3 Alat, Bahan, Cara Kerja
3 Alat, Bahan, Cara Kerja
15
16
(B−b)
d. Lempung = [ ]g
2
(A−a (B−b)
e. Debu = { − }g
2 2
f. Pasir = (25 fk-1) ─ (25C 100) ─ (A ─ a) gr
2) Termometer
3) Timbangan analitik
4) Kawat pengaduk
5) Corong kaca
6) Tabel BJ
7) Tissu
b. Bahan
1) Ctka Ø 2 mm
2) Aquadest
c. Cara Kerja
1) Mengambil piknometer kosong dan kering kemudian menimbang
beserta tutupnya (a gr).
2) Mengisi piknimeter dengan aquadest sampai penuh kemudian
menutupnya hingga ada aquadest yang keluar dan mengeringkan
aquadest yang menempel pada bagian luar piknometer dengan tissu
dan menimbangnya (b gr).
3) Mengukur suhu dengan termometer dan menentukan BJ nya dengan
melihat tabel BJ sesuai suhu yang diukur (BJ1).
4) Membuang air dan membersihkannya hingga kering kemudian
mengisi piknometer dengan tanah ± 5 gram dam memasang tutupnya
serta menimbangnya (c gr).
5) Mengisi piknometer yang telah ditimbang denganaquadest hingga
separuh volume.
6) Mengaduknya sampai tidak ada gelembung udara dan membiarkannya
semalam dalam keadaan tertutup sumbatnya.
7) Membuang gelembungnya lalu mengisi piknometer dengan aquadest
sampai penuh dan menimbang (d gr).
8) Mengukur suhu dengan termometer dan menentukan BJ nya sesuai
tabel (BJ2).
𝟏𝟎𝟎 𝒙 (𝒄−𝒂)𝒙 𝑩𝑱𝟏 𝒙 𝑩𝑱𝟐
Bobot Volume =
(𝟏𝟎𝟎+𝑲𝑳 )𝒙 [𝐁𝐉𝟐 𝐱 (𝐛−𝐚)− 𝐁𝐉𝟐 𝐱 (𝐝−𝐜)]
19
3. Porositas
𝐵𝑉
n = (1 - ) x 100 %
𝐵𝐽
1) Botol semprong
2) Kain kassa
3) Statif
4) Gelas piala
b. Bahan
Ctka Ø 2 mm
c. Cara Kerja
1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung botol dengan kain
kassa.
2) Memasukkan ctka ke dalam botol semprong dengan bagian yang
tertutup kain kassa sebagai dasarnya.
3) Memasang botol semprong pada statif dan diatur seperlunya.
4) Merendam selama kurang lebih 48 jam.
5) Mengangkat semprong dan membiarkan air menetes sampai tetes
terakhir.
6) Mengambil contoh tanahnya yang berada pada 1/3 bagian tengah
semprong, mengukur kadar lengasnya sebanyak 2 kali ulangan.
3. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)
a. Alat
1) Cawan tembaga yang dasarnya berlubang
2) Mortir porselin
3) Saringan Ø 2 mm
4) Timbangan analitik
5) Spatel
6) Oven
7) Eksikator
8) Gelas arloji
9) Kertas saring
10) Petridish
b. Bahan
1) Ctka Ø 2 mm
21
2) Aquades
c. Cara Kerja
1) Menggerus ctka menjadi butir primer dan menyaringnya menjadi Ø
2 mm.
2) Mengambil cawan berlubang yang dasarnya diberi kertas saring
yang sudah dibasahi.
3) Menimbang dengan gelas arloji sebagai alasnya (a g).
4) Memasukkan ctka yang telah digerus dalam cawan tembaga kurang
lebih 1/3 nya lalu diketuk-ketukan, menambahkan lagi ctka sampai
2/3 lalu diketuk-ketukkan lagi, kemudian menambahkan lagi ctka
sampai penuh, mengetuknya lagi dan meratakannya.
5) Memasukkan cawan tersebut ke dalam perendam kemudian diisi air
sampai permukaan air mencapai kurang lebih ½ tinggi dinding
cawan, perendaman 12 jam (setelah direndam permukaan tanah akan
cembung minimal rata/mendatar).
6) Mengangkat cawan dan membersihkan sisi luarnya lalu meratakan
tanah setinggi cawan dengan diperes secara hati-hati dan
menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji (b g).
7) Memasukkan ke dalam oven bersuhu 105 C selama 4 jam, lubang
pembuangan air pada oven harus terbuka.
8) Memasukkan ke dalam eksikator kemudian menimbang dengan
diberi gelas arloji (c g).
9) Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring kemudian
menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji (d g).
10) Menghitung kadar lengasnya.
(𝒃 − 𝒂) – (𝒄 − 𝒅)
𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒍𝒆𝒏𝒈𝒂𝒔 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
(𝒄 − 𝒅)
D. Konsistensi Tanah
1. Alat
a. Botol timbang
b. Colet
22
c. Botol pemancar
d. Eksikator
e. Cassa grande
f. Cawan penguap
g. Oven
h. Timbangan analitik
i. Spatel
j. Lempeng kaca
k. Papan Kayu
2. Bahan
a. Ctka Ø 0,5 mm
b. Aquadest
3. Cara Kerja
a. Batas Cair (BC)
1) Membuat pasta tanah dengan cara mencampur ctka 0,5 mm
dengan air pada cawan penguap.
2) Mengambil pasta tanah secukupnya dan memasukkannya ke dalam
cassagrande dan meratakan dengan colet setebal 1 cm, lalu
membelah pasta tanah dengan spatel dalam keadaan tegak lurus
sampai pada dasar cawan.
3) Mengatur tinggi rendah cawan cassagrande pada meja penumpunya,
kemudian memutar alat cassagrande dengan kecepatan 2x per detik
dan menghitung jumlah ketukan hingga pasta bertemu sepanjang 1-
2 cm.
4) Mengulangi sebanyak 4 kali (2x untuk >10-<25 ketukan dan 2x
untuk >25-<45 ketukan).
5) Mengambil tiap pasta tanah hasil ketukan dan menganalisis KL-nya.
6) Mencari log ketukan kemudian dianalisis dengan regresi (nilai BC =
KL pada ketukan 25).
b. Batas Lekat (BL)
1) Membuat gumpalan dengan pasta tanah sebesar bola pingpong.
23
G. Bahan Organik
1. Alat
a. Labu takar 50 ml
b. Gelas piala 50 ml
c. Gelas ukur 25 ml
d. Pipet drop
e. Pipet ukur
2. Bahan
a. Ctka Ø 0,5 mm
b. K2Cr2O7 1 N
c. H2SO4 pekat
d. H3PO4 85 %
e. FeSO4 1 N
f. Indikator DPA
g. Aquadest
3. Cara Kerja
26
𝟏𝟎𝟎
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐤 = 𝐱 𝐤𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐂
𝟓𝟖
B = Blanko
A = Baku
KL= Kadar lengas
H. Analisis Kadar N, P Dan K Pada Tanah
1. N total tanah
a. Bahan
1) Contoh tanah kering angin diameter 0,5 mm 1 gr
2) H2SO4 pekat
3) CuSO4 dan K2SO4 (perbandingan 20 : 1)
4) Aquades
5) H2SO4 0,1 N
27
a. Setelah kurang lebih 30-40 hari setelah tanam (fase vegetatif maksimal),
tanaman diamati khususnya pada bagian daun dan batangnya untuk
mengetahui gejala kekurangan unsur hara.
b. Amati juga tinggi tanaman pada masing-masing perlakuan serta
perakarannya (pada tanaman kacang diamati jumlah bintil akar dan pada
tanaman jagung diamati perakarannya.
c. Bandingkan data-data yang diperoleh antara satu perlakuan dengan
perlakuan lain.