Disusun Oleh
Ahmad Andari
2015230096
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran.
Tidak menutup kemungkinan Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu
mudah-mudahan para pembaca dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
BAB II ISI...................................................................................................................2
komunikasi dalam perspektif positivisme....................................................................2
komunikasi dalam post-positivisme.............................................................................4
komunikasi dalam perspektif interpretif ......................................................................5
komunikasi dalam perspektif konstruktivisme ............................................................7
komunikasi dalam teori kritis ......................................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengetahui definisi komunikasi, dengan contoh kasusnya yang sederhana dalam
pemahamannya merupakan komunikasi dalam proses pertumbuhannya merupakan studi
retorika dan jurnalistik yang banyak berkaitan dengan pembentukan pendapat umum (opini
public), dimana isu-isu filsafat dalam ontology, epistemology dan aksiologi dalam
pengembangan ilmu komunikasi menjadi hal yang penting.
Komunikasi sebagai ilmu yang dapat diterapkan dalam hidup bermasyarakat,
komunikasi telah lama menarik perhatian para ilmuwan dari luar bidang komunikasi sendiri,
dalam peran penting dan fundamental serta kompleks dalam kehidupan manusia dan
lingkungan/dunianya
Adamya lima genre teori berkaitan dengan fokus teori dan berkorelasi dengan
epistemologi dan ontology yang disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan,
pengaruhnya terhadap perspektif teori.dalam ilmu komunikasi dan contoh masing-masing
dapat disebutkan dalam pembahasan.
B. Rumusan Masalah
A. PERSPEKTIF POSITIVISME
Paradigma positivisme, mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses linier atau proses
sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan atau komunikator untuk mengubah
perilaku penerima pesan yang pasif. Ini berarti komunikasi terjasi secara sengaja dilakukan
oleh seseorang untuk menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain.
SEJARAH POSITIVISME
Positivisme dicetuskan oleh dua pemikir perancis, Henry Sain Simon (1760-1825) dan
muridnya Auguste Comte (1798-1857).Pemikiran Comte merupakan reaksi terhadap situasi
Perancis. Revolusi Perancis dan semangat pencerahan dalam banyak hal menghasilkan
perubahan sosial. Gagasan dasar Comte dapat dikenali dari pemikirannya mengenai 3 tahap
perkembangan sejarah manusia yaitu :
• Teologis,
• Metafisis, dan
• Positivis
TEOLOGIS
Pada tahap ini manusia memahami gejala-gejala alam sebagai hasil campur tangan langsung
kekuatan ilahi. Tahap ini dimulai dari animisme yang menganggap benda-benda berjiwa dan
diperlakukan suci.
METAFISIS
Pada tahap ini gejala alam diyakini berjalan berdasar pada prinsip-prinsip metafisika. Prinsip-
prinsipini dihasilkan melalui pemikiran spekulatif yaitu berdasarkan percobaan-percobaan.
POSITIVIS
Pada tahap ini yaitu cara memahami kehidupan dan semesta dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Alam dan kehidupan bukan lagi dipahami sebagai hasil campur tangan yang ilahiah
atau berdasar pada prinsip-prinsip spekulasi, melainkan sebagai sesuatu yang pasti, nyata dan
berguna.
GAGASAN POSITIVISME
Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi
dasar:
1. Ontologi (realisme):semesta digerakkan oleh hukum alam secara mekanis dalam hukum
jika……maka…….
2. Epistemologi (dualisme):teori ini menggambarkan semesta apa adanya tanpa keterlibatan
nilai-nilai subjective peneliti
3. Metodologi (experimental):hipostesis dirumuskan lebih awal dalam bentuk proposisi yang
lalu dihadapkan pada verifikasi di bawah situasi yang benar-benar terkontrol
CIRI-CIRI POSITIVISME
Bebas Nilai, berarti ketika si pengamat mengamati sesuatu maka nilai-nilai yang dimiliki si
pengamat tidak dilibatkan sehingga menghasilkan kesimpulan apa adanya Fenomenalisme,
berarti apa yang kita amati merupakan fenomena belaka,sementara sesuatu yang berdiri
dibelakang fenomena (sebagaimana diyakini metafisika) tidak dilibatkan Nominalisme,
berarti kebenaran berdasarkan lama atau ukuran, dalam hal ini kebenaran kenyataan terletak
pada penamaan bukan kenyataan itu sendiri Reduksionisme, berarti konsekuensi dari cara
penelitian yang menyederhanakan atau mereduksi kenyataan menjadi fakta-fakta yang dapat
dipersepsi Naturalisme, berarti semua gejala berjalan secara alamiah tanpa campur tangan
hal-hal metafisis Mekanisme, berarti semua gejala dapat dijelaskan secara mekanis-
determinis layaknya sebuah mesin.
POSITIVISME LOGIS
Positivisme logis adalah aliran positivisme yang lebih memfokuskan lebih pada logika dan
bahasa ilmiah. Salah satu prinsip yang diyakini kaum positivisme logis adalah prinsip
isomorfi, yaitu adanya hubungan mutlak antara bahasa dan dunia nyata.
B. POST-POSITIVISME
Sejarah Post-Positivisme
Penyamarataan ilmu –ilmu manusia dengan ilmu-ilmu alam mendapat tantangan keras
dari filsuf-filsuf sesudah muncul aliran positivisme. Hal ini dikarenakan manusia bukanlah
benda mati atau makhluk yang statis. Manusia selalu berubah, tindakannya tak bisa diprediksi
dengan satu penjelasan yang mutlak pasti. Gugatan - gugatan ini muncul dengan nama
Postpositivisme yaitu pada tahun 1970/1980-an. Pemikiran ini muncul dari Karl R. Popper,
Thomas Kuhn, para filsuf dari Frankfurt School, Feyerabend dan Richard Rotry. Pemikiran
ini banyak dipengaruhi oleh penemuan Neils Bohr, Werer Heisenberg, dan Einstein. Pemikir
Postpositivisme , salah satunya Popper mengkritik objektivisme Comte, namun tetap
mengikuti prinsip-prinsip lain yang ada pada positivisme.
Prinsip-prinsip Post-Positivisme
Meski terdapat perbedaan pemikiran antara aliran positivisme dengan aliran post-
positivisme, untuk prinsip dari alirannya tetap sama meski terdapat kritisasi dari aliran post-
positivisme. Prinsip-prinsip post-positivisme, meliputi
Ontologi ; bersifat critical realism yaitu memandang realitas memang ada dalam kenyataan
sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila peneliti dapat melihat realitas
itu secara benar(apa adanya). Ontologi kalangan post-positivis lebih menekankan kepada
kepercayaan tentang keteraturan dan pola dalam interaksi manusia dengan yang lainnya.
Bentuk ontologi paradigma ini meliputi realism, nominalisme, dan konstruksionisme sosial.
Epistemologi dan Aksiologis; meyakini bahwa subjek tidak mungkin dapat mencapai atau
melihat kebenaran, apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan
objek secara langsung.
Stuktur seperti ini menekankan pendekatan deduktif dalam teori dimana abstraksi tentang
dunia diolah untuk kemudian diuji melalui observasi dalam dunia sosial.
Fungsi-fungsi teori yang diyakini kaum Post-positivisme:
a. Fungsi explanation, berarti teori harus dapat menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi.
b. Fungsi prediction, upaya teori menyediakan penjelasan abstrak mengenai suatu fenomena
yang akhirnya digunakan untuk memprediksi hal serupa.
c. Fungsi control, upaya teori mampu mengontrol peristiwa yang akan terjadI
Kesimpulan dan Hubungannya dengan Komunikasi
Perspektif post-positivisme mambawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial termasuk Ilmu
Komuniasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme yang terlalu realis, bebas
nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian, post-positivisme memberikan model
penelitian khas ilmu sosial.
Post positivisme memberikan andil dalam memberikan pemikiran bahwa tidak semua hal di
bumi ini bisa ditentukan secara pasti dengan penelitian. Fenomena sosial adalah fenomena
yang paling sulit untuk ditentukan secara pasti, karena unsur utama pembentuk fenomena
sosial adalah manusia.
C. PERSPEKTIF INTERPRETIF
Tumbuh berdasarkan ketidakpuasan dengan teori Post Positivis, karena dianggap
terlalu umum, terlalu mekanis dan tidak mampu menangkap keruwetan, nuansa, dan
kompleksitas dari interaksi manusia. Perspektif interpretif mencari sebuah pemahaman
bagaimana kita membentuk dunia pemaknaan melaui interaksi dan bagaimana kita berprilaku
terhadap dunia yang kita bentuk itu. Dalam pencarian jenis pemahaman ini, teori interpretif
mendekati dunia dan pengetahuan yang sangat berbeda dengan cara teori post positivis.
Pandangan dasar Perspektif Interpretif
Meliputi tiga bagian utama yakni :
(a) Fenomenologi
(b) Hermeunetika
(c) interaksionis simbolik
Fenomenologi;
Dunia kehidupan (lebenswelt) adalah dasar makna yang dilupakan oleh ilmu pengetahuan.
Begitulah ujar Hussel[14]. Dunia kehidupan adalah unsur sehari-hari yang membentuk
kenyataan kita, unsur-unsur dunia sehari-hari yang kita libati dan hadapi sebelum kita
meneorikan atau mereflesikannya sehari-hari. Jadi pemikirannya bukan merupakan sebuah
gerakan yang kohern. Ia mungkin lebih merfleksikan pemikiran dari beberapa filsuf,
termasuk didalamnya Edmund Husselr, Maurice Marleu Ponty, Martin Haidger dan Alfred
Schutz.
Secara singkat dapat dikatakan, fenomenolgi adalah kajian pemaknaan berdasaran
kehidupan sehari-hari. Terbagi atas dua bagian, yakni Klasik (trasendantal) dan Modern.
Hermeuneutika;
Adalah kajian yang menunjukkan para ilmuwan pada pentingnya teks dalam dunia
sosial dan pada metode analisis yang menekankan keterhubungan antara teks, pengarang,
konteks dan kalangan teorisi. Dengan demikian Heurmeneutika pada dasarnya menyediakan
suatu jalan untuk menghindar dari tekanan dalam penjelasan dan kontrol pada kalangan
positivis serta pemahaman subjektif atas penelitian sosial.
Pengkajian teks yang dianalis terus mengalami perkembangan dan kini stdui
komunikasinya meluas pada beberapa hal diantaranya, pidato, acara televisi, pertemuan
bisnis, percakapan yang intim, prilaku nonverbal atau arsitektur dan dekorasi sebuah rumah.
Interaksionis Simbolik;
Berorienberinteraksi tasi pada prinsip bahwa orang merespon makna yang mereka
bangun sejauh mereka satu sama lain. Setiap individu merupakan agen aktif dalam dunia
sosial, yang tentu saja dipengaruhi oleh budaya dan organisasi sosial, bahkan ia juga menjadi
instrumen penting dalam produksi budaya, masyarakat dan hubungan yang bermakna yang
memengaruhi mereka.
D. KONSTRUKTIVISME
Asumsi Konstruktivisme
Orang memahami dunia melalui sistem konstruksi pribadi, Konstruksi adalah konsep yang
berlokasi di pikiran kita. Role Category Questionaire (RCQ) dibuat sebagai sample gagasan-
gagasan interpersonal untuk menjelaskan suatu makna.
Person-Centered Message
Jesse Delia mengungkapkan bahwa Person-Centered Message sebagai pesan yang secara
reflek dan adaptasi pada subyek, afeksi dan aspek hubungan dari konteks komunikasi.
Constructivist mengungkapkan bahwa Person-Centered Message ditujukan pada
kompleksitas kognitif.
Validitas Skor
Jesse Delia berpendapat dari data yang dikumpulkan (penelitian) bahwa RCQ tidak
mengukur kompleksitas kognitif;
Jesse Delia berpendapat bahwa kompleksitas kognitif meningkat dengan usia pada anak-anak
Jesse Delia berpendapat bahwa perbedaan individu pada orang dewasa tetap stabil dari waktu
ke waktu (test-retest);
Hipotesis Utama Dalam Konstruktivisme
Orang yang kognitif kompleks dalam persepsi mereka tentang orang lain memiliki
keunggulan komunikasi atas mereka dengan struktur mental kurang berkembang;
Orang yang Memiliki kemampuan untuk menghasilkan pesan canggih yang memiliki
kesempatan terbaik untuk mencapai tujuan komunikasi mereka;
E . KRITIS
Kritik merupakan knsep kunci untuk memahami teori kritis. Teori ini dikembangkan
oleh Mashab Frankfrut. Konsep kritik dupergunakan mazhab ini memiliki kaitan dengan
sejarah dengan konsep kritik yang berkembang pada masa-masa Rennaisance.
Kelompok hegemoni itu sendiri adalah kelompok yang menguasai politik, media dan
teknologi sekaligus.
Strukturalisasi merupakan salah satu karakteristik yang penting dari teori struktural. Yang
didalammya menggambarkan tentang keunggulan untuk memberi perubahan sosial sebagai
proses yang sangat jelas mendeskripsikan bagaimana sebuah struktur diproduksi dan
diproduksi ulang oleh manusia yang berperan sebagai pelaku dalam struktur ini.
Bidang ilmu pengetahuan yang relatif baru ini dengan sengaja mengambil kata
majemuk sebagai penamaan diri, yakni studies (kajian-kajian), bukannya study (kajian).
Penamaan ini dengan sendirinya menyiratkan sikap dan positioning para penggagas cultural
studies terhadap kondisi ilmu pengetahuan di era modern yang terkotak-kotak, saling
mengklaim kebenaran, meskipun lambat laun dimengerti juga bahwa kebenaran yang
dihasilkan disiplin ilmu pengetahuan bersifat parsial. Kondisi semacam itu dijawab oleh
cultural studies dengan menempuh strategi inter dan multidisipliner. Cultural studies
memasukkan kontribusi teori maupun metode dari berbagai disiplin ilmu yang dipandang
strategis untuk mengedepankan realita kehidupan umat manusia maupun representasinya
yang dipandang krusial dalam kehidupan mutakhir. Karena cultural studies merupakan
bidang keilmuan yang multi, maka wilayah kajian, pendekatan, teori dan konsep, maupun
pendekatan metodologisnya pun sangat bervariasi; sehingga tidak mungkin dibahas
selengkap-lengkapnya dalam makalah ini. Berikut hanya akan dibahas beberapa hal yang
saya pandang berkaitan dengan sejarah sosial Salah satu ciri terpenting cultural studies adalah
pemahamannya terhadap dunia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati.
Hal-hal yang biasa dilakukan, dirasakan, diomongkan, didengar, dilihat, digunjingkan, dalam
kehidupan sehari-hari oleh orang kebanyakan merupakan wilayah amatan cultural studies.