesia mempunyai nrma-norma yang menjadi aturan
hidup yang berlaku di Negara tercinta kita ini. Diantaranya yaitu: Norma Agama, Norma Kesusilaan,
Norma Kesopanan, dan Norma Hukum. Dari semua norma tersebut, menecerminkan keadaan
kehidupan masyarakat di Indonesia, yang percaya akan tuhan, yang mempunyai rasa sosial yang
tinggi, yang mempunyai kepribadian sopan dan santun, yang akan selalu taat pada hukum. Kurangnya
komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut,
telah mendorong munculnya kekuatan baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan
pegangan hidup bangsa Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan
berbangsa, di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus.

Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi
bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan dengan mulai terjadinya kemerosotan
moral, mental dan etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda.
Timbulnya persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang berujung
bermusuhan dan bukan mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, anti
terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung mengundang tindak
anarkis.

Korupsi yang marak akhir-akhir ini juga menunjukkan hilangnya rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa. Para pejabat dan pemimpin seharusnya mengatur dan memimpin negara ini dengan baik,
justru menjadi contoh buruk bagi masyarakat. Kasus bom yang sering terjadi sebenarnya tidak perlu
ada jika didasari kecintaan terhadap Indonesia. Karena bom merusak negara sendiri, membuat tidak
nyaman warganya dan memberi kesan negatif di mata dunia. Kasus lain yang juga kerap terjadi pada
generasi muda adalah tawuran antar pelajar atau mahasiswa. Padahal biasanya hanya disebabkan oleh
hal sepele. Tawuran pelajar terjadi akibat pertentangan berbagai kepentingan antar pelajar, yang tidak
bisa lagi dikendalikan. Karena perbedaan kepentingan dan rendahnya nasionalisme, tawuran tidak
bisa dihindari.

Melihat keadaan yang semakin rumit ini maka seharusnya bangsa indonesia mengubah
paradigma cara berfikir yang demikian. Dengan adanya fikiran negatif thingking maka semua itu akan
menjadi kesalahan yang fatal dan tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap suatu program
pemerintah. banyak masyarakat kalangan bawah yang memiliki pemikiran pragmatis, berpikir lalu
berpikir. Dengan adanya kondisi demikian maka seakan-akan wakti megejar akan adanya konflik
kebangsaan. Paradigma berpikir diagonalistik harus digantikan dengan paradigma berpikir alternatif.

Selain itu,beberapa cara untuk Memunculkan Serta Meningkatkan Rasa Cinta Terhadap Tanah Air
Dan Bangsa (Jiwa Patriotisme) Indonesia adalah

1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai
jasa para pahlawan kemerdekaan.
2. Menghormati upacara bendera sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan Bangsa
Indonesia.
3. Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih,
lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar
dengan pengusaha asing.
5. Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia
dengan segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.
6. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang salah sesuai
dengan mekanisme yang berlaku.
7. Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing
baik di dalam maupun luar negeri serta tidak melakukan tindakan- tindakan yang mencoreng-
moreng nama baik bangsa indonesia.
8. Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri.
9. Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.
10. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun
secara nasional.
Banyak sekali cara mewujudkan cinta tanah air dengan rasa persatuan dan cinta tanah air harus
kita laksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, kampus, tempat tinggal kita, bahkan di manapun kita
berada. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku
yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat yang merugikan diri sendiri atau masyarakat. Sebagai
generasi mudak kita juga harusnya dapat berperan seperti para pahlawan yang telah gugur di medan
perang. Para pahlawan berani mengorbankan diri karena mereka mencintai tanah airnya. Mereka
mencintai rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.

Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan sejak dini agar rasa cinta terhadap tanah air tertanam
dihatinya dan dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya. Sebagai warga
Negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan Negara kita sendiri apapun yang
adanya dan kondisinya. Orang-orang yang tidak menghormati serta membenci bangsa dan Negara
tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat. Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya
raya dan indah,karena kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan
kebencian.

Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini agar dapat menjadi
manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari
Senin dengan menghormat bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan
mengucapkan Pancasila. Meskipun lagu Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak
usia dini, tetapi dengan membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin, maka anak akan
hafal dan bisa memahami isi lagu. Merah Putih bisa diangkat menjadi sub tema
pembelajaran.Pentingnya sebuah lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai identitas dari negara
tersebut, agar dapat mengingatkan kembali betapa pentingnya cinta terhadap negara.

Pendidikan merupakan bagian dari sistem atau subsistem yang memiliki tujuan akhir yang
bermuara pada pembangunan sebuah negara baik pembangunan jiwa maupun raga setiap warga dari
sebuah negara atau yang biasa disebut sebagai sebuah bangsa. Sistem pendidikan nasional di
Indonesia pun merupakan sebuah subsistem dari pembangunan nasional.Tujuan pendidikan adalah
untuk memajukan budi pekerti sehingga seorang individu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur
dan mampu mencapai kesempurnaan hidup sehingga mampu hidup selaras dengan alam dan
masyarakatnya.

Sebagai seorang pemuda Indonesia saya akan membahas tentang pemuda di Indonesia. Pemuda
indonesia saat ini lebih senang menghabiskan waktu ditempat hiburan daripada sekedar membaca dan
menelaah nasib bangsanya, pemuda-pemuda diperkotaan termasuk anak-anak para pejabat lebih
senang menghambur-hamburkan uang mereka pada butik-butik ternama dalam dan luar negri,
sementara disisi lain anak-anak dipelosok daerah mengalami kesulitan dalam mengakses ke fasilitas
pendidikan dan kesehatan, seolah-olah pemuda perkotaan bukanlah satu bangsa dengan anak-anak
dipelosok daerah, tidak ada ikatan kepedulian diantara mereka untuk membangun bersama masa
depan bangsa ini.Dengan kondisi seperti ini kita wajib mewaspadai bahwa Indonesia dimasa depan
akan mengalami krisis kepemimpinan, ini dikarenakan bukan karena tidak ada orang yang mau
memimpin tetapi karena Indonesia kehilangan pemimpin yang berkarakter pemimpin.

Dimasa depan Indonesia hanya menjadi negara yang rakyatnya adalah mantan-mantan anak
manja yang menjadi dewasa, yang lebih cenderung bersikap konsumtif dibanding berwatak produktif.
Mungkinkah anak-anak manja itu mampu menjadi pemimpin dinegri yang memiliki 1.128 suku 726
ragam bahasa dan 17.504 pulau, sementara mereka sendiri terjebak dalam pragmatisme pribadi yang
membuat mereka lebih rakus dibanding kapitalis.Nasionalisme itu bukan rasa kepemilikan suatu
bangsa yang ditunjukan dengan berkoar keras saat negri ini terganggu, tetapi memikirkan solusi masa
depan agar negri ini tumbuh berkembang menyejahterakan rakyatnya serta mampu menghadapi
gangguan-gangguan yang ada.
Pemuda indonesia memang masih mempunyai rasa memiliki negeri ini tapi luntur sudah hingga
kedasaran jutaan rasa cintanya pada negri ini.Tidak ada cara lagi menyelamatkan keutuhan Indonesia
dimasa depan, kecuali dengan menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap Indonesia yang satu
kesatuan tak terpecah oleh batas wilayah dan suku. Karena dengan hanya dengan menumbuhkan
kembali rasa cinta itu maka akan muncul rasa pengabdian kepada negri ini, sehingga apapun
profesinya dimanapun dia berada akan berusaha memajukan dan membesarkan bangsa Indonesia.

A. Menerapkan Nilai yang Berkaitan Dengan Cinta Tanah Air

Apabila kita hayati! Sila keberapa yang paling berkaitan dengan Cinta Tanah Air? Cinta
Tanah Air merupakan wujud Pengamalan Sila III yaitu Persatuan Indonesia. Perwujudan rasa
persatuan dan cinta tanah air harus kita laksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, tempat tinggal
kita, bahkan di manapun kita berada. Misalnya di keluarga kita amalkan sikap dan tingkah laku
hemat, disiplin dan bertanggung jawab dalam mewujudkan keutuhan dan kebersamaan agar tercapai
kebahagiaan lahir batin, di sekolah perwujudan rasa persatuan dan Cinta Tanah Air dapat kita
wujudkan/amalkan melalui kegiatan-kegiatan OSIS, UKS, PMR, PRAMUKA dll. Kegiatan-kegiatan
tersebut dapat berupa gerakan penghijauan, kebersihan, karyawisata, upacara bendera dll. Semangat
persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat dapat kita lakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti
siskamling, kerjabakti dll guna mempererat tali persaudaraan kita sebagai umat menusia dan kegiatan-
kegiatan seperti itu telah diprogramkan melalui organisasi-organisasi pemuda misalnya Karang
Taruna dan KNPI.

Sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya kita semua dapat mewujudkan sikap dan tingkah
laku kita yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan menghindari penyimpangan-
penyimpangan sosial yang dapat merusak norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia karena
peyimpangan-penyimpangan bukan hanya merugikan diri sendiri tapi dapat merugikan masyarakat
pula bahkan negara, misalnya nal-yang dapat kita hindari dari peyimpangan sosial tersebut dengan
cara menjauhkan diri dari pengaruh narkotika, obat-obatan terlarang, minuman keras, seks bebas dan
perkelahian.Karena hal itu akan menghancurkan diri sendiri dan masa depan bangsa dan negara.
Sebagai pengikut dan umat Rasulullah Saw, seluruh kaum Muslimin di negara di manapun mereka
berada, termasuk di Indonesia pasti akan mencintai tanah airnya sendiri. Bagi kaum Muslimin,
kecintaan pada tanah air adalah bagian dari akidah dan keyakinan, bukan semata-mata karena unsur
kebangsaan atau nasionalisme. Sejarah telah menunjukkan, bahwa yang paling gagah berani merebut
kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah adalah para ulama, para kiai, para santri, dan
kaum Muslimin secara keseluruhan. Bagi mereka, mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan
adalah bagian dari jihad yang harus dilakukan dengan kesungguhan. Mati dalam mengusir penjajah
adalah bagian dari syahid yang sangat tinggi nilainya dalam pandangan Allah SWT.

Setelah kemerdekaan sampai dengan saat sekarang pun, kaum Muslimin tetap konsisten mencintai
tanah airnya. Hanya saja tidak sekadar diungkapkan secara verbal dalam bentuk kata-kata, akan tetapi
diwujudkan dalam upaya perbaikan tatanan kehidupan bangsa. Perbaikan dalam bidang ekonomi,
pendidikan, politik, sosial dan budaya dan bidang-bidang lainnya, termasuk dalam bidang akhlak dan
moral.Kaum Muslimin sangat menjaga betul akhlak dan moral bangsa, tidak ingin dihancurkan oleh
kekuatan apa pun dan dari mana pun datangnya. Karena itu, sering kaum Muslimin bereaksi keras
terhadap upaya penghancuran moral bangsa, seperti rencana diterbitkannya majalah Playboy ataupun
lokalisasi perjudian dan perzinahan. Reaksi keras ini sebagai bagian dari kewajiban amar makruf-nahi
munkar dan sebagai perwujudan dari kecintaan terhadap tanah air. Sebaliknya, jika diam atau bahkan
mendukung hal-hal negatif tersebut di atas, walaupun mengaku cinta tanah air yang diungkapkan
secara verbal, maka pada hakikatnya adalah sedang menebarkan kebencian dan kehancuran pada
bangsa dan tanah airnya sendiri.

B. Manfaat Cinta Tanah Air

1. Memberi aman dan damai


2. Pembangunan negara dapat berjalan dengan lancar
3. Pendapatan negara akan meningkat
4. Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat karena aman dan damai
C. Cara-Cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air

Mempelajari sejarah dan jasa perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan menghormati upacara
bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa menghormati simbol – simbol negara
seperti garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan indonesia raya Mencintai dan menggunakan
produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju Ikut membela serta mempertahankan
kedaulatan kemerdekaan bangsa dan negara.

1. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan


2. Membantu meluruskan yang salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku
3. Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara kepada negara asing baik didalam
maupun diluar negeri
4. Menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar pada acara resmi negara berdo’a dan
beribadah kepada Allah SWT untuk kemajuan bangsa dan negara
5. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman lingkungan maupun nasional
A. Bela negara

Adalah sikap dan perilaku warganegara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara (UU No.3 tahun 2002).

1. Keikutsertaan warganegara dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:


2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
4. Pengadilan sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela dan secara wajib;
5. Pengabdian sesuai dengan profesi (UU No. 3 tahun 2002).
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa usaha bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini menunjukka adanya asas
demokrasi dalm pembelaan negara yang mencakup dua arti Pertama, bahwa setiap
warganegara turut serta daam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui
lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang
berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan
negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.
Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Artinya setiap warga negara memiliki wewenang
menggunakan hak selaku warga negara dalam membela negara. Tidak ada hak untuk orang lain atau
kelompok lain melarangnya. Demikian juga setiap warga negara wajib membela negaranya jika
negara dalam keadaan bahaya.Misalnya ada ancaman dari dalam maupun dari luar yang berupaya
mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka setiap warga negara harus
membela dan mempertahankan tegaknya NKRI. Kata “Wajib” sebagaimana terdapat dalam UUD
1945, mengandung makna bahwa negara dapat memaksa warga negara untuk ikut dalam
pembelaan negara.
Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga Negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan
bemegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara, kerelaan untuk
berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan Negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan
wilayah dan yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 (Basrie, 1998: 8).

Bela Negara merupakan sikap setiap individu dengan semangat kejuangan pantang menyerah
dalam jiwa Sapta Marga, dilandasi keimanan dan ketaqwaan, berniat tekad bulat tanpa pamrih dan
berani rela berkorban melaksanakan bela Negara dengan didasari sikap profesionalitas dan
integritasnya untuk bersama-sama mencapai tujuan Negara yang aman dengan landasan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 demi kejayaan Negara (Yulianto, 2013:365).
B. Makna Bela Negara

Dalam menyelenggarakan Hankamnas, setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban
yang ditetapkan dan dijamin oleh UUD 1945 yang merupakan kehormatan dan dilaksanakan dengan
penuh keasadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdiannya kepada bangsa dan
Negara.Upaya Hankamneg mencakup pembentukan dan penggunaan sumber daya buatan dan segenap
prasarana fisik dan prasarana psikis bengsa dan Negara. Hankamneg yang mencakup seluruh aspek
kehidupan bangsa dan Negara sebagai bagian integral dari pembangunan nasional diartikan sebagai
keikutsertaan seluruh rakyat secara aktif dalam Sishakamrata bukan dengan mempersenjatai seluruh
rakyat secara fisik untuk mengadakan perlawanan fisik, melainkan merupakan keikutsertaan seluruh
rakyat dalam upaya Hankamneg melalui bidang profesinya masing-masing. Dengan demikian setiap
warga Negara melakukan usaha Hankamneg sebagai bagian dari pelaksanaan bidang profesi atau
pekerjaan masing-masing atau merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.Salah satu bentuk
keikutsertaan rakyat dalam upaya Hankamneg diselenggarakan melalui Pendidikan Bela Negara
(PPBN) sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional. Dengan Pendahuluan Bela
Negara yang dilaksanakan melalui pendidikan disekolah maupun pendidikan diluar sekolah akan
dihasilkan wrga Negara yang cinta tanah air, rela berkorban bagi bangsa dan Negara, yakin akan
kesaktian Pancasila dan UUD 1945 serta mempunyai kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai
warga Negara yang bertanggung jawab.

PPBN merupakan proses menuju kepada kualitas manusia yang lebih baik, yakni manusia
yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dimasa depan yang dapat menjamin tetap tegaknya
identitas dan integritas bangsa.PPBN wajib diikuti oleh setiap warga Negara dan diberikan secara
bertahap sesuai usia, tingkat pendidikan dan perkembangan jiwa. Penyelenggaraan PPBN secara
bertahap dan berlanjut ini merupakan usaha pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya
yang berdasarkan ideology Pancasila, yang dapat menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kerelaan berkorban pada Negara dan bangsa serta kesadaran akan
hak dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia yang bertanggung jawab.

Penyelenggaraan PPBN tidak saja ditunjukkan untuk menghasilkan kualitas manusia


Indonesia yang dapat mengembangkan kemampuan dan kesediaan untuk mempertahankan dan
membela bangsa, Negara, dan tanah air, tetapi juga memberikan bekal sebagai warga Negara bangsa
Indonesia yang baik, terutama dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bangsa dan
Negara serta membangkitkan motivasi dan dedikasi berupa rasa turut memiliki, rasa ikut bertanggung
jawab serta turut berpartisipasi dalam pembangunan nasional guna mewujudkan suatu masyarakat
yang tata tentram kertaraharja.
Warga masyarakat telah menghayati hak dan kewajiban dalam upaya Hankamneg, secara naluriah
akan merasakan bahwa gangguan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat dan dapat mengganggu
kelancaran kegiatan masyarakat, pada prinsipnya akan mengganggu pribadinya dan secara spontan
akan berusaha untuk meniadakannya baik secara perorangan maupun berpartisipasi kedalam fungsi
keikutsertaan rakyat dalam Pertahanan Keamanan Negara, Kepribadian dengan tanggung jawab
demikian merupakan factor penting dalam mempertahankan , memelihara, ataupun mengembangkan
kehidupan masyarakat dan akan menanggap partisipasinya kedalam fungsi Hankamneg sebagai
kewajiban dan kepentingan pribadinya.
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaanya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan Negara (UU No.3 tahun 2002).Upaya bela Negara selain sebagai
dasar kewajiban manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warganegara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggungjawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada Negara dan
bangsa.Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa usaha bela Negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi
dalam pembelaan Negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warga Negara berhak ikut
serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan Negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga Negara,
sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Keikutsetaan warga Negara dalam upaya bela Negara diselenggarakan melalu:

1. Pendidikan kewarganegaraan;
2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
3. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela dan secara wajib;
4. Pengabdian sesuai dengan profesi (UU Nomer 3 tahun 2002).
Usaha pembelaan Negara bertumpu pada kesadaran setiap warga negara akan hak dan
kewajibannya. Kesadaran bela Negara perlu ditumbuhkan secara terus menerus antara lain melalui
proses [endidikan disekolah maupun diluar sekolah dengan memberikan motivasi untuk mencintai
tanah air dan abngga sebagai bangsa Indonesia. Motivasi untuk membela Negara dan bangsa akan
berhasil jika setiapawarga Negara memahami kelebihan atau keunggulan dan kelemahan bangsa dan
negaranya. Motivasi setiap warga Negara untuk ikut serta membela Negara Indonesai juga
dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia, letak
geografis Indonesia yang strategis, kekayaan sumber daya alam, kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Disamping itu setiapwarga Negara hendanya juga memahami kemungkinan adanya
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan Negara Indonesia, baik yang dating dari dalam negeri
maupun dari luar negeri yang masing-masing dapat berdiri sendiri atau saling pengaruh
mempengaruhi .

Dewasa ini ancaman dapat diartikan sebagai kekhawatiran akan jaminan hidup sehari-hari, artinya
ancaman telah bergeser bentuknya dari ancaman senjata menjadi ancaman:kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, kelaparan, penyakut yang belum ditemukan obatnya, kelangkaan lapangan kerja,
tindakan kesewenangan penguasa, kriminalitas, SARA, disintregasi nasional, terorisme, perdagangan
narkotika, masa depan generasi muda.

Berikut adalah unsur-unsur Bela Negara, diantaranya:

1. Cinta tanah air


2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal Bela Negara.
Berikut adalah beberapa dasar hukun tentang Wajib Bela Negara:

1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2. Undang-Undang No. 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Undang-Undang No. 56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.
C. Alasan Negara Wajib Dibela oleh Warganya

1. Fungsi pertahanan.

Setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya kelangsungan hidup bangsanya
tetap terpelihara. Untuk mempertahankan negara sangat ditentukan oleh sikap dan perilaku setiap
warga negaranya. Jika warga negara bersifat aktif dan peduli terhadap kemajuan bangsanya maka
kelangsungan hidup bangsa akan tetap terpelihara. Sebaliknya jika warga negara tidak peduli terhadap
persoalan yang dihadapi bangsanya kelangsungan hidup bangsa akan terancam dan cepat atau lambat
negara akan bubar.

2. Sejarah Perjuangan bangsa.

Perjuangan penduduk Nusantara untuk mendirikan negara Republik Indonesia yang merdeka
berhasil pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang diperoleh bukan sebagai hadiah atau
pemberian dari negara lain, tetapi hasil perjuangan yang panjang dan banyak mengorbankan harta dan
jiwa. Oleh karena itu setiap warga negara wajib ikut serta membela negaranya jika negara
membutuhkan.

3. Aspek Hukum Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3

Menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Artinya setiap warga negara memiliki wewenang menggunakan hak selaku warga negara
dalam membela negara. Tidak ada hak untuk orang lain atau kelompok lain melarangnya. Demikian
juga setiap warga negara wajib membela negaranya jika negara dalam keadaan bahaya. Misalnya ada
ancaman dari dalam maupun dari luar yang berupaya mengancam keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Maka setiap warga negara harus membela dan mempertahankan
tegaknya NKRI. Kata Wajib sebagaimana terdapat dalam UUD 1945, mengandung makna bahwa
negara dapat memaksa warga negara untuk ikut dalam pembelaan negara.

D. Tindakan yang Menunjukkan Upaya Bela Negara

Apa contoh tindakan warga negara yang dapat dilakukan sebagai upaya bela negara? Dalam
kondisi negara aman dan damai upaya bela negara yang dapat dilakukan antara lain:

1. Siskamling.

Dengan kegiatan Siskamling maka keamanan dan ketertiban masyarakat akan tetap
terpelihara

2. Menanggulangi akibat bencana alam.

Membantu sesama manusia merupakan perbuatan terpuji. Misalnya membantu


meringankan beban yang tertimpa musibah bencana alam seperti kebakaran, kebanjiran,
tanah longsor, gempa bumi dan contoh lainnya. Membantu sesama manusia dapat
memperkokoh keutuhan masyarakat, karena bantuan yang diberikan akan menimbulkan
simpati dan empati, dan saling merasakan (tenggang rasa).

3. Belajar dengan Tekun.

Kegiatan bela negara dapat dilakukan oleh pelajar di sekolah melalui pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan. Menurut UU No. 3 Th. 2002 pasal 9 ayat 2 menyebutkan
keikut sertaan warga negara dalam upaya bela negara di antaranya melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Kegiatan extra kurikuler seperti kepramukaan, PMR, Paskibra
merupakan kegiatan bela negara.

E. Implementasi Bela Negara

Dalam upaya bela Negara yang merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara,
implementasinya dapat ditekmpuh melalui:

a. Lingkungan Pendidikan—Jalur Pendidikan Formal

Melalui Pendidikan Penduluan Bela Negara (PPBN). PPBN merupakan proses


mempersenjatai rakyat secara psikis/dengan ideology pancasila, kecintaan dengan tanah air,
kerelaan berkorban untuk bangsa, Negara serta kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai
warga Negara yang bertanggung jawab.

Pada hakikatnya PPBN bertujuan menumbuhkan:

1. Kecintaan pada tanah air


2. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
3. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideology Negara
4. Kerelaan berkorban untuk Negara
5. Memberikan kemampuan awal bela Negara.
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya bela
Negara serta menegakkan hak dan kewajiban warga Negara dalam upaya bela Negara.PPBN
sebagaimana dimaksudkan diatas wajib diikuti oleh setiap warga Negara dan dilaksanakan secara
bertahap yaitu:

1. Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai dengan menengahi dan pendidikan
luar sekolah termasuk kepramukaan.
2. Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewarganegaraan pada tingkat pendidikan
tinggi.Secara khusus sasaran yang dicapai adalahmembentuk peserta didik agar sadar
akan perannya sebagai tunas bangsa dan kader bangsa dimasa mendatang, mengenal dan
mencintai tanah air, rela membela kehormatan martabat bangsa dan Negara, memiliki
watak dan sikap kejuangan dan kesatria.

b. Lingkungan pekerjaan

Sasaran yang dicapai dalam membentuk karyawan yang selalu mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, memiliki motivasi kerja yang tinggi, memiliki disiplin dan produktifitas
yang tinggi pula sesuai dengan profesinya masing-masing.

c. Lingkungan pemukiman
Sasaran yang akan dicapai adalah membentuk masyarakat yang dapat memahami nilai-nilai
perjuangan bangsa. Mencintai tanah air dan rela berkorban serta mempunyai kemampuan
awal bela Negara, memiliki persatuan dan kesatuan, bangsa yang diwujudkan dalam
kehidupan secara gotong royong, sehat, tertib dan aman, bersih, pelestarian lingkungan
disetiap pemukiman.

Dari keseluruhan implementasi diatas diharapkan :

1. Memiliki kemampuan awal bela Negara:

a. Secara psikis:

Memiliki sifat-sifat: disiplin, ulet, kerja keras, taati peraturan perundang-


undangan, tahan uji untuk mencapai tujuan nasional.

b. Secara fisik:

1. Kondisi kesehatan, keterampilan jasmani untuk mendukung kemampuan


awal bela Negara.

2. Memiliki kerelaan berkorban untuk Negara dan Bangsa

Dalam perwujudannya adalah:

1. Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan harta benda untuk kepentingan
umum.

2. Siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan Negara.


A. Pengertian Demokrasi Pancasila

Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5
SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan
dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu,
dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan
sistem“demokrasi” di banyak negara.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita
kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.Konsep demokrasi menjadi
sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat
ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Menurut Wikipedia Indonesia,
demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut.

Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam
taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta
pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi
konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-
Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang
dicantumkan dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan


kekuasaan belaka (Machstaat).

2. Sistem Konstitusionil

Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat


Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah bahwa demokrasi yang
menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi konstitusionil. Di samping itu corak
khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan demikian demokrasi
Indonesia mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai khusus seperti nilai-nilai yang
memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan
masyarakat, usaha dan krida manusia dalam mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari
demokrasi Indonesia adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada dasarnya merujuk kepada ucapan
Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan rakyat
beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Kenyataannya, baik dari segi konsep
maupun praktik, demos menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk rakyat keseluruhan,
tetapi populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal memiliki hak
preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan menyangkut urusan publik atau
menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. (Idris
Israil, 2005:51)

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:

1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-


royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan
cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak
ada dominasi mayoritas atau minoritas.

B. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila

Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain sebagainya.
Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua landasan pokok yang
menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh setiap orang yang menjadi
pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai / keluarga, yaitu:

1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau milik
suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa negara.

2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku


pengurusan rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh
rakyatnya, dan sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak
zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.

Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:


a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat)
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh
Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat.
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat 2
UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

C. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan, Idris Israil


(2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia sebagai berikut:

1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.


2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10. Mengandung sistem mengambang.
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

D. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila

Landasan formil dari periode Republik Indonesia III ialah Pancasila, UUD 45 serta Ketetapan-
ketetapan MPR. Sedangkan sistem pemerintahan demokrasi Pancasila menurut prinsip-prinsip yang
terkandung di dalam Batang Tubuh UUD 1945 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum


Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka(Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun lembaga-
lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum
dan tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional


Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan
bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan
konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang merupakan pokok
konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan dalam
pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga
negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan
negara yang tertinggi,MPR mempunyai tugas pokok, yaitu:

a. Menetapkan UUD
b. Menetapkan GBHN
c. Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
d. Wewenang MPR, yaitu:
1. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
2. Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan
GBHN
3. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden
4. Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945
5. Mengubah undang-undang.
4. Presiden

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah
negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung
jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-
putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja
sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-
undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislative ialah
hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:

1. Hak tanya/bertanya kepada pemerintah


2. Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah
3. Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
4. Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
5. Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.
6. Menteri Negara

Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri
negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.
Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet
kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden,
tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah
dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR
merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

E. Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara


Contohnya: Ikut menyukseskan Pemilu, ikut menyukseskan Pembangunan, ikut duduk
dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dll.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI.
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung jawab kepada
MPR.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya bisa
dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia sendiri demokrasi pancasila
sudah mendarah daging disetiap warga nya, karena demokrasi itu mencerminkan kehidupan
bermasyarakat, sistem demokrasi / pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk diterapkan di
indonesia karena adat dan budaya negara indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI
harga mati, demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu kita.

Cinta Tanah Air merupakan wujud Pengamalan Sila III yaitu Persatuan Indonesia.
Perwujudan rasa persatuan dan cinta tanah air harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu
pula dengan semangat persatuan dan kesatuan kita dalam bermasyarakat yang harus dijaga guna
mempererat tali persaudaraan, saling melindungi, perdamaian dan kenyamanan pun akan terjaga. Kita
sebagai warga negara Indonesia harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan dan norma-
normanya. Karena nilai-nilai kebudayaan bangsa mencerminkan cinta kita terhadap bangsa dan
negara. Hindarilah segala sesuatu yang dapat menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada,
terus maju dan bersatu meraih cita-cita bersama dengan penuh rasa cinta kita terhadap bangsa.

Walaupun bagaimana, Indonesia ini adalah tanah air dan bangsa kita sendiri yang kita wajib
untuk mencintainya dengan segala kekurangannya. Sungguh sayang apabila warisan NKRI yang
sudah diwariskan kepada kita dengan banyak pengorbanan darah dan airmata dari para “founding
fathers”. Seharusnya kita juga harus menghormati dan menghargai jasa-jasa yang membangkitkan
bangsa Indonesia ini dan tidak lupa memberikan semangat untuk bangsa kita.

Nilai karakter rasa cinta tanah air merupakan hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan ataupun kenegaraan yang penting. Menumbuhkan rasa cinta tanah air merupakan
jawaban dari keterpurukan kehidupan berbangsa saat kini demi mewujudkan cita0cita ataupun tujuan
bangsa Indonesia. D engan menumbuhkan rasa cinta tanah air, makan akan terjadi keharmonisan yang
merata di segalan bidang, penyelenggaraan pemerintah akan baik. Banyak sekali solusi menumbuhkan
rasa cinta tanah air salah satunya adalah sosialisai dalam keluarga akan pentingnya rasa cinta tanah air
.

Dikalangan generasi muda saat ini,perlu adanya sosialisasi untuk meningkatkan kecintaannya
terhadap tanah air di karenakan mulai lunturnya rasa tersebut. Ini dikarenakan ,generasi muda yang
mulai terjebak dalam budaya apatis dan hedonis.banyak Contoh dalam masyarakat kita tentang
lunturnya kecintaan tanah air ini seperti separatisme atau kekerasan yang terjadi di masyarakat saat
ini. Banyak cara menumbuhkan rasa cinta tanah air mulai dari keluarga,lingkungan
sekolah,lingkungan masyarakat dan atau media masa.

Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal.
Yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya
dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.

Kesadaran bela negara merupakan sikap moral dan implementasi profesionalisme sehingga
dalam aktualisasinya mampu menjadikan sebagai unsur utama kekuatan bangsa dalam menghadapi
ancaman militer. Profesionalisme yang berdasarkan semata-mata intelektualitas dan tidak memiliki
roh kebangsaan, tidak memiliki arti bagi dan tidak mampu mengendus ancaman militer. Dalam
profesionalisme yang dapat menjadi penggerak unsur utama kekuatan dalam menghadapi ancaman
militer menjadi bermakna adalah profesionalisme yang dihasilakan dari intensitas sentuhan
kebangsaan yang mampu.

B. Saran

Cintailah negeri yang indah ini yang telah memberikan kita semua nya dari tanah nya air nya
hewan dan semua tumbuhan nya yang telah berperan penting dalam kehidupan kita.Tegak kan
kembali nilai-nilai luhur dari pancasila , untuk merapatkan dan menyatukan kembali jati diri bangsa
ini yang semakin lama semakin pudar . Terus belajar , bekerja dan berusaha demi kehidupan kita anak
cucu kita dan kehidupan seluruh rakyat di bangsa Indonesia ini .

Saya akan tutup makalah ini dengan quotes dari mantan presiden Amerika “ John F. Kennedy”

“don’t ask what your country can do for you , but ask what you can do four your country”

Mahasiswa sebagai agent of change hendaknya turut berpartisipasi dalam membela Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan berkepribadian sesuai nilai-nilai yang tertuang dalam UUD 1945.

Setiap warga Negara harus berani mengeluarkan argumennya dalam forum-forum dinegara – Negara
lain untuk dapat membuktikan bahwa Indonesia mampu untuk bersaing dalam kancah
internasioanal.Warga juga harus mampu membela negaranya dari budaya-budaya lain,sehingga
budaya dalam negeri selalu dibudidayakan dalam masyarakat belakangan ini.

Anda mungkin juga menyukai