Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan
baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis membuat makalah yang
berjudul “Memahami Basis Kas versus Basis Akrual pada Akuntansi Anggaran”.
Makalah ini dibuat beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan Makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
c. Tahap ketiga....................................................................................... 4
2.2 Konsep dan Implementasi Basis Kas dan Basis Akrual .......................... 5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, hanya terdapat dua basis akuntansi atau dasar akuntansi
yang dikenal dalam akuntansi, yaitu akuntansi berbasis kas (cash basis) dan
akrual (accrual basis) sedangkan, jika ada basis akuntansi yang lain seperti
basis kas modifikasian, atau akrual modifikasian atau kas menuju akrual,
merupakan modifikasi diantara basis kas dan basis akrual untuk masa transisi
(Halim dan Kusufi, 2012). Dalam akuntansi basis kas, transaksi tidak
diakui/dicatat sampai transaksi tersebut secara kas benar-benar diterima atau
dikeluarkan. Apabila transaksi tersebut tidak berpengaruh terhadap kas, maka
transaksi tersebut tidak akan dicatat. Padahal, kenyataannya suatu transaksi
belum tentu berpengaruh terhadap kas. Oleh karena itu, penerapan dasar
akuntansi ini dianggap banyak kelemahan, terutama laporan keuangan yang
dihasilkan tidak informatif.
1
Transaksi dan peristiwa tersebut dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui
dalam laporan keuangan pada periode terjadinya (Halim dan Kusufi, 2012).
Akuntansi berbasis akrual dianggap memiliki sejumlah manfaat untuk
organisasi sektor publik. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk
menjelaskan pentingnya memahami penerapan dasar akuntansi pada organisasi
sektor publik, mulai dari perjalanan sejarah penerapannya di indonesia,
perbedaan konsep dan aplikasinya, perkembangan di berbagai negara, dan
kendala-kendala yang dihadapi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(tahap ke-4) dalam perkembangan akuntansi pemerintah, yaitu tahap
penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Penerapan akuntansi
berbasis akrual ini masih dalam rangka memenuhi apa yang diamanatkan
dalam Pasal 36 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara.
Pada periode ini disebut juga dengan periode pra reformasi. Pada masa
ini belum ada undang-undang yang mengatur secara spesifik tentang akuntansi
pemerintahan. Semua pengelolaan keuangan negara, termasuk akuntansi
pemerintahan, diatur menggunakan aturan perundang-undangan yang
merupakan warisan Belanda. Sistem pencatatan yang dilakukan masih sangat
sederhana, yaitu menggunakan sistem tata buku tunggal berbasis kas, sehingga
disebut juga periode sistem akuntansi tradisional, yang lebih berbentuk
kegiatan “pembukuan” bukan kegiatan “akuntansi”.
4
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Perubahan
mendasar pada sistem akuntansi pemerintahan periode ini adalah perlunya
penyusunan sistem akuntansi keuangan daerah yang mensyaratkan adanya
standar akuntansi pemerintahan dan prosedur akuntansi keuangan daerah untuk
menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan.
Sama halnya dengan tahap ketiga, periode ini merupakan lanjutan dari
bagian reformasi keuangan negara (daerah), terutama dalam hal akuntansi
pemerintahan. Reformasi yang terjadi adalah dimulainya penerapan akuntansi
pemerintahan berbasis akrual dengan dikeluarkannya PP Nomor 71 Tahun
2010 tentang SAP, yang menggantikan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang
SAP, yang telah berlaku selama lima tahun.
5
a. Akuntansi Kas versus Akuntansi Akrual
Karena sistem akuntansi kas relatif sederhana, maka relatif mudah untuk
diimplementasikan dan dijalankan. Kelebihannya juga relatif mudah dalam
audit dan pengendaliannya. Namun, sistem ini cakupannya hanya terbatas pada
transaksi yang menghasilkan pembayaran atau penerimaan kas, dan sistem ini
hanya mempertimbangkan transaksi yang terjadi pada periode akuntansi yang
6
relevan. Sedangkan akuntansi akrual relatif rumit untuk diimplementasikan dan
dijalankan dan keharusan untuk melakukan audit dan pengendalian. Meskipun
demikian, kelebihannya adalah mencakup pencatatan transaksi nonkas sebaik
transaksi kas dan mengakui pengaruh di masa mendatang (future effect) dari
transaksi dan perubahan kebijakan.
7
rekening yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan maka
akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukan
jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat
membandingkan secara sistematik dan kontinu jumlah anggaran dengan
realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menekankan peran
anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas.
(Mardiasmo, 2009: 150: Ritonga, 2010;15).
Pada pemerintah level nasional, proses reformasi telah dimulai pada enam
negara: Spanyol, Inggris, Finlandia, Swedia, Swiss, Perancis. Tiga pemerintah
nasional yaitu Finlandia, Spanyol dan Swedia telah komplet menyelesaikan
reformasi (persyaratan legal, sistem baru) Pada level lokal, reformasi dilakukan
pada semua negara, dan di lima negara reformasi telah selesai: Finlandia,
Perancis, Nederland, Inggris dan Swiss. Akuntansi secara tradisional melayani
fungsi kontrol anggaran dalam arti membandingkan pengeluaran terhadap
anggaran (akuntansi anggaran).
8
2.4 PRO-KONTRA MENGADOPSI AKUNTANSI AKRUAL DALAM
SEKTOR PUBLIK
Selain itu, terdapat juga sejumlah kritik atas penerapan akuntansi akrual
disektor publik. Cakupan kritik meliputi dari masalah teknik seperti penilaian
aset, sampai ke pertanyaan yang lebih luas terkait dengan perbedaan kebutuhan
akuntansi antara sektor publik dengan sektor swasta dan akuntabilitas
demokratis.
Perbedaan utama diantara kedua dasar akuntansi, yaitu kas dan akrual,
juga pada letak manipulasi yang bisa dilakukan. Pada basis kas, laporan
keuangan dapat dimanipulasi dengan mengelola waktu transaksi. Sedangkan,
dalam kasus akuntansi akrual, lingkup (scope) manipulasi adalah inheren di
dalam pembentukan estimasi pendapatan dan beban. Jadi, akuntansi akrual
berpotensi memiliki lingkup (scope) manipulasi yang lebih besar. Oleh karena
itu, akuntansi akrual menyebabkan munculnya masalah pengendalian keuangan
yang lebih besar.
9
2.5 AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DI
INDONESIA : TINJAUAN ATAS PP NOMOR 71 TAHUN 2010
TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN.
10
dipenuhi. Jangan sampai penerapan akuntansi berbasis akrual dipaksakan
hanya karena telah diamanatkan dalam undang-undang atau merupakan
keharusan akibat adanya dorongan dari lembaga-lembaga internasional seperti
IMF dan Bank dunia, tanpa mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan
organisasi pemerintahan di indonesia, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih
besar dari manfaat yang diperoleh.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13