Anda di halaman 1dari 22

Perbedaan Hotel, Guest House, Hostel,

Resort, Villa, Cottage, Bungalow & Inn

Hotel dalam artian luas ternyata dapat dibedakan lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
harga, lokasi, fasilitas dan jumlah kamar. Kamu tentu pernah mendengar istilah hotel, resort,
hostel, cottage, villa, guest house, bukan? Pada dasarnya semuanya merupakan akomodasi
untuk menginap saat mengadakan liburan. Namun tiap jenis penginapan menunjukkan
spesifikasi yang berbeda. Berikut ini akan dijelaskan perbedaaan Hotel, Guest House, Hostel,
Resort, Villa, Cottage, Bungalow & Inn yang biasa kamu jumpai di lokasi wisata.

Hotel
Hotel merupakan jenis akomodasi yang sudah umum dikenal masyarakat terutama
wisatawan. Hotel memiliki beberapa fasilitas yang dapat mendukung aktivitas tamu ketika
berlibur dan menginap di kawasan hotel. Bangunan hotel umumnya adalah bangunan
bertingkat yang memiliki jumlah kamar yang banyak. Fasilitas pendukung di dalam hotel
yang bertujuan memanjakan para pengunjung diantaranya restoran, bar, kolam renang, ruang
meeting, tempat gym, salon serta spa lengkap dengan puluhan hingga ratusan staf yang siap
melayani para tamu. Hotel juga memiliki kategori “bintang” untuk menunjukkan jumlah
kamar dan luas kamar minimal, serta fasilitas yang disediakan mulai dari hotel berbintang 1
hingga hotel bintang 5.

Guest House
Penginapan jenis guest house biasanya sangat terjangkau dari sisi harga per malamnya dan
sering dijumpai di beberapa tempat wisata. Penginapan ini sangat cocok dipilih wisatawan
yang liburan dengan banyak orang untuk menghemat budget. Terkadang pemilik guest house
juga tinggal di dalam gedung yang sama sehingga terkesan wisatawan yang memilih
penginapan jenis ini bertamu untuk menumpang nginap. Fasilitas yang ada di dalam gedung
adalah milik bersama dan dapat digunakan oleh semua tamu yang menginap.

Hostel
Penginapan jenis Hostel ini cenderung seperti asrama artinya tamu yang menginap di sini
harus berbagi ruangan dengan tamu lain yang tidak dikenal. Jadi bisa saja dalam satu kamar
tamu tidur dengan tamu lainnya dan berbagi fasilitas yang tersedia kecuali kasur. Biasanya
wisatawan yang memilih Hostel adalah pelancong backpacker yang harus hidup irit di tempat
tujuan mereka. Fasilitas yang disediakan Hostel cukup memadai untuk kehidupan sehari-hari
seperti dapur, alat masak, ruang santai, kulkas bahkan tempat untuk menjemur. Jadi buat
kamu yang berjiwa backpacker dan ingin liburan hemat, Hostel merupakan pilihan terbaik
untuk menginap.

Resort
Ciri utama dari resort adalah memiliki bangunan yang luas menawan dan terletak di lokasi
yang strategis biasanya di area dekat pantai atau daerah pegunungan dengan alam yang sejuk.
Dengan mengutamakan fasilitas rekreasi, Resort minimal harus memiliki fasilitas berupa
restoran, kolam renang dan spa untuk memanjakan pengunjung yang tengah berlibur. Dengan
beragam fasilitas yang memadai tersebut menyebabkan harga kamar cenderung mahal.

Villa

Villa dikategorikan sebagai penginapan yang berbentuk rumah dan lokasinya jauh dari
keramaian sehingga sangat nyaman ditempati tamu yang ingin kehidupan tenang tanpa harus
bertemu banyak orang. Villa juga dibangun pada tempat yang masih alami untuk menambah
keindahan dan keasrian hunian. Harga sewa villa cenderung cukup mahal sesuai dengan
fasilitas, lokasi dan jumlah kamar yang tersedia di dalam villa.

Cottage

Penginapan jenis ini mirip dengan villa namun biasanya berupa bangunan seperti pondok atau
rumah kecil yang terpisah-pisah dan sederhana. Lokasinya juga biasanya di daerah dekat
pantai dan danau yang mengandalkan pemandangan alam. Harga cenderung sesuai lokasi dan
fasilitas yang disediakan.

Bungalow
Penginapan jenis ini biasanya berupa bangunan berbentuk rumah-rumah yang berlokasi jauh
dari pusat keramaian, biasanya di daerah pegunungan yang menawarkan keindahan alam dan
suasana yang sejuk. Harganya cukup terjangkau apalagi jika disewa beramai-ramai.

Inn
Inn adalah sejenis akomodasi yang berlokasi di area peristirahatan dekat dengan area kota
dan menyediakan tempat nginap, makanan dan minuman serta pelayanan lainnya. Inn
biasanya digunakan sebagai tempat menginap darurat wisatawan yang melakukan perjalanan
jauh dan jarang ditempati dalam jangka waktu yang lama.
Istilah backpacker…

Dari wikipedia :

Dunia parawisata mengenal banyak istilah untuk pelaku wisata baik dari jenis wisata maupun
dari segi jumlah wisatawan. Istilah Backpaking atau backpacker sebagai subjek adalah istilah
umum yang diberikan pada wisatawan yang berpergian dengan menggunakan Back pack , tas
yang di gendong di punggung atau Ransel. Turis backpacker umumnya mempunyai ciri-ciri
yang membedakan turis jenis ini dengan turis lainnya.
Salah satu nya adalah backpaker umumnya didominasi oleh kaum muda dengan mobilitas
yang tinggi yaitu sering berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu daerah ke
daerah lain. Karena kebiasaan berpindah-pindah ini maka rasel menjadi pilihan yang sangat
praktis. Selain itu Backpacker juga selalu menggunakan hotel atau penginapan yang
sederhana dan mereka berwisata ke suatu tempat umumnya tanpa menggunakan jasa Travel
Agent atau biro perjalan wisata.

Hal ini sangat berbeda dengan wisatawan jenis Beach Holiday atau Bade Urlaub (bahasa
Jerman). Mereka umumnya menginap di suatu hotel berkelas dengan sehari-hari
menghabiskan waktu untuk berjemur dan bepergian di sekitar wilayah tersebut tanpa
berpindah hotel. Wisatawan jenis ini umumnya menggunakan jasa Travel Agent Overseas
atau travel agent lokal.

Ciri khas lainnya, kaum back paker ini jarang sekali datang berkelompok atau dalam sebuah
group. Sehingga bila dibedakan dari jenisnya turis ransel masuk dalam kelompok individual
tour (FIT) bukan Group Tour (GIT). Sedangkan bila di dilihat dari karakter berwisatanya
turis ransel bukan termasuk beach holiday maupun special interest tour, yaitu lebih mirip
Round trip (dalam satu pulau) atau overland tour (lintas pulau). Artinya selalu berpindah
seperti tour roundtrip/overland tetapi tidak menyenangi satu object tertentu.

Kelompok wisatawan yang tergolong special interest yaitu yang tertarik dan focus hanya
pada hal tertentu, misalnya lokomotif tua, gunung api, candi, peninggalan sejarah, jenis
pohon dan hewan tertentu. Special interest lebih bersifat ilmiah, hobby atau penelitian.
Sedangkan untuk wisatawan roundtrip juga overland tour, program dan akomodasi sudah di
atur oleh overseas agent atau lokal agent setempat.
6 Hal Tentang Backpacker Yang Mungkin Belum Kamu Tahu
September 10th, 2015 by Aliko Sunawang

Jika kita perhatikan, saat ini semakin banyak saja anak-anak muda yang melakukan
backpacking. Sebenarnya, apa sih backpacking itu?

Backpacking adalah cara liburan yang tidak biasa. Jika dilihat secara kasat mata, seseorang
yang sedang backpacking senantiasa membawa backpack berukuran besar dengan kapasitas
lebih dari 30 liter. Gunanya adalah untuk membawa semua perlengkapan yang dibutuhkan
karna backpacking tidak mengenal istilah koper. Semua perlengkapan dimasukkan ke dalam
backpack

Para pelaku backpacking sendiri dikenal dengn nama backpacker. Sebuah istilah yang
sekarang semakin nge-trend di Indonesia

Seorang backpacker biasanya adalah seseorang yang menyukai tantangan dan senantiasa
berjiwa muda. Berbeda dengan liburan konvensional, backpacking tidak terikat dengan pihak
manapun, termasuk agen travel. Salah satu ciri backpacking adalah bersifat independent

Waktu yang dibutuhkan untuk backpacking juga relatif lebih lama dari liburan konvensional
karna yang dicari adalah petualangan. Bukan sekedar bersenang-senang. Backpacking bisa
macam-macam. Entah berpetualang di alam terbuka atau menelusuri kota-kota

Berikut ini adalah ciri-ciri backpacking serta beberapa hal yang berkaitan dengan backpacker

1. Bersifat low-cost dan independent

Mungkin tidak semua backpacker mamiliki masalah dalam hal finansial. Bisa jadi mereka
adalah orang kaya yang memiliki banyak tabungan dan aset
Tapi ketika ia ingin backpacking, maka ia harus meninggalkan semua kemewahan karna
prinsip backpacking adalah libura dengan uang yang minimal namun untuk mendapatkan
pengalaman yang maksimal. Beberapa backpacker bahkan harus bekerja sambilan
untuk memenuhi kebutuhan selama ia traveling. Selain itu, backpacking juga bersifat
independent. Artinya, kita tidak terikat dengan biro travel manapun. Semua kita atur sendiri
sehingga kita harus melakukan banyak riset sebelum memulai petualangan. Senjata andalan
bagi backpacker adalah buku panduan serta peta.

2. Dilakukan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama

Backpacking tidak hanya dilakukan dalam hitungan satu atau dua hari. Tapi dalam hitungan
minggu, bahkan bulan. Seperti yang sudah disinggung, backpacking bersifat independent dan
tidak terikat dengan pihak manapun sehingga kita bebas menentukan waktu

Alasan lain kenapa backpacking membutuhkan waktu yang relatif lama adalah karna tujuan
backpacking biasanya adalah alam terbuka, luar kota bahkan luar negeri sehingga
membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Untuk menuju ke tempat yang dituju, seorang
backpacker cenderung memilih berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum lokal.
Bukan bus pariwisata seperti yang digunakan oleh agen travel

3. Penginapan murah

Penginapa juga menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh backpacker. Alih-alih hotel
berbintang, backpacker lebih memilih tempat menginap ala kadarnya seperti hostel,
homestay, bahkan tempat umum. Backpacker juga harus terbiasa untuk berbagi ruangan
dengan para backpacker lain

Hal ini sesuai dengan prinsip low cost dalam konsep backpacking

4. Gemar berinsteraksi dengan warga lokal

Tujuan backpacking tidak hanya berkunjung ke tempat wisata, foto-foto lalu pergi. Semua
yang ditemui selama traveling adalah bagian dari backpacking karna prinsipnya adalah
berpetualang. Bukan sekedar berwisata

Seorang backpacker sangat gemar berinteraksi dengan warnga lokal serta backpacker lain
yang ia temui. Mereka akan sebisa mungkin untuk tidak menjadi orang asing ketika sedang
backpacking. Prinsip mereka adalah be a local
5. Tidak sekedar traveling. Bacpacking juga bersifat mendidik

Tujuan utama backpacking bukanlan untuk berwisata melainkan berpetualang. Seorang


backpacker biasanya memiliki sebuah misi pribadi berkaitan dengan pengembangan
kepribadian. Maka tak heran kalau banyak backpacker yang melalukan solo traveling

6. Giovanni Francesco Gemelli Careri dipercaya sebagai backpacker pertama di dunia

Mungkin kamu bertanya-tanya, kapan istilah backpacking mulai dikenal. Backpacking


sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Gemelli Careri (1651 – 1725), seorang traveler asal
Italia dipercaya sebagai salah satu backpacker pertama di dunia
10 Alasan Backpacker Adalah Orang Yang Keren
April 19th, 2015 by Aliko Sunawang

Sudah tidak jamannya lagi berpikir bahwa traveling hanya akan menghabiskan uang. Ya
memang, kita membutuhkan uang untuk traveling. Tapi, apa yang akan kita dapatkan dari
traveling adalah sesuatu yang amat sangat berharga

Terutama untuk kita yang berusia diantara 20-an, semakin banyak kita melakukan traveling
semakin kecil pula peluang kita untuk merasakan penyesalan saat usia kita sudah menginjak
angka 35. Karna, menurut survey dari sebuah agensi travel di Inggris yang dirilis tahun 2014
menyatakan bahwa mereka yang telah berusia 35 keatas menyatakan menyesal karna telah
banyak melewatkan kesempatan untuk melakukan traveling saat muda. Kamu tidak mau
mengalami hal yang sama, kan?

Pada dasarnya, ada beberapa jenis orang yang melakukan traveling. Salah satunya adalah
backpacker. Backpacker adalah jenis traveler paling irit namun paling tangguh. Para
backpacker biasanya adalah mereka yang memiliki jiwa tualang tinggi. Mereka adalah orang
yang sangat jarang berada di rumah dan lebih sering berada di tempat-tempat asing yang
tidak semua orang tahu. Tujuannya? Tentu saja mencari pengalaman demi memenuhi
panggilan jiwa tualang mereka

Seorang backpacker memang selalu kelihatan keren. Tas ransel, sendal/sepatu gunung, celana
lapangan, kaos oblong atau kemeja lapangan. Semua atribut tersebut membuat seorang
backpacker selalu kelihatan keren. Dan seorang backpacker tidak hanya terlihat keren dari
segi penampilan, tapi juga pada pola pikir dan jiwa mereka. Mau tau kerennya seorang
backpacker? Check this out
1. Meraka adalah orang-orang yang mudah beradaptasi

Backpacker sangat berbeda dengan turis. Tidak semua backpacker memiliki budget yang
melimpah seperti turis. Sehingga mau tak mau seorang backpacker harus mengatur
budget untuk bertahan hidup. Seorang backpacker juga harus siap untuk tidur dimana saja: di
tenda, di warung kopi, di emperan toko atau tempat-tempat yang tidak pernah terbayangkan
sebelumnya

Salah satu backpacker Indonesia yang sudah punya segudang pengalaman backpacking
adalah Agustinus Wibowo. Seorang backpacker yang pernah backpacking ke sejumlah
negara di Timur Tengah. Agustinus banyak menceritakan
pengalamannya selama backpacking ke Timur Tengah ke dalam buku. Ada tiga buah buku
yang telah diterbitkan oleh Agustinus antara lain Garis Batas, Selimut Debu dan Titik Nol.
Dalam sebuah judul buku ia menuliskan pengalamannya ketika harus tidur di warung teh dan
berkumpul dengan orang-orang lokal. Skill beradaptasi seorang backpacker akan
membuatnya tetap bertahan

2. Mereka tahu mana barang yang penting dan mana yang kurang penting

Minimnya ruang yang dimiliki oleh sebuah ransel membuat para backpacker harus pandai-
pandai memilih barang mana yang butuh dibawa, barang mana saja yang harus ditinggal.
Dalam hal ini ini backpacker harus bisa membedakan mana barang yang paling penting untuk
dibawa
Bagi seorang backpacker yang sudah sering melakukan backpacking hal ini bukanlah hal
yang terlalu sulit. Kebiasaan memilih barang sesuai dengan kebutuhan ini sedikit banyak juga
turut mempengaruhi kehidupan seorang backpacker secara keseluruhan. Mereka biasanya
akan membeli sesuatu jika memang benar-benar diperlukan

3. Mereka tahu bagaimana merencanakan sebuah perjalanan

Merencanakan sebuah perjalanan tidak sebatas menentukan tempat tujuan saja. Tapi, juga
harus memperhatikan aspek-aspek lain yang ada kaitannya dengan perjalanan. Misalnya
ketika akan melakukan trekking ke gunung. Seorang backpacker harus mempelajari medan
dengan bertanya kepada mereka yang sudah pernah melakukan trekking ke tempat yang sama
atau mencari referensi terpercaya di internet

Termasuk urusan logistik dan persiapan fisik. Semua adalah satu paket dalam sebuah rencana
perjalanan. Be a smart backpacker

4. Mereka adalah orang-orang yang sehat

Melakukan backpacking artinya kita akan berjalan kaki lebih jauh dari biasanya. Artinya, kita
harus menyiapkan fisik. Tidak cuma kaki yang kuat, kita juga butuh tulang punggung yang
kuat untuk menahan beban selama perjalanan

Seorang backpacker sejati akan rajin melakukan olahraga demi menjaga kesehatan dan
kekuatan fisik. Mereka biasanya juga melakukan medical check up secara rutin
untuk mengetahui kondisi terkini tentang kesehatan mereka

5. Mereka bisa melakukan tindakan P3k dengan baik

Apakah kamu melakukan backpacking seorang diri atau bersama dengan teman-teman,
semua hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Contohnya ketika melukan trekking ke
gunung. Mungkin saja kita akan menemui seseorang yang mengalami hypothermia

Atau ketika tiba-tiba ada seseorang yang mengalami lecet dan kram selama perjalanan.
Seorang backpacker biasanya sangat pandai untuk melakukan tindakan pertama terhadap
kejadian-kejadian seperti ini
6. Mereka tahu tentang kebudayaan sebuah daerah

Seperti yang sudah disinggung diatas, seorang backpacker adalah mereka yang sangat jarang
berada di rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat-tempat baru. Tidak cuma
di dalam negeri saja bahkan di luar negeri

Keseringan berada di luar rumah dan mengunjungi tempat-tempat tertentu membuat


backpacker lama kelaman jadi paham tentang kebudayaan sebuah daerah. Pernah baca
cerita Chaim Fetter?, seorang traveler asal Eropa yang mencari jati diri dengan traveling ke
Lombok. Lama hidup di Lombok membuat ia paham tentang kebudayaan disana. Tidak
hanya itu, Chaim juga mulai paham tentang salah satu permasalahan di Lombok yakni terkait
pendidikan. Ia akhirnya mendirikan sebuah yayasan peduli anak di Lombok. Saat ini Chaim
Fetter juga sedang mengembangkan sebuah start up e-commerce di Jualo.com

7. Mereka adalah orang yang sangat peduli dengan lingkungan

Yeah, bagi seorang backpacker keindahan alam adalah segalanya. Mereka sangat sensitif
dengan segala tindakan yang bisa merusak alam dan lingkungan sekitar. Bahkan ketika
melihat sebuah coretan kecil di pintu toilet pun mereka akan sangat jengkel dan mengutuk si
pelaku

Backpacker adalah orang yang sangat peduli dengan keasrian lingkungan dan selalu berusaha
untuk turut menjaga keasrian tersebut

8. Mereka adalah orang-orang yang terbuka

Setelah berkeliling mengunjungi tempat-tempat asing di berbagai daerah atau bahkan belahan
dunia, backpacker akan menemukan berbagai macam watak dan perilaku masyarakat di
tempat-tempat yang mereka kunjungi. Hal ini akan membuat pikiran dan jiwa mereka
menjadi lebih terbuka

9. Mereka adalah pengagum semesta

Memang terdengar biasa saja. Namun maknanya cukup luas. Ketika melihat sebuah
pemandangan yang indah seperti laut, gunung, sunset ataupun sunrise seorang backpacker
akan langsung sadar betapa alam semesta ini sungguh indah

Tidak sekedar mengagumi apa yang mereka lihat, mereka juga akan menghargai perjalanan
yang mereka lakukan untuk bisa menikmati keindahan tersebut. Pada akhirnya, seorang
traveler akan cenderung menghargai setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh seseorang,
sekecil apapun itu

10. Mereka bisa membaca peta dengan baik

Jangan salah loh ya. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk membaca peta. Walau
kelihatannya sepele, membaca peta bisa menentukan nasip kita ketika sedang tersesat. Salah
membaca arah bisa membuat kita semakin tersesat

Seorang backpacker biasanya cenderung memiliki kemampuan membaca peta dengan baik.
Dalam perjalanan menuju sebuah tempat asing, peta adalah salah satu alat yang cukup
penting. Dan kemampuan untuk membacanya bahkan jauh lebih penting
Aku Ini Seorang Backpacker?

Facebook

Twitter

Google+

Pinterest

Bagaimanakah seorang backpacker itu?

Seorang backpacker yang sebenarnya tidak hanya seorang yang berwisata dengan menenteng
ransel segede gajah yang beratnya bisa berkilo – kilo, arti seorang backpacker lebih dari itu.
Secara mendasar seorang backpacker adalah seorang smart traveler.

Sekali lagi smart traveler bukan berarti buat pergi traveling kamu harus sekolah dulu, kursus
dan lain – lainnya. That’s dumb kamu hanya akan menghabiskan waktumu untuk belajar
teori. Ingat traveling berarti learning by doing, karena di perjalanan kamu akan menemukan
hal – hal yang tidak bisa ditemukan di sekolah, bahkan disekolah terbaik sekalipun.

(Baca Juga : Jadi #TravelerPemula Enggak Ada Salahnya~)

Facebook

Twitter

Google+

Pinterest

Seorang Backpacker?
Setelah penjelasan panjang dan tidak terlalu lebar diatas, tentunya kamu bisa menyebut diri
sebagai backpacker apabila sudah mengerti esensi dari seorang backpacker adalah seorang
smart traveler. Secara detail seorang smart traveler harus berprinsip 5 S ini :

 Smart Budgeting
 Smart Adapting
 Smart Socializing
 Smart Trip Planning
 Smart Documenting

1. Smart Budgeting

Sudah semestinya seorang backpacker menginginkan sebuah perjalanan semurah mungkin,


bahkan kalau bisa GRATIS!! meskipun begitu menginginkan yang termurah bukan berarti
pelit. Ingat ber-backpacking berarti kita ingin mencari sesuatu yang menarik di perjalanan.
Jangan sampai gara – gara terlalu ngirit (baca : pelit) kamu melewatkan sesuatu yang
menarik, yang mungkin hanya bisa ditemui sekali seumur hidup.

Oleh – oleh juga menjadi suatu tantangan bagi seorang backpacker, terlebih lagi untuk negara
seperti indonesia ini. Karena begitu itenary jalan – jalan mu diketahui entah keluarga atau
atau teman, pasti akan datang ribuan request yang bilang “minta oleh – oleh dong” *sigh ==”
. Traveling dengan konsep backpacker bukan berarti kita harus pelit lah, walau pun memang
kita bermaksud ngirit.

Saya sendiri lebih suka membelikan barang yang ukurannya kecil dan tidak terlalu memakan
ruang didalam ransel. Yang penting ikhlas dari pada beli trus ngrundel (baca : tidak ikhlas).
Satu lagi yang paling penting, ber-backpacking bukan berarti wisata shopping. Kalau tidak,
mungkin berarti you fail menjadi seorang backpacker, mending bawa koper aja hahaha.

2. Smart Adapting

Seorang backpacker sebenarnya lebih mendekati sebagai seorang petualang, dimana


kemampuan adaptasi yang tinggi diperlukan untuk menjadi seorang backpacker. Kamu tidak
akan tahu apa yang terjadi di perjalanan, entah ketinggalan pesawat, tidak dapet penginapan,
cuaca extrem atau apapun lah, yang tidak ada di dalam itinerarymu.

Bersiap setiap saat wajib hukumnya bagi seorang backpacker, dan bergerak cepat mengatasi
masalah yang terjadi diperjalanan menjadi pembelajaran yang tidak akan didapatkan di
bangku sekolah. berbahagialah bagi yang sudah mencapai lavel ini, berarti kamu selangkah
lebih dekat menjadi seorang backpacker.

(Baca Juga : 7 Aplikasi Android Yang Harus Dimiliki Geek Traveler Seperti Saya :D)

3. Smart Socializing

Ketika dihadapkan untuk berbackpacking seorang diri atau solo backpacking kemampuan
smart socializing ini menjadi skill wajib seorang backpacker. Mencari teman di perjalanan
sekedar untuk melepas kebosanan di perjalanan atau bahkan mungkin untuk mendapatkan
informasi tujuan.
Memang tidak semua traveler mempunyai skill sosialisasi yang sama, tapi paling tidak mau
berubah dan belajar bersosialisasi, saya sendiri masih perlu banya belajar untuk yang satu ini,
karena saya sebenarnya seorang yang cukup pendiam.

4. Smart Trip Planning

Perencanaan trip yang matang, juga menjadi salah satu dasar keberhasilan dari suatu
perjalanan dengan konsep backpacking. Beruntung kita hidup di era yang serba mudah.
Andalan saya untuk merencanakan sebuah perjalanan adalah “Google” , hanya dengan
google seorang backpacker bisa merencanakan semua tentang perjalanan dari A hingga Z.

Kalaupun sudah mentok anda bisa bertanya di forum – forum pejalan yang sekarang sudah
bertebaran di internet. Tapi ingat riset dulu dengan “Google” sebelum bertanya, paling tidak
kamu tidak terlalu tersesat. Jangan sampai bertanya di forum dengan model pertanyaan
seperti ini :

“hei, gw mau backpacking ke perancis nih, bagi ittenarynya dong, nginep yang murah
dimana? tempat yang bagus apa? bla bla bla“.

Ingat!! Para backpacker yang lain bukan tour agency! Kadang males juga kalo liat
postingan di forum yang mau enaknya aja sperti itu. Minimal bertanyalah dengan sedikit
tahu, gunakan “Google” dengan bijak, bagaimana jika ada yang memberikan informasi salah
dan kamu belum pernah meneliti sebelumnya? yang ada bencana di perjalananmu.

5. Smart Documenting

Sampai saat ini alat untuk membaca pikiran dan hati manusia belum ditemukan, jadi
dokumentasikan lah setiap perjalanan backpackingmu. Seperti kata pak Dahlan Iskan, “kalau
ingin orang tahu isi hatimu, tulislah”. Tak perlu lah ditulis dengan kertas, selain membantu
pengurangan penebangan pohon untuk membuat kertas, kita sudah hidup di jaman yang serba
digital, tinggal pakai blog gratisan seperti blogspot atau wordpress juga sudah cukup,
publikasi juga semakin mudah dan murah.

(Baca Juga : 6 Alasan Kenapa Traveler Harus Punya Travel Blog!)

Selain menulis, fotografi juga bisa menjadi alternatif untuk mendokumentasikan perjalanan.
Tidak perlu kamera mahal atau DSLR bahkan kamera hp pun boleh digunakan. Atau jika
merasa mempunyai skill untuk membuat video dokumenter, mungkin bisa membuat video
dokumentasi seperti ini : Travel video dokumenter terbaik versi catperku.

Jadi setelah membaca 5 prinsip dasar seorang backpacker diatas, seorang backpacker bukan
hanya seorang yang berwisata dengan menenteng berkilo – kilo ransel di punggungnya.
Seorang backpacker mempunyai arti lebih dari itu, berada di level manakah kamu? yang
terpenting semua prinsip diatas bisa dipelajari “learning by doing“, semakin banyak jam
terbang travelling mu, semakin dekat kamu menjadi seorang backpacker yang sebenarnya :)

Anda mungkin juga menyukai