Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PRAKTIKUM

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF DASAR

oleh :

Ghilang Febriansyah A. (H42160903/17)


Dimas Afian Wibowo (H42161102/25)
Kukuh Arief Hidayat (H42161131/26)
Joko Prasetyo (H42161155/28)
Alfian Kurnia W. (H42160947/22)

GOLONGAN B

PROGRAM STUDI D-IV MESIN OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia tidak dapat melihat, merasa, dan mencium atau menyadari


keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan
listriknya. Oleh sebab itu, baru pada akhir abad ke-18 hal-hal mengenai listrik
diteliti. Sekarang ini listrik menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari untuk digunakan sumber tenaga, misalnya untuk lampu, mesin listrik,
telepon, alat-alat listrik, radio, dan komputer.
Pada awal abad ini pemakaian listrik dalam berbagai bidang kehidupan mulai
berkembang dengan pesat, apalagi setelah transistor ditemukan. Dengan
ditemukannya transistor, jalan untuk pengembangan elektronika semakin terbuka
dan sampai sekarang teknik semikonduktor yang dipakai dalam transistor masih
terus berkembang sehingga menghasilkan elektronika yang semakin canggih,
semakin kecil, dan semakin murah. Inti dari semua alat elektronik masih tetap,
yaitu transistor-transistor, walaupun sekarang sudah ada IC yang merupakan
rangkaian dan banyak transistor dalam IC.
Dalam tahun-tahun terakhir, elektronika telah digunakan secara luas dalam
banyak bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan modern. Pada era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan komunikasi
berkembang dengan pesat. Para peneliti berlomba-lomba dalam menciptakan
sebuah teknologi canggih. Teknologi canggih itu berupa barang-barang elektronik
yang memudahkan kita dalam melakukan sesuatu. Sebagai contoh, televise
sekarang dapat digunakan untuk berinternet, lalu alat multimedia yang dapat
dibawa kemana-mana yang disebut portable smartphone, dan masih banyak lagi.
Pemahaman tentang elektronika sangat penting, salah satunya adalah focus
dengan elektronika dasar yang dititikberatkan pada berbagai komponen dan
rangkaian. Dengan praktikum ini, kita mungkin bisa mendapatkan basis/fondasi
dalam memahami elektronika.
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenal nama, bentuk, simbol, fungsi, dan prinsip kerja
atau defenisi dari beberapa komponen dan peralatan elektronika.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Kelembaban adalah salah satu faktor yang menentukan kondisi cuaca pada
suatu daearah. Kelembaban dapat diukur dengan berbagai macam metode, salah
satunya adalah dengan menggunakan sensor kelembaban.

Jenis-jenis kelembaban adalah:

1. Kelembaban absolut
Bilangan yang menunjukkan berapa gram uap air yang tertampung
dalam satu meter kubik udara
2. Kelembaban relatif
Bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara uap
air yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air
maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.

Sensor kelembaan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu
dalam proses pengukuran atau pendifinisian yang suatu kelembaban uap air yang
terkandung dalam udara.

Jenis – jenis Sensor Kelembaban

A. Capacitive Sensors

Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor


kelembabanrelative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas elektrik
udara. Sebuah kapasitor air-filled/terisi-udara dibuat sebagai suatu sensor
kelembaban relative karena uap dalam atmosfer merubah permivitas elektrik
udara menurut persamaam di bawah ini:
Dimana :
T = ketentuan suhu (dalam K)
P = adalah tekanan udara basah (dalam mHg)
Ps = adalah tekanan saturasi uap air ditemperatur T (dalam mHg)
H = adalah kelembaban relative (dalam %)

Rumus tersebut menunjukkan konstanta dielektrik dari udara basah, dan


untuk itu kapasitansi adalah sebanding dengan kelembaban relative.
Jarak atau ruang antara plat kapasitor dapat diisi dengan suatu isolator yang tepat
yang memiliki konstanta dielektrik yang berubah secara signifikan suatu waktu
tergantung kelembaban. Sensor kapasitif dapat dibentuk dari film polimer
hygroscopic dengan lapisan metal elektroda pada bagian yang berlawanan.
Kapasitansi suatu sensor kira-kira proporsional/sebanding dengan kelembaban
relative H.

Dimana Co adalah kapasitansinya pada H = 0

Pada gambar 13.3 menunjukkan sebuah block diagram system pengukuran


kapasitif, dimana konstanta dielektrik dari contoh/sample material tersebut
merubah frekuensi osilator.
Metode tersebut memiliki beberapa keterbatasan ; sebagai
contohnya,keakuratannya kurang ketika pengukuran kelembaban dibawah 0,5%,
material yang dijadikan contoh tersebut harus bersih dari parikel asing yang
memiliki konstanta dielektrik relative yang tinggi (contohnya: benda metal dan
plastic), dan suatu penentuan contoh pengukuran harus dipertahankan.

Prinsip kerja

1. Memanfaatkan perubahan kapasitif

2. perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keping

3. pergeseran posisi salah satu keping dan luas keping yang berhadapan
langsung

4. Perubahan jarak antara kedua keeping

Sebuah sensor kelembaban film tipis dapat terbuat padasebuah substrat silicon.
Sebuah lapisan dari SiO2 3000 Å thick ditempatkan pada suatu substrat n-Si (gbr.
13.4 B) Dua metal elektroda ditempatkan pada lapisan SiO2 tersebut.Metal-metal
tersebut terbuat dari aluminium, chromium, atau phosphor yang di doping
polysilikon (LPCVD)2. Kerapatan elektroda berkisar 2000-5000 Å. Elektroda
tersebut terbentuk dalam pola integritas yang ditunjukkan pada gbr.13.4 A.
Sensor yang paling baik dilapisi dengan sebuah lapisan dielektrik. Untuk lapisan
ini, beberapa material dapat digunakan seperti vapor deposited SiO2 atau
phosphorosilicate glass (CVDPSG).Kerapatan dari lapisan berkisar antara 30-
4000 Å.

Contoh Capacitive Sensors


Sensor Relative Humidity HS-15P

Aplikasi dalam industri:

1. Sistem Pengendalian Suhu Dan Kelembaban

2. Pada Mesin Pengering Kertas

Cara Kerja Sensor Relative Humidity HS-15P

Pada prinsipnya cara kerja sensor ini adalah mendeteksi besarnya


kelembaban relatif udara di sekitar sensor tersebut.HS15P yang mendeteksi
kelembaban di sekitarnya akan merubah frekuensi oscilator dan akan
mengirimkan data ke mikrokontroler slave. Dari mikro slave akan dilanjutkan ke
mikro master. Selanjutnya mikro akan menganalisa data, mikro melakukan
dengancara membandingkan antara data yang dikirim dan data masukan. Apabila
dalam membandingkan tersebut diatas kelambaban yang ditentukan dibawah atau
diatas dari data yang dikirimsensor maka alat akan bekerja untuk menyesuaikan
kelembaban menjdi sesuai dengan yang diharapkan.

Karakteristik sensor HS15P

1. Bekerja pada rating temperatur 0°C sampai dengan 50°C


2. Bekerja pada rating kelembaban 20 % sampai dengan 100 % RH
3. Tegangan kerja adalah tegangan AC 1 Vrms
4. Frekuensi kerja adalah 50 Hz sampai dengan 1 KHz
5. Konsumsi daya adalah 0,3 mW
6. Dengan perubahan temperatur dengan kenaikan 5°C maka kurva
karakteristik Relative Humidity akan bergeser berbanding terbalik
(logarimatik) dengan perubahan impedansi.
B. Electrical Conductivity Sensors

Sensor kelembaban konduktivitas adalah disebut dengan “Pope element”,


yang terdiri dari polystyrene yang dilakukan/diperlakukan dengan asam sulfur
untuk memperoleh karakteristik surface-resistivitas yang diinginkan.Material
lainnya yang menjanjikan untuk pembuatan suatu film dalam sensor
konduktivitas adalah solidpolyelectrolytes karena konduktivita elektrik dari
bahan itu bervariasi/berubah terhadap kelembaban.

Contoh Electrical Conductivity Sensors


Sensor ABS-300

Aplikasi dalam industri:


Indikator pengering pada mesin cuci

Prinsip kerja

1. Terdiri dari film tipis polimer / oksida logam antara dua elektroda
konduktif.
2. Permukaan penginderaan / sensor dilapisi dengan logam berpori elektroda
untuk melindunginya kontaminasi. bahan kaca, keramik, atau silikon.
3. Perubahan dalam konstanta dielektrik sensor kelembaban kapasitif hampir
berbanding lurus dengan kelembaban relatif lingkungan sekitarnya
Karakteristik sensor
a. Perubahan kapasitansi 0,2-0,5 pF untuk RH 1%
b. Kapasitansi antara 100 dan 500 pF sebesar 50% RH pada 25 ° C.
c. Rentang waktu respon antara 30 hingga 60 s untuk perubahan RH 63%
C. Thermal Conductivity Sensors

Penggunaan konduktivitas thermal dari gas untuk mengukur kelembapan


dapat di ukur oleh sebuah sensor thermistor

Contoh Thermal Conductivity Sensors


Sensor TCG-3880
Aplikasi dalam industri:
Vacuum sensor pada industri misalnya untuk mesin pengeringan.
Prinsip kerja

1. Terdiri dari dua ruang masing-masing dengan sebuah sensor identik


konduktivitas termal.
2. Satu ruang yang ditutup dan diisi dengan gas referensi, dan yang lainnya
menerima gas sampel.
3. Perbedaan konduktivitas termal dari sampel gas referensi dan
diterjemahkan ke dalam angka konsentrasi oleh sirkuit mikroprosesor
dalam unit elektronik.
D. Optical Hygrometer
E. Oscillating Hygrometer
BAB III

METODOLOGI

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum Elektronika Dasar tentang Sensor Humidity dilaksanakan pada


7 November 2017 bertempat di Laboratorium Mesin Otomotif II Politeknik
Negeri Jember.

3.2 ALAT DAN BAHAN


1. Arduino Kit
2. Laptop
3. Sensor Humidity
4. Obeng
3.3 CARA KERJA
1. Pertama pesiapkan alat dan bahan
2. Buka Sensor Humidity dengan Obeng
3. Amati dan tiru skematiknya untuk dibuat menggunakan arduino
4. Rangkai komponen supaya mirip dengan sensor humidity yang sudah
jadi.
5. Lalu silakan program menggunakan arduino menggunakan kode yang
sudah ada.
6. Jalankan program nya dan upload ke arduinonya.
BAB IV

PEMBAHASAN

Untuk aplikasi tertentu, misalnya pada penyiraman tanaman secara


otomatis, kita memerlukan informasi mengenai kelembaban tanah untuk tanaman
kita. Karena pengaruh suhu lingkungan, proses penguapan akan berpengaruh pada
tingkat kelembaban tanah.Saat ini telah banyak sensor kelembaban tanah yang
beredar di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau, salah satunya adalah
kombinasi dari YL-39 (modul pengkondisian sinyal) dan YL-69 (probe sensor).
Amatilah Gambar 1.

Gambar 1. Keterangan sensor kelembaban tanah

Modul sensor ini memiliki 4-pin, yaitu GND (untuk ground), VCC (3.3 -
5Volt), AO (keluaran analog yang akan dibaca oleh Arduino), dan DO (dapat
diatur sensitivitasnya menggunakan knb pengatur, dan menghasilkan logika
digital HIGH/LOW pada level kelembaban tertentu). Untuk saat ini, hanya tiga
pin yang kita manfaatkan, yaitu GND, VCC dan AO.Hardware
Rangkailah sensor dan Arduino seperti pada Gambar 2.
Gambar 2.Pemasangan sensor kelembaban tanah pada Arduino
Dalam penggunaan jangka panjang, memberikan tegangan terus-menerus pada
probe akan mempercepat rusaknya probe tersebut, terutama saat tanah dominan
dalam keadaan lembab. Oleh karena itu, salah satu alternatifnya adalah
menempatan pin VCC pada salah satu pin digital (pada tutorial kali ini di pin 6),
dan akan diaktifkan sesaat sebelum sensor mengambil data kelembaban.

Software

Bukalah IDE Arduino. Ketik dan upload-lah skrip di bawah ini.


Keterangan program telah disertakan sebagai komentar.

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd (12,11,7,6,5,4);

int sensor_pin = A0;

int soil = 0;

void setup() {

lcd.begin(16,2);
// Set jumlah kolom dan baris

lcd.print ("Kadar Air");

Serial.begin(9600);

void loop() {

int soil=analogRead (sensor_pin);

soil=constrain(soil,485,1023);

soil=map(soil, 485,1023,100,0);

lcd.setCursor(1,0);

lcd.print(soil);

lcd.print("%");

delay (1000);

Bukalah serial monitor dan amati hasilnya. Berikut contohnya:

Nilai kelembaban: 50
Nilai kelembaban: 52
Nilai kelembaban: 627
Nilai kelembaban: 635
Nilai kelembaban: 50
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Arduino merupakan perangkat yang multifungsi dan flexible dapat


membuat berbagai macam sensor. Pada sensor humidity ini alat tersebut
menunjukan berapa nilai kelembapan pada suatu benda. Semakin tinggi nilai
kelembapannya maka semakin lembab benda tersebut.

5.2 Saran

Mengenai pratikum ini lebih baik dilaksanakan di laboratorium komputer


Karena di laboratorium mot tidak ada komputernya jadi harus bawa laptop
sendiri. Dan pratikumnya terlihat tidak terkoordinasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai