PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum: agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan
memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
medis disritmia/Aritmia.
b. Tujuan Khusus :
- Mengetahui konsep penyakit (definisi)
- Mengetahui etiologi
- Mengetahui manifestasi klinis
- Mengetahui patofisiologi
- Mengetahui pemeriksaan klinis
- Mengetaui penatalaksaan
- Mengetahui klomplikasi
- Mengetahui konsep Askep
- Dapat menganalisa dari kasus
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
3
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)
C. Manifestasi Klinik
4
D. Patofisiologi
5
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG
Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat
jantung.
2. Monitor Halter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana
disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
3. Foto dada
Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup.
4. Skan pencitraan miokardia
Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat
mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
5. Tes stress latihan
Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan
disritmia.
6. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat
Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau dugaan
interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
8. Pemeriksaan Tiroid
Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan/
meningkatnya disritmia.
6
9. Laju Sedimentasi
Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif, contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus untuk disritmia.
10. GDA/Nadi Oksimetri
Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan
elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien
aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan
magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya
obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum
dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi
akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
7
10. GDA/ nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/
mengeksaserbasi disritmia.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi
atau flutter.
8
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi
dan aritmia yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang.
Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung,
angina pektoris dan hipertensi.
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
2. Terapi Mekanis
a). Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan
prosedur elektif.
b). Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat.
c). Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi
dan mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa
atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d). Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus
listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi
jantung.
9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
2. Sirkulasi
10
Edema: dependen, umum, DVJ (pada adanya
gagal jantung)
Haluaran urine: menurun bila curah jantung
menurun berat.
3. Integritas Ego
4. Makanan/Cairan
5. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda : status mental/ sensori berubah, contoh
disorientasi, bingung, bingung, kehilangan
11
memori, perubahan pola bicara/kesadaran,
pingsan, koma.
Perubahan perilaku, contoh, menyerang,
latergi, halusinansi.
Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi
terhadap sinar)
Kehilangan reflex tendon dalam dengan
distrimia yang mengancam hidup (takikardia
ventrikel, brakikardi berat)
6. Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat
atau tidak bisa hilang oleh obat antiangina.
Tanda : perilaku distraksi, contoh gelisah
7. Pernapasan
Gejala : penyakit paru kronis
Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
Napas pendek
Batuk (dengan /tanpa produksi sputum)
Tanda : perubahan kecepatan/kedalam pernapasan
selama episode distrimia
Bunyi napas: bunyi tambahan (krekels, ronki,
mengi) mungkin ada menunjukan komplikasi
pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri
(edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal.
Hemoptisis.
12
8. Keamanan
Tanda : demam
Kemerahan kulit (reaksi obat)
Inflamasi, eritema, edema (thrombosis
superfisial).
Kehilangan tonus otot/kekuatan.
9. Penyuluhan/Pembelajaran
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
13
2. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan
dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi;
tidak mengenal sumber informasi; kurang mengungat
3. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
5. Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat
suplay oksigen ke jaringan.
C. INTERVENSI
14
Disritmia atrial
Disritmia ventrikel
Blok jantung
Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama
fase akut.
R/ untuk menurunkan rangsang dan penghilangan stres akibat
katekolamin.
Demonstrasikan /dorong penggunaan perilaku pengaturan stress, contoh
tehnik relaksasi , bimbingan imajinasi, napas lambat/dalam.
R/ membantu pasien untuk mengeluarkan rasa kontrol dalam situasi
penuh stres.
Selidiki laporan nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas, dan faktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal, contoh wajah
mengkerut, menangis, perubahan TD/frekwensi jantung.
R/ untuk mengetahui sebab nyeri.
Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.
R/ memerlukan upaya intervensi untuk mencegah kerusakan
iskemi/kematian.
Kolaborasi
15
Kelompok Ib contoh lidokain, fenitoin, tokainidin, meksiletine.
Kelompok Ic, contoh enkainid, flekainid, propafenon.
Kelompok II, contoh propranolol, nadolol, asebutolol, esmolol.
Kelompok III, contoh bretilium toslat, aminodaron.
Kelompok IV, contoh verapamil, nifedipin, diltiazem.
Lain-lain, contoh atropine sulfat, isoproterenol, glkosid jantung , digitalis.
Siapkan untuk/Bantu kardioversi elektif.
Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung.
Masukan/pertahankan masukan IV
Siapkan untuk prosedur diagnostic invasive/bedah sesuai indikasi.
Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioversi atau defibrilator
(AICD) bila diindikasikan.
16
substansi (alcohol, tembakau), sesuai dengan apa dan kapan melaporkan
ke dokter.informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan
berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan
R/informsi perlu untuk membuat pilihan berdasarkan informasi dan
menangani program pengobatan
Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan.
Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing,
silau, dispnea, nyeri dada.
R/program latihan berguna dalam memperbaiki kesehatan kardiovaskuler
Kaji ulang kebutuhan diet individu/pembatasan, contoh kalium dan kafein.
R/ pasien perlu meningkatkan diet kalium dan kafien dibatasi untuk
mencegah eksitasi jantung
Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/orang terdekat
untuk dibawa pulang.
R/ instruksi tulisan membantu pasien dalam kontak tak langsung dengan
tim kesehatan
Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat. Dorong
pencatatan nadi harian sebelum minum obat/latihan. Identifikasi situasi
yang memerlukan intervensi medis cepat.
Observasi atau pemantauan sendiri terus menerus memberikan intervensi
berkala untuk menghindari komplikasi
Kaji ulang kewaspadaan keamanan, tehnik untuk
mengevaluasi/mempertahankan pacu jantung atau fungsi AICD dan gejala
yang memerlukan intervensi medis.
R/meningkatkan perawatan mandiri, memberikan intervensi berkala untuk
mencegah komplikasi serius
Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan
karotis/sinus maneuver. Valsalva bila perlu.
R/kadang-kadang prosedur ini perlu pada beberapa pasien untuk
memperbaiki irama tertentu/curah jantung pada situasi darurat
17
D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan klien distritmia/aritmia
meliputi hal-hal berikut :
Menunjukkan peningkatan curah jantung
Tanda-tanda vital kembali normal
Terhindar dari resiko penurunan prfusi perifer.
Terpenuhinya aktifitas sehari-hari.
Menunjukkan penurunan kecemas
Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
Mematuhi semua aturan medis.
Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau
sifatnya berubah.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
- Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh
Peradangan jantung,Gangguan sirkulasi koroner, Karena obat, Gangguan
keseimbangan elektrolit Gangguan pada pengaturan susunan saraf
autonom, Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.Gangguan
metabolic, Gangguan Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
tumor jantung,Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
- Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :Perubahan TD ( hipertensi
atau hipotensi Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil. Nyeri dada ringan sampai berat, Nafas
pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan. Demam; Palpitasi Pingsan Rasa tidak nyaman di dada Lemah
atau keletihan (perasaan) Detak jantung cepat (tachycardia) Detak jantung
lambat (bradycardia)
- Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi
Elektrokardiogram (EKG).
- Komplikasi Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan
kondisi seperti: Stroke., Gagal jantung, fibrilasi ventrikel., Tekanan darah
menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk otak,
yangsangat membutuhkan suplai darah., Dalam kasus yang parah, irama
jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga menyebabkankematian
mendadak.
- Penatalaksanaan di lakukan dengan terapi medis dan terapi mekanik
19
- Konsep keperawatan penyakit arirmia ada beberapa tahap meliputu,
pengkajian, diagnose intervensi dan evaluasi
B. SARAN
Disampaikan kepada seluruh mahasiswa khususnya dari STIKES agar
mempelajari askep terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan keperawatan,
dan di himbau kepada pembaca untuk kritik dan saran yang membangun demi
kelengkapan isi askep ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
21