BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi angka kematian bayi,
terutama dalam satu bulan pertama kehidupan. Berdasarkan studi epidemiologi, bayi BBLR
mempunyai risiko kematian 20 kali lipat lebih besar di bandingkan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan normal.
BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas), IUGR (Intra
Uterine Growth Restriction) yang dalam bahasa Indonesia disebut Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT) atau keduanya. Kedua penyebab ini dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti
faktor ibu, plasenta, janin dan lingkungan. Faktor risiko tersebut menyebabkan kurangnya
pemenuhan nutrisi pada janin selama masa kehamilan.
Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka
panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR
memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan normal.
Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal terhadap bayi BBLR
dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi adekuat dan melakukan pencegahan
infeksi. Meskipun demikian, masih didapatkan 50% bayi BBLR yang meninggal pada masa
neonatus atau bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi berulang dan kecacatan
perkembangan neurologis. Oleh karena itu, pencegahan insiden BBLR lebih diutamakan
dalam usaha menekan Angka Kematian Bayi.
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat
lahir < 2500 gram. Bayi berat lahir rendah dibagi menjadi 2 golongan :1
Prematuritas murni
Bayi lahir dengan umur kehamilan , 37 minggu dan mempunyai berat badan
sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang
Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKB – SMK)1
Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan. Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur
ini dapat juga:
Neonatus Kurang Bulan – Kecil Untuk Masa Kehamilan (NKB – KMK)
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK)
Neonatus Lebih Bulan Kecil Masa Kehamilan (NLB – KMK).
Etiologi
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bacterial
vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan faktor
etiologi prematuritas.2
b. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun dan
pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu-ibu
yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan.
Kejadian terendah adalah pada usia antara 26-35 tahun.
Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal
yang kurang.
2. Faktor janin
Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya akan
mengakibatkan BBLR.2
Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di
dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau
sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di
negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan
berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan.3
Patofisiologi
Sumber gambar:
https://www.google.co.id/search?q=patofisiologi+bblr+pdf&dcr=0&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwinpsKU59fYAhVQtJQ
KHarpB-0Q_AUICigB&biw=1366&bih=635#imgrc=7Cieyff0FKeQsM:
Manifestasi Klinis
a. BB < 2500 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.
b. Tanda-tanda neonatus :
Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak alami jaringan sub-kutan sedikit.
Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan
labia minora lebih menonjol.
Axifikasi tengkorak sedikit - ubun-ubun dan satura lebar - tulang rawan
elastis kurang - otot-otot masih hipotonik - tungkai abduksi - sendi
lutut dan kaki fleksi
c. Tanda-tanda fisiologis :
Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak
tidur dan malas.
Refleks moro - refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis
Tatalaksana
Resusitas awal bayi dengan berat badan lahir rendah
Termoregulasi
Menggunakan plastik polyethylene untuk mencegah kehilangan panas.5
Respiratory support
HR > 100, berikan CPAP 4-6 cm H2O
Transport
Transport bayi dengan portable incubator.5
Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang
diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. suhu aksilar
optimal bagi bayi dalam kisaran 36,0°C – 36,5°C. Menghangatkan dan
mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan
ibunya.
2) Pemancar pemanas
3) Ruangan yang hangat
4) Inkubator
b. Dukungan respirasi6
Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan untuk
memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko mengalami defisiensi
surfaktan dan periadik apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan
pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk
mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan
kebutuhan dan penyakit bayi.
f. Stimulasi sensori
Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan yang diletakkan
dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio dengan
volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat memberikan
stimulasi pendengaran. Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari
orang tua atau keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi.
Indikasi pulang
Bayi dengan berat lahir rendah dapat dipulangkan apabila :
Tidak terdapat tanda bahaya atau tanda infeksi berat
Berat badan bertambah hanya dengan ASI
Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-37oC) dengan pakaian terbuka
Ibu yakin dan mampu merawat bayi
Konseling sebelum bayi pulang meliputi :
Pemberian ASI eksklusif
Menjaga bayi tetap hangat