PERUMAHAN
MAKALAH
Oleh
Sigit Prasetyo Haq
NIM 140536605366
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan Masalah .................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Potensi Energi Matahari di Indonesia ................................................... 3
2.2. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............................ 4
2.2.1 Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya ................................... 6
2.2.2 Perhitungan kapasitas Baterai ....................................................... 7
2.2.3 Perhitungan Kapasitas Inverter ..................................................... 8
2.3. Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah
memberikan banyak manfaat dalam kemajuan di berbagai aspek kemasyarakatan.
Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan
merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi
ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM).
Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang
ada saat ini, maupun perkembangan teknologi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan umum.
Energi listrik yang dihasilkan dari konversi energi surya menjadi energi
listrik merupakan salah satu jenis dari energi baru dan terbarukan. Terlebih lagi
energi surya yang melimpah di bumi pertiwi dapat dimanfaatkan untuk
mensejahterakan kehidupan bangsa. Perubahan tidaklah harus dimulai langsung
kepada seluruh aspek namun perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar
untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang
panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin
menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya
upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati
karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai
tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Di Indonesia yang
merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan
insolasi harian rata-rata 4,5 - 4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik yang
dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang
diterima oleh sistem.
1
2
Sumber : http://www.meteo.itb.ac.id
Gambar 1.1. Intensitas Radiasi Matahari Indonesia
Dimana, dilihat dari data pengukuran intensitas radiasi matahari di Indonesia
yang dihimpun dari laman kementerian BMKG dapat dilihat bahwa Indonesia yang
merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis katulistiwa, dapat di
asumsikan bahwa Indonesia mempunyai sumber daya energi surya yang sangat
melimpah. Dari data di atas khususnya, di pulau Jawa dan pulau Sulawesi
mempunyai potensi yang sangat besar dalam segi terpapar oleh sinar matahari.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia sangat jarang sekali, terlebih
lagi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan skala yang besar dimana bisa
menghasilkam energi listrik yang sangat besar. Dengan Potensi energi surya di
Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp,
namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp (BMKG, 2010). Saat ini
pemerintah telah mengeluarkan roadmap sebagai upaya pemanfaatan energi surya
3
4
dengan target kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW
atau sekitar 50 MWp/tahun (ESDM, 2016).
Potensi energi matahari cukup besar dan dalam pengembangan energi surya
di masa datang, dengan asumsi bahwa Indonesia mampu untuk memproduksi energi
listrik yang besar menggunakan panel surya. Jumlah tersebut diambil dari data yang
dihimpun oleh website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia tahun 2010. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal
untuk mengembangkan bisnisnya, yang berpangku menggunakan gerobak sebagai
jalannya sebuah transaksi, dapat berpindah menggunakan energi listrik yang berasal
sari enegi surya sebagai pemasok energi listrik di dalam sebuah gerobak industri
yang lebih produktif.
Energi baru dan terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk
pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang
akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan
juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Upaya yang telah
dikembangkan salah satunya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS
atau lebih dikenal dengan sel surya akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran,
pabrik, perumahan, dan lainnya. Khususnya, pada gerobak kaki lima mempunyai
kebutuhan daya yang sangat kecil yang mana kebutuhan daya yang di gunakan ada
pada Tabel Asumsi Rencana Pembebanan. Indonesia merupakan daerah tropis,
mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata
4,5 - 4,8 KWh/m² / hari karena energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat
dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem (BMKG,
2010).
Dalam perencanaan pembangunan PLTS terlebih dahulu diperhitungkan
beban yang akan ditanggung oleh PLTS sehingga kita dapat menghitung kapasitas
listrik tenaga surya yang akan dibangun.
5
Total
Daya Lama
Peralatan Keperluan Jumlah Energi
(watt) Pemakaian
(wh)
LAMPU LED Kamar tidur 1 1 5 12 60
Kamar tidur 2 1 5 12 60
Kamar mandi 1 5 5 25
Ruang
1 5 6 30
keluarga
Dapur 1 5 6 30
Teras 1 5 12 60
Televisi LED
1 35 5 175
Magic Com
1 35 10 350
PENGGUNAAN DAYA
100
90
80
70
DAYA (WH)
60
50
40
30
20
10
0
12:00:00 PM
10:00:00 PM
11:00:00 PM
12:00:00 AM
10:00:00 AM
11:00:00 AM
1:00:00 PM
2:00:00 PM
3:00:00 PM
4:00:00 PM
5:00:00 PM
6:00:00 PM
7:00:00 PM
8:00:00 PM
9:00:00 PM
3:00:00 AM
1:00:00 AM
2:00:00 AM
4:00:00 AM
5:00:00 AM
6:00:00 AM
7:00:00 AM
8:00:00 AM
9:00:00 AM
WAKTU (JAM)
5.05 4.85
4.48 4.62 4.44 4.48 4.43
4.37 4.17 4.24
3.91 4.03
BULAN
Hari otonomi yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya
menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of
discharge (DOD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68).
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah:
Cb = (AH x d) / DOD Cb : kapasitas baterai
= (75,7 x 1) / 0.8 AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
= 94,625 AH d : day (hari)
Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke
baterai dan beban. Solar Changer Controller juga mempunyai banyak fungsi yang
pada dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Ukuran (atau rating) untuk
8
controller pengisian aki ditentukan dalam satuan Amper. Dimana, kapasitas daya
modul surya yang diperlukan yaitu 228,68 wp. Jika, digunakan adalah panel surya
dengan kapasitas daya 260 wp maka hanya perlu menggunakan 1 modul panel
surya. Ukuran / rating Solar Changer Controller :
Voltase aki = 12V
Ukuran alat pengontrol = 260 W/12V = 21,6 A
Dengan pertimbangan faktor efisiensi, perlu kita tambah cadangan 25%.
Jadi alat pengatur pengisian aki yang harus dipakai adalah Charge
Controller yang rating-nya tidak dibawah 27 A. Alangkah lebih baik jika
menggunakan Solar Changer Controller dengan rating lebih dari 27 A ≈ 30A.
Karena juga memperhitungkan ketersediaan barang di pasaran.
Inverter yang dipakai adalah inverter yang kapasitasnya sama dengan daya
maksimal modul surya. Daya maksimal modul surya berdasarkan perhitungan
adalah 908,5 w. Dari perhitungan yang ada yakni 908,5 w dapat dibulatkan yaitu
sekitar 1000 w. Dikarenakan inverter yang berukuran 908,5 w dapat dikatan tidak
ada di pasaran.
9
Dari diagram diatas diketahui bahwa energi matahari yang di serap oleh
panel surya yang sudah di konversi menjadi arus listrik akan menuju ke solar charge
Controller yang mana energi tersebut akan di arahkan ke battery maupun langsung
ke beban. Jika, baterai sudah terisi penuh maka arus akan otomatis di alirkan ke
beban oleh solar charge controller. Pada saat malam hari semua beban akan menjadi
tanggungan baterai dikarenakan tidak ada energi yang dapat di serap oleh panel
surya. Selanjutnya, sebelum tegangan disalurkan ke beban terlebih dahulu melewati
alat yang bernama inverter yang mana berfungsi mengkonversi arus DC menjadi
arus AC yang gelombangnya sama seperti gelombang atau tengangan rumah.
Setelah itu energi listrik yang dihasilkan dapet digunakan untuk mensupply
kebutuhan energi yang ada disuatu perumahan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
11
DAFTAR RUJUKAN
Hankins, Mark. 1991. Small Solar Electric Systems for Africa. Kenya : Motif
Creative Arts, Ltd.
Ardianto, Nugroho, dan Sutan. 2015. Uji Kinerja Dye Sensitized Solar Cell
(DSSC) Menggunakan Lapisan Capacitive Touchscreen Sebagai Substrat
dan Ekstrak Klorofil Nannochloropsis Sp. Sebagai Dye Sensitizer dengan
Variasi Ketebalan Pasta TiO2. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem, 3(3): 325-337.
Ridho, A. Z. 2010. Solar Cell Acquisition Using LabVIEW Program. Tesis tidak
diterbitkan. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.
Prananti, Tyaswuri, Stefphanie, dan Bahriarto. 2013. Dye Sensitize Solar Cell
(DSSC) Berbahan Dasar Klorofil Daun Cincau Sebagai Fotosensitiser.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Fisika di Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta, 1 Juni.