Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Seririt


Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas : XII
Semester : Ganjil
Kompetensi Keahlian : Akuntansi
Jumlah Pertemuan : 6 x 45 menit (3 x Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2016/2017

I. STANDAR KOMPETENSI
1. Menyiapkan surat pemberitahuan pajak

II. KOMPETENSI DASAR


1.1 Menyiapkan dokumen transaksi pemungutan dan pemotongan Pajak Penghasilan
(PPh).

III. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Peralatan yang dibutuhkan untuk pengelolaan administrasi pajak tersedia
2. Data transaksi administrasi pajak tersedia

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Siswa dapat menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pengelolaan administrasi
pajak
2. Siswa dapat mengelola data transaksi administrasi pajak

V. MATERI PEMBELAJARAN
A. Pemotong PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan. Pihak-pihak yang melakukan pemotongan PPh Pasal 21 adalah:
a) Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan.

1
b) Bendahara pemerintah baik Pusat maupun Daerah
c) Dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek), PT. Taspen, PT ASABRI
d) Perusahaan dan bentuk usaha tetap
e) Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
f) Penyelenggara kegiatan.
B. Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
a) Pegawai tetap.
b) Tenaga lepas (seniman, olahragawan, penceramah, pemberi jasa, pengelola
proyek, peserta perlombaan, petugas dinas luar asuransi), distributor
MLM/direct selling dan kegiatan sejenis.
c) Penerima pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi atau ahli
warisnya yang menerima Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.
d) Penerima honorarium.
e) Penerima upah.
f) Tenaga ahli (Pengacara, Akuntan, Arsitek, Dokter, Konsultan, Notaris,
Penilai, dan Aktuaris).
g) Peserta Kegiatan.
C. Penerima Penghasilan yang tidak di potong PPh Pasal 21
a) Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat:bukan warga
negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh
penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
b) Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Keuangan sepanjang bukan warga negara Indonesia dan tidak
menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan di Indonesia.
D. Tarif dan Penerapan Perhitungan Pajak
1) Pegawai tetap, penerima pensiun bulanan, pegawai tidak tetap, pemagang
dan calon pegawai serta distributor MLM/direct selling dan kegiatan sejenis,
dikenakan tarif Pasal 17 Undang-undang PPh dikalikan dengan Penghasilan
Kena Pajak (PKP). PKP dihitung berdasarkan sebagai berikut:

2
 Pegawai Tetap; Penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan (5% dari
penghasilan bruto, maksimum Rp 6.000.000,- setahun atau Rp 500.000,-
(sebulan); dikurangi iuran pensiun. Iuran jaminan hari tua, dikurangi
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
 Penerima Pensiun Bulanan; Penghasilan bruto dikurangi biaya pensiun
(5% dari penghasilan bruto, maksimum Rp 2.400.000,- setahun atau Rp
200.000,- sebulan); dikurangi PTKP.
 Pegawai tidak tetap, pemagang, calon pegawai : Penghasilan bruto
dikurangi PTKP yang diterima atau diperoleh untuk jumlah yang
disetahunkan.
 Distributor Multi Level Marketing/direct selling dan kegiatan sejenis;
penghasilan bruto tiap bulan dikurangi PTKP perbulan.
2) Penerima honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan, komisi, bea
siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa dan kegiatan yang
jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk
menyelesaikan jasa atau kegiatan; mantan pegawai yang menerima jasa
produksi, tantiem, gratifikasi, bonus; peserta program pension yang menarik
dananya pada dana pensiun; dikenakan tarif berdasarkan Pasal 17 Undang-
undang PPh dikalikan dengan penghasilan bruto
3) Tenaga Ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris) dikenakan tarif PPh Psl 17 x
50% dari perkiraan penghasilan bruto - PTKP perbulan
4) Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang, dan calon pegawai, serta
pegawai tidak tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan,
upah satuan, upah borongan dan uang saku harian yang besarnya melebihi
Rp.150.000 sehari tetapi dalam satu bulan takwim jumlahnya tidak melebihi
Rp. 1.320.000,- dan atau tidak di bayarkan secara bulanan, maka PPh Pasal
21 yang terutang dalam sehari adalah dengan menerapkan tarif 5% dari
penghasilan bruto setelah dikurangi Rp. 150.000. Bila dalam satu bulan
takwim jumlahnya melebihi Rp.1.320.000,- sebulan, maka besarnya PTKP
yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP
sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi 360.
5) Penerima pesangon, tebusan pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari
Tua yang dibayarkan sekaligus dikenakan tarif PPh final sebagai berikut.

3
 5% dari penghasilan bruto diatas Rp 25.000.000 s.d. Rp. 50.000.000.
 10% dari penghasilan bruto diatas Rp. 50.000.000 s.d. Rp. 100.000.000.
 15% dari penghasilan bruto diatas Rp. 100.000.000 s.d.Rp. 200.000.000.
 25% dari penghasilan bruto diatas Rp. 200.000.000.
Penghasilan bruto sampai dengan Rp. 25.000.000,- dikecualikan dari
pemotongan pajak.
6) Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI yang menerima honorarium dan
imbalan lain yang sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atau
Keuangan Daerah dipotong PPh Ps. 21 dengan tarif 15% dari penghasilan
bruto dan bersifat final, kecuali yang dibayarkan kepada PNS Gol. lId
kebawah, anggota TNI/POLRI Peltu kebawah/ Ajun Insp./Tingkat I
Kebawah.
7) Penghasilan Tidak Kena Pajak Tahun 2016:
No. Keterangan Setahun
1 Diri wajib pajak orang pribadi Rp 54.000.000
2 Tambahan untuk wajib pajak yang kawin Rp 4.500.000
3 Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya Rp 54.000.000
digabung dengan suami
4 Tambahan untuk anggota keturunan sedarah dalam Rp 4.500.000
garis keturunan lurus dan anak angkat yang ditanggung
sepenuhnya maksimal untuk tiga orang anak

8) Tarif Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan:


Lapisan Penghasilan kena pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5%
Di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 15%
250.000.000,-
Di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 25%
500.000.000,-
Di atas Rp 500.000.000,- 30%

9) Contoh Perhitungan:
Budi adalah pegawai tetap di PT. Tejasari. Sejak tanggal 1 Januari 2016 ia
mendapatkan gaji sebesar Rp 6.000.000,- dan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 25.000,- per bulan. Budi sudah menikah tetapi belum mempunyai
anak (status K/0).
Perhitungan PPh pasal 21.

4
PPh Terutang:
Gaji sebulan/ penghasilan bruto : Rp 6.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan 5% x Rp 6.000.000 : (Rp 300.000)
Biaya Pensiun : (Rp 25.000)
Penghasilan Neto sebulan : Rp 5.675.000
Penghasilan neto setahun = 12 x Rp 5.675.000 : Rp 68.100.000
PTKP Setahun:
WP sendiri : Rp 54.000.000
WP Kawin : Rp 4.500.000
Total PTKP : Rp 58.500.000
Total PKP : Rp 9.600.000
PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp 9.600.000 : Rp 480.000
PPh Pasal 21 sebulan: Rp 480.000 / 12 : Rp 40.000

VI. METODE PEMBELAJARAN


 Demonstrasi
 Latihan
 Praktik
 Penugasan
 Ceramah Interaktif

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

5
Pertemua Waktu
Kegiatan Belajar
n (Menit)
Ke 1 s/d 3 Pendahuluan 20 menit
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran
b) Memberikan penjelasan tentang materi yang akan
dipelajari
c) Menjelaskan tentang pentingnya pemahaman tentang
pajak.

Kegiatan Inti 50 menit


 Menyampaikan materi tentang, PPh Pasal 21, tariff dan
penerapan tata cara perhitungan
 medemostrasikan penerapan tata cara perhitungan pajak
 Menugaskan siswa untuk melakukan perhitungan pajak
Penutup 20 menit
a) Melakukan refleksi proses dan hasil pembelajaran
dengan memberikan penguatan.
b) Bersama siswa membuat simpulan rangkuman materi
pembelajaran.
c) Evaluasi dan Tanya jawab.

VIII. PENILAIAN HASIL BELAJAR


Bentuk Penilaian : Jawaban singkat dalambentuk LKS/ Jobsheet
Teknik Penilaian : Penilaian hasil dan dalam proses pembelajaran.
Kisi – Kisi Penilaian :

No. Kompetensi Bahan Materi Indikator Soal Bentuk Nomor


Dasar/Indikator Kelas/ Tes Soal
Smt.
1 Menyiapkan dokumen XII/1 1) Tata 2) Siswa Tes 1
transaksi pemungutan cara dapat tertulis
dan pemotongan Pajak pemotongan menjelaskan
Penghasilan (PPh). PPh Pasal pengertian
21 PPh Pasal 21

6
 Peralatan yang 4) Siswa Tes 2
dibutuhkan untuk dapat tertulis
pengelolaan menyebutkan
administrasi pajak pihak-pihak
tersedia yang
 Data transaksi melakukan
administrasi pajak pemotongan
tersedia PPh
6) Siswa Tes 3
dapat tertulis
menyebutkan
jenis-jenis
penghasilan
yang dipotong
PPh Pasal 21
8) Siswa Tes 4
dapat tertulis
menyebutkan
tariff PPh
sesuai pasal
17.
10) Siswa Tes 5
dapat tertulis
melakukan
perhitungan
PPh.

Lembar Kerja

1) Jelaskan pengertian Pajak Penghasilan sesuai dengan Pasal 21!


2) Sebutkan pihak-pihak yang melakukan pemotongan PPh!
3) Sebutkan jenis-jenis penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21!
4) Sebutkan pembagian tariff PPh sesuai dengan pasal 17!
5) Adi adalah pegawai tetap di PT. Tejamukti. Sejak tanggal 1 Januari 2016 ia
mendapatkan gaji sebesar Rp 7.000.000,- dan membayar iuran pensiun

7
sebesar Rp 110.000,- per bulan. Budi sudah menikah tetapi belum
mempunyai anak (status K/0). Hitunglah PPh yang harus dibayarkan Adi!

Kunci Jawaban

1) PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan.
2) Pihak-pihak yang melakukan pemotongan PPh Pasal 21 adalah:
11) Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan.
12) Bendahara pemerintah baik Pusat maupun Daerah
13) Dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek), PT. Taspen, PT ASABRI
14) Perusahaan dan bentuk usaha tetap
15) Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
16) Penyelenggara kegiatan.
3) Penerima penghasilan yang di potong PPh 21 adalah:
 Pegawai tetap.
 Tenaga lepas (seniman, olahragawan, penceramah, pemberi jasa,
pengelola proyek, peserta perlombaan, petugas dinas luar asuransi),
distributor MLM/direct selling dan kegiatan sejenis.
 Penerima pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi atau ahli
warisnya yang menerima Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.
 Penerima honorarium.
 Penerima upah.
 Tenaga ahli (Pengacara, Akuntan, Arsitek, Dokter, Konsultan, Notaris,
Penilai, dan Aktuaris).
 Peserta Kegiatan.
4) Tarif Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan:
Lapisan Penghasilan kena pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,- 5%
Di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 15%
250.000.000,-
Di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 25%

8
500.000.000,-
Di atas Rp 500.000.000,- 30%

5) Perhitungan PPh pasal 21.


PPh Terutang:
Gaji sebulan/ penghasilan bruto : Rp 7.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan 5% x Rp 7.000.000 : (Rp 350.000)
Biaya Pensiun : (Rp 110.000)
Penghasilan Neto sebulan : Rp 6.540.000
Penghasilan neto setahun = 12 x Rp 6.540.000 : Rp 78.480.000
PTKP Setahun:
WP sendiri : Rp 54.500.000
WP Kawin : Rp 4.500.000
Total PTKP : Rp 58.500.000
Total PKP : Rp 19.980.000
PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp 19.980.000 : Rp 999.000
PPh Pasal 21 sebulan: Rp 999.000 / 12 : Rp 83.250

Pedoman Penskoran
No. Kriteria Skor Maksimum
1 Jawaban siswa kurang tepat 25
2 Jawaban tidak lengkap tetapi benar 50
3 Jawaban lengkap dan benar 100

IX. ALAT, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


 Alat : LCD, Laptop
 Bahan : Jobsheet/LKS
 Sumber belajar :
1. Modul Pajak
2. Buku Akuntansi Perpajakan edisi Revisi
Seririt, Juli 2016
Mengetahui Guru Mata Pelajaran

I Made Sirsa, S.Pd.M.Pd. Komang Bayu Pariyasa, S.Pd


NIP;196108041983031016 NIP.-

Anda mungkin juga menyukai