Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN SOLAR HOME SYSTEM PADA

PERUMAHAN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Energi Baru dan Terbarukan
yang dibina oleh Ibu Yuni Rahmawati S.T., M.T.

Oleh
Sigit Prasetyo Haq
NIM 140536605366

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO
Mei 2017

i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan Masalah .................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Potensi Energi Matahari di Indonesia ................................................... 3
2.2. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............................ 4
2.2.1 Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya ................................... 6
2.2.2 Perhitungan kapasitas Baterai ....................................................... 7
2.2.3 Perhitungan Kapasitas Inverter ..................................................... 8
2.3. Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...................... 9

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 11
3.2. Saran ................................................................................................... 11
3.3. Evaluasi............................................................................................... 12

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah
memberikan banyak manfaat dalam kemajuan di berbagai aspek kemasyarakatan.
Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu menyelesaikan pekerjaan
merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi
ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM).
Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang
ada saat ini, maupun perkembangan teknologi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan umum.
Energi listrik yang dihasilkan dari konversi energi surya menjadi energi
listrik merupakan salah satu jenis dari energi baru dan terbarukan. Terlebih lagi
energi surya yang melimpah di bumi pertiwi dapat dimanfaatkan untuk
mensejahterakan kehidupan bangsa. Perubahan tidaklah harus dimulai langsung
kepada seluruh aspek namun perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar
untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang
panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin
menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya
upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati
karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai
tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Di Indonesia yang
merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan
insolasi harian rata-rata 4,5 - 4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik yang
dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang
diterima oleh sistem.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dipaparkan dapat ditarik rumusan masalah
yaitu.
1. Bagaimana potensi energi matahari sebagai energi alternatif di Indonesia
khususnya ?
2. Bagaimana perhitungan rancang bangun Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
sederhana ?
3. Bagaimana cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Matahari sampai
dapat digunakan layaknya listrik pada rumah ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini dimaksudkan untuk membahas bagaimana sistem Pembangkit
Listrik yang mana memanfaatkan Energi Surya sebagai sumber utama secara
umum meliputi, bagaimana prinsip kerja dari panel surya hingga
mengkonversikannya menjadi energi listrik, dan bagaimana energi listrik tersebut
dapat diterapkan di perumahan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Potensi Energi Matahari Di Indonesia


Indonesia seharusnya memiliki potensi energi surya yang cukup besar
mengingat letak geografis Indonesia yang berada pada daerah tropis. Radiasi surya
di Indonesia untuk kawasan Indonesia bagia barat mencapai 4,5 kWh/m2 /hari
dengan variasi bulanan sekitar 10%, sementara itu untuk Kawasan Timur Indonesia
(KTI) sekitar 5,1 kWh/m2 /hari (BMKG, 2010).

Sumber : http://www.meteo.itb.ac.id
Gambar 1.1. Intensitas Radiasi Matahari Indonesia
Dimana, dilihat dari data pengukuran intensitas radiasi matahari di Indonesia
yang dihimpun dari laman kementerian BMKG dapat dilihat bahwa Indonesia yang
merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis katulistiwa, dapat di
asumsikan bahwa Indonesia mempunyai sumber daya energi surya yang sangat
melimpah. Dari data di atas khususnya, di pulau Jawa dan pulau Sulawesi
mempunyai potensi yang sangat besar dalam segi terpapar oleh sinar matahari.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia sangat jarang sekali, terlebih
lagi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan skala yang besar dimana bisa
menghasilkam energi listrik yang sangat besar. Dengan Potensi energi surya di
Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp,
namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp (BMKG, 2010). Saat ini
pemerintah telah mengeluarkan roadmap sebagai upaya pemanfaatan energi surya

3
4

dengan target kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW
atau sekitar 50 MWp/tahun (ESDM, 2016).
Potensi energi matahari cukup besar dan dalam pengembangan energi surya
di masa datang, dengan asumsi bahwa Indonesia mampu untuk memproduksi energi
listrik yang besar menggunakan panel surya. Jumlah tersebut diambil dari data yang
dihimpun oleh website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia tahun 2010. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal
untuk mengembangkan bisnisnya, yang berpangku menggunakan gerobak sebagai
jalannya sebuah transaksi, dapat berpindah menggunakan energi listrik yang berasal
sari enegi surya sebagai pemasok energi listrik di dalam sebuah gerobak industri
yang lebih produktif.

2.2 Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Energi baru dan terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk
pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang
akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan
juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Upaya yang telah
dikembangkan salah satunya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS
atau lebih dikenal dengan sel surya akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran,
pabrik, perumahan, dan lainnya. Khususnya, pada gerobak kaki lima mempunyai
kebutuhan daya yang sangat kecil yang mana kebutuhan daya yang di gunakan ada
pada Tabel Asumsi Rencana Pembebanan. Indonesia merupakan daerah tropis,
mempunyai potensi energi matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata
4,5 - 4,8 KWh/m² / hari karena energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat
dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem (BMKG,
2010).
Dalam perencanaan pembangunan PLTS terlebih dahulu diperhitungkan
beban yang akan ditanggung oleh PLTS sehingga kita dapat menghitung kapasitas
listrik tenaga surya yang akan dibangun.
5

Tabel 2.1 Asumsi Rencana Pembebanan

Total
Daya Lama
Peralatan Keperluan Jumlah Energi
(watt) Pemakaian
(wh)
LAMPU LED Kamar tidur 1 1 5 12 60
Kamar tidur 2 1 5 12 60
Kamar mandi 1 5 5 25
Ruang
1 5 6 30
keluarga
Dapur 1 5 6 30
Teras 1 5 12 60
Televisi LED
1 35 5 175

Magic Com
1 35 10 350

Total Daya 100 790

PENGGUNAAN DAYA
100
90
80
70
DAYA (WH)

60
50
40
30
20
10
0
12:00:00 PM

10:00:00 PM
11:00:00 PM
12:00:00 AM

10:00:00 AM
11:00:00 AM

1:00:00 PM
2:00:00 PM
3:00:00 PM
4:00:00 PM
5:00:00 PM
6:00:00 PM
7:00:00 PM
8:00:00 PM
9:00:00 PM
3:00:00 AM
1:00:00 AM
2:00:00 AM

4:00:00 AM
5:00:00 AM
6:00:00 AM
7:00:00 AM
8:00:00 AM
9:00:00 AM

WAKTU (JAM)

Sumber : BMKG, 2010


Gambar 2.1 Kurva Penggunaan Daya

Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%, karena


keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991:
68).
6

Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar :


ET = EA + rugi-rugi system
ET : Energi total termasuk rugi-
= EA + (15% x EA) rugi yang diperhitungkan
= 790 WH + (15% x 790WH) EA : Energi total tanpa rugi-rugi
= 908,5 WH

Jadi total energi sistem yang disyaratkan sebesar 908,5 WH


2.2.1 Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya

Kapasitas daya modul sel surya dapat diperhitungkan dengan


memperhatikan beberapa faktor, yaitu kebutuhan energi sistem yang disyaratkan,
insolasi matahari, dan faktor penyesuaian (adjustment factor). Kebutuhan energi
sistem hasil perhitungan, yaitu sebesar 908,5 WH. Insolasi matahari bulanan yang
terendah yaitu pada bulan Mei yaitu 4,37 (sumber BMKG, 2010). Perlunya data
insolasi matahari yang terendah agar PLTS dapat memenuhi kebutuhan beban
setiap saat.
Berikut merupakan kurva insolasi matahari di Indonesia dalam kurun waktu
satu tahun pada tahun 2010.

Kurva Insolasi Matahari Bulanan


INSOLASI MATAHARI ()KWH/m2/hari

5.05 4.85
4.48 4.62 4.44 4.48 4.43
4.37 4.17 4.24
3.91 4.03

BULAN

Sumber : BMKG, 2010


Gambar 2.2 Kurva Insolasi Matahari
7

Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1 (Mark


Hankins, 1991 Small Solar Electric System for Africa page 68). Perhitungan
kapasitas daya modul surya yang akan dihasilkan adalah:
Kapasitas Daya = ( ET / insolasi matahari ) x faktor penyesuaian
= ( 908,5 / 4,37 ) x 1.1
= 228,68 ≈ 260 WP
Besarnya kapasitas daya yang di ampu adalah 228,68 watt peak. Karena dipasaran
modul surya dengan kapasitas 228,68 tidak ada makan kita bisa membulatkannya
menjadi 260 wp. Jadi, hanya perlu 1 modul surya untuk sebuah sistem tersebut.

2.2.2 Perhitungan kapasitas Baterai

Satuan energi (dalam WH) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan


satuan kapasitas baterai sebagai berikut:
AH = ET/Vs
AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
= 908,5 Wh / 12V ET : Energi total termasuk rugi-rugi yang
= 75,7 AH diperhitungkan
Vs : Tegangan sumber yang berasal dari aki
atau baterai

Hari otonomi yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya
menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of
discharge (DOD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68).
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah:
Cb = (AH x d) / DOD Cb : kapasitas baterai
= (75,7 x 1) / 0.8 AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
= 94,625 AH d : day (hari)

Perhitungan Kapasitas Solar Changer Controller

Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke
baterai dan beban. Solar Changer Controller juga mempunyai banyak fungsi yang
pada dasarnya ditujukan untuk melindungi baterai. Ukuran (atau rating) untuk
8

controller pengisian aki ditentukan dalam satuan Amper. Dimana, kapasitas daya
modul surya yang diperlukan yaitu 228,68 wp. Jika, digunakan adalah panel surya
dengan kapasitas daya 260 wp maka hanya perlu menggunakan 1 modul panel
surya. Ukuran / rating Solar Changer Controller :
 Voltase aki = 12V
 Ukuran alat pengontrol = 260 W/12V = 21,6 A
 Dengan pertimbangan faktor efisiensi, perlu kita tambah cadangan 25%.

Dengan demikian perhitungannya menjadi :

21,6 A x 25% = 5,4 A


jadi, total yaitu :
21,6 A + 5,4 A = 27 A

Jadi alat pengatur pengisian aki yang harus dipakai adalah Charge
Controller yang rating-nya tidak dibawah 27 A. Alangkah lebih baik jika
menggunakan Solar Changer Controller dengan rating lebih dari 27 A ≈ 30A.
Karena juga memperhitungkan ketersediaan barang di pasaran.

2.2.3 Perhitungan Kapasitas Inverter

Inverter yang dipakai adalah inverter yang kapasitasnya sama dengan daya
maksimal modul surya. Daya maksimal modul surya berdasarkan perhitungan
adalah 908,5 w. Dari perhitungan yang ada yakni 908,5 w dapat dibulatkan yaitu
sekitar 1000 w. Dikarenakan inverter yang berukuran 908,5 w dapat dikatan tidak
ada di pasaran.
9

2.3 Prinsip Kerja Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Gambar 2.3 Skema Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Dari diagram diatas diketahui bahwa energi matahari yang di serap oleh
panel surya yang sudah di konversi menjadi arus listrik akan menuju ke solar charge
Controller yang mana energi tersebut akan di arahkan ke battery maupun langsung
ke beban. Jika, baterai sudah terisi penuh maka arus akan otomatis di alirkan ke
beban oleh solar charge controller. Pada saat malam hari semua beban akan menjadi
tanggungan baterai dikarenakan tidak ada energi yang dapat di serap oleh panel
surya. Selanjutnya, sebelum tegangan disalurkan ke beban terlebih dahulu melewati
alat yang bernama inverter yang mana berfungsi mengkonversi arus DC menjadi
arus AC yang gelombangnya sama seperti gelombang atau tengangan rumah.
Setelah itu energi listrik yang dihasilkan dapet digunakan untuk mensupply
kebutuhan energi yang ada disuatu perumahan.
10

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Energi surya merupakan energi alternatif terbarukan yang memiliki potensi


cukup besar penerapannya di Indonesia. Energi surya fotovoltaik secara umum
dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Pembangkit listrik tenaga surya
sangat tergantung pada sinar matahari, oleh sebab itu perencanaan yang baik sangat
diperlukan. Perencanaan tersebut meliputi : Jumlah daya yang dibutuhkan
pemakaiannya dalam satu hari (Watt), seberapa besar arus yang dihasilkan modul
panel surya (Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel
surya yang harus dipasang dan berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas
yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari (Ampere
hour). .Listrik yang dihasilkan oleh modul dapat langsung disalurkan ke beban
ataupun disimpan dalam baterai sebelum digunakan ke beban: lampu, radio, dll.
Pada malam hari, dimana modul surya tidak menghasilkan listrik, beban
sepenuhnya dicatu oleh baterai.
Rancang bangun pemanfaatan energi surya sebagai sumber listrik utama
pada gerobak kaki lima sangat compatible direalisasikan di Indonesia. Namun,
dengan perhitungan yang telah dilakukan dan telah dianalisa, panel surya 260 Wp
hanya mampu menyokong daya yang dibutuhkan dalam 1 hari kerja. Oleh sebab
itu, bilamana nanti dalam 1 hari penuh terjadi hujan atau mendung dengan
perhitungan yang telah di utarakan di atas tidak akan mampu mensuppli daya dihari
berikutnya. Agar mampu digunakan untuk hari berikutnya harus menambah
kapasitas panel surya yang dimaksudkan agar daya yang dihasilkan lebih besar.
Namun, dengan menambah kapasitas panel surya harus melakukan perhitungan
ulang. Agar, daya yang dihasilkan panel surya dan daya yang nantinya akan
disimpan sebanding dengan daya yang dikeluarkan untuk beberapa hari kedepan.
3.2 SARAN

Sebelum membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya harus


diperlukan perhitungan yang sangat matang. Seperti, Jumlah daya yang dibutuhkan
dalam pemakaian sehari-hari (Watt), berapa besar arus yang dihasilkan solar cells
panel (dalam Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel
surya yang harus dipasang dan berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas
yang diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari (Ampere
hour). Pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung kepada sinar matahari.
Oleh sebab itu, sebelum memasang energi surya pada perumahan haruslah
memperhitungkan beban dan panel surya yang akan dipasang. Agar nantinya tidak
terjadi overload yang nantinya akan merusak komponen-komponen penyusun.

10
11

DAFTAR RUJUKAN

Hankins, Mark. 1991. Small Solar Electric Systems for Africa. Kenya : Motif
Creative Arts, Ltd.

ESDM. 2008. Energi Surya dan Pengembangannya di Indonesia. Kementerian


Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (Online),
(http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/2846-
energi-surya-dan-pengembangannya-di-indonesia.html), diakses 15
September 2016.

ESDM. 2008. Matahari Untuk PLTS di Indonesia. Kementerian Energi dan


Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (Online), (http://esdm.go.id/
berita/%20artikel/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia),
diakses 15 September 2016.

Lien, E. B, Kasim, I. Dan Wibowo, W. 2008. Perancangan Sistem Hibrid


Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan Jala-Jala Listrik Pln Untuk
Rumah Perkotaan. JETri, 8(1): hlm. 37-56, (Online),
(http://www.journal.trisakti.ac.id/index.php/elektro/ article/view/76),
diakses 16 September 2016

Qurnain, Aziz. 2014. Sistem Perhitungan Solar Cell. (Online), (http://renewable-


solarcell.blogspot.co.id/2014/06/sistem-perhitungan-solar-cell.html),
diakses 15 September 2016

Aisyah, N. 2014. Makalah Konversi Energi Panel Surya. (Online),


(https://aisyahnyayu.wordpress.com/2014/03/18/makalah-konversi-energi-
panel-surya/), diakses 16 September 2016

Ardianto, Nugroho, dan Sutan. 2015. Uji Kinerja Dye Sensitized Solar Cell
(DSSC) Menggunakan Lapisan Capacitive Touchscreen Sebagai Substrat
dan Ekstrak Klorofil Nannochloropsis Sp. Sebagai Dye Sensitizer dengan
Variasi Ketebalan Pasta TiO2. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem, 3(3): 325-337.

Ridho, A. Z. 2010. Solar Cell Acquisition Using LabVIEW Program. Tesis tidak
diterbitkan. Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

Hidayat. M. N. 2011. Pengembangan Counter Electrode Berbasis Carbon


Nanotube Dengan Metode Spray-Coating Untuk Aplikasi Sel Surya Dye-
Sensitized. Tesis tidak diterbitkan: Depok : Universitas Indonesia.
12

Prananti, Tyaswuri, Stefphanie, dan Bahriarto. 2013. Dye Sensitize Solar Cell
(DSSC) Berbahan Dasar Klorofil Daun Cincau Sebagai Fotosensitiser.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Fisika di Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta, 1 Juni.

Siregar, A. 2011. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Antosianin Pomegranate Fruits


(buah delima) sebagai Dye-sensitizer Terhadap Efisiensi Sel Surya Jenis
DCCS (Dye-Sensitized Solar Cell). Tesis tidak diterbitkan. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai