Anda di halaman 1dari 15

2.

4 Alat Ekstrasi Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah

2.4.1 Elevator

2.4.1.1 Indikasi Penggunaan Elevator

1. Untuk ekstraksi gigi yang tidak dapat dicabut dengan tang

2. Untuk menggoyangkan gigi sebelum penggunaan dengan tang

3. Untuk mengeluarkan sisa akar

4. Untuk memecah gigi

5. Untuk mengangkat tulang inter radikuler (cryer)

6. Untuk memisahkan gigi dengan gingiva sebelum penggunaan dengan tang ( bein)

2.4.1.2 Bahaya Penggunaan Elevator

1. Dapat merusak gigi

2. Dapat mengakibatkan patah tulang maksila dan mandibula

3. Dapat mengakibatkan pecahnya tulang alveolaris

4. Dapat merusak jaringan mukosa

5. Dapat mengakibatkan terbukanya sinus maksilaris

6. Dapat mendorong sisa akar ke dalam sinus maksilaris

2.4.1.3 Syarat-syarat Menggunakan Elevator

1. Jangan menggunakan gigi yang berdekatan sebagai titik fulrum

2. Jangan menggunakan dinding bukal dan lingual sebagai titik fulkrum

3. Harus selalu menggunakan jari tangan sebagai fiksasi untuk menjaga jika elevator

meleset

4. Pada waktu membuang inter radikuler, jangan merusak jaringan gigi lainnya.
2.4.1.4 Desain Elevator

Elevator didesain dalam dua desain yaitu elevator lurus dan elevator bengkok.

Elevator yang lebih banyak digunakan dalam proses ekstraksi gigi adalah elevator lurus.

Sedangkan Elevator bengkok sering digunakan untuk gigi yang tidak erupsi atau impaksi atau

fragmen akar.

Gambar Straight Bein Elevator

Pola desain elevator lurus terdiri dari bilah, tangkai dan pegangan paralel dimana

bilah dari elevator lurus adalah cembung/cekung dengan ujung tajam. Sedangkan bilah dari

ujung sampai ke tangkai merupakan dataran miring. Bilah ini mempunyai lebar bervariasi

yaitu 2-3,5 mm atau 4 mm. Bidang miring dari bilah memberi keuntungan mekanis yaitu bila

dikombinasikan dengan ujung yang tajam memungkinkan insersinya ke celah periodontal.

Apabila bilah digunakan sejajar dengan permukaan akar gigi yang dicabut dan ujung bilah

ditekankan ke apical, maka ligamentum periodontium akan putus dan alveolus terdilatasi.

Pegangan elevator standar didesain membentuk buah pir yang besar, bisa digunakan

dengan pegangan jari atau telapak tangan. Pegangan telapak tangan digunakan untuk

menghantarkan tekanan yang besar sedangkan pegangan jari digunakan untuk aplikasi yang
sensitive. Pegangan crossbar diorientasikan tegak lurus dengan tangakai, memungkinkan

digunakannya tekanan rotasi. Ukurannya berkisar dari besar (7-8 cm) dan sedang (4-5cm).

Gambar. C. (I) Winter Cryer Elevator (II) Winter Crossbar Elevator. D (I) Straight Elevator / Bein (II) London

Hospital Stick Pattern Elevator (III) Apexo Elevator.

2.4.1.5 Prinsip Kerja Elevator

1. Level principle, dengan cara mencungkil

2. Wedge principle, dengan cara mendorong

3. Wheel and Axle principle, dengan cara memutar

4. Kombinasi
2.4.1.6 Penggunaan Elevator

 Tekanan terkontrol

Dasar-dasar pemakaian elevator yang efektif dan aman adalah tekanan yang terkontrol

karena tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan cedera pada gigi di dekatnya dan

jaringan pendukungnya.

 Aplikasi Paralel

Elevator lurus diinsersikan pada region mesio-gingivo interproksimal, paralel dengan

permukaan akar (aplikasi paralel) untuk menghantarkan tekanan yang terkontrol. Elevator

diorientasikan dengan konkavitas bilah menghadap gigi yang akan dicabut. Pada waktu

mengetes anastesi dan mengetes kegoyahan gigi, digunakan pegangan jari. Untuk menekan

tang agar mendilatasi alveolus, pegangan diletakkan dalam telapak tangan, di bukit tangan,

kemudian elevator ditekan kearah apical ke dalam celah periodontal. Bersamaan dengan itu

instrument dirotasikan searah jarum jam (ke bukal) pada daerah kiri rahang bawah serta

berlawanan dengan arah jarum jam untuk bagian kanan rahang bawah. Tekanan ungkitan

dapat dilakukan dengan titik tumpu pada linggir tulang interproksimal. Untuk mendapatkan

dorongan dan ungkitan, pegangan digerakkan dari posterior ke anterior. Tidak dianjurkan

untuk menggunakan gigi yang tidak hendak dicabut sebagai tumpuan.


 Aplikasi vertical

Pada metode ini bilah diinsersikan ke dalam celah interproksimal mesial pada dataran

yang vertical terhadap gigi yang akan dicabut. Alat ini ditumpukan pada linggir alveolar

dengan konkavitas menghadap ke distal (kearah gigi yang akan dicabut). Elevator dirotasikan

searah jarum jam untuk rahang bawah kanan (kearah oklusal) serta berlawanan arah jarum

jam untuk rahang bawah kiri (ke oklusal). Tekanan yang dihasilkan cenderung menggerakkan

gigi kearah distal-oklusal. Selain itu, tekanan ungkitan dapat dilakukan dengan jalan

menekankan pegangan kearah gingival, menjauhi dataran oklusal, sementara bilah mengait

permukaan akar gigi. Karena tekanan resultan dan risiko dari bertumpu pada gigi di dekatnya,

aplikasi vertical hanya dicadangkan untuk pencabutan molar ketiga yang tertentu saja atau

apabila gigi yang di dekatnya juga akan dicabut.


2.4.2 Tang

2.4.2.1 Desain tang

Pencabutan dengan tang mempunyai satu tujuan yaitu menghantarkan tekanan

terkontrol pada gigi sehingga mengakibatkan dilatasi alveolus dan luksasi, serta pencabutan.

Desain yang umum dari tang dilengkapi dengan pegangan, engsel dan paruh.

Pegangan bisa horizontal dan vertikal. Tang horizontal tersedia untuk rahang bawah dan

rahang atas sedangkan desain vertikal hanya untuk rahang bawah saja. Tang horizontal
dimodifikasi dengan pegangan lurus atau melengkung dan kadang diperlengkapi dengan

suatu ring pada salah satu sisi pegangan. Ada dua persyaratan pokok untuk engsel dari

berbagai macam tang,

(1) bibir tak akan terjepit pada waktu tang dikatupkan

(2) pegangan tang bisa bergerak bebas (tidak macet).

Paruh merupakan bagian kerja dari tang dibuat dengan berbagai macam desain.

Klasifikasi tang yang pertama didasarkan pada kesimetrisan paruh. Paruh yang simetris

adalah yang universal yaitu tang yang bisa digunakan untuk mencabut gigi kanan ataupun

gigi kiri pada suatu rahang (hanya RA/RB). Lebar paruh yang lebih lebar digunakan untuk

gigi molar.

Angulasi paruh terhadap pegangan menunjukkan fungsinya, yang mempunyai sudut

hampir 90 derajat terhadap pegangan digunakan untuk rahang bawah. Pada potongan

melintang, kebanyakan paruh tang adalah cembung/ cekung dengan bagian yang kuat di

dapat dari permukaan paruh yang besar, yang mencekeran sementum dan bukan melalui

perantaraan fiksasi linear yang tidak stabil dari ujung potongnya saja. Ujung potong tang

dimaksudkan untuk memungkinkan memisahkan perlekatan gingiva dan menambah adaptasi

akar dari tang. Ketajaman ujung tang merupakan indikator yang baik untuk menilai manfaat

dan pemeliharaan tang. Tang sebaiknya sering diperiksa kalau ada kegempilan atau tumpul

pada ujungnya, tang dapat dipertajam seperlunya.


Gambar. A. Tang khusus Rahang Atas. B. Tang khusus Rahang Bawah

2.4.2.2 Tang Ekstraksi Rahang Atas

Pada pencabutan gigi rahang atas dibutuhkan tang khusus untuk rahang atas. Biasanya

tang tersebut memiliki paruh dan pegangan yang hampir satu garis penuh (180 derajat) dan

jika dilihat dari samping berupa garis lurus.

Tang rahang atas terdiri dari beberapa macam yaitu tang ekstraksi mahkota anterior,

radiks anterior, mahkota premolar, radiks premolar, mahkota molar kanan, mahkota molar

kiri, dan bayonet.

1. Tang ekstraksi mahkota dan radix gigi anterior

Untuk pencabutan gigi yang masih memiliki mahkota, digunakan tang yang

memiliki tangkai lurus dan memiliki paruh terbuka. Bisa digunakan untuk mencabut
gigi anterior rahang atas baik kiri maupun kanan. Sedangkan untuk mencabut sisa

akar gigi, dapat digunakan tang yang paruhnya tertutup dan bentuknya runcing ke

arah paruh.

2. Tang ekstraksi mahkota gigi premolar

Untuk mencabut gigi premolar yang masih memiliki mahkota di gunakan tang

yang memiliki tangkai berbentuk ‘S’ untuk mempermudah pencabutan. Bisa di

gunakan untuk mencabut seluruh gigi premolar rahang atas baik kiri maupun kanan.

3. Tang ekstraksi radiks gigi premolar


Tang ekstraksi untuk sisa akar pada gigi premolar memiliki prinsip sama

dengan tang ekstraksi radiks anterior, yakni memiliki paruh yang tajam ke arah paruh

dan tertutup.

4. Tang Ekstraksi mahkota gigi molar 1 dan 2

Untuk pencabutan gigi molar rahang atas dapat di gunakan dua buat tang. Ada

tang universal yaitu tang yang digunakan untuk ekstraksi gigi molar bagian kanan dan

kiri. Cirinya kedua paruhnya tajam. Lalu ada pula tang spesifik, yaitu tang untuk

mencabut gigi molar kanan saja atau kiri saja. Pada bagian paruhnya berbeda antara

kanan dan kiri. Satu paruh berbentuk membulat dan satu paruh lagi berbentuk tajam

atau biasa disebut eagle’s break. Bagian paruh yang tajam atau bertakik digunakan

untuk bagian bukal dari gigi molar. Sedangkan yang membulat untuk bagian palatal.

5. Tang ekstraksi radiks gigi molar


Untuk pencabutan radiks molar posterior, tangkainya berbentuk conta angle

untuk mendapatkan akses yang mudah. Bentuk paruhnya sama seperti tang untuk

pencabutan radiks gigi anterior dan premolar.

6. Tang ekstraksi khusus gigi molar 3

Tang ini memiliki bentuk paruh yang tajam atau tumpul. Bentuk tangkainya

membengkok untuk mempermudah akses. Memiliki bentuk khas seperti bayonet.

2.4.2.3 Tang Ekstraksi Rahang Bawah

Dalam penggunaan tang, pinch grasp untuk rahang bawah. Padakebanyakan kasus,

tang ini diaplikasikan pada gigi dengan paruh paralel terhadap sumbu panjang gigi. Adaptasi

dicapai dengan menempatkan paruh yang lingual dulu , kemudian tang ditutup dan ditekan ke

apikal. Jika mahkota bukal atau permukaan akar rusak maka paruh bukan diaplikasikan

pertama. Tekanan mencengkeram ke apikal dipertahankan selama proses pencabutan, karena

mempertahankan daptasi adalah sangat penting bagi keberhasilan aplikasi awal yang

merupakan kondisi yang diharapkan karena dengan demikan terjadi dilatasi alveolus.
Penghantaran tekanan yang terkontrol tegantung pada posisi operator penggunaan

tangan dan lengan, grasp dan posisi pasien yang benar. Tekanan yang terkontrol dan besar

akan dihantarkan dengan aman apabila persyaratan tersebut dpenuhi. Tang dipegang dekat

ujung pegangan menjauhi paruh tang. Memegang jauh dari ujung pegangan kan mengurangi

keuntungan mekanis dan sebaiknya di hindarkan. Persepsi taktil dari tekanan diaplikasikan

dan hasil yang diperoleh dapat berkurang karena cara memegang tang yang terlampau kuat,

disebut sindrom white knuckle.

Ciri-ciri dari tang rahang bawah adalah

o Paruh dan pegangan bersudut antara 45°-90°

o Untuk gigi incisiv dan premolar kedua paruhnya bersudut tumpul

o Bentuk tang seprti huruf C dan L

Tang ekstraksi mahkota dan radiks gigi anterior

Untuk pencabutan gigi anterior rahang bawah yang masih memiliki mahkota

digunakan yang paruhnya berbentuk bulat dan kedua paruhnya menutup sedangkan

untuk pencabutan radiks saja, dipilih yang ujung paruhnya tajam.


2. Tang ekstraksi mahkota gigi premolar

Untuk pencabutan gigi premolar rahang atas digunakan tang yang kedua

paruhnya agak membuka (tidak tertututp sempurna). Bisa digunakan untuk

pencabutan gigi premolar kiri atau kanan.

3. Tang ekstraksi radiks gigi posterior

Dalam posisi menutup, kontak antara paruhnya sangat rapat dan tidak

memiliki celah. Bisa digunakan untuk pencabutan radiks gigi posterior kanan atau

kiri.

4. Tang ekstraksi mahkota gigi molar


Tang #17 didesain untuk pencabutan gigi molar rahang bawah. Paruhnya

simetris dengan tonjolan bagian tengah atau ujung pada masing-masing paruh , yang

ditujukan agar mencengkeram bifurkasi atau groove akar bukal atau lingual. Ujung

tersebut apabila dikembinasikan dengan peruh yang lebar akan memberikan adaptasi,

molar yang lebih baik (permukaan lebih luas) dibandingkan dengan tang #151. Tang

lain yang sering digunakan untuk rahang bawah #23 (cow horn). Paruhnnya simetris

dan berbentuk seperti tanduk konus, yang didesain untuk beradaptasi dengan baik di

bifurkasi gigi molar. Tang ini digunakan dengan tekanan menutup yang kuat dan

kontinu yang dikombinasikan dengan tekanan ke arah bukal dan lingual.

Tang #151, tang mandibula mempunyai paruh yang hamper membentuk sudut

900 dengan pegangan. Tang #151 dulu didesain untuk gigi premolar bawah tetapi

mellaui pengalaman, bentuk universal ini (bisa untuk kanan atau kiri) menjadi murni

digunakan untuk pencabutan gigi bawah termasuk seluruh molar bawah.


Sumber :

Anil Malik Neelima. 2008. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi : Jaypee.

Chatterjee Parama. 2009. A Concise Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi

: Jaypee.

Pederson Gordon. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai