93
Media Akuakultur Volume 3 Nomor 2 Tahun 2008
lebar dan panjang. Hidupnya merayap di dasar perairan C. adolfoi dengan nama umum Adolfo’s Cory. Ukuran
dengan suhu optimalnya 24°C--28°C (tergantung spesies); maksimalnya 6,0 cm. Warnanya putih kebiruan dengan
pH antara 7,0--7,5; dan hardness 10° dH (Alderton, 1997; pita hitam vertikal pada daerah mata. Pita ini terdapat
Axelrod et al., 1995; Mills, 1986; Sakurai et al., 1990). membujur di punggung mulai dari ujung sirip punggung
Ikan ini juga dapat hidup dalam air yang miskin oksigen sampai ke pangkal ekor. Ada warna kuning sampai merah
karena dapat mengambilnya langsung dari atmosfir melalui terang di antara kedua pita tersebut.
mulutnya. C. barbatus dengan nama umum Giant Corydoras atau
Bentuk badan kompak, bungkuk di punggung, agak Barbatus Catfish. Merupakan Corydoras yang berukuran
pipih ke samping dengan mulut menghadap ke bawah paling besar yaitu mencapai 8 cm. Disebut juga “King of
dan dilengkapi dengan sungut atau kumis khas kelompok Corys”. Warnanya coklat dengan bercak hijau kehitaman
“Catfish”. Sungut berjumlah 2 (dua) pasang di atas dan di di seluruh tubuh sampai ke sirip-siripnya.
bawah mulut berfungsi sebagai sensor atau radar untuk C. paleatus disebut sebagai Peppered Corydoras.
mencari makan maupun saat perkawinan (Geis, 2000). Spesies dengan habitat bersuhu optimum yang lebih
Tidak seperti kebanyakan catfish yang tidak besisik, rendah dari yang lain (18°C--20°C), terutama saat
Corydoras badannya diliputi oleh dua baris sisik besar pemijahan (Geis, 2000). Warnanya coklat gelap, lebih gelap
yang disebut plate (Sterba, 1983). Sirip dada dan perut dari C. aeneus. Di sekitar kepala warna agak kebiruan.
sepasang, sementara sirip yang lain tunggal. Sirip dada Ukuran maksimalnya 7,5 cm. Varietas albino berwarna
jari-jari pertamanya terdiri atas tulang yang lancip dan putih dengan mata merah terang.
keras digunakan sebagai senjata. Corydoras juga sering
C. panda atau Panda’s Cory. Warna jenis ini putih
mengeluarkan bunyi seperti ikan catfish lain, terutama
agak kemerahan (pink) dengan pita atau garis lebar
saat pemijahan atau stres (ditangkap). Menurut Geis
melintang di daerah kepala dan ekor. Sirip punggung
(2000), bunyi terjadi dari gesekan pada sendi sirip dengan
juga hitam. Ukurannya mencapai 5,0 cm; yang kecil
gelembung renang sebagai pengeras (sound system).
warnanya lebih terang dan bagus dari yang besar, sehingga
Corydoras bersifat omnivora tetapi senang pakan yang laku di pasaran umumnya yang ukuran kecil di bawah
alami. Pakannya adalah cacing, kutu air, maupun hewan 5,0 cm.
air lain yang kecil. Ikan ini juga menggunakan usus untuk
C. pygmaeus atau Pygmy Cory. Ukuran maksimalnya
bernafas, mengambil udara melalui mulut dan melewati
hanya 3,0 cm. Warnanya kuning mengkilat agak coklat
perut sampai keujung usus (Kohda et al., 1997). Oksigen
hijau seperti perunggu terang. Ciri khasnya adanya pita
akan terserap langsung ke peredaran darah melalui usus
hitam di tengah badan membujur mulai dari ujung mulut
yang sudah termodifikasi dengan banyak pembuluh darah
sampai ke pangkal ekor.
(Sakurai et al., 1990; Bailey & Sandford, 1999). Kemampuan
inilah yang akan memfasilitasi dalam melewatkan sperma C. rabauti dengan nama umum Myer’s Catfish. Ukuran
secara cepat saat pemijahan. maksimal 6,0 cm. Warnanya hijau kehitaman dengan
punggung yang agak lebih gelap. Matanya relatif besar
Genus ini mempunyai banyak spesies. Menurut Sterba
dibanding Corydoras lainnya.
(1983), tercatat ada 95 spesies tetapi Matsuzaka (1993)
dalam Kohda et al. (1995) telah menemukan ada 120 C. septentrionalis atau biasa disebut Southern Green
spesies. Namun demikian, yang banyak beredar di pasar Cory. Ukuran maksimal 6,0 cm. Warnanya hijau agak gelap
dan sudah dibudidayakan di Indonesia khususnya daerah dengan bercak lebar hijau kehitaman di tiga tempat yaitu
Jabodetabek adalah sekitar 10 spesies dan hanya 4 ujung daerah kepala, tengah, dan badan belakang dekat
(empat) spesies yang banyak dibudidayakan di ekor. Bentuk badannya lebih panjang atau langsing
Jabodetabek, yaitu: C. aeneus, C. adolfoi, C. barbatus, C. dibanding jenis yang lain.
paleatus, C. panda, C. pygmaeus, C. rabauti, C. C. sterbai disebut juga Sterba’s Cory. Warnanya coklat
septentrionalis, C. sterbai, dan C. sychri. Dari 10 spesies dengan lurik (titik-titik halus berjajar) coklat tua. Sirip
terdapat lagi varietas albino yaitu pada C. aeneus, C. dada dan perut berwarna jingga terang. Ukuran dapat
paleatus, dan C. sterbai. sampai 7,5 cm. Varietas albino luriknya tidak jelas.
C. aeneus disebut juga sebagai Bronze Corydoras. C. sychri yang disebut juga Dotted Cory. Ukuran
Warnanya adalah coklat hijau kemerahan seperti perunggu. maksimal adalah 5,0 cm. Warnanya putih dengan bintik-
Ukuran maksimalnya 6,0 cm. Mempunyai varietas albino bintik coklat hitam di seluruh tubuhnya. Ada pita lebar
dengan badan putih dan mata merah. vertikal memotong daerah mata dari atas ke bawah.
94
Catfish kecil unik untuk akuarium, tingkah laku biologi dan reproduksinya (Darti Satyani)
Gambar 1. Jenis Corydoras yang sudah dibudidayakan di Indonesia dan sudah diekspor ke manca negara (dari Axelrod
et al., 1995; Sakurai et al., 1990; Bailey & Sandford, 1999)
95
Media Akuakultur Volume 3 Nomor 2 Tahun 2008
yang betina (Axelrod & Vordenwinkler, 1983). efektif terjadi di “kantong” itu pada saat induk berdiam
Sesudah selesai membersihkan tempat telur, induk di dasar wadah.
akan aktif berenang kesana kemari dan sesekali mereka Tingkah laku reproduksi lebih dari 20 spesies
bersinggungan. Kadang mengeluarkan suara. Sebelum Corydoras telah dilaporkan berlangsung seperti di atas
ovulasi terjadi induk betina akan menempatkan mulutnya dan diduga hampir semua spesies seperti itu (Kohda et
di lubang genital jantannya dan dikenal dengan “Posisi al., 1995). Menurut Kohda et al. (1995), ada 3 (tiga) kondisi
T” dan sperma akan diisapnya (Kohda et al., 1995; Bailey karakteristik yang dapat memfasilitasi proses pemijahan
& Sandford, 1999). seperti di atas dapat berlangsung yaitu: (1) usus Corydoras
Ovulasi akan terjadi setelah itu dan induk betina akan yang amat pendek, (2) letak sirip perut yang amat dekat
diam di dasar selama 1,0--1,5 menit, telur yang keluar dengan lubang anus, dan (3) seringnya ikan mengambil
sebanyak 2--5 butir (Sterba, 1983; Geis, 2000). Telur ini udara lewat mulut untuk bernafas melalui usus. Kondisi
akan ditempatkan di “kantong” yang dibentuk oleh nomor 3 (tiga) ini memberikan kebiasaan yang baik dalam
pasangan sirip perut yang dibengkokkan (seperti tangan melewatkan sperma melalui usus.
ditangkupkan). Setelah itu baru induk betina Telur Corydoras merupakan telur yang melekat
membawanya ke tempat objek yang sudah dibersihkan (adhessive eggs). Perlekatannya amat erat dan susah untuk
dan dilekatkan di situ. Sementara induk jantan akan selalu diambil atau dipindahkan dari objeknya. Para peternak
menunggu di belakang betina untuk proses ulang. Proses umumnya memindahkan telur yang akan ditetaskan
ini akan berulang sampai semua telur terovulasi yaitu bersama dengan sarangnya atau induknya yang dipindahkan
sebanyak 50--200 butir sekali pemijahan tergantung dari saat inkubasi. Telur akan menetas 2--3 hari tergantung
spesiesnya (Sterba, 1983; Sakurai et al., 1990; Bailey & dari suhu dan akan mulai berenang sesudah 5--6 hari.
Sandford, 1999). Telur-telur akan ditinggalkan dan tidak Sayang bahwa informasi mengenai reproduksi ikan
dirawat oleh induknya. ini di alam atau habitatnya hampir tidak ada. Tetapi dengan
Ada banyak teori mengenai bagaimana cara pembuahan adanya proses sperma yang aktif dalam “kantong” kecil
pada Corydoras ini. Ada pendapat sperma disemprot dari diduga merupakan adaptasi terhadap lingkungan dalam
mulut ke bawah badan betina, pada saat ia diam di dasar memberikan efektivitas pembuahan. Demikian pula telur
wadah, kemudian membuahi telur di “kantong”. Pendapat yang melekat sangat erat pada objek yang tidak mudah
lain adalah sperma disemprotkan ke tempat telur yang hanyut dalam air berarus yang merupakan habitat ikan
disediakan, lalu dibuahi di tempat itu. Ada lagi pendapat Corydoras di alam (Burgess, 1992; Matsuzaka, 1993 dalam
bahwa sperma mengalir sepanjang badan betina sampai Kohda et al., 1995).
ke “kantong” (Axelrod & Vordenwinkler, 1983; Sterba,
1983; Sakurai et al., 1990; Matsuzaka, 1993 dalam Kohda PENUTUP
et al., 1995). Tetapi dari penelitian Kohda et al. (1995) Tingkah laku dari ikan Corydoras terutama dalam
yang mengikuti jalan sperma dengan cairan berwarna reproduksinya adalah amat unik. Proses yang unik yaitu
seperti Metil Biru didapatkan hasil bahwa sperma ini menelan sperma untuk pembuahan yang efektif dalam
ditelan oleh induk betina melewati usus dan dikeluarkan “kantong” di mana telur yang akan ditempatkan diduga
bersamaan saat ovulasi kedalam “kantong”. Pembuahan merupakan evolusi dari adaptasi ikan kecil dalam
a b c
Gambar 2. Pemijahan pada C. aeneus.(Axelrod et al., 1995; Geis, 2000). (a. Posisi T. b. Kantong dari sirip perut yang
ditangkupkan untuk membawa telur. c. Telur diletakkan pada batang/daun tanaman)
96
Catfish kecil unik untuk akuarium, tingkah laku biologi dan reproduksinya (Darti Satyani)
lingkungan perairan yang berarus untuk mempertahankan tivity. TFH Publication, Inc. New York-USA. p. 31—
generasinya. 33.
Kohda, M. Tanimura, M.K. Nakamura, dan S. Yamagishi.
DAFTAR PUSTAKA
1995. Sperm drinking by female catfishes: a novel
Alderton, D. 1997. The Hamlin book of tropical freshwa- mode of insemination. Environmental Biology of
ter fish. Reed International Book. Ltd. Singapore and fishes. 42: 1—6.
Toronto. p. 100—103. Mills, D. 1986. You and your aquarium. Alfred A. Knopf,
Axelrod, H.R. and W. Vordenwinkler. 1983. Encyclopaedia Inc. Toronto, Canada. 75 pp.
of tropical fishes. TFH Publication, Inc. New York- Sakurai, A., Y. Sakamoto, and F. Mori. 1990. Aquarium
USA. p. 151—157. fish of the world. Chronicle Book San Francisco. p.
Axelrod, H.R., W.E. Burgess, N. Pronek, and J.G. Wall’s. 229—253.
Atlas of freshwater aquarium fishes. 1995. Eight edi- Sterba, G. 1983. The Aquairist”t encyclopaedia. Blandfort
tion. TFH Publication, Inc. New York-USA. 335 pp. Press. Dorset GDR. p. 175—176.
Bailey, M. dan G. Sandford. 1999. Illustrated encyclope-
dia, Aquarium fish identifier. Lorenz Books. New York.
p. 24—25.
Geis, R. 2000. Catfish keeping and breeding them in cap-
97