“SPEKTROFOTOMETRI”
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-
zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang
dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih
besar.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan
mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer
campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra
merah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa
bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang
teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.
1.3 Tujuan
Radiasi elektromagnetik mencakup kisaran panjang gelombang yang sangat besar.Sesuai dengan
kisaran panjang gelombangnya, maka energi juga beragam pula.
3) Radiasi Elektromagnetik
Suatu berkas radiasi merupakan gelombang elektromagnetik atau foton yang bergerak dengan
kecepatan cahaya. Foton mempunyai sifat partikel dengan energi tertentu dan pada saat yang sama
juga mempunyai sifat gelombang. Sebuah foton yang berasal dari suatu titik tertentu dalam ruang
bergerak dari titik tersebut dalam bentuk gelombang yang dicirikan dengan vektor medan listrik
yang secara berkala mempunyai titik maksimum pada arah tegak lurus terhadap gelombang.
Panjang gelombang suatu radiasi dinyatakan dalam Angstrom ( 1 A0 = 10-8 m) atau nanometer ( 1
nm = 10-7 m).
Radiasi juga mempunyai frekuensi yaitu jumlah gelombang yang melintasi satu titik tertentu selama
waktu tertentu. Panjang gelombang dan frekuensi dihubungkan dengan energi foton( E ) menurut
persamaan :
E = hc/lamda
Dimana : h = Tetapan Planc ( 6,626 x 10-27 erg per detik )
c = Kecepatan Cahaya ( 3 x 108 m/dtk )
Dari persamaan tersebut tampak bahwa energi radiasi berbeda-beda tergantung pada panjang
gelombangnya. Energi semakin kecil dengan semakin besar panjang gelombang radiasi.
Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam bentuk A (absorbansi).
Maka, A = – log (%T)
A = log (Po/P), Po adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan melewati sampel.
Interaksi cahaya dengan materi
Banyak instrumen telah dikembangkan untuk keperluan pengukuran secara kuantitatif,
diantaranya berdasarkan sifat optik senyawa yang dianalisis. Analisis optik melibatkan interaksi
radiasi elektromagnetik dengan bahan-bahan kimia. Dalam analisis ini secara umum parameter
pengukuran yang digunakan adalah absorpsi cahaya, hamburan cahaya, emisi cahaya, indeks
refraksi suatu zat, rotasi cahaya yang terpolarisasi.
1) Absorpsi Cahaya
Zat kimia dapat mengabsorpsi cahaya melalui berbagai cara. Bila zat kimia mengabsorpsi
cahaya, maka energi cahaya tersebut diubah menjadi bentuk energi lain. Elektron valensi pada atom
atau ion dapat mengabsorpsi energi cahaya uv atau visible sehingga menyebabkan elektron pindah
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom hanya dapat mengabsorpsi energi bila energi tersebut
setara dengan perbedaan energi dari dua tingkat energi. Kalau energi cahaya tidak cukup memadai
dengan tingkat energi atom, maka cahaya hanya akan melewatinya tanpa diabsorpsi. Energi
berhubungan dengan panjang gelombang. Oleh karena itu juga berkaitan dengan warna cahaya.
2) Emisi Cahaya
Jika elektron pada keadaan tereksitasi kembali ke tingkat energi yang lebih rendah kembali,
maka akan diemisikan energi dalam bentuk cahaya. Cahaya yang diemisikan memiliki panjang
gelombang tertentu sesuai dengan perbedaan tingkat energi yang terlibat dalam proses emisi.
Karena panjang gelombang emisi tertentu, maka berarti bahwa cahaya yang diemisikan akan
memiliki warna tertentu.
C. Hukum Dasar ( Hukum Lambert – Beer )
Bila ada seberkas cahaya melalui sebuah media yang transparant, maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang diteruskan akan sebanding dengan bertambahnya kepekatan dan konsentrasi
media.
A=3ct
A : Absorbansi
Є : Koefisien Absorptivitas molar
C : Konsentrasi
t : Tebal media
Berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang
akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung
empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet
kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi
sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang
gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan
ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar
dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop
hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai
satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki
neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada
intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka
senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna.
Bening dan transparan.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan
reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu
diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble
protein). Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan
reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa.
Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 280
nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka konsentrasi
protein terlarut semakin besar. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample.
Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain
selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan
bias pada hasil analisa.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem
spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode
ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
3.1 Kesimpulan
Spektrofotometri merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang
mempelajari tentang absorpsi dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Alat yang bertindak
untuk spektrofotometri disebut spektrofotometer.
Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang.
Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium.
Spektrofotometri memiliki 4 bagian penting yaitu: sumber cahaya, monokromator, kuvet dan
detector. Spektofotometri dibagi menjadi 2 jenis, menurut optika sinarnya dan daerah spectrum.
Jenis tersebut juga dibagi menjadi beberapa jenis,
cahaya dari spektofotometri dilewatkan ke sampel dan diteruskan ke detector.
Kalibrasi terdiri dari kalibrasi alat, matching kuvet, dan membuat spectrum serapan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh data kata sempurna oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://dyahdeviyanti.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.atlm.web.id/2013/04/makalah-spektrofotometer.html