Chapter 10
Chapter 10
Penilaian kinerja adalah alat yang berguna tidak hanya untuk mengevaluasi
pekerjaan karyawan tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan.
Sayangnya, penilaian kinerja juga bisa menjadi sumber kecemasan dan frustrasi yang
luar biasa baik bagi manajer maupun karyawan. Hal ini sering terjadi karena
ketidakpastian dan ambigu yang melingkupi banyak sistem penilaian kinerja.
Penilaian kinerja juga merupakan cara untuk membantu individu mengelola
kinerjanya.
Pilihan Strategis
1
Tujuan Penilaian Kinerja
Salah satu tujuan sumber daya manusia untuk menggunakan sistem penilaian
kinerja adalah menentukan siapa yang harus dipromosikan, diturunkan jabatan,
dipindahkan, atau dihentikan. Akan tetapi, ini bukan satu-satunya fungsi sumber daya
manusia yang berkaitan dengan penilaian kinerja. Misalnya, sebuah organisasi dapat
menggunakan hasil dari penilaian kinerja untuk menentukan siapa yang
membutuhkan kesempatan pelatihan dan pengembangan formal. Selanjutnya, peluang
seperti itu dapat digunakan sebagai hadiah bagi individu yang penilaiannya positif.
2
Correspondence Courses
Research/writing Assignments
Benchmarking
Executive Development Programs
Penilaian kinerja formal biasanya terjadi pada periode waktu tertentu yaitu
satu atau dua kali dalam setahun. Penilaian formal paling sering dibutuhkan oleh
organisasi untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Penilaian kinerja informal dapat
terjadi jika supervisor merasa komunikasi dibutuhkan. Misalnya, jika karyawan
tersebut memenuhi atau melampaui standar secara konsisten, penilaian kinerja
informal mungkin dilakukan untuk mengenali fakta ini. Diskusi bisa berlangsung di
berbagai tempat dalam organisasi, mulai dari ruangan kantor hingga ke kafetaria.
Tentu, menjadi hal yang bijaksana untuk membahas kinerja karyawan secara pribadi.
3
dapat membantu saat mengidentifikasi karakter yang diinginkan yang sulit diukur.
Penilaian kinerja formal harus mencakup pengukuran kinerja objektif dan subyektif.
4
1. Supervisor
Evaluator yang paling umum adalah atasan karyawan langsung. Untuk dapat
mengevaluasi karyawan secara efektif, atasan harus sering berhubungan dengan
karyawan dan dapat memperoleh informasi spesifik mengenai kinerjanya.
Meskipun mungkin diasumsikan bahwa tingkat kontak ini terjadi secara teratur,
banyak supervisor tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengamati perilaku
karyawan mereka.
2. Coworkers
Dalam situasi tertentu, para pekerja dapat mengevaluasi kinerja rekan
mereka. Meskipun rekan kerja mungkin agak tidak nyaman dan resisten terhadap
evaluasi rekan-rekan mereka, setidaknya satu penelitian menunjukkan bahwa
evaluasi rekan lebih stabil dari waktu ke waktu dan mungkin merupakan evaluasi
kinerja karyawan yang paling akurat. Suatu organisasi dapat memilih untuk
mendorong evaluasi sejawat, terutama jika kontak antara atasan dan karyawan
terbatas.
3. Employee
Terkadang, karyawan diberi kesempatan untuk menilai kinerjanya sendiri.
Meski banyak yang enggan terlibat dalam penilaian diri, informasi ini bisa sangat
berharga bagi atasan. Perbedaan besar antara evaluasi supervisor dan karyawan
harus dipertimbangkan kembali. Perbedaan sering terjadi karena kurangnya
komunikasi dan feedback kinerja dari atasan.
Penelitian menemukan bahwa karyawan yang diberi kesempatan untuk
mengevaluasi diri mereka cenderung untuk menaikkan level mereka. Akhirnya,
evaluasi diri sangat membantu bila digunakan untuk pengembangan karyawan.
Evaluasi diri dapat mendorong diskusi tentang kekuatan dan kelemahan karyawan
baik dari sisi karyawan maupun supervisor.
4. Subordinates
Bawahan adalah sumber informasi yang berharga saat memeriksa kinerja
karyawan pengawas. Penting untuk mendorong bawahan bersikap jujur jika
5
informasinya berguna. Informasi dari bawahan sangat membantu bukan hanya
untuk menentukan seberapa baik seorang manajer memimpin, berkomunikasi,
merencanakan, mendelegasikan, dan mengatur, tetapi juga untuk mengidentifikasi
masalah umum di dalam sebuah departemen. Masukan bawahan untuk evaluasi
manajerial bisa bermanfaat jika informasinya dapat di percaya dan adanya
keterbukaan.
5. Computer
6
7. The Job
Karyawan di semua tingkat dalam organisasi dapat menerima feedback
dari pekerjaan yang mereka lakukan. Misalnya, ketika seorang sekretaris salah
menekan tombol yang salah pada pengolah kata, bunyi bip. Umpan balik negatif
ini merupakan pengingat bahwa perilaku terakhir tidak pantas. Demikian pula,
pekerja yang dihubungkan oleh situasi kerja yang saling tergantung - yaitu, satu
orang tidak dapat melakukan pekerjaannya tanpa masukan dari orang lain - selalu
menyadari tingkat kinerja mereka saat mereka menyadari bahwa orang lain
menunggu mereka untuk memberikan bagian atau informasi yang dibutuhkan.
Pilihan tipe organisasi dan jumlah evaluator yang digunakan tidak mudah.
Strategi perusahaan, budaya di dalam perusahaan, dan tujuan evaluasi harus
dipertimbangkan. Misalnya, jika budaya dan strategi sebuah organisasi menekankan
efisiensi dan hubungan supervisor-bawahan satu lawan satu, cara yang paling efektif
untuk mengevaluasi kinerja mungkin hanya mendapat masukan dari atasan langsung
dan / atau dari pemantauan komputer. Di sisi lain, jika organisasi menekankan
pengembangan, pelatihan, dan promosi dari dalam informasi kinerja, dapat diminta
dari berbagai sumber termasuk supervisor, rekan kerja, dan karyawan.
Mengumpulkan informasi dari sejumlah sumber yang berbeda dapat meningkatkan
keandalan penilaian kinerj.
Penilaian kinerja yang melibatkan banyak sumber disebut dengan penilaian
3600 feedback. Salah satu alasan mengapa penilaian 3600 feedback sangat efektif
karena penilaian kinerja secara tradisional dianggap belum cukup untuk menilai
penilaian kerja seorang karyawan dan cenderung menjadi penilaian secara subjektif.
7
Proses Penilaian Kinerja
1. Job Analisis. Analisa ini memunculkan deskripsi pekerjaan mengenai bagaimana
pekerjaan tersebut dilakukan dan kualifikasi apa yang dibutuhkan.
2. Mentukan standar performa. Dibakukan secara tertulis agar karyawan mampu
mengetahui batas toleransi performa yang telah ditentukan.
3. Sistem penilaian kinerja. Secara umum, karyawan harus dievaluasi pada sejumlah
dimensi kinerja pekerjaan tertentu. Masing-masing dimensi spesifik dari kinerja
yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu harus dikembangkan
sehingga tidak ada kekurangan, terkontaminasi, terdistorsi, atau tidak relevan.
dimensi pekerjaan yang gagal mengukur semua aspek penting dari performa kerja
akan sebut sebagai kekurangan. Bila faktor-faktor asing yang tidak penting bagi
kinerja keseluruhan yang berhasil termasuk dalam evaluasi kinerja seseorang,
berarti telah terjadi kontaminasi. Dimensi kerja yang mengalami distorsi tidak
menekankan setiap kemponen dalam suatu hubungan yang penting untuk
pekerjaan tersebut. Dimensi pekerjaan yang mengukur hanya aspek kinerja yang
sangat penting dalam menentukan efektivitas kerja akan dianggap relevan.
4. Mendesain sistem penilaian kinerja yang mampu mengukur dimensi kerja, faktor
yang mempengaruhi performa kinerja dan tingkat kepentingan kerja.
5. Memulai proses penilaian kinerja. Apabila menggunakan lebih dari satu evaluator,
hendakanya hasil penilaian dihimpun menjadi satu untuk mempermudah proses
tinjau ulang penilaian.
6. Meninjau ulang kinerja. Dalam proses peninjauan ini biasanya ada dua orang yang
memiliki peran, yaitu yang menilai dan yang dinilai. Tipe peninjauan ulang
kinerja ada tiga. Closed Reporting: karyawan yang dinilai hanya diberikan
kesempatan untuk berdikusi sedikit setelah proses penilaian kinerja selesai. Open
Reporting: dalam metode ini karyawan memiliki banyak kesepatan berdiiskusi
kepada evaluator setelah laporan penilaian kinerja selesai dilaksanakan.
8
Coaching: karyawan memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dirinya sendiri
dan evaluator hanya membimbing
Unsur lain yang dapat menyebabkan tinjauan yang tidak efektif adalah
penilai yang tidak siap. Tidak ada yang mengganggu penilaian dibandingkan
dengan memiliki penilai yang tidak tahu apa yang telah dia capai selama masa
evaluasi. Untuk melakukan tinjauan kinerja yang efektif, penilai harus
meluangkan waktu untuk meninjau dan mengevaluasi kinerjanya dengan hati-hati
selama periode waktu yang bersangkutan. Baru setelah ia terbiasa dengan
kinerjanya adalah penilai siap membahas evaluasi.
9
Siapkan review dengan memeriksa informasi yang tersedia mengenai kinerja
karyawan. Tuliskan informasi tambahan jika diperlukan.
Mulailah sesi dengan nada positif untuk mengatur agar karyawan merasa nyaman
dan membuat dia menerima proses peninjauan kinerja.
Jelaskan format sesi review kinerja.
Membuat karyawan sadar akan penggunaan hasil penilaian kinerja mis. pelatihan
dan pengembangan, dekrit gaji, deklarasi promosi.
jika diperlukan, pada pertemuan kedua untuk membahas isu-isu yang tidak terkait
dengan kinerja seperti kenaikan gaji, tujuan masa depan, atau saran
perkembangan.
Mendorong karyawan untuk berpartisipasi, terutama bila penilaiannya berbeda
dari Anda.
Meninjau ulang standar yang akan dibandingkan dengan karyawan untuk
mengingatkannya bahwa prosesnya tidak sepenuhnya subjektif.
Pastikan untuk memuji karyawan atas prestasinya selama periode evaluasi,
mengenali pencapaiannya, dan menunjukkan bahwa karyawan tersebut telah
unggul.
Sorot, tapi jangan menyerah, area di mana kinerja tidak memenuhi standar.
Mmembahas cara-cara untuk meningkatkan kinerja di bidang di mana pekerja
rumah tangga berminggu-minggu atau untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan karyawan kurang efektif daripada yang diinginkan.
pastikan bahwa karyawan mengerti sepenuhnya penilaiannya.
Akhiri diskusi dengan catataan yang positif.
Pada titik ini atasan dan karyawan harus fokus pada masa depan. Sasaran
kinerja kerja harus didiskusikan untuk menetapkan rencana kegiatan. Karyawan
10
dan atasan harus memiliki masukan dalam proses ini. Ini merupakan waktu yang
tepat untuk mengeksplorasi minat karir dan kebutuhan perkembangan karyawan.
karyawan harus menyadari ekspektasi pengawas sehubungan dengan rencana
tersebut.
11
b. Ceklist Berbobot
Sebuah ceklist yang digunakan untuk mengukur suatu nilai pada setiap respon
yang diberikan. Setiap respon dijumlahkan untuk memberikan penilaian secara
keseluruhan.
c. Skala Grafik
Skala ini digunakan untuk menilai perilaku karyawan secara keseluruhan
dengan menggunakan angka sebagai kualitas pekerjaan.
d. Skala Mixed-Standard
Pada skala ini, evaluator dapat mengukur perilaku karyawan dengan tiga
macam pernyataan, yaitu tinggi, sedang, rendah.
e. Skala Force-Choice
Skala ini didesain untuk meningkatkan objektifitas penilaian kinerja dan
memininimalisir hasil penilaian yang subjektif.
f. Critical Incident Method
Insiden kritikal adalah deskripsi tertulis mengenai tingkatkat kerja yang sangat
efektif dan tidak efektif.
g. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Metode evaluasi kinerja karyawan yang berdasarkan perilaku kinerja daripada
sikap atau asumsi mengenai potensi yang dimiliki.
2. Sistem Perbandingan Personel
a. Ranking
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi seorang karyawan berdasarkan
performanya secara keseluruhan.
b. Forced Distribution
Metode ini mengharuskan evaluator untuk menempatkan karyawannya dalam
kelompok yang memiliki persentase tertentu terlebih dahulu berdasarkan
performanya secara keseluruhan.
12
c. Perbandingan berpasangan
Dalam metode ini, evaluator membandingkan pasangan karyawan dengan
kemampuan secara keseluruha dalam melakukan pekerjaan
d. Kendala dengan sistem perbandingan personal
Sistem perbandingan secara personel ini memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya adalah kecenderungan untuk menghasilkan penilaian yang
subjektif. Selain itu menimbulkan rivalitas diantara karyawan.
3. Metode Penilaain Kinerja Berorientasi Hasil
a. Manajemen By Objectives (MBO)
Metode ini adalah proses persetujuan terhadap objektif dalam suatu
perusahaan sehingga manajemen dan karyawan menyetujui tujuan objektif
yang telah ditentukan.
b. Work Planning
Metode ini hampir mirip dengan metode MBO, namun yang membedakan
adalah berfokus pada feedback secara periodik.
4. Memilih Metode Penilaian Personal
Secara umum, tidak ada metode penilaian kinerja terbaik. "Namun,
tergantung situasinya, metode tertentu mungkin lebih baik daripada yang lain.
Misalnya, jika data kinerja obyektif tersedia, MBO adalah strategi yang baik
untuk digunakan. Karyawan akan dibandingkan untuk menentukan kenaikan gaji,
promosi, dan sebagainya, maka beberapa faktor persekutuan harus ditentukan
untuk membuat perbandingan di antara banyak karyawan. Ini biasanya berarti
penilaian numerik kinerja, seperti metode rangking atau penilaian daripada MBO
atau metode perencanaan kerja dimana tujuan karyawan dapat bervariasi. Dengan
demikian, tujuan penilaian kinerja merupakan pertimbangan penting saat memilih
metode penilaian kinerja.
Pertimbangan lain yang harus dilakukan saat memilih metode penilaian
adalah seberapa baik pengendalian jenis kesalahan penilai yang kemungkinan
besar akan dihadapi. Untuk lebih menjelaskan faktor ini, bagian berikut
13
mendefinisikan dan menggambarkan kesalahan atau bias penilai khas yang dapat
terjadi dalam proses penilaian kinerja.
1. Halo Effect
Kesalahan terjadi ketika salah satu karakteristik baik negatif maupun positif
karyawan dianggap mewakili karyawan tersebut dan mengesampingkan proses
penilaian sesungguhnya.
2. Stereotyping
Kesalahan ini terjadi ketika evaluator menempatkan karyawannya ke dalam suatu
kategori yang berdasarkan hanya satu karakteristik.
3. Attributions
Kesalahan karena evaluator menetapkan penyebab untuk perilaku karyawan
sehingga penilaian menjadi subjektif.
4. Efek Resensi
Kesalahan karena performa karyawan dinilai atau dievaluasi berdasarkan
performa jangka pendeknya.
5. Liniency/Stricness Errors
Kesalahan ini karena evaluator menetapkan standar ekstrim dalam proses
penilaian kinerja karyawan.
6. Central Tendency Errors
Kesalahan ini karena evaluator menghindari standar ekstrim dan lebih memilih
menilai karyawan dengan menggunakan standar menengah.
14
sistem ini berguna dalam mengidentifikasi karyawan dengan potensi, memberi
penghargaan kinerja secara merata, dan menentukan kebutuhan karyawan untuk
pembangunan. Ini semua adalah aktivitas yang harus mendukung orientasi strategis
organisasi. Meskipun kegiatan ini jelas berperan dalam mencapai rencana perusahaan
dan sistem penilaian umum pertumbuhan jangka panjang di kebanyakan organisasi
telah difokuskan pada tujuan jangka pendek.
Organizational strategy
Sistem penilaian kinerja bisa gagal karena berbagai alasan. Sistem Penilaian Kinerja
yang Tidak Berhasil
Poorly Defined Systems Sistem yang didefinisikan dengan buruk berarti ada yang
salah dengan desainnya. Seringkali sistem yang didefinisikan dengan buruk muncul
dari "tradisi". Kemungkinan lain adalah sistem tidak didefinisikan dengan baik.
Sistem penilaian kinerja harus dikaitkan langsung dengan tujuan dan strategi
organisasi yang jelas.
Poorly Communicated Systems Bahkan sistem penilaian yang canggih pasti gagal jika
tidak dikomunikasikan dengan baik kepada semua orang yang terlibat.
15
Inappropriate Systems Beberapa karakteristik yang paling umum dari sistem yang
tidak tepat mencakup pengukuran jenis kinerja yang tidak tepat (yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan), meminta orang yang salah untuk melakukan
evaluasi, melakukan diskusi penilaian kinerja terlalu jarang, dan menggunakan sistem
penilaian yang tidak sesuai dengan kinerja yang diukur.
Poorly Supported System Sistem penilaian kinerja bisa gagal jika hanya didukung
oleh manajemen puncak. Bahkan desain penilaian yang baik bisa gagal jika orang
yang menggunakannya tidak berkomitmen terhadap kesuksesannya. Pentingnya
sistem penilaian kinerja yang sukses harus diterima dan didukung oleh semua pihak
yang menggunakannya.
Unmonitored Systems Jika masalah sistem penilaian kinerja tidak terpantau, mereka
bisa menjadi masalah serius seiring berjalannya waktu.
Tujuan yang Jelas Tujuan ini harus mencakup semua tingkatan dan area organisasi
dan mencerminkan kebutuhan masing-masing. Sistem penilaian harus jelas dalam
tujuannya. Karyawan harus tahu apakah itu digunakan untuk menentukan kenaikan
gaji dan promosi atau untuk menentukan kebutuhan pembangunan. Penting untuk
menggambarkan secara jelas siapa yang harus berpartisipasi dalam sistem. Artinya,
apakah karyawan di semua tingkat dilibatkan atau akankah beberapa area atau lapisan
dalam organisasi. Karyawan harus menyadari jenis informasi apa yang akan
dikumpulkan, seberapa sering, dan siapa yang memiliki akses terhadap informasi ini
16
Fleksibilitas Suatu organisasi harus merancang sistemnya dengan fleksibilitas yang
cukup untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Terkadang perlu menetapkan seperangkat prosedur yang berbeda untuk kelompok
atau lokasi karyawan yang sangat berbeda.
Prediktabilitas Waktu penilaian kinerja dan sesi feedback lainnya harus dapat
diprediksi. Beberapa organisasi memiliki dua penilaian kinerja terpisah setiap tahun-
satu untuk pertimbangan gaji dan satu untuk menilai kebutuhan pengembangan
karyawan. Terlepas dari jumlah evaluasi, karyawan harus selalu memiliki
pengetahuan sebelumnya tentang apa yang diharapkan dalam peninjauan kinerja dan
kapan mengharapkannya.
Dialog Kinerja Diskusi kinerja antara penilai dan karyawan mungkin adalah
komponen yang paling penting dari sistem penilaian kinerja yang berhasil. Selama
diskusi, karyawan diberi kesempatan untuk melihat semua penilaian tertulis tentang
kinerjanya, mendiskusikannya dengan evaluator, dan menanggapi keduanya secara
lisan dan tertulis.
Formulir Penilaian Pentingnya bentuk penilaian yang tepat tidak boleh diabaikan.
Sangat penting bahwa formulir tersebut berisi pertanyaan yang berhubungan langsung
dengan pekerjaan karyawan dalam istilah yang dapat dimengerti oleh karyawan.
17
CHAPTER 11
Pilihan Strategis
Variabel External
Dalam mengembangkan dan mendesain system kompensasi, organisasi harus
mempertimbangkan lingkungan eksternal tempat mereka berbisnis. Tiga dari sifat
kompetisi, sifat pasar tenaga kerja, dan peraturan pemerintah.
Sifat Kompetisi
Tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan di pasar produk merupakan
pertimbangan penting ketika sistem kompensasi dirancang. Tekanan harga umumnya
turun, dan kenaikan biaya akibat kenaikan gaji tidak dapat diteruskan ke pelanggan
18
tanpa mempertaruhkan kerugian pangsa pasar. Dalam situasi ini, penghargaan non
ekonomi (seperti promosi, pengayaan kerja, dan program pelatihan dan
pengembangan) mungkin lebih penting dalam skema gaji. Beberapa pesaing, di sisi
lain, meningkatkan fleksibilitas dalam perancangan sistem kompensasi karena
kenaikan upah diserap ke dalam biaya produk atau layanan.
Perancangan sistem reward berfokus pada dua isu: penawaran dan permintaan
tenaga kerja, dan tingkat upah yang dibayarkan pesaing kepada karyawan mereka.
Bila pasokan tenaga kerja lebih besar daripada permintaan, persaingan di antara
pelamar kerja, karena sejumlah posisi terbatas memungkinkan perusahaan membayar
gaji lebih rendah begitu pula sebaliknya.
Regulasi pemerintah
Variabel Internal
Strategi perusahaan
19
berbeda dirancang agar sesuai dengan kondisi strategis yang dihadapi perusahaan.
Kemungkinan satu organisasi bisa memiliki lebih dari satu kompensasi dan sistem.
Filosofi manajemen
Salah satu komponen filosofi manajemen adalah nilai yang diberikan pada
SDM. Nilai ini tercermin dalam hubungan antara manajemen dan karyawan lini
(seperti nilai budaya organisasi tercermin dalam sistem pembayarannya).
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan berbeda dalam banyak hal. Perbedaan itu mencakup berbagai tugas
yang dilakukan; jumlah usaha fisik atau mental, kondisi kerja, tingkat otonomi
(kontrol atas bagaimana, kapan, dan apa yang harus dilakukan), tanggung jawab untuk
tenaga kerja, bahan, dan peralatan dan jumlah interaksi dengan orang lain.
Produktivitas
Produktifitas hanyalah rasio output (produk atau layanan yang disediakan oleh
perusahaan) terhadap input (misalnya, biaya seperti tenaga kerja, modal, energi,
bahan, dan mesin).
20
mana upah organisasi bersaing dengan pesaingnya, tercermin dalam kebijakan tingkat
upah perusahaan. Faktor-faktor yang berpotensi penting untuk dipertimbangkan saat
menentukan pasar tenaga kerja meliputi geografi atau lokasi organisasi, latar belakang
pendidikan atau teknis yang dibutuhkan, jenis industri, persyaratan lisensi atau
sertifikasi, dan pengalaman yang dibutuhkan oleh pekerjaan. Survey upah dan gaji
dirancang membantu analis kompensasi membuat keputusan yang tepat tentang
tingkat upah yang akan menjaga ekuitas eksternal.
Saat merancang survey upah dan survei gaji, manajer harus memperhatikan
(1) memilih pekerjaan mana yang harus diperiksa, (2) menentukan pasar kerja yang
relevan, (3) memilih perusahaan untuk disurvei, (4) menentukan informasi yang akan
diminta, dan (5) menentukan teknik pengumpulan data. Pada dasarnya, tiga pilihan
kebijakan tingkat upah dapat dipilih: memimpin, tertinggal, atau cocok.
Perusahaan juga harus membuat keputusan tentang rentang gaji, kisaran upah
yang diizinkan oleh klasifikasi upah tertentu dan jumlah antara rentang yang tumpang
tindih. Pemerintah menetapkan batas minimum pada kisaran gaji apapun, akan tetapi,
dalam praktiknya, organisasi harus memutuskan upah maksimum dan minimum untuk
pekerjaan atau rangkaian pekerjaan dalam struktur gaji. Maksimal dan minimum ini
didasarkan pada nilai pekerjaan yang ditentukan melalui evaluasi pekerjaan.
Ekuitas internal menetapkan tingkat upah yang sesuai dengan nilai internal
pekerjaan kepada pemberi kerja. Evaluasi pekerjaan adalah proses formal dimana
manajemen menetapkan tingkat upah untuk pekerjaan yang sesuai dengan formula
yang telah ditetapkan sebelumnya. Nilai gaji adalah kelompok pekerja yang memiliki
klasifikasi yang sama sehubungan dengan gaji. Broadbanding ditujukan untuk
memusatkan perhatian manajemen dan karyawan pada hal-hal penting dalam
penyampaian gaji dan pengembangan karir. Salah satu tujuan broadbanding adalah
untuk meningkatkan kemampuan manajer untuk memberi kompensasi kepada orang-
21
orang atas kontribusi mereka terhadap organisasi melebihi apa yang diminta dalam
deskripsi pekerjaan mereka. Kompresi upah merupakan membayar situasi yang timbul
ketika karyawan baru dibawa dengan gaji yang sama dengan gaji yang lebih tinggi
daripada pegawai saat ini.
Jika tujuan kompensasi adalah untuk memotivasi karyawan agar bekerja pada
tingkat terbaik mereka, kemudian pay for performance adalah ide intuitif menarik.
Setelah semuanya, karyawan yang lebih produktif lebih berharga bagi organisasi dan
harus dihargai untuk kinerja yang unggul. Seperti di negara Jepang yang telah
22
memulai mengambil langkah-langkah untuk menghubungkan gaji karyawan dengan
kinerja mereka.
Banyak elemen dari total paket kompensasi yang ditawarkan kepada eksekutif
puncak. Alih-alih gaji dasar yang tinggi, eksekutif menerima kombinasi tunjangan
yang mengarah ke paket kompensasi jumlah yang jauh di atas gaji rata-rata pekerja
atau pemegang saham kompensasi perusahaan. Keistimewaan yang disertakan dalam
paket kompensasi berbeda dengan industri, dewan direksi, dan perusahaan.
Selanjutnya, tunjangan berubah dari waktu ke waktu. Sulit untuk mempertahankan
eksekutif puncak yang berkualitas di perusahaan-perusahaan bermasalah tanpa
beberapa jenis jaminan.
23
Base Pay. Sistem kompensasi ini dirancang menggunakan beberapa bentuk gaji
pokok, yang merupakan dasar yang diterima untuk pekerjaan disesuaikan dengan skill
individu, pendidikan, pengalaman, atau atribut lainnya. Gaji pokok dapat berupa per
jam (dibayar per jam) atau gaji (dibayar mingguan, dua mingguan, bulanan, atau
tahunan). Gaji pokok dapat dilengkapi dengan insentif, pembayaran bonus, atau
bentuk lain dari kompensasi tambahan seperti uang lembur.
Merit Pay. Mungkin bentuk yang paling akrab pay-for-performance adalah membayar
jasa, yang memberikan penghargaan perilaku kerja yang telah terjadi. Kenaikan gaji
didasarkan pada tingkat kinerja individu pada tahun terakhir untuk beberapa standar
kinerja. Merit pay dapat diberikan baik sebagai peningkatan ke dasar gaji atau sebagai
pembayaran lump-sum.
Insentif. Perencanaan insentif terkait gaji untuk beberapa standar kinerja. Standar ini
dapat didefinisikan sebagai tujuan menghemat biaya, kualitas standar, atau tingkat
produksi antara lain. Namun, insentif berbeda dari membayar jasa untuk orientasi;
mereka digunakan untuk mendorong perilaku yang diinginkan. Orientasi waktu
mereka mungkin jangka pendek, panjang jangka, atau kombinasi. Mereka juga bisa
dikaitkan dengan kinerja individu dan / atau kelompok.
24
Commisisions. Rencana komisi biasanya dikembangkan untuk karyawan penjualan,
yang dibayarkan berupa persentase dari penjualan yang dilakukan, atau kombinasi
dari gaji dan komisi (dan / atau bonus).
Stock Ownership Plans. Kepemilikan saham umum adalah bentuk insentif jangka
panjang yang secara tradisional telah tersedia hanya untuk tingkat manajemen
menengah keatas. Secara teori, manajer yang sebagian dibayar dengan saham
perusahaan memiliki bunga yang lebih tinggi dalam profitabilitas jangka panjang
perusahaan. Karyawan diminta untuk tetap dengan perusahaan untuk jangka waktu
tertentu untuk memenuhi syarat untuk kepemilikan.
Stock Options. Dua jenis opsi saham adalah opsi saham klasik dan opsi saham
terbatas. Sebuah opsi saham klasik memberikan karyawan hak untuk membeli saham
perusahaan selama periode waktu tertentu (biasanya 10 tahun ) untuk menetapkan
harga. Harga itu biasanya adalah nilai pasar saham pada hari pilihan yang ditawarkan.
Jika harga naik di atas tingkat itu, para karyawan dapat melaksanakan opsi untuk
membeli saham dan segera menjualnya kembali untuk keuntungan "bebas risiko".
Menawarkan opsi saham kepada manajer dimaksudkan untuk memastikan
kepentingan pribadi mereka di masa depan perusahaan.
Stock Purchase. Dengan cara yang sama bahwa opsi saham dapat mengikat para
eksekutif untuk perusahaan. Organisasi sering memungkinkan karyawan untuk
membeli saham pada nilai pasar biasa atau pada nilai berkurang.
Employee Stock Ownership Plans (ESOPs). ESOPs bekerja secara berbeda dari
rencana pembelian saham. Saat ini, sekitar seperempat, atau sekitar 10 juta, semua
karyawan perusahaan telah terdaftar di sebuah ESOP. Jenis rencana kepemilikan
saham, dirintis pada tahun 1950, memungkinkan karyawan untuk meminjam terhadap
aset perusahaan untuk membeli saham. Kunci program adalah ESOP yang
memungkinkan karyawan jangka panjang untuk mengumpulkan keuntungan besar
berdasarkan gaji tahunan , gaji pertumbuhan, dan harga saham.
25
Pengembangan Sistem Kompensasi yang Dilengkapi dengan Baik
Teori Motivasi
Teori Ekuitas
Teori Harapan
Teori harapan Victor Vroom pada dasarnya memiliki tiga konsep kunci: (1)
kinerja-harapan hasil, (2) nilai (atau kertarikan), dan (3) usaha-harapan kinerja.
Harapan hasil kinerja hanya berarti bahwa seorang individu percaya bahwa setiap
26
perilaku terhubung ke suatu hasil, dan tingkat yang berbeda dari perilaku yang dapat
dihubungkan ke berbagai tingkat hasil tersebut.
Teori Penguatan
27
CHAPTER 12
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Definisi Produktivitas
Secara sederhana produktivitas dapat di artikan output per jam. Hal lain
menyebutkan bahwa produktivitas adalah nilai produksi selama jam kerja dibayarkan.
Rasio ini mentukan profitabilitas dan produktifitas. Akhirnya produktifitas diartiakan
untuk menetukan apakah perusahaan tersebut telah berhasil atau belum.
Mengukur Produktivitas
28
karyawan dan Total Quality Management (TQM) akan dibahas kemudian juga terkait
peningkatan produktivitas.
A. Restrukturisasi Organisasi
Banyak perusahaan telah mencoba untuk menjadi lebih produktif melalui
restrukturisasi organisasi. Restrukturisasi tersebut dapat mencakup berbagai
bentuk : perampingan, merger, dan akuisisi, joint venture, dan globalisasi.
1. Perampingan
Perusahaan yang mengalami penurunan penjualan, pangsa pasar atau
keuntungan pada 1980an dan awal 1990an mulai menyadari bahwa sumber
daya manusianya mahal dan kurang dimanfaatkan. Agar lebih kompetitif,
perusahaan membuat keputusan strategis untuk menurunkan angka
pengeluran mereka.
Langkah selanjutnya adalah pemotongan anggaran. Perampingan dan
pemotongan anggaran merupakan reaksi dari suatu permasalahan. Mereka
tidak dapat disebut sebagai strategi. Professional SDM harus menyadari efek
negative dari perampingan yang dirasakan bukan hanya orang yang keluar
tetapi juga mereka yang tetap tinggal dalam perusahaan. Banyak perusahaan
telah menemukan bahwa memperoleh atau menggabungkan dengan
perusahaan lain dapat meningkatkan produktivitas
2. Merger dan akuisisi
Merger dan akuisisi adalah menggabungkan dua perusahaan atau
lebih.penggabungan dan akuisis menjadi semakin umum, penting bagi
manager SDM untuk terlibat dalam proses akuisis atau merger sejak dini.
Untuk sukses dalam melakukan ini, kami menyarankan sebagai berikut:
Mengenal anggota tim akuisis/merger.
Tunjukan anda memiliki program pelatihan yang bermanfaat bagi
kedua belah pihak. Bagaimana anda mengabungkan dua budaya
29
tersebut. Tunjukan bahwa anda bersedia membantu dengan cara
apapaun.
Bersikap realistis tentang informasi yang akan mereka berikan dan
berapa banyak minat mereka dalam penawaran anda.
Tepat waktu.
Pertahankan sudut pandang yang seimbang.
3. Joint venture
Usaha patungan adalah cara lain organisasi untuk menjadi lebih
produktif. Dengan kemampuan dari masing-masing pasangan dalam usaha
patungan, hasilnya akan lebih baik daripada dilakukan sendiri.
4. Globalisasi
Globalisasi menimbulkan banyakpertanyaan di benak para pelaku
bisnis di U.S. apa sebenarnya globalisasi. Globalisasi memerlukan standar
global seperti kualitas, harga, atau layanan. Globalisasi jelas merupakan
keputusan bisnis yang strategis, yang dapat dan akan dilakukan oleh lebih
banyak perusahaan karena masuk ke wilayah lain di dunia menjadi semakin
mudah.
B. Pendekatan Individual
Dua komponen utama yang mempengaruhi apakah seoranag karyawan itu
produktif: kemampuan dan sikap. Kemampuan hanya sebatas apakah orang itu
mampu melakukan pekerjaan atau tidak. Hal itu dipengaruhi oleh apakah orang itu
memiliki pelatihan, pendidikan, keterampilan, dan alat dan lingkungan yang
diperlukan dalam melakukan pekerjaan itu. Sikap, mengacu pada apakah orang
tersebut ingin melakukan pekerjaan itu. Siakp dipengaruhi oleh motivasi kerja,
kepuasan kerja dan komitmen terhadap pekerjaan yang harus dilakukan.
Organisasi yang mennyediakan program pelatihan dan pengembangan yang
baik, rencana penggantian pendidikan dan peralatan yang canggih diharapkan
karyawan memiliki kemampuan yang tinggi. Demikian pula dengan organisasi
30
yang memiliki kebijakan kompensasi, penghargaan, promosi, dan pengembangan
karir akan meningkatkan sikap positif karyawan terhadap pekerjaan mereka dan
perusahaan.
Kemampuan
Memiliki karyawan yang dapat melakukan pekerjaan mereka secara
efektif, organisasi harus memiliki orang dengan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan atau
perusahaan harus memberikan pelatihan untuk mengembangan kualitas
mereka. Organisasi juga harus menyediakan lingkungan yang kondusif.
Selain itu lingkungan organisasi atau budaya juga harus dirancang untuk
meningkatkan kinerja. Untuk mencapai tujuan ini, banyak organisasi
menggunakan berbagai teknik sperti pelatihan, pengembangan dan
pendidikan angkatan kerja.
Sikap
Perilaku karyawan sangat penting bagi perusahaan manapun.
Perusahaan yang telah menyadari dampak sikap sinisme karyawan dan sikap
negative lainnya dan mengambil langkah untuk mengcontrolnya. Nancy
Austin, konsultan manajemen berpendapat ada beberapa cara untuk
melakukan itu. Pertama karyawan harus peduli mereka itu penting. Kedua
informasi yang penting. Ketiga memberikan saham atau kepemilikan
perusahaan.
C. Kepemimpinan dan produktivitas.
Orang pertama yang membahas gagasan untuk meningkatkan kualitas
produktivitas melalui kepemimpinan adalah ahli statistik Dr. Edward Deming.
Salah satu saran Deming adalah mengubah gaya manajemen yang telah digunakan
di A.S. ini adalah tugas yang sulit. Bagi para manajer untuk mendukung produksi
berkualitas, mereka harus meninggalkan banyak teknik yang telah mereka
gunakan selama bertahun-tahun untuk m,endukung teknik yang lebih terbuka dan
saling berbagi. Mendelegasikan kekuatan, presepsi, dan kontrol demi kebaikan
31
perusahaan. Beberapa manajer telah mampu membentuk gaya kepemimpinan
mereka dengan sukses untuk mempromosikan cara pandang baru di tempat kerja.
Kisah sukses seperti xerox, McDonald and Wal-mart dan lain lain.
Apa yang dibutuhkan sebagai pemimpin yang baik? Untuk menjadi pemimpin
yang baik, seseorang harus memiliki pengikut yang baik. Lalu apa itu pengikut
yang baik? Pengikut yang baik mengelola diri mereka dengan baik. Mereka
berkomitmen terhadap organisasi, tujuan, misi, dan lainnya. Mereka focus untuk
memberikan dampak yang maksimal. Akhirnya mereka berani, jujur dan kredibel.
Menurut Warren Bennis, pemimpin yang baik harus memiliki kualitas
tertentu. Yang paling penting adalah visi membimbing dan gagasan yang jelas
tentang apa yang dia ingin capai, pemimpin yang baik membutuhkan tujuan yang
jelas. Bennis membedakan antara pemimpin dan manager. Dia mengatakan bahwa
pemimpin adalah orang-orang yang melakukan hal yang benar, manajer adalah
orang-orang yang melakukan sesuatu dengan benar. Perbedaannnya utama adalah
bahwa para pemimpin memikirkan mimpi, misi, visi, strategis dan tujuan. Manajer
lebih memikirkan mekanisme control. Pemimpin bertanya apa dan mengapa,
bukan hanya bagaimana.
Keanekaragaman tempat kerja. Begitu seseorang memiliki staf pengajar efektif
yang berkualitas, dia harus menjadi pemimpin yang dapat memotivasi dan
menantang setiap pekerja mereka. Perusahaan khawatir tentang menjaga agar
karyawan ini memiliki komitmen terhadap pekerjaan mereka dan membuatnya
tetap produktif. Lebih jauh lagi, karena keragaman budaya dan generasional di
tempat kerja gaya manajemen tidak akan efektif dengan pekerja.
Dalam manajemen puncak dapat mengembangkan tujuan bagi organisasi
dan kemudian menemukan cara menggabungkan kebutuhan dan hak setiap
generasi ke dalam tujuan ini, setiap orang akan menjadi pemenang.
Kepemimpinan dan Budaya apa yang membuat satu perusahaan mampu
menarik dan mempertahankan kualitas kepemimpinan? Salah satu jawaban untuk
32
pertanyaan ini adalah lingkungan atau budaya organisasi. Organisasi yang
memiliki manajemen lebih baik dari rata-rata memiliki kualitas sebagai berikut:
1. Kebijakan sdm yang kuat dalam kompensasi, promosi, pengembangan dan
latihan
2. Komunikasi yang jelas terhadap kemungkinan pekerjaan.
3. Perencanaan karis berkualitas
4. Kualitas lingkungan kerja.
Pilihan dan penggunaan budaya oleh organisasi adalah keputusan strategis.
Berbagai jenis budaya tersedia bagi organisasi untuk digunakan, gaya
kepemimpinan harus sesuai dengan budaya yang terapkan. Periset berpendapat
bahwa budaya mempengaruhi strategi SDM, termasuk kebijakan pemilihan,
penempatan, prosedur promosi dan pengembangan dan sistem penghargaan.
Manajer SDM harus menyadari hubungan yang kuat antara strategi manajer
berkaitan dengan budaya organisasi dan dampak terhadap peningkatan
produktivitas.
Jika budaya organisasi tidak selaras dengan manajemen atau waktu yang
berubah dengan cepat, organisasi harus memutuskan untuk merubah dan
mengembangkan budayanya. Agar sukses dalam mengubah budaya perusahaan
harus menyadari beberapa hal. Pertama tingkat budaya tidak pernah bisa
dipaksakan. Namun bisa mengubah perilaku seseorang. Dengan mengubah
perilaku karyawan, perusahaan dapat berharap bahwa sikapnya akan berubah pada
prosesnya. Perusahaan harus menyadari kehalusan ini dan berusaha membantu
memandu perubahan tersebut.
Keterlibatan Karyawan
33
jawab dan bertanggung jawab untuk menyiapkan produk atau menawarkan layanan.
istilah itu sendiri dapat merujuk pada berbagai praktik, mulai dari sekedar meminta
ide peningkatan pekerjaan karyawan dalam kelompok kecil yang berjalan dengan
tidak tepat untuk membentuk tim kerja pekerja mandiri yang memiliki kontrol penuh
terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja mereka.
EI didasarkan pada dua prinsip yang telah dikenal oleh manajer selama
bertahun-tahun. Pertama adalah orang yang cenderung mendukung apa yang mereka
bantu ciptakan. Prinsip kedua adalah gagasan bahwa orang yang paling mengerti
adalah mereka yang benar-benar melakukan pekerjaan itu. Meminta informasi dan
partisipasi oarang yang benar-benar melakukan pekerjaan dapat memberikan
wawasan yang tidak tersedia dari para manajer atau konsultan.
34
6. EI menyediakan tim dan organisasi yang lebih besar yang ditunjukan melalui
kerjasama dan koordinasi yang lebih baik anatr anggota di semua tingkat.
7. Ketika terjadi konflik, orang-orang yang terlibat dalam EI lebih mampu
mengatasinya secara konstruktif.
8. EI menghasilakn keputusan yang lebih baik.
35
Kotak saran. Alasan yang mendasari konsep ini adalah sama; karyawan yang
melakukan pekerjaan seharusnya memiliki gagasan bagus tentang bagaimana
melakukannya dengan lebih baik. Kotak saran mendorong semua karyawan untuk
berpartisipasi.
36
pengarah dan dewan TQM. Kelompok-kelompok ini bertanggung jawab untuk
menentukan standar dan kemampuan perusahaan. Mereka juga harus yakin bahwa
sumber daya yang dibutuhkan tersedia dan pelatihan yang dibutuhkan tersedia.
Akhirnya tim peningkatan kinerja di deklarasikan. Pada poin ini organisasi siap
menerapkan TQM. Tim mulai menganalisa di tempat kerja dengan memperhatikan
peningkatannya. Tujuh alat kualitas dasar:
1. Analisis alur proses: menyediakan bagan langkah demi langkah dalam proses
yang diselidiki.
2. Penyebab. Akar penyebab masalah
3. Grafik: menggambarkan tren dan hasil selama periode waktu tertentu untuk
situasi tertentu.
4. Diagram kontrol: menunjukan varisi situaaaaasi dari waktu ke waktu
5. Scattergram: menunjukan ada tidaknya hubungan linier antar variabel.
6. Histogram: menggambarkan distribusi dari mean dan seberapa dekat dengan
normal.
7. Pareta chart: memprioritaskan kategori dari yang paling tidak penting.
Kelompok TQM memulai perubahan dan diakui atas prestasinya. TQM terus
memberikan organisasi cara untuk terus memaksakan diri menjadi lebih produktif.
37
CHAPTER 13
PERENCANAAN KEUNTUNGAN
Pilihan-pilihan Strategi
1. Berapa banyak uang yang digunakan untuk menjangkau benefit karyawan yang
harus dibayar perusahaan? Berapa banyak yang harus dibayarkan karyawan?
2. Manajer harus memutuskan berapa kesuluruhan rencana tersebut.
3. Manajer harus membuat pilihan fundamental tentang seberapa fleksibel program
benefit itu.
Pilihan strategi kedua yang dihadapi perusahaan adalah seberapa luas dan
mendalam jangkauannya. Seluruh perusahaan harus menawarkan jangkauan
38
keuntungan tertentu karena hukum, yang disebut dengan keuntungan wajib
(compulsory benefit). compulsory benefit merupakan berbagai manfaat yang harus
ditawarkan semua pengusaha seperti yang sudah diamanatkan oleh undang-undang.
39
Komposisi Perencanaan Keuntungan
Benefit diklasifikasikan menjadi enam kategori, yaitu:
40
Sedangkan funded plan merupakan rencana yang membayarkan benefit atas
sejumlah uang yang dikumpulkan dan diinvestasikan khusunya untuk membayar
benefit pensiun.
Asuransi pensiun dapat berupa insured pensions dan uninsured pensions.
Insured pensions yaitu dana administratif melalui perusahaan asuransi yang
menjamin pembayaran asuransi, sedangkan uninsured pensions ialah rencana
administrasi oleh perusahaan; dianggap kurang stabil dan terjamin
dibandingkan insured pensions.
Bila ditinjau dari kontribusinya, maka dibagi menjadi sesuatu yang bersifat
menyokong (contriburory) dan yang tidak (noncontriburory). Noncontriburory
pensions merupakan rencana yang sama seluruh dana pensiun dibayar oleh
perusahaan, sedangkan contriburory dibayar juga oleh karyawan.
Benefit pensiun dibagi menjadi defined contribution plan dan defined benefit
plan. Defined contribution plan merupakan rencana tingkat kontribusi yang
dibayarkan bersifat tetap dan benefit pensiunan bervariasi. Defined benefit
plan adalah rencana benefit dibayarkan pada karyawan dan metode telah
ditentukan.
Selain itu, terdapat juga portable pension plan, yaitu rencana yang
memungkinkan karyawan memindahkan benefit mereka dari satu perusahaan ke
perusahaan lain tanpa kehilangan jumlahnya. Para pemilik vesting right yaitu hak
untuk menerima benefit dari rencana pensiun. Sebagian besar perusahaan kini
menawarkan pensiun dini dimana seseorang dapat pensiun di bawah usia yang
ditentukan, dengan benefit lebih sedikit.
4. Jaminan terkait time-off
Kebanyakan perusahaan menawarkan jaminan time-off dalam bentuk holiday
pay, vacation pay, dan cuti. Karyawan yang melewatkan liburan seperti Tahun
Baru, Hari Kemerdekaan, dan hari raya tetap digaji. Kebanyakan karyawan
sekarang ini juga ditawarkan liburan yang ditanggung perusahaan. Salah satu
bentuk cuti yang paling umum adalah cuti hamil dan melahirkan. Terdapat
41
juga disability leave yaitu cuti yang ditawarkan perusahaan pada individu yang
terluka atau sakit karena pekerjaan mereka.
5. Asuransi kesehatan
Asuransi kesehatan yang ditawarkan mencangkup jaminan
medis, disability, perawatan gigi, asuransi jiwa, naungan hukum, dan asuransi
kendaraan. Benefit atas asuransi kesehatan banyak menghabiskan dana
perusahaan. Beberapa cara untuk mengurangi biaya terkait asuransi kesehatan,
sebagai berikut.
a. Self-funding, dimana karyawan membayar sendiri asuransi kesehatan mereka
b. Employee copayment, memerlukan karyawan untuk membayar premi bagian
mereka setiap bulan
c. Employee pays deductible (karyawan membayar sejumlah dana yang sudah
dikurangi)
d. Program kesehatan atau kebugaran
e. Health Maintenance Organizations, perlindungan kesehatan bersifat
pencegahan.
f. Preffered Provider Organizations, hal ini memungkinkan karyawan
memiliki lebih banyak pilihan daripada yang ditawarkan program perawatan
kesehatan
g. Program pembatasan psikiatris dan penyalahgunaan alkohol dan obat
terlarang
Beberapa isu tambahan yang dihadapi dalam asuransi kesehatan meliputi
populasi yang semakin menua karena menurunnya tingkat kelahiran, AIDS, tes
narkoba, dan meningkatnya cangkupan asuransi.
Benefit asuransi yang bersifat nonmedis juga ditawarkan oleh beberapa
perusahaan untuk kendaraan bermotor, rumah, dan asuransi properti pribadi pada
tingkat yang lebih rendah daripada individu.
42
6. Benefit finansial, sosial dan rekreasi
Benefit ini dapat digolongkan sebagai tambahan, yaitu kompensansi nontunai
dalam bentuk benefit spesial atau khusus. Benefit nonfinansial dapat berupa
penggunaan mobil perusahaan, belanja yang dibebankan perusahaan, keanggotaan
klub, membantu menjual dan membeli rumah, penggunaan kondominium yang
dimiliki perusahaan. Hal tersebut contoh kompensasi tambahan yang tersedia bagi
para manajer, eksekutif, dan beberapa karyawan.
Rencana investasi karyawan membuat para karyawan menyisihkan sebagian
uang untuk berinvestasi. Hal ini dapat berupa employee stock ownership
plan (ESOP) yang memungkinkan rencana berbagi profit dengan cara karyawan
ditawarkan kesempatan untuk membeli saham organisasi.
Benefit lain dapat berupa benefit pendidikan, perawatan anak, perawatan
orang tua, rencana kafetaria (yang memungkinkan karyawan memilih perencaan
sesuai gaya hidup mereka), serta benefit ramah keluarga (yang menawarkan
jadwal fleksibel).
Meskipun tidak ada yang dapat secara akurat memprediksi keadaan benefit di
masa depan dengan tingkat kepastian yang tinggi, satu analisis menunjukan
kecenderungan sebagai berikut:
1. Lebih banyak cuti yang dibayarkan, agar lebih banyak refreshing dan
memenuhi kerja sosial.
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Perencaan karir
4. Housing, yang memungkinkan menyediakan pembantu rumah tangga serta
bantuan saat karyawan sedang berduka
5. Pensiun yang lebih lama
43
6. Benefit pasangan domestik
7. Liburan
8. Komputer
44