MATERIAL TEKNIK
Disusun Oleh :
NAMA : M. Sahlan
NIM : F1C015041
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2016
BAB I
PENGUJIAN TARIK
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan tegangan luluh, kekuatan tarik, regangan patah, dan jenis
patahan.
b. Menentukan besar modulus elastic.
c. Menentukan besar ketangguhan logam.
2. Waktu Praktikum
Sabtu, 24 September 2016
3. Tempat Praktikum
Laboratorium Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.
C. LANDASAN TEORI
Terjadinya tegangan tarik (tensile stress, σ) pada suatu bahan di sebabkan adanya
beban tarik (P) yang bekerja pada sebuah luasan (A0). Tegangan di definisikan seperti
persamaan
P
σ=
A0
dimana:
= Tegangan (N/mm2)
P = Beban tarik (kg)
A0 = Luas penampang
Dari diagram tegangan teknis, terhadap regangan teknis akan diperoleh data sebagai berikut:
1. σp atau batas proporsional adalah tegangan maksimum dimana perbandingan antara
tegangan dan regangannya masih proporsional.
2. σy atau batas luluh adalah tegangan yang menyebabkan mulai terjadinya
kerusakan/deformasi permanen pada bahan. Untuk logam ulet ada batas yang jelas
untuk tegangan luluh.
3. σu atau batas ultimate, adalah tegangan puncak sering di sebut kekuatan tarik titik
ini menunjukan sampai batas mana kemampun suatu material menerima suatu beban
maximum.
4. σf atau beban yang menyebabkan spesimen itu patah.
5. E ( Modulus Elastisitas ) adalah adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk
merepresentasikan kekakuan suatu bahan. Makin besar nilai modulus elastisitas, maka makin kecil
regangan elastis yang dapat dihasilkan dari pemberian tegangan. Modulus elastisitas sebenarnya sudah
di tentukan sesuai dengan kadar karbonnya untuk mdulus elastiitas baja karbon rendah berkisar
Modulus elastisitas : E = 200.000 Mpa.
Sampai batas proposional tegangan sebanding degan regangan ,sehinnga kurva tegangan
regangan berbentuk garis lurus (linier). Kemiringan (gardien) dari garis linier tersebut di sebut dengan
modulus elastisitas (E). Sesuai dengan hukum hooke hubungan tegangan regangan untuk daerah linier
seperti persamaan berikut.
E= ❑
❑
dimana:
E = Modulus elastisitas
= Tegangan
= Regangan
Untuk keperluan desain, kekutatan lulus sering di gunakan dari pada kekuatan tarik. Untuk
kurva tegangan regangan luluh tidak terlalu jelas,kekuatan luluh di tentukan dengan menentukan titik
perpotongan antara garis yg di buat dari regangan 0.2% offset sejajar dengan daerah linier.
Gambar diatas mengunakan metode offset untuk menentukan kekuatan luluh suatu
material.Yield strength digunakan untuk menentukan batas antara deformasi elasatis
dengan deformasi plastis. Yield strength dalam aplikasinya biasa digunakan untuk
menentukan beban maksimal yang diberikan pada material sebelum mengalami
deformasi plastis.
Temperatur
Semakin tinggi temperatur, maka ketangguhan dan keuletan material akan
meningkat. Sebaliknya, modulus elastisitas, tegangan luluh, Ultimate Tensile Strength,
dan nilai koefisien pengerasan regangan (n) akan menurun.
Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis meningkatkan regangan saat spesimen patah, dan
meningkatkan keuletan suatu material.
Efek radiasi
Efek radiasi meningkatkan tegangan luluh dan kekuatan tarik serta kekerasan
dari suatu material. Namun efek radiasi ini menurunkan keuletan dan ketangguhan
suatu material.
Sifat-sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik adalah sebagai berikut :
Ketangguhan (toughness)
, yaitu energi yang diserap oleh material hingga material tersebut patah. Dalam percobaan
ini, ketangguhan merupakan daerah di bawah kurva tegangan sebenarnya terhadap
regangan sebenarnya. Ketangguhan juga dapat diartikan sebagai energi per unit
volume.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan specimen uji tarik , dan ukur dimensi baja (diameter/tebal, lebar dan
panjang total baja).
2. Buat daerah ukur dengan membuat dua garis sejajar dengan jarak 60 mm. Buat
titik-titik dengan jarak sama, contoh 10 mm, sepanjang daerah ukur dengan paku
baja.
3. Hidupkan mesin uji tarik. Mesin uji tarik akan dijalankan/dipandu oleh teknisi
laboratorium. Mesin tidak boleh dijalanakan tanpa ada teknisi.
4. Pasang specimen pada grip alat uji tarik dengan kuat.
5. Pasang juga extensometer (jika ada) pada daerah ukur specimen.
6. Jalankan mesin uji tarik dan amati perubahan yang terjadi pada specimen
selama penarikan berlangsung.
7. Setelah specimen putus , keluarkan specimendari grip.
8. Satukan kembali specimen yang putus dan ukur panjang total setelah
pengujian. Ukur juga jarak-jarak antar dua titik yang telah dibuat.
9. Dari grafik hasil uji tarik, tentukan kekuatan tarik, tegangan luluh, dan
perpanjangan specimen. Bandingkan dengan hasil pengukuran panjang total
specimen setelah pengujian. Dan tentukan regangan saat patah yang terjadi.
10. Tentukan juga modulus elastic specimen dari kurva uji tarik.
11. Tentukan nilai ketangguhan dengan menghitung luas area di bawah kurva
tegangan-tegangan hasil uji tarik, dengan cara membagi area di bawah kurva
dengan segiempat-segiempat kecil.
12. Amati permukaan patah dan sket atau foto untuk menentukan jenis patahannya.
Bandingkan dengan pustaka untuk mengetahui jenis patahannya.
13. Lakukan prosedur 1-11 untuk dua specimen yang lain.
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengukuran Dimensi Specimen
Ukuran Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
(mm) I II III Rata-2 I II III Rata-2
Diameter 14.00 14.00 14.00 14.00 7.20 7.20 7.20 7.20
Lo 60.00 60.00 60.00 60.00 75.70 76.64 85.90 79.41
L1 10.02 10.00 9.99 10.003 10.21 10.21 10.19 10.20
L2 9.90 9.98 10.08 9.98 10.65 10.61 10.58 10.61
L3 9.98 10.05 10.00 10.01 20.00 20.55 20.45 20.33
L4 10.06 9.80 9.90 9.92 12.25 12.55 12.25 12.35
L5 9.90 10.20 10.10 10.06 11.21 11.22 11.24 11.22
L6 9.99 9.88 9.80 9.89 11.40 11.50 11.40 11.43
F. ANALISI DATA
1. Specimen baja karbon rendah
Dik: D = 14. mm
Lo = 60 mm
∆L = 19.41mm
1
Ao = π D2
4
1 2
= 4 π 14
= 153.93 mm
p =257.122 N/mm2
y= 257.122 N/mm2
u= 327.863 N/mm2
f =216.457 N/mm2
σ
E = N/mm2
ε
149.015
E = N /mm 2
1.736
E =85.838N/mm2
G. PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan adalah pengujian tarik pada suatu material, untuk
dapat mengetahui fenomena pada saat pengujian tarik dan dapat mengetahui
bagaimana cara untuk mengukur keelastisan suatu material yang diberi gaya tarik.
Spesimen yang digunakan sebaiknya yang memiliki grip pada kedua sisinya, agar
tidak terjadi slip atau tergelincir ketika ditarik. Spesimen ini berbentuk penampang
lingkaran. Sebelum pengujian di dapatkan nilai rata-rata D=14.00 mm dan Lo =60
mm dan kemudian setelah di lakukannya pengujian tarik maka hasil nilai rata-ratanya
berbeda untuk D mengalami pengurangan diameter akibat penarikan yg di lakukan
untuk D= 7.20 mm begitu juga dengan Lo setelah di lakukan penarikan bertambah
sekitar panjang sekitar Lo= 79.41 mm. Setelah dilakukannya pengukuran sesudah
pengujian langkah selanjutnya ialah membaca grafik dari grafik tersebut ada tiga titik
penting.
Tiga titik penting dalam grafik, yaitu : yield point (y), ultimate strength (u) ,
dan titik potong (f). Yield point adalah titik persimpangan / perbatasan antara area
elastisitas dan area plastis atau daerah puncak sebelum mengalami penurunan ,untuk
yield point sendiri bisa kita lihat di grafik yaitu sekitar (y)= 257.122 N/mm2. Ultimate
strength adalah titik tegangan maksimum yang bekerja pada alat uji tarik,dan nilai
maksimum bisa kita lihat di grafik sekitar (u) = 327.863. N/mm2 Sedangkan titik
potong adalah titik di mana material tersebut putus.dan untuk titik putus sendiri bisa
kita lihat di grafik sekitar (f). = 216.457 N/mm2 untuk semua nilai tersebut di dapatkan
tampa perhitungan kecuali untuk mencari E atau modulus elasisitas kita bisa gunakan
σ
persamaan E = N/mm2 tegangan dan regangan yang di maksud disini adalah di
ε
daerah E dan di dapatkan hasil sekitar 85.838N/mm2.
H. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Hasil yang didapatakan dari data hasil pengujian tarik di atas adalah
sebagai berikut:
p =257.122 N/mm2
y= 257.122 N/mm2
u= 327.863 N/mm2
f =216.457 N/mm2
E = 85.838 N/mm2
2. Saran
a. Spesimen yang digunakan harus benar-benar seragam baik dalam
ukuran dan bentuk yang sudah distandarkan.
b. Permukaan benda uji atau specimen harus benar-benar rata agar hasil
pembacaan alat dan hitungan manual dapat akurat.
DAFTAR PUSTAKA