Anda di halaman 1dari 5

ALAT BERAT

Jenis-Jenis Hidraulik Pump Pada Alat Berat


Prinsip kerja Pompa hidrolik mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa
ini merupakan alat yang mengambil energi dari suatu sumber (misalnya mesin, motor
elektrik dan lain-lain) dan mengubah energi tersebut menjadi energi hidrolik.

Fungsi pompa ini adalah untuk memasok sistem hidrolik dengan aliran oli yang
mencukupi sehingga sirkuitnya mampu beroperasi pada kecepatan yang benar.

Pompa dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu : Positive displacement dan   Non
Positive displacement.

1. Positive displacement

Positive displacement pump  mempunyai clearance diantara komponen-komponen-nya


lebih kecil. Ini akan mengurangi kebocoran dan menghasilkan efficiency yang lebih baik
saat digunakan pada high pressure hydraulic system. Output flow pada positive
displacement pump pada dasarnya sama untuk setiap putaran pompa. Ada 3   type dari
Positive displacement pump yaitu: Gear, Vane, dan Piston.

a. Gear Pump

Pompa ini mampu memompa sejumlah oli yang sama untuk tiap revolusi shaft input-nya.
Perubahan kecepatan rotasinya mampu mengendalikan jumlah output pompa. Maximum
tekanan operasi yang dapat dibatasi pompa ini mencapai 27.579 kPa (4000 psi). Batasan
tekanan ini karena adanya ketidakseimbangan hidrolik yang ada dalam
rancangannya.  Ketidakseimbangan hidrolik menciptakan beban sisi pada shaft yang
ditahan dengan adanya bearing dan gigi gear ke kontak housing. Pompa gear mampu
mempertahankan efisiensi  diatas 90% ketika tekanan tetap dijaga dalam range pressure
pengoperasian yang ditentukan. 

Komponen Positive Displacement Pump adalah: (1) Seal Retainer, (2) Seal, (3) Back Up Seal,


(4)  Isolation Plates, (5)  Spacer, (6)  Drive Gear, (7)  Idle Gear, (8)  Housing, (9)  Mounting,
(10) Flange Seal, (11) Balance Plates.  
Outlet flow dari sebuah gear pump dihasilkan dengan mendorong oil keluar dari roda
gigi pada saat bertemu di sisi outlet. Hambatan pada oil flow akan menghasilkan
pressure pada sisi outlet. Ketidakseimbangan dari gear pump lebih disebabkan karena
pressure yang ada di outlet port lebih tinggi dari inlet port. Pressure yang lebih tinggi
pada outlet port ini akan mendorong gear ke arah sisi inlet port. Dengan demikian
maka shaft bearing akan menerima sebagian besar beban untuk mencegah keausan
yang berlebihan antara puncak roda gigi dan housing-nya. Pada pressure yang lebih
tinggi, gear shaft akan sedikit miring ke arah roda gigi. Hal ini akan memungkinkan
kontak antara shaft dan bearing yang akan mengakibatkan shaft menjadi sedikit
bengkok bila terjadi pressure yang tidak balance.

Oli yang bertekanan juga diarahkan diantara sealed area dari pressure balance
plate dan housing-nya. Ukuran dari sealed area diantara pressure balance plate dan
housing-nya adalah apa yang membatasi jumlah force yang menekan plate terhadap
ujung daripada gear.

b. Vane Pumps

  Pump output pada vane pump ada2   yaitu fixed dan variabel. Komponen-
komponen vane pump yaitu : housing (1), Cartridge (2), mounting plate (3), mounting
plate seal (4), cartridge seal (5), cartridge back-up rings (6), snap ring (7), serta input
shaft dan bearing (8). Cartridge terdiri dari support plate (9), ring (10), flex plate (11),
slotted rotor (12), dan vane (13). 

Slotted rotor  diputar oleh input shaft. Vane bergerak masuk dan keluar pada slot
yang ada di dalam rotor dan menge-seal pada ujung luarnya terhadap cam ring. Ring yang
ada di dalam fixed pump displacement berbentuk elips, sedangkan ring yang ada didalam
variable pump displacement berbentuk lingkaran/bundar. Flex plate menutup sisi dari
rotor dan ujung-ujung vane-nya. Dalam beberapa design pressure rendah, support plates
dan housing menge-seal sisi dari rotating rotor dan ujung-ujung vane. Support plate
digunakan untuk mengarahkan ke passage-passage yang ada di dalm housing. Housing
juga berfungsi sebagai support untuk komponen-komponen yang lain dari vane pump,
mengarahkan flow masuk dan keluar vane pump.

Pada saat rotor berputar di dalam cam ring-nya, vane keluar masuk di dalam rotor
slot untuk menjaga sealing terhadap ring-nya. Pada saat vane bergerak keluar dari slotted
rotor, terjadi perubahan volume diantara vane-nya. Semakin besar jarak antara ring dan
rotor, semakin besar pula volume yang ditimbulkan. Volume yang membesar akan
menimbulkan sedikit ke-vaccum-an yang memungkinkan inlet oil ditekan menuju ke
ruang di antara vane oleh tekanan atmosphere atau tank pressure. Bilamana rotor terus
berputar, maka jarak antara ring dan rotor juga akan semakin kecil. Hal ini
mengakibatkan volume yang ada juga akan semakin mengecil. Hal ini memungkinkan oil
ditekan keluar dari segment rotor menuju ke outlet passage dari pompa.

c. Piston Pumps
Ada 2 jenis piston pump yang dikenal yaitu Axial Piston Pump, dan Radial Piston
Pump.  Pada fixed displacement Axial Piston Pump, piston bergerak lurus maju dan
mundur parallel dengan shaft-nya. Pada variable displacement Axial Piston Pump atau
motor, swashplate atau barrel dan port plate-nya juga bergerak maju dan mundur
merubah sudutnya sendiri terhadap shaft-nya. Perubahan sudut ini membuat pump flow
bervariasi antara minimum dan maksimum setting meskipun shaft speed-nya konstan.

Pompa bergerak maju mundur dalam garis linear yang hampir parallel dengan
bagian tengah shaft-nya. Dalam pompa piston straight housing, piston berada pada
swashplate yang berbentuk wedge tetap.  Sudut dari swashplate ini mengendalikan jarak
gerakan keluar masuk piston ke ruanggan barrel. Makin besar sudut wedge-shaped
swashplate, maka makin besar pula jarak pergerakan piston dan makin besar pula output
pompa untuk tiap revolusinya.

Dalam variable axial piston pump positive displacement, baik swashplate maupun
barrel dan port plate-nya dapat berputar maju mundur untuk mengubah sudutnya
terhadap shaft. Perubahan sudut ini menyebatkan aliran output bervariasi antara
pengaturan minimal dan maksimal meskipun kecepatan shaft tetap konstan.

Cylinder Barrel diputar oleh shaft dan membawa piston masuk dan keluar. Pada saat
piston masuk maka ruangan antara piston dan barrel semakin membesar. Perbesaran ini
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan sehingga oli masuk kedalam pompa.
Pergerakkan masuk piston ini adalah mengikuti kontur dari swashplate. Setengah putaran
berikutnya piston bergerak keluar dan menekan oli ke luar pompa. Selama terjadi
perbedaan ukuran ruang antara piston dan barrel maka piston selalu menghasilkan
displacement oli. 
2. Non-Positive Displacement Pump
    Aliran keluar dari pompa non positive displacement ter-gantung pada hambatan
pada inlet dan outlet. Makin besar hambatannya pada outlet side, maka makin kecil
aliran yang dikeluarkan pompa.  Sentrifugal impeller  merupakan contoh dari
pompa  non positive displacement  dan terdiri dari dua bagian dasar,
yaitu: impeller yang terpasang pada shaft input dan housing. Impeller ini memiliki solid
disc  dengan bilah lengkung/curved blades  yang berada pada sisi inputnya. Zat cair
memasuki bagian tengah  housing  dekat  input shaft  dan mengalir masuk ke  impeller.
Bilah lengkung  impeller  memutar zat cair ke arah luar
melawan housing. Housing dibentuk untuk mengarahkan oli ke outlet port.

Non-positive displacement pump mempunyai efisiensi yang lebih rendah bila


dibandingkan dengan positive displacement pump karena output flow dari pompa akan
turun secara drastis bila outlet pressure naik.   Pompa jenis ini biasa digunakan pada
aplikasi dengan pressure rendah seperti water pump.

Centrifugal  impeller pump terdiri dari dua komponen dasar yaitu: impeller (2)
yang diikat pada input shaft (4) dan housing (3). Impeller mempunyai sebuah cakram
dengan sudu-sudu yang melengkung (1) yang dicetak pada sisi input-nya.

Demkian tentang jenis-jenis hydraulic pump pada alat berat, semoga bermanfaat.
No comments:

Post a Comment

‹ Home ›
View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai