Anda di halaman 1dari 8

CERITA RAKYAT

Nama : Farrel C.K


Kelas : 3.3
1. Legenda Sangkuriang hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena
kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa
memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia
Page 1 of 2
muda selamanya.
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara,
yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak
akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya.
laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat
Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena
gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu
kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang
ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama
Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan
Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga
bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang
bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal
tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan
itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung
melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh
Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan
Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat.
untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang
mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang
Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk
sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang
berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang
Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai
Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya.
sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar
Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia
buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau
merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka.
mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada
Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah
Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak
bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu,
diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa
calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian
tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya,
Page 2 of 2
Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan
dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak
dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan
mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah
untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba
berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali
membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang
perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu
Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol
dianggap angin lalu saja. bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya
bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang
pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup,
akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu
mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila
Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka
Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal
maka pernikahan itu akan dibatalkan.

Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai


Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta
Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk
menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum
fajar menyingsing.

Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi


tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar
menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang
lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk
membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam,
Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa
terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan
semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.

Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk


menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota.
Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang
mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang
langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat
memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
2. Legenda Harimau Makan Durian kesejahteraan berkat pemimpin yang bijaksana. Namun, tiba-
tiba segala kemakmuran itu terganggu dengan hadirnya seekor
Page 1 of 2 harimau besar dari negeri seberang. Harimau ini buas, bengis,
dan lapar. Ia tidak hanya menghabisi ternak warga masyarakat,
Desa Kemingking Dalam merupakan termasuk wilayah tetapi lambat laun harimau ini mulai menyerang manusia.
kecamatan Taman Rajo, kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Membuat belasan orang meninggal sedangkan puluhan lainnya
Jambi. Daerah ini terkenal dengan berbagai macam hasil bumi luka-luka dengan cacat pada tubuhnya.
salah satunya adalah durian. Di desa Kemingking Dalam,
musim durian biasanya tiba satu atau dua tahun sekali dengan Melihat hal ini, Raja yang berkuasa di saat itu tidak dapat
hasil yang berlimpah. Durian dari daerah ini terkenal karena tinggal diam. Ia kemudian memerintahkan salah seorang
bentuknya yang tidak terlalu besar namun memiliki rasa khas prajuritnya yang paling sakti untuk mengatasi krisis yang
yang manis dan legit. Setiap musim panen tiba, masyarakat terjadi di kerajaannya. Prajurit ini dengan patuh pergi mencari
desa Kemingking Dalam akan berbondong-bondong harimau untuk mengusir atau membunuhnya. Ketika
menunggui durian yang runtuh di kebun mereka masing- berhadapan dengan sang harimau prajurit ini langsung
masing. Mereka menjaga kebun ini bersama keluarga mereka menyerang dengan segala daya upaya yang dimilikinya.
baik di waktu siang maupun malam. Tetapi, ketika musim Namun sang harimau yang sangat besar dan kuat dapat dengan
panen hampir usai dan buah yang ada di pohon tinggal sedikit, mudah mematahkan pedang dan tombak senjata sang prajurit
masyarakat desa Kemingking Dalam tidak akan lagi serta melukai prajurit hingga terluka parah.
menunggui kebun mereka di malam hari. Berkenaan dengan
kebiasaan ini, terdapat sebuah cerita di dalamnya. Page 2 of 2

Mengetahui kondisinya yang tidak lagi memungkinkannya


untuk bertarung secara maksimal, sang prajurit kemudian
melarikan diri dari sang harimau dengan segenap kesaktiannya
yang tersisa ia dapat menghindari pengejaran si harimau
selama beberapa musim. Hingga akhir tahun itu tiba, cidera
yang diderita sang prajurit masih belum pulih sepenuhnya. Ia
masih belum sanggup untuk melawan sang harimau yang terus
mengejarnya seorang diri. Hingga ketika itu sampailah sang
Pada suatu masa ketika desa prajurit di sebuah daerah yang masih merupakan bagian dari
Kemingking Dalam masih merupakan desa dengan wilayah Desa Kemingking Dalam sekarang ini yang dipenuhi
pemerintahan tersendiri dan raja-rajanya masih berkuasa. aroma manis dan tanahnya dipenuhi buah yang penuh duri.
Rakyat hidup berdampingan dalam kedamaian dan
Di tempat ini sang prajurit tidak dapat lagi melarikan diri dan muncul di waktu malam ketika musim durian hampir usai
ia telah bertekad untuk melawan sang harimau apapun untuk melahap buah-buah terakhir yang telah diperjanjikan
taruhannya. Ketika sang harimau mendapati sang prajurit tidak untuknya.
lagi melarikan diri ia pun menyerang sang prajurit tanpa
ampun. Mereka kemudian bertarung dengan seluruh
kemampuan mereka. Hingga kemudian sang prajurit menyadari
kehadiran buah yang permukaannya dipenuhi duri itu. Ia
kemudian menggunakan buah yang di masa kini dikenal
dengan nama Durian sebagai senjatanya. Sang prajurit
melempar harimau jahat itu dengan durian terus menerus
hingga harimau itu terluka parah dan menyadari bahwa ia telah
kalah.

Saat hendak menghabisi sang harimau, harimau pun meminta


ampun atas semua kesalahan yang telah ia lakukan di masa
lalu. Ia pun berjanji kepada sang prajurit untuk tidak lagi
menyerang warga asalkan ia diperbolehkan untuk melahap
sebagian dari buah yang penuh duri yang tumbuh di tanah
mereka itu. Karena rasa kasihan dan iba serta karena melihat
kesungguhan dari sang harimau, maka sang prajurit pun
membiarkan harimau untuk terus hidup dengan syarat ia tidak
akan mendapat ampun lagi apabila ia melanggar janjinya pada
sang prajurit.

Maka setelah sekian lama dalam pelarian kembalilah sang


prajurit dengan kemenangan di pihaknya. Ia pun melaporkan
segala yang terjadi kepada Rajanya dan meneruskan sumpah
sang harimau kepada seluruh masyarakat untuk dihormati dan
dipatuhi. Hingga sekarang, sumpah sang harimau terus dijaga
oleh masyarakat desa Kemingking Dalam. Sehingga meskipun
hutan desa Kemingking Dalam termasuk dalam wilayah
kekuasaan harimau, harimau-harimau ini tidak pernah
menampakkan diri ataupun menyerang warga. Mereka hanya
3. Naga Sabang & Dua Raksasa jelas Tuanku Gurka. “Aku tidak peduli kedua pulau ini
menyatu, aku ingin menguasai kerajaan Alam”, jelas Sultan
Seulawah Daru. “Ada dua raksasa bernama Seulawah Agam dan
Seulawah Inong, mereka sangat sakti”, kata Tuanku Gurka.
Page 1 of 2 “Seulawah Agam memiliki kekuatan yang sangat besar
sedangkan Seulawah Inong mempunyai pedang geulantue yang
Pada suatu masa saat pulau Andalas masih terpisah menjadi sangat cepat dan sangat tajam”, tambah Tuanku Gurka.
dua pulau yaitu pulau bagian timur dan pulau bagian barat,
kedua pulau ini di pisahkan oleh selat barisan yang sangat Maka tak lama kemudian datanglah kedua raksasa tersebut
sempit.Diselat itu tinggal lah seekor naga bernama menghadap Sultan Daru untuk menyampaikan kesangupan
Sabang.Pada masa itu di kedua belah pulau tersebut berdiri dua mereka bertarung menghadapi naga Sabang. Tak lama
buah kerajaan bernama Kerajaan Daru dan Kerajaan Alam. kemudian dikirimlah utusan kepada naga Sabang untuk
Kerajaan Daru dipimpin oleh Sultan Daru berada di pulau memberi tahu bahwa kedua raksasa itu akan datang bertarung
bagian timur dan kerajaan Alam dipimpin oleh Sultan Alam dengannya. Naga Sabang sedih mendengar berita tersebut dan
berada dipulau bagian barat. Sultan Alam sangat adil dan segera menghadap Sultan Alam, “ Sultan Alam sahabatku,
bijaksana kepada rakyatnya dan sangat pintar berniaga sudah datang orang suruhan Sultan Daru kepada ku membawa
sehingga kerajaan Alam menjadi kerajaan yang makmur daPn pesan bahwa dua raksasa Selawah Agam dan Seulawah Inong
maju. Sedangkan Sultan Daru sangat kejamkepada rakyatnya akan datang melawanku”, Jelas sang Naga kepada Sultan
dan suka merompak kapal-kapal saudagar yang melintasi Alam. “Mereka sangat kuat, aku khawatir akan kalah”, kata
perairannya. sang Naga. “Kalau saja aku terbunuh maka kedua pulau ini
akan menyatu, bumi akan berguncangan keras dan air laut akan
Sudah lama Sultan Daru iri kepada Sultan Alam dan sudah surut, maka surulah rakyatmu berlari ke gunung yang tinggi,
sering pula dia berusaha menyerang kerajaan Alam namun karena sesudah itu akan datang ie beuna, itu adalah gelombang
selalu dihalangi oleh Naga Sabang, sehingga keinginannya yang sangat besar yang akan menyapu daratan ini”, pesan sang
menguasai kerajaan Alam yang makmur tidak tercapai. Maka Naga. Sultan Alam menitikkan air mata mendengar pesan dari
pada suatu hari dipanggil lah penasehat kerajaan Daru bernama naga sahabatnya,” Baiklah sahabatku, aku akan sampaikan
Tuanku Gurka, “Tuanku Gurka, kita sudah sering menyerang pesanmu ini kepada rakyatku
Kerajaan Alam tetapi selalu dihalangi oleh naga Sabang, coba
engkau cari tahu siapa orang yang bisa mengalahkan Naga itu”, Page 2 of 2
perintah Sultan Daru. “Yang mulia, Naga Sabang adalah
penjaga selat Barisan. Kalau naga itu mati maka kedua pulau Maka pada waktu yang sudah di tentukan terjadilah
ini akan menyatu karena tidak ada makhluk yang mampu pertarungan yang sengit antara naga Sabang dan kedua raksasa
merawat penyangga diantara kedua pulau ini selain naga itu”, di tepi pantai. Sultan dan rakyat kedua kerajaan menyaksikan
pertarungan seru tersebut dari kejauhan. Pada suatu menyaksikan kejadian mengerikan tersebut dari atas gunung
kesempatan raksasa Selawah Inong berhasil menebas yang tinggi.
pedangnya ke leher sang naga. Kemudian raksasa seulawah
Agam mengangkat tubuh naga itu dan berteriak,” Weehh!”, Sejak saat itu pulau Andalas menyatu di bawah pimpinan
sambil melemparkan tubuh naga itu sejauh-jauhnya, maka sultan Alam yang adil dan bijaksana. Mereka membangun
tampaklah tubuh naga itu jatuh terbujur di laut lepas. kembali desa-desa dan kota-kota yang hancur, kemudian Sultan
Alam membangun sebuah kota kerajaan di dekat bekas kepala
Sejenak semua orang terdiam, kemudia sultan Alam berteriak naga, kota itu di beri nama Koeta Radja dan pantai bekas
sambil melambaikan tangan ke tubuh naga yang terbujur jauh kepala naga itu di sebut Ulee leue (kepala ular). Sedangkan
di tengah laut, ”Sabaaaaang!, Sabaaaang!, Sabaaang!” panggil tempat kedua raksasa sakti itu terkubur diberi nama Seulawah
Sultan Alam. “Wahai Sultan Alam, tidak usah kau panggil lagi Agam dan Seulawah Inong. Sedangkan pulau yang tebentuk
naga itu!, dia sudah mati …..itu ulee leue”, teriak Sultan Daru dari tubuh naga di sebut pulau Weh (menjauh) atau pulau
dari seberang selat sambil menunjukan kearah kepala naga Sabang
sabang yang tergeletak di pinggir pantai.

Tiba-tiba kedua pulau bergerak saling mendekat dan


berbenturan sehingga terjadilah gempa yang sangat keras,
tanah bergoyang kesana-kemari, tak ada yang mampu berdiri,
kedua raksasa sakti jatuh terduduk di pantai. Tak lama setelah
gempa berhenti kemudian air laut surut sehingga ikan-ikan
bergeleparan di pantai. Sultan Daru dan rakyatnya bergembira
ria melihat ikan-ikan yang bergeleparan mereka segera
memungut ikan-ikan tersebut, sedangkan sultan Alam dan
rakyatnya segera berlari menuju gunung yang tinggi sesuai
pesan dari naga Sabang.

Tak lama kemudian datanglah gelombang yang sangat besar


menyapu pulau Andalas. Sultan Daru dan rakyatnya yang
sedang bergembira dihantam oleh gelombang besar itu, kedua
raksasa sakti juga dihempas oleh gelombang besar sampai jauh
kedaratan. Rumah-rumah hancur, hewan ternak mati
bergelimpangan, sawah-sawah musnah, desa dan kota hancur
berantakan. Sedangkan Sultan Alam dan rakyatnya

Anda mungkin juga menyukai