2.4.1 Elevator
6. Untuk memisahkan gigi dengan gingiva sebelum penggunaan dengan tang ( bein)
3. Harus selalu menggunakan jari tangan sebagai fiksasi untuk menjaga jika elevator
meleset
4. Pada waktu membuang inter radikuler, jangan merusak jaringan gigi lainnya.
2.4.1.4 Desain Elevator
Elevator didesain dalam dua desain yaitu elevator lurus dan elevator bengkok.
Elevator yang lebih banyak digunakan dalam proses ekstraksi gigi adalah elevator lurus.
Sedangkan Elevator bengkok sering digunakan untuk gigi yang tidak erupsi atau impaksi atau
fragmen akar.
Pola desain elevator lurus terdiri dari bilah, tangkai dan pegangan paralel dimana
bilah dari elevator lurus adalah cembung/cekung dengan ujung tajam. Sedangkan bilah dari
ujung sampai ke tangkai merupakan dataran miring. Bilah ini mempunyai lebar bervariasi
yaitu 2-3,5 mm atau 4 mm. Bidang miring dari bilah memberi keuntungan mekanis yaitu bila
Apabila bilah digunakan sejajar dengan permukaan akar gigi yang dicabut dan ujung bilah
ditekankan ke apical, maka ligamentum periodontium akan putus dan alveolus terdilatasi.
Pegangan elevator standar didesain membentuk buah pir yang besar, bisa digunakan
dengan pegangan jari atau telapak tangan. Pegangan telapak tangan digunakan untuk
menghantarkan tekanan yang besar sedangkan pegangan jari digunakan untuk aplikasi yang
sensitive. Pegangan crossbar diorientasikan tegak lurus dengan tangakai, memungkinkan
digunakannya tekanan rotasi. Ukurannya berkisar dari besar (7-8 cm) dan sedang (4-5cm).
Gambar. C. (I) Winter Cryer Elevator (II) Winter Crossbar Elevator. D (I) Straight Elevator / Bein (II) London
4. Kombinasi
2.4.1.6 Penggunaan Elevator
Tekanan terkontrol
Dasar-dasar pemakaian elevator yang efektif dan aman adalah tekanan yang terkontrol
karena tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan cedera pada gigi di dekatnya dan
jaringan pendukungnya.
Aplikasi Paralel
permukaan akar (aplikasi paralel) untuk menghantarkan tekanan yang terkontrol. Elevator
diorientasikan dengan konkavitas bilah menghadap gigi yang akan dicabut. Pada waktu
mengetes anastesi dan mengetes kegoyahan gigi, digunakan pegangan jari. Untuk menekan
tang agar mendilatasi alveolus, pegangan diletakkan dalam telapak tangan, di bukit tangan,
kemudian elevator ditekan kearah apical ke dalam celah periodontal. Bersamaan dengan itu
instrument dirotasikan searah jarum jam (ke bukal) pada daerah kiri rahang bawah serta
berlawanan dengan arah jarum jam untuk bagian kanan rahang bawah. Tekanan ungkitan
dapat dilakukan dengan titik tumpu pada linggir tulang interproksimal. Untuk mendapatkan
dorongan dan ungkitan, pegangan digerakkan dari posterior ke anterior. Tidak dianjurkan
Pada metode ini bilah diinsersikan ke dalam celah interproksimal mesial pada dataran
yang vertical terhadap gigi yang akan dicabut. Alat ini ditumpukan pada linggir alveolar
dengan konkavitas menghadap ke distal (kearah gigi yang akan dicabut). Elevator dirotasikan
searah jarum jam untuk rahang bawah kanan (kearah oklusal) serta berlawanan arah jarum
jam untuk rahang bawah kiri (ke oklusal). Tekanan yang dihasilkan cenderung menggerakkan
gigi kearah distal-oklusal. Selain itu, tekanan ungkitan dapat dilakukan dengan jalan
menekankan pegangan kearah gingival, menjauhi dataran oklusal, sementara bilah mengait
permukaan akar gigi. Karena tekanan resultan dan risiko dari bertumpu pada gigi di dekatnya,
aplikasi vertical hanya dicadangkan untuk pencabutan molar ketiga yang tertentu saja atau
terkontrol pada gigi sehingga mengakibatkan dilatasi alveolus dan luksasi, serta pencabutan.
Desain yang umum dari tang dilengkapi dengan pegangan, engsel dan paruh.
Pegangan bisa horizontal dan vertikal. Tang horizontal tersedia untuk rahang bawah dan
rahang atas sedangkan desain vertikal hanya untuk rahang bawah saja. Tang horizontal
dimodifikasi dengan pegangan lurus atau melengkung dan kadang diperlengkapi dengan
suatu ring pada salah satu sisi pegangan. Ada dua persyaratan pokok untuk engsel dari
Paruh merupakan bagian kerja dari tang dibuat dengan berbagai macam desain.
Klasifikasi tang yang pertama didasarkan pada kesimetrisan paruh. Paruh yang simetris
adalah yang universal yaitu tang yang bisa digunakan untuk mencabut gigi kanan ataupun
gigi kiri pada suatu rahang (hanya RA/RB). Lebar paruh yang lebih lebar digunakan untuk
gigi molar.
hampir 90 derajat terhadap pegangan digunakan untuk rahang bawah. Pada potongan
melintang, kebanyakan paruh tang adalah cembung/ cekung dengan bagian yang kuat di
dapat dari permukaan paruh yang besar, yang mencekeran sementum dan bukan melalui
perantaraan fiksasi linear yang tidak stabil dari ujung potongnya saja. Ujung potong tang
akar dari tang. Ketajaman ujung tang merupakan indikator yang baik untuk menilai manfaat
dan pemeliharaan tang. Tang sebaiknya sering diperiksa kalau ada kegempilan atau tumpul
Pada pencabutan gigi rahang atas dibutuhkan tang khusus untuk rahang atas. Biasanya
tang tersebut memiliki paruh dan pegangan yang hampir satu garis penuh (180 derajat) dan
Tang rahang atas terdiri dari beberapa macam yaitu tang ekstraksi mahkota anterior,
radiks anterior, mahkota premolar, radiks premolar, mahkota molar kanan, mahkota molar
Untuk pencabutan gigi yang masih memiliki mahkota, digunakan tang yang
memiliki tangkai lurus dan memiliki paruh terbuka. Bisa digunakan untuk mencabut
gigi anterior rahang atas baik kiri maupun kanan. Sedangkan untuk mencabut sisa
akar gigi, dapat digunakan tang yang paruhnya tertutup dan bentuknya runcing ke
arah paruh.
Untuk mencabut gigi premolar yang masih memiliki mahkota di gunakan tang
gunakan untuk mencabut seluruh gigi premolar rahang atas baik kiri maupun kanan.
dengan tang ekstraksi radiks anterior, yakni memiliki paruh yang tajam ke arah paruh
dan tertutup.
Untuk pencabutan gigi molar rahang atas dapat di gunakan dua buat tang. Ada
tang universal yaitu tang yang digunakan untuk ekstraksi gigi molar bagian kanan dan
kiri. Cirinya kedua paruhnya tajam. Lalu ada pula tang spesifik, yaitu tang untuk
mencabut gigi molar kanan saja atau kiri saja. Pada bagian paruhnya berbeda antara
kanan dan kiri. Satu paruh berbentuk membulat dan satu paruh lagi berbentuk tajam
atau biasa disebut eagle’s break. Bagian paruh yang tajam atau bertakik digunakan
untuk bagian bukal dari gigi molar. Sedangkan yang membulat untuk bagian palatal.
untuk mendapatkan akses yang mudah. Bentuk paruhnya sama seperti tang untuk
Tang ini memiliki bentuk paruh yang tajam atau tumpul. Bentuk tangkainya
Dalam penggunaan tang, pinch grasp untuk rahang bawah. Padakebanyakan kasus,
tang ini diaplikasikan pada gigi dengan paruh paralel terhadap sumbu panjang gigi. Adaptasi
dicapai dengan menempatkan paruh yang lingual dulu , kemudian tang ditutup dan ditekan ke
apikal. Jika mahkota bukal atau permukaan akar rusak maka paruh bukan diaplikasikan
mempertahankan daptasi adalah sangat penting bagi keberhasilan aplikasi awal yang
merupakan kondisi yang diharapkan karena dengan demikan terjadi dilatasi alveolus.
Penghantaran tekanan yang terkontrol tegantung pada posisi operator penggunaan
tangan dan lengan, grasp dan posisi pasien yang benar. Tekanan yang terkontrol dan besar
akan dihantarkan dengan aman apabila persyaratan tersebut dpenuhi. Tang dipegang dekat
ujung pegangan menjauhi paruh tang. Memegang jauh dari ujung pegangan kan mengurangi
keuntungan mekanis dan sebaiknya di hindarkan. Persepsi taktil dari tekanan diaplikasikan
dan hasil yang diperoleh dapat berkurang karena cara memegang tang yang terlampau kuat,
Untuk pencabutan gigi anterior rahang bawah yang masih memiliki mahkota
digunakan yang paruhnya berbentuk bulat dan kedua paruhnya menutup sedangkan
Untuk pencabutan gigi premolar rahang atas digunakan tang yang kedua
Dalam posisi menutup, kontak antara paruhnya sangat rapat dan tidak
memiliki celah. Bisa digunakan untuk pencabutan radiks gigi posterior kanan atau
kiri.
Tang #17 didesain untuk pencabutan gigi molar rahang bawah. Paruhnya
simetris dengan tonjolan bagian tengah atau ujung pada masing-masing paruh , yang
ditujukan agar mencengkeram bifurkasi atau groove akar bukal atau lingual. Ujung
tersebut apabila dikembinasikan dengan peruh yang lebar akan memberikan adaptasi,
molar yang lebih baik (permukaan lebih luas) dibandingkan dengan tang #151. Tang
lain yang sering digunakan untuk rahang bawah #23 (cow horn). Paruhnnya simetris
dan berbentuk seperti tanduk konus, yang didesain untuk beradaptasi dengan baik di
bifurkasi gigi molar. Tang ini digunakan dengan tekanan menutup yang kuat dan
Tang #151, tang mandibula mempunyai paruh yang hamper membentuk sudut
900 dengan pegangan. Tang #151 dulu didesain untuk gigi premolar bawah tetapi
mellaui pengalaman, bentuk universal ini (bisa untuk kanan atau kiri) menjadi murni
Anil Malik Neelima. 2008. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi : Jaypee.
Chatterjee Parama. 2009. A Concise Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi
: Jaypee.
Pederson Gordon. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.