Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“SPEKTROFOTOMETRI”

NAMA : HALIMI IKRAMINA RAHMANI


KELAS : XI AN 4

SMK NEGERI 7 BANDUNG


2017-2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 4 Desember 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-
zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang
dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia
memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih
besar.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan
mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer
campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer. Spektroskopi infra
merah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa
bersama sama dengan dari metoda pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang
teliti sebagai pilihan untuk analisis kwalitatif dan kwantitatif bahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri
2. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer
3. Apa manfaat dari spektrofotometri
4. Apa saja sifat sifat cahaya
5. Sebutkan bagian atau komponen dari spektrofotometer
6. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer
7. Bagaimana cara kerja spektrofotometer
8. Sebutkan cara kalibrasi dari alat spektrofotometer
9. Sebutkan Jenis – jenis spektrofotometri

1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui pengertian dari spektrofotometri


2. Agar dapat mengetahui pengertian dari alat spektrofotometer
3. Agar dapat mengetahui manfaat dari spektrofotometri
4. Mengetahui sifat sifat cahaya dari spektrofotometer
5. Mengetahui komponen serta fungsi dari alat spektrofotometer
6. Mengetahui prinsip kerja alat spektrofotometer
7. Mengetahui cara kerja alat spektrofotometer
8. Dapat mengetahui cara kalibrasi alat spektrofotometer
9. Dapat mengetahui jenis – jenis alat spektrofotometri
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Spektrofotometri


Spektrofotometri merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang
mempelajari tentang absorpsi dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Radiasi tersebut
didasarkan atas gelombang elektromagnetik dengan kecepatan m/detik. Gelombang
elektromagnetik tersebut dapat diketahui panjang gelombangnya dari spektrum sinar
yang dibiaskan. Spektrum-spektrum tersebut dibagi menjadi dua yakni cahaya tampak
dan cahaya tak tampak. Dengan adanya spektrum inilah, maka dapat digunakan untuk
menganalisa suatu senyawa atau mikrobia dalam dalam sejumlah penelitian. Alat yang
bertindak untuk spektrofotometri disebut spektrofotometer.

2.2 Pengertian Spektrofotometer


Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsayang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan
atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah
optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan
berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
gelombang tertentu.
Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan
alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak
yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding.

2.3 Manfaat Spektrofotometer


Spektrofotometri digunakan sebagai salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.

2.4 Cahaya dan Sifat-sifatnya


Cahaya adalah suatu bentuk energi dan merupakan radiasi elektromagnetik. Bagian
kecil dari radiasi elektromagnetik adalah cahaya tampak yang dapat dilihat langsung
oleh mata. Cahaya dapat dikatakan sebagai rangsangan yang diterima oleh panca indra
mata. Dalam menerima rangsangan tersebut ada keterbatasan pada diri manusia yaitu
hanya dapat mengidentifikasi cahaya pada panjang gelombang 380-780 nm, yang
dikenal sebagai cahaya tampak ( visible light).
Tabel panjang gelombang warna dan warna komplementer
Panjang Gelombang Warna
Warna
(nm) Komplementer
< 380 UV
380 – 435 Violet Hijau Kekuningan
435 – 480 Biru Kuning
Biru
480 – 490 Jingga
Kehijauan
Hijau
490 – 500 Merah
Kebiruan
500 – 560 Hijau Ungu Kemerahan
Hijau
560 – 580 Violet
Kekuningan
580 – 595 Kuning Biru
595 – 650 Jingga Biru Kehijauan
650 – 780 Merah Hijau Kebiruan
> 780 Infra Merah

Radiasi elektromagnetik mencakup kisaran panjang gelombang yang sangat besar.Sesuai dengan
kisaran panjang gelombangnya, maka energi juga beragam pula.

1) Sifat Sinar Tampak


Cahaya putih bila diuraikan akan terdiri dari beberapa warna cahaya, yaitu merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Bila kesemua berkas sinar tersebut digabungkan kembali, amka
akan diperoleh cahaya putih kembali.

2) Sifat Sinar Ultra Violet


Sinar ultra violet berenergi tinggi, artinya memiliki panjang gelombang yang pendek. Suatu
senyawa dapat menyerap sinar uv bila dalam senyawa tersebut terdapat gugus fungsi yang disebut
sebagai kromofor. Kromofor cenderung memiliki ikatan tak jenuh atau mengandung gugus fungsi
dengan ikatan rangkap.

Tipe Contoh Pita Serapan (nm)


Alkena CH2CH2 165 – 193
Alkuna CHCH 195 – 225
Aldehida CH3CHO 180 – 290
Keton CH3COCH3 188 – 279
Asam CH3COOH 208 – 210
Karboksilat 204 - 254

3) Radiasi Elektromagnetik
Suatu berkas radiasi merupakan gelombang elektromagnetik atau foton yang bergerak dengan
kecepatan cahaya. Foton mempunyai sifat partikel dengan energi tertentu dan pada saat yang sama
juga mempunyai sifat gelombang. Sebuah foton yang berasal dari suatu titik tertentu dalam ruang
bergerak dari titik tersebut dalam bentuk gelombang yang dicirikan dengan vektor medan listrik
yang secara berkala mempunyai titik maksimum pada arah tegak lurus terhadap gelombang.
Panjang gelombang suatu radiasi dinyatakan dalam Angstrom ( 1 A0 = 10-8 m) atau nanometer ( 1
nm = 10-7 m).
Radiasi juga mempunyai frekuensi yaitu jumlah gelombang yang melintasi satu titik tertentu selama
waktu tertentu. Panjang gelombang dan frekuensi dihubungkan dengan energi foton( E ) menurut
persamaan :
E = hc/lamda
Dimana : h = Tetapan Planc ( 6,626 x 10-27 erg per detik )
c = Kecepatan Cahaya ( 3 x 108 m/dtk )
Dari persamaan tersebut tampak bahwa energi radiasi berbeda-beda tergantung pada panjang
gelombangnya. Energi semakin kecil dengan semakin besar panjang gelombang radiasi.
Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam bentuk A (absorbansi).
Maka, A = – log (%T)
A = log (Po/P), Po adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan melewati sampel.
Interaksi cahaya dengan materi
Banyak instrumen telah dikembangkan untuk keperluan pengukuran secara kuantitatif,
diantaranya berdasarkan sifat optik senyawa yang dianalisis. Analisis optik melibatkan interaksi
radiasi elektromagnetik dengan bahan-bahan kimia. Dalam analisis ini secara umum parameter
pengukuran yang digunakan adalah absorpsi cahaya, hamburan cahaya, emisi cahaya, indeks
refraksi suatu zat, rotasi cahaya yang terpolarisasi.

1) Absorpsi Cahaya
Zat kimia dapat mengabsorpsi cahaya melalui berbagai cara. Bila zat kimia mengabsorpsi
cahaya, maka energi cahaya tersebut diubah menjadi bentuk energi lain. Elektron valensi pada atom
atau ion dapat mengabsorpsi energi cahaya uv atau visible sehingga menyebabkan elektron pindah
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom hanya dapat mengabsorpsi energi bila energi tersebut
setara dengan perbedaan energi dari dua tingkat energi. Kalau energi cahaya tidak cukup memadai
dengan tingkat energi atom, maka cahaya hanya akan melewatinya tanpa diabsorpsi. Energi
berhubungan dengan panjang gelombang. Oleh karena itu juga berkaitan dengan warna cahaya.
2) Emisi Cahaya
Jika elektron pada keadaan tereksitasi kembali ke tingkat energi yang lebih rendah kembali,
maka akan diemisikan energi dalam bentuk cahaya. Cahaya yang diemisikan memiliki panjang
gelombang tertentu sesuai dengan perbedaan tingkat energi yang terlibat dalam proses emisi.
Karena panjang gelombang emisi tertentu, maka berarti bahwa cahaya yang diemisikan akan
memiliki warna tertentu.
C. Hukum Dasar ( Hukum Lambert – Beer )
Bila ada seberkas cahaya melalui sebuah media yang transparant, maka bertambah turunnya
intensitas cahaya yang diteruskan akan sebanding dengan bertambahnya kepekatan dan konsentrasi
media.
A=3ct
A : Absorbansi
Є : Koefisien Absorptivitas molar
C : Konsentrasi
t : Tebal media
Berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It).

2.5 Bagian atau Komponen Spektrofotometer


Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan
inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten).
Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 – 2200
nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).

c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang
akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung
empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet
kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi
sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang
gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan
ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.

2.6 Prinsip Kerja


Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh
pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam
medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan
dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
Prisinp kerja dari spektrofotometer dapat di gambarkan sebagai berikut :
2.7 Cara Kerja Alat
Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible (sinar
tampak = 38 – 780nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada video
lampu yang besar. Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua karena alat
yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi untuk blanko.
Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi pengubahan data
sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.
Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat menutup tenpat
kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi bertambah.

2.8 Kalibrasi Alat Spektrofotometer


Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer, sebelum digunakan
untuk analisis. Secara umum sbb:
1. Nyalakan alat spektrofotometer
2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)
3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.
4. ->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur saat kuvet
dalam keadaan terisi larutan.
5. Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer
6. lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam bentuk teks)

2.9 Jenis-Jenis Spektrofotometri


Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
2. Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
3. Spektrofotometri UV-Vis
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)

1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)


Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak
(visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata
manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang
dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata,
maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten.
Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan
no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya.
karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat dianalisa dengan
metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode
spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih
dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa
berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang
akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein terlarut
dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna agar dapat
dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.
Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide pada
protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada panjang
gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan banyaknya senyawa
kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein terlarut dalam sample.

2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi
sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar
dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop
hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai
satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki
neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada
intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka
senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna.
Bening dan transparan.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan
reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu
diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada
spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble
protein). Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan
reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa.
Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 280
nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka konsentrasi
protein terlarut semakin besar. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample.
Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain
selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan
bias pada hasil analisa.

3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem
spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode
ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.

4. Spektrofotometri IR (Infra Red)


Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan
panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat,
pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm. Pada spektro IR meskipun bisa digunakan
untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR
digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik.
Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus fungsi
spesifik.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang
gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal standard. Perlu juga
diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni. Karena bila tidak, gangguan
dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang diperoleh. Terdapat juga satu
jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri
ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri
pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat rutin dan cepat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Spektrofotometri merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang
mempelajari tentang absorpsi dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Alat yang bertindak
untuk spektrofotometri disebut spektrofotometer.
Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang.
Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari
sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium.
Spektrofotometri memiliki 4 bagian penting yaitu: sumber cahaya, monokromator, kuvet dan
detector. Spektofotometri dibagi menjadi 2 jenis, menurut optika sinarnya dan daerah spectrum.
Jenis tersebut juga dibagi menjadi beberapa jenis,
cahaya dari spektofotometri dilewatkan ke sampel dan diteruskan ke detector.
Kalibrasi terdiri dari kalibrasi alat, matching kuvet, dan membuat spectrum serapan.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh data kata sempurna oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://dyahdeviyanti.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://www.atlm.web.id/2013/04/makalah-spektrofotometer.html

Anda mungkin juga menyukai