Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

AMDAL PABRIK KELAPA SAWIT


“disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah analisis dan pegendalian pencemaran lingkungan”

Disusun Oleh :
Dian Puspitasari E61151002

TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
KOTA BANDUNG
2017
1. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (KONDISI
UMUM AREAL KERJA)
Secara administratife lokasi areal rencana perkebunan dan pabrik kelapa sawit dengan luas
35.500 Ha, dan kapasitas 65 ton TBS/hari terletak di Distrik Arso Timur Kabupaten Keerom
Provinsi Papua. Areal proyek ini di lewati oleh dua aliran sungai, yaitu Sungai Tami di sebelah
barat dan Sungai Bewani di sebelah tengah areal.secara makro bentuk lahannya datar dengan
ketinggian relatif sama. Ketinggian (elevasi) terdapat dibagian timur areal, yaitu mencapai 125 m
dpl, sedangkan daerah sekitar aliran sungai berkisar antara 25 sampai 50 m dpl. Adapun batas
lokasi kerja perkebunan dan pabrik kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1) Sebelah utara berbatasan dengan kota jayapura
2) Sebelah timur berbatasan dengan Negara papua new guine
3) Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten pegunungan bintang
4) Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten jayapura

Amdal merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada
tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. yang dikaji dalam proses
Amdal: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat
sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai
dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui
secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif
maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat
dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak
positif.
Kegiatan perkebunan ini dapat dimulai dari kota jayapura menuju kebupaten keerom melalui
akses darat. Secara umum kondisi jalan tanah yang kurang ditimbun pasir dan batu. Sehingga
susah dillewati kendaraan dan banjir pada waktu hujan. Adapun Kondisi fisik lokasi kegiatan
perkebunan dan pabrik kelapa sawit ini adalah sebagai berikut :
1. Iklim
Lokasi areal kerja mempunyai suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan
areal hutan primer suhunya adalah 31,0 0C. kelembaban udara di areal studi rata-rata berkisar
antara 86% sampai 90%, dengan pelaksanaan pengukuran pada siang hari. kelembaban
tertinggi berada pada areal hutan primer. Dengan demikian dapat ditunjukan bahwa
kelembaban udara di lokasi kegiatan cukup tinggi.
2. Tanah
Secara fisik jenis tanah di areal proyek merupakan lempung liat berdebu.
Kelerengannya sebesar 0% - 25% dengan bentuk wilayah datar sampai agak curam
(berbukit). Topografi di areal kerja hampir mencapai 0 – 200 meter dpl. Sehingga perlu di
lakukannya pengujian laboratorium mengenai kualitas tanah tersebut.
3. Geologi
Menurut peta geologi keerom/areal proyek terletak pada formasi aluvian yerbentuk
dari bahan endapan berupa kerikil, pasir, dan lumpur seluas 17.457 Ha (95,2%) dan formasi
gunung api Jamur seluas 881 Ha (4,8%).
4. Erosi Tanah
Kegiatan perkebunan kelapa sawit akan menimbulkan dampak penting pada
parameter erosi tanah yang dipengaruhi oleh enam factor utama, yaitu curah hujan,
erodibiilitas tanah, panjang kemiringan, gradiean kemiringan, factor penutupan tanah, dan
praktek konservasi tanah.
5. Hidrologi dan kualitas air
Lokasi wilayah kerja dipengaruhi oleh curah hujan dan kondisi vegetasi sebagai
penutup lahan yang akan memberikan pengaruh besar bagi hidrologi dan kualitas air. Hal ini
dikarenakan wilayah studi merupakan tipe iklim A dengan curah hujan merata sepanjang
tahun.
6. Sedimentasi
Sedimentasi adalah jumlah material tanah berupa kadar lumpur dalam air oleh aliran
air sungai yang berasal dari hasil proses erosi di hulu, yang diendapkan pada suatu tempat di
hilir dimana kecepatan pengendapan butir-butir material suspense telah lebih kecil dari
kecepatan angkutannya. Dari proses sedimentasi, hanya sebagian material aliran sedimen di
sungai yang diangkut keluar dari DAS, sedangkan yang lainnya mengendap di lokasi tertentu
selama menempuh perjalanan di sungai. Indicator terjadinya sedimentasi dapat dilihat dari
besarnya kadar lumpur di dalam air yang terangkut oleh aliran air sungai. Makin besar kadar
sedimen yang terbawa aliran berarti kondisi DAS semakin tidak sehat.
7. Biota perairan
Biota perairan terdiri dari plankton, benthos, dan nekton. Plankton merupakan
organism renik (tumbuhan dan hewan) yang hidupnya melayang-layang secara pasif dalam
tubuh air, sementara benthos merupakan organism dasar yang dapat terlambat/menempel di
permukaan substrak atau relative menetap di dasar perairan. Komposisi jenis-jenis renik
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia perairan (kualitas air).
Dengan memperhatikan semua kondisi fisik wilayah rencana kerja atau proyek
perkebunan kelapa sawit, Maka kita dapat menyimpulkan bahwa daerah ini bisa dan cocok
untuk dilakukan usaha perkebunan kelapa sawit dengan memperhatikan komponen-
komponen lingkungannya dan upaya pengelolaan terhadap dampak yang akan terjadi.
2. PEMBAHASAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA SAWI SELUAS 35.500 Ha
DENGAN KAPASITAS 65 TON/TBS/HARI
2.1 rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit
Rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit berdasarkan pertahapannya,
sebagai berikut :
2.1.1 Tahap Pra-Kontruksi
Tahap pra kegiatan terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut :
a) Kegiatan Sosialisasi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan awal yaitu berupa sosialisasi yang merupakan
suatu kegiatan yang memberikan penjelasan kepada masyarakat yang berada disekitar
wilayah proyek mengenai gambaran umum kegiatan yang akan dilaksanakan serta
dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan tersebut dengan melibatkan instansi teknis
terkait. Pada kegiatan ini juga disampaikan tentang pola kemitraan yang akan
dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa melalui pendekatan-pendekatan kepada masyarakat
seiring dengan kegiatan awal perkebunan kelapa sawit dan selanjutnya akan
dilaksanakan dalam bentuk program pengembangan masyarakat.Sosialisasi diprakirakan
akan menimbulkan dampak berupa :
1) Sikap dan persepsi masyarakat, dan
2) Konflik social.
Kegiatan ini akan memberikan respon dari masyarakat kepada pemrakarsa,
apakah positif atau negatif. Dampak negative dari sosialisasi ini, diantaranya adalah
konflik social yang biasa terjadi, yaitu masalah kepemilikan lahan yang digarap oleh
masyarakat.
b) Penerimaan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan setiap tahap kegiatan perkebunan kelapa sawit mengenai
tenaga kerjanya langsung dari penduduk setempat dan dibutuhkan pekerja ± 5000 –
10.000 pekerja. Dengan demikian terbuka lapangan kerja dan lapangan usaha bagi
masyarakat setempat.
Terbukanya lapangan pekerjaan akan menimbulkan dampak turunan berupa
perubahan tingkat penfapatan dan taraf hidup masyarakat yang diterima (bekerja), pola
konsumsi, aktivitas perekonomian, serta adanya pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitar areal proyek. Penerimaan tenaga kerja dalam kegiatan ini akan berdampak pada
parameter :1) Peluang kerja dan usaha, 2)Mata pencaharian penduduk. 3)Tingkat
pendapatan dan taraf hidup, 4) Pertumbuhan perekonomian, dan 5) Sikap dan persepsi
masyarakat.
c) Mobilisasi Peralatan
Untuk menunjang kegiatan perkebunan kelapa sawit sangat diperlukan alat-alat
berat maupun kendaraan operasional proyek. Pada pelaksanaan kegiatannya
direncanakan akan menggunakan jalur darat dengan menggunakan mobil pengangkut
khusus. Kegiatan ini diprakirakan dapat menimbulkan dampak berupa gangguan
lalulintas umum sebagai dampak primer jika jalur yang digunakan adalah jalan umum
yang selanjutnya berpotensi mengancam keselamatan masyarakat akibat terjadinya
kecelakaan dan juga penurunan kualitas udara.
2.1.2 Tahap Konsruksi
Pada tahap konstruksi yang diprakirakan mempunyai dampak potensial yaitu :
a) Survey Lahan Dan Penataan Areal Kerja
Penataan batas terutama penataan batas luar akan menghasilkan batas hak
penggunaan lahan bagi kegiatan perkebunan kelapa sawit. Hal ini akan mengurangi
kebebasan masyarakat disekitarnya untuk menggunakan lahan tersebut. Diprakirakan
kegiatan ini akan menimbulkan dampak potensial, antara lain :1) Sikap dan persepsi
masyarakat, 2) Pola kepemilikan lahan, dan 3) Konflik lahan, yang dapat berujung
pada konflik social.
b) Penyiapan Lahan
Kegiatan penyiapan lahan yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkunga, yaitu antara lain :1) Land clearing, 2) Pembuatan teras, 4)
Pembuatan (parit), dan 5) Pembuatan jaringan jalan.
Kegiatan-kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap
:1)Komponen daya dukung lingkungan, mencakup sifat kimia, fisika dan biologi
tanah, 2) Komponen agroklimat, 3) Kualitas air, mencakup sifat fisika, kimia air dan
biota air, 4) Komponen biologi, mencakup komunitas flora dan fauna, 5) Komponen
sosekbud, dan 6) Kesehatan masyarakat
Hilangnya vegetasi akibat land clearing menimbulkan dampak terhadap satwa
liar dilindung, vegetasi dilindungi, suhu dan kelembaban udara (iklim mikro)
peningkatan laju erosi. Dampak peningkatan laju erosi berpotensi menimbulkan
dampak turunan berupa peningkatan sedimentasi, penurunan kualitas air
(peningkatan TSS) dan biota perairan.
Kegiatan pembangunan jalan akan meningkatkan aksebilitas desa-desa atau
pemukiman di sekitar areal kerja dan dapat meningkatkan mobilitas penduduk, baik
antar desa maupun pemukiman dan kota maupun pusat-pusat kegiatan perekonomian
yang bersangkutan. Kegiatan pembangunan jalan, merupakan bagian dari
pembangunan infrastruktur masyarakat suatu wilayah, sebagai cerminan adanya
proses pembangunan ekonomi, sehingga akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat wilayah sekitar areal perkebunan kelapa sawit.
Dengan adanya perubahan taraf hidup masyarakat, yang ditandai dengan
peningkatan pendapatan dan adanya pembangunan infrastruktur dapat berdampak
kepada tingkat pendidikan dan kualitas kesehatan masyarakat. Secara langsung dapat
memberikan kemudahan pencapaiannya (peningkatan aksebilitas) bagi masyarakat
maupun secara tidak langsung yaitu kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan dan kesehatan tersebut. Kegiatan land clearing merupakan peluang usaha
bagi masyarakat yang berpotensi menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan
pendapatan masyarakat.
c) Pembibitan
Kegiatan ini yang diprakirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, yaitu antara lain :1) Pengisian tanah pada polybag, 2) Penanaman
kecambah, 3) Transplanting, 4) Penyiraman, 5) Pengendalian HPT bibit,6) Peupukan
bibit, 7) Pengendalian gulma, dan 8) Penyeleksian bibit.
Kegiatan-kegiatan dalam pembibitan dapat memberikan dampak terhadap
peluang usaha dan pendapatan masyarakat. Terbukanya peluang usaha masyarakat
berpotensi menimbulkan dampak turunan terhadap tingkat pendapatan dan taraf
hidup masyarakat yang terlibat serta pola konsumsi masyarakat. Selain itu, kegiatan
ini terutama menyangkut penggunaan pestisida dan pupuk kimia, juga berpotensi
memberikan dampak terhadap kualitas daya dukung lahan, kualitas air dan kondisi
flora serta fauna di wilayah proyek.
d) Penanaman
Kegiatan penanaman yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan, yaitu antara lain : 1) penanaman LCC, 2) pemancangan, 3)
pembuatan lubang tanam, 4) pemupukan pada lubang tanam, 5) pengangkutan dan
pelangsiran bibit, 6) penanaman bibit kelapa sawit, dan 7) pemagaran.
Kegiatan penanaman berpotensi menimbulkan dampak terbukanya lapangan
usaha bagi masyarakat berupa upah borong pengangkutan dan penanaman bibit. Hal
ini berkontribusi pada terbukanya lapangan usaha yang berdamapak pada tingkat
pendapatan dan taraf hidupmasyarakat yang terlibat. Kegiatan pengangkutan dan
bibit dari lokasi pembibitan menuju lahan kerja.
e) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan 1 s/d TM 1
Pada kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, yaitu antara lain : 1) Penyisipan tanaman, 2) Pengendalian gulma
dipiringan secara manual, 3) Pengendalian gulma di jalan panen secara kimia, 4)
Pengendalian gulma selektif secara manual, 5) Ablasi, 6) Pemupukan, 7) Sensus
tanaman, Penandaan blok tanaman, 8) Pemantauan dan pengendalian HPT, 9)
Pemeliharaan jalan, dan 10) Pemeliharaan saluran drainase
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap :1)Komponen daya
dukung lahan, mencakup sifat kimia, fisika dan biologi tanah, 2) Komponen
agroklimat, 3) Kualitas air, mencakup sifat fisika, kimia dan biologi air. 4)
Komponen biologi, mencakup komunitas flora dan fauna, 5) Komponen sosekbud,
dan 6) Kesehatan masyarakat.
f) Pembangunan Infrastruktur Sarana dan Prasarana
Tahapan kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup adalah pembersihan lahan vegetasi penutup tanah, pematangan lahan dan
pendirian bangunan. Pembersihan lahan berpotensi menimbulkan dampak terhadap
vegetasi, habitat satwa liar, laju erosi, sedimentasi dan kualitas air permukaan.
g) Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Pendirian bengunan berpotensi menimbulkan dampak terciptanya peluang
usaha, pendapatan masyarakat dan adanya resiko kecelakaan kerja. Hilangnya
vegetasi penutup tanah akibat pembersihan lahan menimbulkan dampak turunan
berupa migrasi satwa liar dan peningkatan laju erosi. Sementara itu, dampak
peningkatan laju erosi menimbulkan dampak turunan berupa peningkatan
sedimentasi dan penurunan kualitas air permukaan.
2.1.3 Tahap Operasional
Pada tahap ini komponen kegiatan yang akan menimbulkan dampak potensial adalah :
a) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan TM
Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, yaitu antara lain : 1) Pembersihan piringan, TPH, 2) Kalibrasi alat
semprot, 3) Pemeliharaan alat semprot, 4) Pengendalian gulma secara manual, 5)
Pemupukan dan pruning, 6) Sensus tanaman, dan 7) Pemantauan dan pengendalian
HPT. Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap :
1)Komponen daya dukung lahan, mencakup sifat kimia, fisika dan biologi tanah.
2)Komponen agroklimat, 3) Kualitas air, mencakup sifat fisika, kimia dan biologi air,
4) Komponen biologi, mencakup komunitas flora dan fauna, 5) Komponen sosekbud,
dan 6) Kesehatan mesyarakat.
b) Pemanenan TBS
Kegiatan pemanenan yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkunga, yaitu antara lain :1) Pemanenan TBS, dan 2) Pengangkutan TBS.
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terciptanya lapangan usaha
bagi masyarakat.Selain itu juga, kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Kegiatan pengangkutan TBS juga
memberikan dampak terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat, kesehatan dan
keselamatan kerja, serta kualitas udara. Dampak terhadap kualitas udara adalah
terjadinya peningkatan kadar debu akibat proses pengangkutan TBS dari lokasi
panen menuju PKS.
c) Pemeliharaan Infrastruktur Sarana Prasarana
Kegiatan ini diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak terhadap
kesehatan dan keselamatan kerjadan kualitas hidrologi.
d) Pengolahan TBS (CPO) dan Limbah PKS
Kegiatan ini di perkirakan berpotensi menimbulkan dampak antara lain :1)
Terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat, 2) mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja, 3) berdampak pada kualitas hidrologi, 4) berpengaruh pada
kualitas udara, dan 5) berdampak pada kualitas daya dukung lahan.
e) Pengendalian Limbah PKS ( IPAL )
Kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak, antara lain : 1)Terciptanya
lapangan usaha bagi masyarakat, 2) Mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja,
3) berdampak pada kualitas hidrologi, 4) berpengaruh pada kualitas udara, dan 5)
berdampak pada kualitas daya dukung lahan.
f) Pengamana Areal Proyek
Kegiatan penyuluhan, pembuatan papan informasi/ pencegahan/ peringatan
beserta fasilitasnya di perkirakan dapat memperbaiki sikap serta dapat menurunkan
tekanan masyarakat terhadap keamanan areal proyek dan lingkungan hidup.
g) Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat
Kegiatan ini berdampak pada komponen social ekonomi mayarakat, yaitu
peluan bekerja dan peluang berusaha, peningkatan pendapatan dan peningkatan taraf
hidup, peningkatan pendidikan, pertumbuhan perekonomian, sikap dan
presepsi mayarakat. Pada komponen kesehatan berdampak pada komponen sanitasi
dan status gisi.
2.1.4 Tahap Pasca Operasi
Pada akhirnaya perkebunan kelapa sawit akan berujung pada akhir kegiaatan yaitu :
a) Revegetasi
Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak potensial berupa :1)Pemulihan erosi,
2) sedimentasi, 3) kesuburan lahan, 4) meningkatnya potensi vegetasi, dan 5)
meningkatnya potensi satwa liar.
b) Pemutusan Hubungan Kerja
Kegiatan ini dapat menimbulkan dampak potensial berupa :1) Kesempatan
bekerja dan berusaha.2) Sikap dan presepsi mayarakat, dampak ini bersifat langsung
( primer )
c) Demobilisasi Peralatan
Kegiatan ini di perkirakan dapat menimbulkan dampak potensial berupa :1)
Peluang bekerja dan berusaha.2) Ganguan lalulintas umum sebagai dampak primer
jika jalur yang di gunakan adalah jalan umum.Dapat mengancam keselamatan
masyarakat, dan 3) Sikap dan presepsi mayarakat.
d) Pengembalian Areal Kerja.
Pada kegiatan ini di perkirakan berpotensi menimbulkan dampak berupa sikap
dan presepsi mayarakat, bersifat positif karena dapat memanfaatkan jaringan jalan
perkebunan kelapa sawit sebagai jalan umum masyarakat.
KETERANGAN :

MATRIKS KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRIK KELAPA


SAWIT SELUAS 35.500 Ha DENGAN KAPASITAS 65 TON/TBS/HARI
I) TAHAP PRAKONTRUKSI
1. Sosialisasi Kegiatan
2. Penerimaan Tenaga Kerja
3. Mobilisasi Peralatan
II) TAHAP KONTRUKSI
4. Penataan Areal Kerja
5. Penyiapan Lahan
6. Pembibitan
7. Penanaman
8. Pemeliharaan, TBM-TM 1
9. Pembangunan Infrastruktur Sarana - Prasarana
10. Pembangunan PKS + IPAL
III) TAHAP OPERASI
11. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
12. Pemanenan
13. Pemeliharaan Infrastruktur
14. Pengolahan Kelapa Sawit
15. Pengendalian Limbah PKS
16. Pengamanan Areal Perkebunan PKS
17. Pembinaan Dan Pengembangan Masyarakat
IV) PASCA OPERASI
18. Revegetasi
19. Pemutusan Hubungan Kerja
20. Demobilisasi Peralatan
21. Pengembalian Areal Kerja
2.2 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING KEGIATAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Prakiraan dampak rencana kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit, meliputi :
2.2.1 Tahap Pra Konstruksi
Dampak yang akan dipantau akibat kegiatan pada tahap pra konstruksi, yaitu
dantaranya :
1. Sosialisasi Rencana Kegiatan
a) Sikap dan Presepsi Masyarakat
Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan perkebunan dan pabrk kelapa
sawit akan berdampak pada presepsi masyarakat, bahwa masyarakat setuju dan
mengharapkan agar perkebunan dan pabrik kelapa sawit dapat memenuhi
aspirasi dan keinginan mereka serta adanya penerimaan tenaga kerja dari warga
sekitar areal kegiatan. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak
penting terhadap sikap dan presepsi positif masyarakat adalah sosialisasi
rencana kegiatan.
2. Penerimaan Tenaga Kerja
a) Peluang Bekerja dan Berusaha
Kegiatan ini berdampak terhadap penerimaan tenaga kerja, yaitu
tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan dapat membuka
lapangan usaha lain. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting
terhadap tersedianya lapangan pekerjaan dan usaha bagi masyarakat adalah
kegiatan penerimaan tenaga kerja dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja untuk operasional perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
b) Tingkat Pendapatan dan Taraf Hidup
Kegiatan ini berdampak dengan diterimanya masyarakat bekerja dan
mendapatkan kemudahan peluang berusaha, maka tingkatan pendapatan
penduduk akan bertambah dan berdampak pada peningkatan taraf kehidupan
masyarakat. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
tingkat pendapatan dan taraf hidup adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja
dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk operasional perkebunan
dan pabrik kelapa sawit.
c) Pertumbuhan Pusat Perekonomian
Kegiatan ini berdampak terhadap pertumbuhan pusat perekonomian yang
merupakan dampak turunan dari dampak-dampak yang telah terjkadi
sebelumnya. Diharapkan desa-desa disekitar areal kerja perkebunan dan pabrik
kelapa sawit akan dapat melengkapi kebutuhan pokoknya melalui pertumbuhan
kios-kios yang ada didalam desa, karena perputaran uang akan meningkat
dengan masuknya rencana kegiatan terkait.
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
tingkat pendapatan dan taraf hidup adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja
dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk operasional perkebunan
dan pabrik kelapa sawit.

3. Mobilisasi Kegiatan
a) Ganguan Lalu Lintas
Kegiatan ini berdampak pada gangguan lalu lintas pada ruas-ruas jalan
yang dirasakan masyarakat yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan
perkebunan dan pabrik kelapa sawit dan juga sungai disekitar lokasi kegiatan.
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
munculnya gangguan lalu lintas umum adalah pergerakan alat-alat berat yang
diperlukan dalam pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit.
b) Keselamatan Masyarakat
Kegiatan ini berdampak pada keselamatan masyarakat akibat mobilisasi
alat-alat yang digunakan selama tahapan persiapan tahapan konstruksi
pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit dan juga kepada masyarakat
umum pengguna sarana prasarana umum dan operator alat-alat itu sendiri.
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
keselamatan masyarakat adalah transportasi alat-alat yang digunakan dalam
proses pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang dapat
meningkatkan kemungkinan kecelakaan lalu lintas.
2.2.2 Tahap Konstruksi
1. Penataan Areal Proyek
a) Konflik Lahan
Kegiatan ini berdampak pada konflik lahan yang bersifat negatif,
masyarakat akan bereaksi pada saat ladang atau kebun miliknya dipatok pada
kegiatan penataan batas areal kerja perkebunan pabrik kelapa sawit dan
pemerintah terkait dengan tata batas areal. Komponen kegiatan yang menjadi
sumber dampak penting terhadap konflik lahan masyarakat adalah kegiatan
penataan batas areal kerja perkebunan kelapa sawit.
b) Sikap dan Presepsi Masyarakat
Kegiatan ini berdampak pada presepsi masyarakat menyatakan setuju
dan berharap agar aspirasi dan keinginannya dapat dipenuhi. Komponen
kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap Sikap dan presepsi
masyarakat adalah kegiatan penataan batas areal kerja rencana kegiatan.

2. Penyiapan Lahan
a) Laju Erosi
Kegiatan ini berdampak terhadap terjadinya peningkatan laju erosi pada
saat penyiapan lahan di areal kerja perkebunan pabrik kelapa sawit yang
negative. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
peningkatan laju erosi tanah adalah kegiatan penyiapan lahan yang
menghilangkan vegetasi dan lapisan penutup tanah.
b) Laju Sedimentasi
Kegiatan ini berdampak terhadap laju sedimentasi, yaitu berupa
peningkatan beban sedimen pada badan perairan di sekitar lokasi penyiapan
lahan. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap laju
sedimentasi adalah kegiatan penyiapan lahan perkebunan pabrik kelapa sawit.
c) Perusakan Hutan dan Lahan
Dampak penting perusakan hutan dan lahan adalah hilangnya flora dan
fauna, menurunkan kualitas udara dan menyebabkan konflik social.
Sumber dampak penting berasal dari kegiatan pembakaran kayu/ranting dalam
proses penyiapan lahan dan/atau pembuangan bahan-bahan mudah terbakar
sembarangan pada areal kerja.
d) Tata Guna Air (Hidrologi)
Dampak penting terhadap tata guna air adalah terjadinya penurunan
kuantitas air yang melewati areal perkebunan pabrik kelapa sawit. Sumber
dampak penting berasal dari kegiatan penyiapan lahan yang berdampak peda
terjadinya erosi serta hilangnya suumber air yang mengakibatkan penurunan
debit air sungai.
e) Kualitas Air
Dampak penting kualitas air adalah terjadinya penurunan kualitas air
pada badan perairan di sekitar lokasi penyiapan lahan perkebunan pabrik
kelapa sawit. Sumber dampak penting berasal dari kegiatan penyiapan lahan
yang berdampak pada terjadinya erosi serta sedimentasi.
f) Biota Perairan
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
biota perairan berasal dari kegiatan penyiapan lahan yang berdampak pada
terjadinya erosi, sedimentasi hidrologi dan kualitas air.
g) Iklim Mikro
Dampak penting Iklim mikro adalah terjadinya perubahan iklim mikro
akibat pembersihan lahan pada kegiatan penyiapan lahan. Dengan masuknya
cahaya matahari akibat pembersihan lahan ke dalam lantai kebun akan
meningkatkan suhu, mengurangi kelembaban di dalam perkebunan kelapa
sawit. Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
iklim mikro adalah kegiatan penyiapan lahan, khususnya pembersihan lahan.
h) Satwa Liar Dilindungi
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
penurunan jenis dan populasi satwa liar dilindungi adalah kegiatan penyiapan
lahan yang menghilangkan vegetasi sebagai habitat satwa liar dilindungi.
i) Aksebilitas
Dampak penting dari kegiatan aksebilitas adalah kemudahan aksebilitas
bagi masyarakat setempat berupa pembangunan jalan poros saja tetapi juga
akibat aktifnya lalu lintas di sekitar areal kerja.
j) Peluang Bekerja dan Berusaha
Dampak penting dari kegiatan peluang bekerja dan berusaha adalah
terbukanya kesempatan bagi masyarakat sekitar areal kerja untuk
meningkatkan tingkat perekonomiannya melalui peluang bekerja dan berusaha.
k) Mobilitas dan Persebaran Penduduk
Dampak penting dari kegiatan ini adalah terbukanya kesempatan untuk
meningkatkan perekonomian melalui Mobilitas dan persebaran penduduk
perkebunan kelapa sawit.
3. Pembibitan
a) Populasi hama penyakit tanaman
Dampak penting dari kegiatan ini adalah meningkatnya populasi hama
penyakit tanaman yang dapat mengganggu kelestarian tanaman lainnya.
b) Sikap dan presepsi masyarakat
Dampak ini adalah dampak turunan dari dampak populasi hama penyakit
tanaman. Agar dapat mengelola tanaman dengan baik dan benar.
4. Penanaman
a) Laju Erosi
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhadap
peningkatan laju erosi tanah adalah kegiatan pembuatan lubang untuk bibit
kelapa sawit yang menghasilkan tanah hasil galian dan penanaman.
b) Laju Sedimentasi
Dampak laju sedimentasi merupakan dampak lanjutan dari dampak
erosi, akibat kegiatan penanaman cenderung bersifat negatif yaitu terjadinya
peningkatan sedimentasi pada badan sungai yang berhulu atau melewati
lokasi kegiatan perkebunan. Sehingga mempengaruhi kualitas hidrologi,
kualitas air dan kualitas kesuburan lahan. Dengan melakukan pengelolaan yang
baik maka laju sedimentasi dapat diminimalisir bahkan dapat dihindari.
c) Iklim Mikro
Dampak positif iklim mikro adalah terjadinya perubahan iklim mikro
akibat penanaman. Juga akan mempengaruhi suhu dan kelembaban areal
perkebunan kelapa sawit
d) Kualitas Air
Dampak kualitas air merupakan dampak lanjutan dari dampak erosi dan
sedimentasi yang disebabkan oleh erosi tanah selama kegiatan penanaman yang
bersifat negatif yaitu terjadinya penurunan kualitas air sungai yang melewati
areal kerja.
e) Biota Perairan
Dampak biota perairan merupakan dampak lanjutan dari dampak
kualitas air, sedimentasi dan erosi yang disebabkan oleh kegiatan penanaman
yang bersifat negatif yaitu terjadi penurunan kualitas biota perairan yang
melewati areal kerja.
5. Pembangunan Bangunan Perusahaan dan PKS
a) Peluang bekerja dan Berusaha
Dampak penting dari kegiatan peluang bekerja dan berusaha adalah
terbukanya kesempatan bagi masyarakat sekitar areal kerja untuk
meningkatkan tingkat perekonomiannya melalui peluang bekerja dan berusaha.
b) Tingkat Pendidikan
Dampak penting dari parameter pendidikan dalam kegiatan
pembangunan bangunan dan PKS adalah peningkatan bangunan dan partisipasi
masyarakat dalam pendidikan.
6. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
a) Kesuburan Tanah
Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu
keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat
keasaman (pH) tanah.
b) Kualitas Kimia Air Sungai
Dampak penting dari kegiatan ini adalah kandungan oksigen terlarut
(DO), BOD,Fe, dan PO4.
2.2.3 Tahap Operasi
1. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
a) Kesuburan Tanah
Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu
keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat keasaman
(pH) tanah.
b) Kualitas Kimia Air Sungai
Dampak penting dari kegiatan ini adalah kandungan oksigen terlarut
(DO), BOD,Fe, dan PO4.
c) Satwa Liar Dilindungi
Komponen kegiatan yang menjadi sumber dampak penting terhdap
penurunan jenis dan populasi satwa liar dilindungi adalah kegiatan penyiapan
lahan yang menghilangkan vegetasi sebagai habitat satwa liar dilindungi.
d) Biota Perairan
Dampak biota perairan merupakan dampak lanjutan dari dampak kualitas
air dan pemupukan yang disebabkan oleh kegiatan peliharaan TM yang bersifat
negatif yaitu terjadi penurunan kualitas biota perairan yang melewati areal kerja.
2. Pemanenan
a) Peluang Bekerja
Dampak penting dari kegiatan peluang bekerja adalah terbukanya
kesempatan bagi masyarakat sekitar areal kerja untuk meningkatkan tingkat
perekonomiannya melalui peluang bekerja.
3. Pengolahan TBS (CPO) dan Limbah PKS
a) Kesuburan Tanah
Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu
keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat keasaman
(pH) tanah.
b) Kualitas Kimia Air Sungai
Dampak penting dari kegiatan ini adalah kandungan oksigen terlarut (DO),
BOD,Fe, dan PO4.
4. Pembinaan Kebun Plasma
a) Kesuburan Tanah
Dampak penting dari kegiatan ini pada sifat kimia tanah yaitu
keseimbangan N-tanah, Pospor, dan Kalium yang tersedia dan tingkat keasaman
(pH) tanah.
2.2.4 Tahap Pasca Operasi
1. Pemutusan Hubungan Kerja Sama
a) Peluang Bekerja
Dampak penting dari tahap ini adalah hilangnya kesempatan kerja untuk
meningkatkan perekonomiannya pada perkebunan pabrik kelapa sawit.
b) Sikap dan Presepsi Masyarakat
Dampak penting dari tahap ini adalah kekecewaan masyarakat akibat
kehilangan pekerjaan karena pengembalian areal kerja.
2. Demolitas Peralatan
a) Gangguan Lalu Lintas
Kegiatan ini akan berdampak kepada gangguan lalu lintas pada ruas jalan
yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan perkebunan pabrik kelapa sawit.
b) Keselamatan Masyarakat
3. Pengembalian Areal PKS
a) Sikap dan Presepsi
Dampak penting dari tahap ini adalah kekecewaan masyarakat akibat
kehilangan pekerjaan karena pengembalian areal kerja.

Anda mungkin juga menyukai