Anda di halaman 1dari 39

Penelitian Kualitatif:

Analisis Data Kualitatif


Emi Wuri Wuryaningsih
Departemen Keperawatan Jiwa
Komunitas
PSIK UNEJ
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan


mahasiswa mampu:
1. Mampu menjelaskan paradigma penelitian
kualitatif
2. Mampu menguraikan beberapa jenis metode
penelitian kualitatif: fenomenologi, etnografi, dan
grounded theory,
3. Mampu menerapkan proses analisis data penelitian
kualitatif
4. Mampu menyajikan hasil analisis data kualitatif,
Paradigma Penelitian Kualitatif

1. Naturalistic inquiry, tidak melakukan manipulasi, terbuka


pada apa yang timbul.
2. Inductive analysis, mendalami rincian dan kekhasan data
guna menemukan kategori, dimensi yang saling berkaitan,
3. Holistic perspective, seluruh gejala yang dipahami sebagai
sistem yang kompleks lebih dari sekedar penggabungan dari
bagian-bagiannya saja,
4. Qualitative data, data disajikan secara deskriptif terinci,
kajian/ investigasinya dilakukan secara mendalam, dan
naratif
5. Personal contact, peneliti berhubungan langsung dan
bergaul erat dengan situasi dan gejala yang sedang
dipelajari,
Paradigma Penelitian Kualitatif

6. sistematis, fleksibel, dan mengutamakan subyektifitas


individu dalam menggambarkan pengalamannya tentang
fenomena tertentu sehingga diperoleh makna yang dapat
menggambarkannya
7. Berfokus pada pengalaman manusia,
Paradigma Penelitian Kualitatif
Jenis Penelitian Kualitatif

1. Fenomenologi
2. Etnografi
3. Grounded Theory
4. Action Research,
5. Feminist Research
6. dsb
Fenomenologi

Pendekatan fenomenologi digunakan untuk


menjelaskan makna dari pengalaman individu
terhadap situasi tertentu melalui wawancara mendalam
kepada individu yang bersangkutan (Wood & Haber,
2010).

Burn dan Grove (2009), penelitian terhadap


pengalaman individu tentang permasalahan
kesehatan merupakan upaya pengembangan ilmu
keperawatan.
Fenomenologi

Phenomenological research asks, “What is this


experience like?”
The phenomenological point of view is not just directed at
the subjective experiences of the participants, but wants
to uncover the nature of the phenomenon in question
and how it is understood as a common human
experience (van Manen, 1990).
Contoh Riset:

SCHIZOPHRENIA AND VIOLENCE: THE PERSPECTIVE OF WOMEN


Sumber Data Kualitatif

1. Wawancara mendalam,
Umumnya menggunakan wawancara tidak terstruktur,
pertanyaan terbuka dan probing guna mengeksplorasi
secara mendalam tentang pengalaman, pendapat, persepsi,
perasaan dan pengetahuan partisipan.

Data terdiri dari pernyataan verbatim [transkrip] dengan


konteks yang adekuat untuk diinterpretasikan.
Contoh pedoman wawancara

Question: “I am interested in learning about


what it’s like for women to live with a diagnosis of
schizophrenia and a history of violence. Would you begin by
telling me what it is like to live with both a history of violence
and schizophrenia?”
Contoh pedoman wawancara dan probing
Sumber Data Kualitatif

2. Observasi: Catatan lapangan/ Field note


Cresswell (2007) bahwa catatan lapangan berisi hasil obeservasi
peneliti terhadap situasi maupun kejadian-kejadian yang terjadi
saat wawancara berlangsung guna melengkapi informasi atau data
penelitian ,

Berisi tanggal, waktu, tempat, respon non verbal partisipan selama


wawancara, kondisi partisipan, aktivitas partisipan pada saat
wawancara, kondisi lingkungan saat wawancara, serta interaksi
sosial yang terjadi ketika proses wawancara berlangsung
Sumber Data Kualitatif

3. Dokumen,
Material tertulis dan dokumen lainnya, video,
korespondensi, diari, surat, hasil-hasil seni, foto,
yang dapat mempertajam konteks data penelitian,
open ended survey
Alat Pengumpulan Data Kualitatif

Alat pengumpulan data pada penelitian ini meliputi


peneliti, pedoman wawancara, catatan lapangan,
dan alat perekam suara/ gambar,
Sampel Penelitian Kualitatif

Dikenal dengan sebutan “informan/partisipan”,


Prinsip: saturasi data, artinya penambahan partisipan tidak
memberikan informasi atau ide-ide baru lagi tentang
fenomena yang diteliti. Informasi atau ide-ide tersebut telah
disampaikan oleh partisipan sebelumnya (Wood & Haber,
2010).

Dukes (1984, dalam Creswell, 2007), jumlah partisipan dalam


penelitian kualitatif adalah 3 sampai 10 orang, tetapi jika
sudah mencapai saturasi maka pengambilan data dari
partisipan berikutnya dapat dihentikan.
Teknik Sampling

Non Probability sampling:


Purposive Sampling

Contoh: (a) adult women age 18 years or older;


(b) self-reported diagnosis of schizophrenia,
and; (c) self-reported history of violence.
Tempat Pengambilan Data Kualitatif

Streubert dan Carpenter (2003) bahwa tempat penelitian adalah


tempat seseorang menjalani pengalaman hidupnya terkait
dengan fenomena yang diteliti sehingga data yang diperoleh
dapat bersifat alamiah.

Kealamiahan tempat merupakan tempat tinggal seseorang dan


melakukan aktivitas setiap harinya seperti rumah, sekolah,
komunitas, dan kadang-kadang rumah sakit (Wood & Haber,
2010).
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Tahapan proses analisis data kualitatif meliputi:


1. Bracketing,
2. Intuiting,
3. Analyzing,
4. Describing
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

1. Bracketing,
proses dimana peneliti tidak melibatkan diri untuk
menyampaikan pendapat, dugaan, maupun keyakinannya
tentang fenomena yang diteliti.

Peneliti harus keluar dari pengetahuan tentang fenomena


yang dipelajari serta berusaha tidak memiliki prasangka
apapun tentang fenomena sehingga dapat memperoleh
data yang alamiah.
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

2. Intuiting,
Tahap intuiting, peneliti masuk secara total terhadap
fenomena melalui empati terhadap partisipan sehingga data
yang diperoleh bebas dari asumsi peneliti [Polit & Beck, 2004].

Proses pengambilan data dan analisis data peneliti melakukan


intuiting.

Dasar peneliti melakukan probing ketika melakukan


pengambilan data, terutama wawancara mendalam.
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

3. Analyzing,
peneliti mengekstraksi pernyataan-pernyataan yang
signifikan, mengkategorikannya, dan menyimpulkan makna
esensial (tema) dari fenomena.

Prinsip: 1) Koding data; 2) formulasikan pernyataan


bermakna; 3) Kategori; 4) Tema; 5) Mendeskripsikan tema
yang sesuai dengan tujuan penelitian

Terdapat beberapa metode analisis data penelitian


fenomenologi : 1) Collaizi, 2) Giorgi, 3) Van Kaam
4) Cresswell,
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Langkah – langkah analisis data berdasarkan Collaizi (1978)


1. Membaca seluruh transkrip partisipan (lebih dari lima kali
masing-masing partisipan) sampai didapatkan perasaan
menyatu atau perasaan yang sama dengan partisipan ketika
mengalami fenomena pengalamannya. Transkrip wawancara
mendalam dibuat dengan mengintegrasikannya dengan
catatan lapangan yang diperoleh peneliti.
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Langkah – langkah analisis data berdasarkan Collaizi (1978)

2. Peneliti mengekstraksi pernyataan yang bermakna atau


menggambarkan fenomena sesuai dengan tujuan penelitian.
Peneliti memberikan koding yaitu berupa pemberian warna
pada pernyataan yang bermakna tersebut pada transkrip.

3. Peneliti memformulasikan makna dari pernyataan –


pernyataan yang bermakna tersebut (kategorisasi)
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Langkah – langkah analisis data berdasarkan Collaizi (1978)

4. Memformulasikan kategori-kategori ke dalam tema,


Tabel dapat mempermudah peneliti dalam memformulasikan
tema. Tabel terdiri dari kolom tema, kolom sub tema, kolom
kategori, dan kolom kata kunci/ pernyataan bermakna (kiri
ke kanan).
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Langkah – langkah analisis data berdasarkan Collaizi (1978)

5. Peneliti mendekripsikan hasil temuan ke dalam naratif . Oleh


karena itu, temuan tersebut sesuai dengan contents dan
contexts partisipan dalam mengungkapkan maksudnya.

Peneliti beberapa kali membandingkan antara transkrip, sub


tema, dan tema dalam rangka memvalidasi temuan peneliti
atau hasil penelitian.
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Langkah – langkah analisis data berdasarkan Collaizi (1978)

6. Langkah akhir validasi temuan hasil penelitian yaitu


meminta partisipan untuk mengkonfirmasi kembali
temuan.
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

4. Describing,
Menyajikan hasil temuan ke dalam bentuk naratif
yang dapat menggambarkan fenomena/ telaahan
fenomena secara sistematis.
Tahapan Interpretasi Data Kualitatif

Contoh describing: Being Stigmatized


Keabsahan Data Kualitatif
“trustworthiness”

Menurut Lincoln & Cuba (1985), empat kriteria yang harus


dipenuhi peneliti untuk memperoleh trustwortiness penelitan
sebagai berikut:

(1) Credibility, artinya hasil penelitian tercapai bila terdapat


kesesuaian dan konsisten gambaran fenomena yang diteliti
dari sudut pandang partisipan dengan interpretasi peneliti
peneliti sebagai pengumpul data dan pelaku analisis data,
menggunakan metode yang diakui, validasi data.
Keabsahan Data Kualitatif
“trustworthiness”

2. Dependability,
Dependability (auditability) artinya metodologi, literature
review, diskusi dan proses pengumpulan data dan analisis
dapat dilakukan audit (traceable) (Koch, 2006 dalam
Coghlan, et al., 2007).

Polit et al (2002) menyatakan salah satu cara untuk


mencapai dependability adalah adanya audit eksternal.
Auditor eksternal terlibat langsung pada penelaahan data
dan dokumen-dokumen yang mendukung temuan penelitian
secara menyeluruh dan rinci.
Keabsahan Data Kualitatif
“trustworthiness”

3. Transferability , artinya sejauh mana hasil


penelitian yang dilaksanakan pada populasi
tertentu dapat diterapkan pada populasi yang
lain.
Keabsahan Data Kualitatif
“trustworthiness”

4. Confirmability , berarti peneliti mampu menyajikan


interpretasi data dan kesimpulan temuan penelitian yang
berasal dari data sebenarnya. Kegiatan confirmability ini
bertujuan untuk mendapatkan kualitas interpretasi data
yang netral dan objektif, serta ada kesepakatan tentang
interpretasi data tersebut di antara dua orang atau lebih
(Polit, Beck, & Hungler, 2002).
Etik Penelitian Kualitatif

Polit dan Beck (2004), prinsip etik penelitian yang


harus diterapkan peneliti meliputi prinsip untuk
kebaikan atau kemanfaatannya (beneficience), prinsip
menghargai martabat manusia (respect the human
dignity), dan prinsip keadilan (justice).
Contoh Transkrip:
Coba ibu ceritakan tentang keadaan seperti apa yang dapat menyebabkan ibu mual
dan muntah!

Saya gak tau. Orang bilang karena pikiran.Tapi waktu itu saya gak mikirin apa apa kok.
Mungkin bawaan bayi, sampe-sampe masuk kamar mandi untuk BAK dan BAB aja saya
malas, badan ini rasanya lemas sekali. Lutut ini rasanya sudah gak berdaya, gak ada
gairah apa-apa. Maunya diletakkan aja, trus muntah, selalu gitu. Tapi mungkin juga
karena saya punya sakit maag, tapi gak parah dan udah lama gak kambuh. Kakak saya
juga ada yang parah gini muntahnya. Ketika saya hamil 6 bulan, suami saya pergi ke
rumah tetangga, masak ikan mas goreng. Setelah selesai masak, ikannya dibawa ke
dekat saya, saya heran karena saya gak muntah, hanya mual saja. Suami saya mulai
memancing makan saya dengan ikan mas itu. Saya takut makan karena takut muntah,
tetapi suami saya tetap memaksa, setelah saya makan sedikit, ternyata saya tidak
muntah. Setelah itu saya bisa makan, bahkan saya bisa dengan kecap sekalipun, tapi
ya itu, gak bisa banyak, harus sedikit-sedikit, kalau banyak ya muntah lagi. Selain itu
saya waktu umur hamilnya 4 bulan saya suka sekali sama pecal, sangking sukanya
saya kejar tukang pecalnya sampai kemanapun. Kadang-kadang saya suruh orang lain
menghadangnya siapa tahu saya tidak melihatnya. Tapi kalau sekarang saya benci
sekali dengan tukang pecal itu, padahal waktu hamil saya suka sekali. Saya gak tau
kenapa

“Workshop pelatihan qda”


Reference:
1. Burns, N., & Grove, S.K. (2009). The practice of nursing research: appraisal,
synthesis, and generation of evidence (6th edition). USA: Saunders Elsivier
2. Coughlan, M., Cronin, P., Ryan, F. (2007). Step by step guide to critiquing
research part 2: qualititative research. British journal of nursing, 16(11), 738-
744. Diakses melalui http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=7&sid
3. Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry & research design: choosing among
five approaches 2ndedition. New Delhi: Sage Publication
4. Creswell, J.W. (2010). Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches
(3th edition). California: SAGE Publications.
5. Moleong, L.J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
6. Polit, D.F., Beck, C.T., & Hungler, B.P. (2002). Nursing research: Methods,
appraisal, and utilization 5th edition. Philadelphia: Williams & Wilkins.
7. Polit, D.F., dan Beck, C.T. (2004). Nursing research: Principles & Methods 7th
edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
8. Streubert, H.J. & Carpenter, D.R. (2003). Qualitative research in nursing;
Advancing the humanistic imperative 3th edition. Lippincott William & Wilkins:
Philadelphia
9. Wood, G.L. & Haber, J. (2010). Nursing research:methods and critical appraisal
for evidence-based practice (7th edition). Missouri: Mosby Elseiver
10. Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar dasar metodologi penelitian klinis.
Jakarta: Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai