Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk
mencapai tujuan tertentu. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem yang
dijelaskan oleh beberapa ahli. Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:

a. Jogianto (2005:2) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan
terjadi.
b. Indrajit (2001:2), Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang
memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
c. Lani Sidharta (1995:9), Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling
berhubungan, yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.
d. Murdick, R. G (1991:27), Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk
kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu
tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan/atau barang pada
waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang.
e. Davis, G. B (1991:45), Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperai
bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

f. Pengertian sistem menurut Sumantri | bahwa sistem adalah sekelompok bagian


bagian yang bekerja bersama sama untuk melakukan suatu maksud. Bila terjadi
kerusakan terhadap salah satu bagian maka sistem atau seluruh bagian tidak akan
dapat menjalankan tugasnya sepenuhnya. Dengan kata lain, maksud yang hendak
dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak tidaknya sistem yang telah terwujud akan
mendapat gangguan.
g. Pengertian sistem menurut Musanef | bahwa Sistem adalah suatu sarana yang
menguasai keadaan pekerjaan agar dalam menjalankan tugas dapat diatur, dan
sistem adalah suatu tatanan dari hal hal yang paling berkaitan dan berhubungan
sehingga membentuk satu kesatuan dan satu keseluruhan.

[Date] 8
h. Pengertian sistem menurut Inu Kencana Syafi'ie | bahwa sistem adalah kesatuan
yang utuh dari sesuatu rangkaian yang terikat satu dengan yang lainnya. Bagian
kecil atau anak cabang dari suatu sistem, menjadi induk sistem dari rangkaian
selanjutnya. Keadaan tersebut yang akan terus terjadi hingga tiba pada saat adanya
bagian yang mengganggu kestabilan itu sendiri.
i. Menurut Jerry Fith Gerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur -
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

2.1.1 Klasifikasi Sistem

a. Sistem abstrak : sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik (sistem teologia)
b. Sistem fisik : merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem
akuntansi, sistem produksi dll.)
c. Sistem alamiah : sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem matahari,
sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
d. Sistem buatan manusia : sistem yang dirancang oleh manusia. - Sistem buatan
manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-
machine system (contoh ; sistem informasi)
e. Sistem Tertentu (deterministic system) : beroperasi dengan tingkah laku yang
sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti
sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh : sistem komputer)
f. Sistem tak tentu (probabilistic system) : sistem yang kondisi masa depannya
tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
g. Sistem tertutup (close system) : sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa
adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut
ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada
hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar
tertutup).
h. Sistem terbuka (open system) : sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya.
i. Sistem sederhana dan Sistem kompleks

[Date] 8
2.1.2 Sistem berdasarkan prinsip dasar secara umum

a. Sistem terspesialisasi : adalah sistem yang sulit diterakpan pada lingkungan yang
berbeda (misalnya sistem biologi; ikan yang dipindahkan ke darat)
b. Sistem besar : adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya berfungsi
melakukan perawatan harian (misalnya dinosaurus sebagai sistem biologi
menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan makan dan makan).
c. Sistem sebagai bagian dari sistem lain : sistem selalu merupakan bagian dari sistem
yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang lebih kecil.
d. Sistem berkembang : walaupun tidak berlaku bagi semua sistem tetapi hampir
semua sistem selalu berkembang.

2.1.3 Karakteristik Sistem / Elemen Sistem

a. Memiliki komponen : Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak
perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau
subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang
disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem
dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra
sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat
disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu
sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.
b. Batas sistem (boundary) : Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara
suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas
suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan luar sistem (environment) :Adalah apapun di luar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem.

[Date] 8
d. Penghubung sistem (interface) : Merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya.
e. Masukan sistem (input) ;Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan
sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program ad alah
maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data
adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran sistem (Output) : Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
g. Pengolah sistem (Process) ; Merupakan bagian yang memproses masukan untuk
menjadi keluaran yang diinginkan.
h. Sasaran sistem ; Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya.

2.1.4 Pelaku sistem

1. Pemakai

Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan eksekutif.

2. Manajemen

Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang bertugas
menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen sistem yang terlibat

[Date] 8
dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen umum yang terlibat dalam
strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Kelompok
manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang berhubungan dengan orang,
waktu dan uang, misalnya ;

“ sistem tersebut harus mampu melakukan fungsi x,y,z, selain itu harus dikembangkan
dalam waktu enam bulan dengan melibatkan programmer dari departemen w, dengan
biaya sebesar x”.

3. Pemeriksa

Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi dimana
sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu tidaknya
pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran -
ukuran standar yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.

4. Penganalisa sistem

Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :

a. Arkeolog : yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama berjalan,


bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut sistem
lama.
b. Inovator : yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan
pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
c. Mediator : yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level, antara
lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem yang lainnya
yang mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang sama.
d. Pimpinan proyek : Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih
berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat
penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu pekerjaan
sebelum yang lain bekerja, adalah hal yang wajar jika penanggung jawab
pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem.

[Date] 8
5. Pendesain sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan pemakai yang
tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian ditransformasikan ke desain
arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan oleh programmer.

6. Programmer

Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari
pendesain.

7. Personel pengoperasian

Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan, keamanan


perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan backup. Pelaku ini
mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan
klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.

2.2 Definisi Manajemen

Secara sistematis fungsi manajemen menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien untuk itu perlu diterapkan fungsi-fungsi dalam manaje-men itu sendiri seperti
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan dan pengendalian (controlling).

Pengertian manajemen secara umum adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut
dengan cara bekerja sama dalam sebuah tim. Secara etimologi kata manajemen diambil dari
bahasa Perancis kuno, yaitu menagement, yang artinya adalah seni dalam mengatur dan
melaksanakan.

Pengertian manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian,


pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan
efektif. Yang dimaksud dengan efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai
perencanaan dan efektif untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan teroganisir.

[Date] 8
Berdasarkan penjelasan dari T. Hani Handoko (1984 : 4), ada tiga alasan utama mengapa
manajemen diperlukan:

a. Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan organisasi dapat tercapai


b. Berikutnya, manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-
tujuan, sasaran, dan kegiatan, yang saling bertentangan dari pihak yang punya
kepentingan dalam organisasi.
c. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi
Sebuah bisnis yang sedang berkembang membutuhkan manajemen dalam beberapa hal;
mencakup manajemen strategi, manajemen sumber daya manusia, produksi, marketing dan
manajemen lainnya. Bisnis yang dibangun tidak berdasarkan manajemen yang dikelola dengan
benar dapat berakibat pada ketidakteraturan bisnis yang dijalankan. Selain itu, hal ini memiliki
fungsi untuk mencapai tujuan.

Beberapa ahli di bidang ilmu manajemen menjelaskan tentang definisi manajemen. Pendapat
para ahli ini bisa kita jadikan sebagai landasan untuk lebih memahami tentang ilmu
manajemen.

a. Pengertian manajemen menurut Mary Parker Follet adalah sebuah seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain, seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan sebuah
organisasi.

b. Pengertian manajemen menurut George R Terry adalah sebuah proses yang khas yang
terdiri dari beberapa tindakan; perencanaan, pengorganinasian, menggerakkan, dan
pengawasan. Semua itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau sasaran
yang ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumber daya, termasuk sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.

c. Pengertian manajemen menurut Henry Fayol adalah suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan/ kontrol terhadap sumber daya
yang ada agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

[Date] 8
d. Menurut Ricky W. Griffin, pengertian manajemen adalah sebuah proses perencanaan,
proses organisasi, proses kordinasi, dan proses kontrol terhadap sumber daya untuk
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat tercapai sesuai
rencana, sedangkan efisien artinya tugas dijalankan dengan benar, teroganisir, dan
selesai sesuai jadwal.

e. Menurut Lawrence A. Appley Ahli ilmu manajemen ini mendefinisikan manajemen


sebagai sebuah keahlian yang dimiliki seseorang atau organisasi untuk menggerakkan
orang lain agar mau melakukan sesuatu.

f. Pengertian manajemen Menurut Oey Liang Lee adalah ilmu atau seni dalam
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian terhadap
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

g. Pengertian manajemen menurut Hilman adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan
melalui perantara kegiatan orang lain serta mengawasi usaha-usaha setiap individu
guna mencapai tujuan yang sama.

h. Definisi Manajemen menurut Dr. Ahuja adalah pihak-pihak yang menawarkan/


menyediakan jasa untuk bidang yang berhubungan dengan manajemen.

i. Pengertian Manajemen menurut Renville Siagian adalah salah satu bidang usaha yang
bergerak di bidang jasa pelayanan yang dikelola oleh tenaga ahli yang terlatih dan
berpengalaman.

j. Menurut Dr. Bennett N.B Silalahi, M.A, pengeria Manajemen adalah ilmu perilaku
yang terdiri dari aspek sosial eksak bukan dari tanggungjawab keselamatan serta
kesehatan kerja baik dari sisi perencanaannya.

k. Pengertian Manajemen menurut James A.F.Stoner adalah suatu proses perencaan,


pengorganisasian, leadership, serta pengendalian upaya dari anggota organisasi tersebut
serta penggunaan Sumber daya yang tersedia di organisasi tersebut guna mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya.

[Date] 8
Fungsi Manajemen adalah sebagai elemen dasar yang harus melekat dalam manajemen
sebagai acuan manajer (seseorang yang mengelola manajemen) dalam melaksanakan tugas
untuk mencapai tujuan dengan cara merencanakan, mengorganisir, mengordinasi dan
mengendalikan.

Gambar 2.2 Fungsi manajemen

1. Perancangan (Planning)

Perencanaan adalah yang paling penting dalam sebuah manajemen bisnis. Seorang manajer
yang mengelola manajemen dalam perusahaan atau bisnis akan merencanakan dan
mengevaluasi setiap tindakan yang sudah dan yang belum ditindaklanjuti dalam bisnis.

Perencanaan penting untuk menentukan secara keseluruhan tujuan perusahaan dan upaya untuk
memenuhi tujuan tersebut. Manajer selalu bertindak sebagai seseorang yang mencari alternatif
dalam mencapai tujuan akhir, mencakup rencana jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi manajemen dalam bisnis yang kedua adalah sebagai pengorganisasian dengan
membagi kegiatan besar menjadi beberapa kegiatan kecil atau serangkaian kegiatan. Tujuannya
adalah untuk mempermudah manajer melakukan pengawasan yang lebih efektif dan
menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang sudah dibagi menjadi
lebih efisien.

[Date] 8
Pengorganisasian secara lebih gampang dapat dilaksanakan dengan menentukan apa tugas
yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana harus dikerjakan. Hal ini bertujuan
untuk mencapai tujuan bisnis melalui proses yang lebih terstruktur atau terorganisasi.

3. Penempatan (Staffing)

Mirip dengan organizing, namun penggunaannya lebih luas. Bila organizing lebih
memperhatikan manajemen sumber daya manusia, maka staffing lebih memperhatikan sumber
daya secara umum. Beberapa sumber daya tersebut diantaranya; peralatan, perlengkapan, dan
inventaris yang ada pada sebuah organisasi.

4. Pengarahan (Directing)

Fungsi manajamen dalam bisnis yang terakhir adalah sebagai suatu tindakan yang
mengupayakan agar setiap anggota bisnis atau kelompok mampu mencapai sasaran dan target
sesuai prosedur manajerial yang sudah direncanakan. Seorang manajer akan melakukan
pengarahan jikalau terjadi masalah atau jika apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan yang
direncanakan.

Karena tidak semua hal yang direncanakan dalam bisnis bisa diwujudkan secara nyata dalam
tindakan, mengingat banyak kejadian yang tidak bisa terduga sebelumnya. Sehingga disinilah
fungsi manajemen sebagai pengarahan agar apa yang dikerjakan sumber daya masih berada
pada jalur yang semestinya.

5. Pengawasan (Controling)

Dari serangkaian rencana dan tindakan yang sudah dijalankan, perlu adanya pengawasan
atau controlling. Fungsi manajemen bisnis dalam hal ini adalah melakukan evaluasi secara
menyeluruh terhadap kinerja sumber daya perusahaan.

Manajer secara aktif akan melakukan pengawasan terhadap sumber daya yang sudah
diorganisasi sebelumnya dan memastikan apa yang dikerjakan sesuai dengan yang
direncanakan. Adanya kesalahan atau penyimpangan dalam menjalankan tugas dapat dikoreksi
untuk menjadi pembelajaran pada perencanaan tahap berikutnya.

[Date] 8
Klarifikasi dari masing – masing sumber daya juga penting untuk menjadi bahan klasifikasi
supaya tidak menimbulkan dominansi dari manajer saja. Bisnis yang baik adalah bisnis yang
anggotanya mampu bekerjasama sacara tim dan berjalan secara simultan. Beberapa hal yang
harus terpenuhi untuk melakukan pengawasan yaitu:

a. Jalur atau routing: manajer harus menetapkan jalur untuk memperkecil resiko kesalahan
yang terjadi
b. Penetapan waktu atau scheduling: manajer harus memiliki waktu rutin untuk
melakukan pengawasan, misalnya saja satu bulan satu kali atau dua kali
c. Perintah pelaksanaan atau dispatching: manajer memiliki sikap untuk mendorong dan
memerintah agar setiap sumber daya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan
d. Tindak lanjut atau follow up: manajer melakukan evaluasi dan memberikan solusi dari
segala yang permasalahan yang terjadi selama proses mencapai tujuan untuk
meminimalisisr terjadinya kesalahan yang sama.
Bisnis yang menjalankan manajemen yang baik dalam prosesnya mencapai tujuan dapat
bertahan dalam waktu lebih lama meskipun pada awalnya hal ini bisa menghasilkan beberapa
konflik kecil. Namun dalam hal itu adalah bagian dari sebuah proses.

2.3 Sistem Manajemen

Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan manusia dan
sumber daya yang ada ( Sucofindo, 1999)

2.4 Definisi Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan


terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.
Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang
kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu
dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan

[Date] 8
guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan
pengaturan jam kerja yang manusiawi.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya
untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan
minum bergizi. Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya
dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan
guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK
yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

Kesehatan kerja adalah praktik-praktik meningkatkan kesehatan tenaga kerja dengan


setinggi-tingginya, baik kuratif, maupun preventif. Sasarannya adalah faktor manusia dan
lingkungannya. Tujuan akhirnya adalah tenaga kerja yang sehat, sejahtera, gairah dan
produktif. Ruang lingkup kesehatan kerja dalam uraian ini adalah :

a. Kesehatan kuratif, yang biasanya dilakukan oleh tenaga medis di perusahaan dan
bermaksud menekan keadaan sakit menjadi sekecil-kecilnya dengan upaya
kedokteran yang sebaik-baiknya serta efisien.
b. Kesehatan preventif untuk mencegah tenaga kerja mengalami gangguan kesehatan
atau penyakit, baik oleh karena keadaan umum, maupun oleh akibat pekerjaan.
c. Pengamanan bahaya-bahaya oleh karena proses produksi yang mungkin berakibat
buruk kepada tenaga kerja atau masyarakat luas.
d. Penserasian di antara tenaga kerja dengan pekerjaannya dengan tujuan kegairahan
dan efisiensi kerja

Keselamatan kerja bertujuan, agar tenaga kerja mendapatkan perlindungan keselamatan


pada pekerjaannya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang bersumber kepada mesin dan peralatan
kerja, lingkungan dan faktor-faktor manusia sendiri (Suma’mur 1977).

[Date] 8
2.5 Peraturan Kesehatan Keselamatan Kerja di Indonesia
Menurut Anonim (2005), berdasarkan kategorinya, peraturan K3 dibedakan menjadi 6,
yaitu:
1. Undang-Undang
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran,
Penyimpanan dan Peredaran Pestisida

3. Peraturan Menteri
a. Peraturan Tenaga Kerja, Transkop Nomor: Per.01/MEN/1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes bagi Dokter Perusahaan
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per.01/MEN/1978
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan Penebangan
Kayu.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.03/MEN/1978
tentang Penunjukan dan Wewenang, serta Kewajiban Pegawai Pengawas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan kerja
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/MEN/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi
Tenaga para Medis Perusahaan
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980 tentang:
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.04/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/MEN/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.02/MEN/1982
tentang Kualifikasi Juru Las
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja

[Date] 8
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
m. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.01/MEN/1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat
Lebih dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
n. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.03/MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kesehatan
o. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.04/MEN/1998 tentang
Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasihat.
4. Keputusan Menteri tentang K3
a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.155/MEN/1984 tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.
125/Men/82, tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Wilayah dan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.333/MEN/1989 tentang Diagnosis
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.245/MEN/1990 tentang Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.197/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Kep.75/MEN/2002
tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SMI-04-0225-2000
Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.

[Date] 8
5. Instruksi Menteri
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran 6 Surat Edaran dan Keputusan Dirjen
Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan
a. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja R.I. No.
Kep.84/BW/1998 tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik
Kecelakaan
b. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.331/BW/2002 tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.

Adapun manfaat dari penerapan SMK3 yaitu:

a. Melindungi karyawan
b. Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang
c. Mengurangi biaya
d. Membuat sistem manajemen yang efektif
e. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.

Sasaran penerapan SMK3 :

a. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia
b. Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja
c. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi globalisasi
d. Proteksi terhadap industri dalam negeri
e. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional
f. Mengeliminir boikot LSM internasional terhadap produk ekspor nasional
g. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem
h. Pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi terkait dengan penerapan K3L

[Date] 8
2.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia

Menurut Permenaker 05/MEN/1996, terdapat 5 prinsip dan 12 elemen yang menjadi


pedoman untuk penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Lima prinsip
ini merupakan siklus yang berkesinambungan, sedangkan 12 elemen sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Lima prinsip yang menjadi pedoman untuk penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yaitu:

a. Komitmen dan kebijakan


Salah satu bentuk komitmen sebuah perusahaan menerapkan SMK3 adalah
dengan menyediakan sumber daya yang memadai.
b. Perencanaan
Perusahaan diharuskan merencanakan untuk memenuhi kebijakan, sasaran dan
tujuan K3 yang telah diterapkan. Perencanaan yang baik harus memiliki kedua hal
yang penting diterapkan yaitu manajemen risiko yang baik dan pemenuhan
peraturan standar yang ada.
c. Penerapan
- Kemampuan menyiapkan sumberdaya yang andal dan profesional.
- Integrasi SMK3 ke dalam sistem manajemen perusahaan sehingga dapat
berjalan secara selaras dan seimbang.
- Kesadaran semua pihak untuk mendukung.
d. Pengukuran dan evaluasi
Perusahaan perlu mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3. Adapun
pelaksanaannya meliputi inspeksi dan pengujian peralatan, metode dan temuan
yang terdapat pada pekerjaan.
e. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen
Tinjauan berkala berguna untuk meningkatkan SMK3 dengan tujuan
meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.

Menurut Suardi (2007), langkah-langkah penerapan sistem manajemen K3 dibagi menjadi 2


bagian besar, yaitu:

[Date] 8
1. Tahap persiapan
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personil, mulai
dari menyatakan komitmen sampai dengan menetapkan kebutuhan sumber daya yang
diperlukan. Adapun tahap persiapan ini, antara lain:
a. Komitmen manajemen puncak
b. Menentukan ruang lingkup
c. Menetapkan cara penetapan
d. Membentuk kelompok penerapan
e. Menetapkan sumber daya yang diperlukan

2. Tahap penerapan dan pengembangan


Sistem dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh organisasi
atau perusahaan dengan melibatkan banyak personil, mulai dari menyelenggarakan
penyuluhan dan melaksanakan sendiri kegiatan audit internal serta tindakan perbaikannya
sampai dengan melakukan sertifikasi. Adapun tahap penerapan dan pengembangan ini,
antara lain:
a. Menyatakan komitmen
b. Menetapkan cara penerapan
c. Membentuk kelompok kerja penerapan
d. Menetapkan sumber daya yang diperlukan
e. Kegiatan penyuluhan
f. Peninjauan sistem
g. Penyusunan jadwal kegiatan
h. Pengembangan sistem manajemen K3
i. Penerapan sistem
j. Proses sertifikasi

[Date] 8

Anda mungkin juga menyukai