Anda di halaman 1dari 8

Akut Miokard Infak (AMI)

AMI adalah kondisi akut yang dapat


disebabkan oleh pembentukan trombus, oklusi
arteri koroner atau spasme arteri kokrener. AMI
sering terjadi antara pukul 6 pagi dan sore hari.
Tujuan dari pengobatan adalah mengurangi ukuran
infak dan menstabilisasi irama jantung (tabel 8-1).

Patofisiologi
Infak miokardium mengacu pada proses
rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
berkurang. Penyebab penurunan suplai darah
mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner
karena aterosklerosis atau penyumbatan total
arteri oleh emboli atau trombus. Penurunan aliran
darah koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau
perdarahan. Pada setiap kasus ini selalu terjadi
ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen jantung.

Manifestasi Klinis
Banyak penelitian menunjukkan pasien dengan
infak miokardium biasanya pria, di atas 40 tahun,
dan mengalami aterosklerosis pada pembuluh
koronernya, sering disertai hipertensi arterial.
Serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda
diawal 30-an atau bahkan 20-an. Wanita yang
memakai kontrasepsi pil dan merokok mempunyai
risiko sangat tinggi. Namun secara keseluruhan,
angka kejadian infak miokardium pada pria lebih
tinggi dibanding wanita pada semua usia.
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung
terus menerus, terletak di bagian bawah sternum
dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya
muncul. Nyeri akan terasa semangkin berat sampai
tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan
berat, bisa menyebar ke bahu dan lengan biasanya
lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini
muncul secara spontan (bukan setelah bekerja
berat atau gangguan emosi) dan menetap selama
beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan
hilang dengan istirahat maupun nirtogliserin. Pada
beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan
leher. Nyeri sering disertai dengan napas pendek,
pucat, berkeringat dingin, pusing dan kepala
ringan, dan mual serta muntah.
Pasien dengan diabetes melitus mungkin tidak
merasa nyeri berat bila menderita infak
miokardium, karena neuropati yang menyertai
diabetes mempengaruhi neuroseptor, sehingga
menumpulkan nyeri yang dialaminya.

Intervensi Keperawatan
Penghilang nyeri dada. Penghilang nyeri
dada adalah prioritas utama pada pasien dengan MI
akut, dan terapi medis diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut, sehingga penatalaksanaan nyerid
dada merupakan usaha kolaborasi antara dokter
dan perawat. Tetapi karena nyeri dada merupakan
bagian proses penyakit akut dan bukan komplikasi
MI, maka penatalaksanaan nyeri dada pasien
disajikan dalam diskusi intervensi keperawatan;
kolaborasi antara perawat dan dokter sangat
penting dalam mengkaji respons pasien terhadap
terapi medis dan dalam merubah pengobatan yang
sesuai.
Metode yang dipakai untuk menghilangkan
nyeri dada sehubungan dengan MI adalah
pemberian terapi Vasodilator dan obat anti
koagulan intravena. Nitrogliserin dan heparin
adalah obat pilihan. Terapi trombolitik (mis.,
streptokinase, anistreplase) sangat
menguntungkan bagi mereka yang dapat mencapai
fasilitas kesehatan dengan segera dan mereka
yang memenuhi syarat klinis, artinya tidak ada
kontra indikasi mayor terhadap obat ini.
Terapi tersebut sangat penting karena, selain
menghilangkan nyeri, mereka juga mengurangi
atau mencegah cedera jantung permanen.
Meskipun analgetik, khususnya morfin, dapat dan
sering digunakan, obat ini tidak secara langsung
melindungi otot jantung seperti agens vasodilator
dan antikoagulan.
Oksigen harus diberikan bersama dengan
terapi medis untuk menjamin penghilangan nyeri
secara maksimal. Menghirup oksigen meskipun
dengan dosis rendah mampu meningkatkan kadar
oksigen dalam sirkulasi dan mengurangi nyeri
berhubungan dengan rendahnya kadar oksigen
dalam sirkulasi. Cara pemberian biasanya melalui
kanula hidung dan kecepatan aliran oksigen ini
harus dicatat. Apabila tidak terjadi proses penyakit
lain yang menyertai, kecepatan aliran 2 sampai 4
liter permenit biasanya dapat mempertahankan
kadar saturasi oksigen 96% sampai 100% secara
adekuat.
Tanda vital dikaji lebih sering selama pasien
merasakan nyeri.
Istirahat fisik di tempat tidur dengan bahu
dan kepala dinaikkan atau kursi jantung (“cardiac
chair”), dapat membantu mengurangi nyeri dada
dan dispnu. Posisi kepala yang lebih tinggi akan
menguntungkan berdasar alasan berikut:
1. volume tidal dapat diperbaiki karena tekanan isi
perut terjadap diafragma berkurang, sehingga
pertukaran gas akan lebih baik.
2. Drainase lobus atas paru lebih baik
3. Aliran balik vena ke jantung (preload) berkurang,
sehingga mengurangi kerja jantung.
Memperbaiki fungsi respirasi. Pengkajian
fungsi pernapasan yang teratur dan teliti dapat
membantu perawat mendeteksi tanda-tanda awal
komplikasi yang berhubungan dengan paru.
Perhatian yang mendalam mengenai status volume
cairan dapat mencegah overloading jantung dan
paru. Menganjurkan pasien untuk bernafas dalam
dan merubah posisi sesering mungkin akan
mencegah pengumpulan cairan didasar paru.
Meningkatkan perfusi jaringan yang
adekuat. Menjaga agar pasien tetap ditempat
tidur atau kursi sangat membantu mengurangi
konsumsi oksigen jantung (MVO2). Memeriksa suhu
kulit dan denyut nadi perifer sesering mungkin
perlu dilakukan untuk mengetahui bahwa perfusi
jaringan adekuat. Oksigen dapat diberikan untuk
meningkatkan suplai oksigen dalam sirkulasi.
Pengurangan kecemasan. Membina
hubungan saling percaya dalam perawatan pasien
sangat penting untuk mengurangi kecemasan. Beri
kesempatan pada pasien sesering mungkin untuk
berbagi rasa mengenai keprihatinan dan ketakutan.
Rasa diterima akan membantu pasien mengetahui
bahwa perasaan seperti itu masuk akal dan normal.
Pendidikan pasien dan pertimbangan
perawatan di rumah. Cara paling efektif untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program
perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit
adalah dengan memberikan pendidikan mengenai
proses penyakitnya. Bekerja sama dengan pasien
dalam mengembangkan perencanaan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus,
akan meningkatkan potensial kepatuhan.
Pemantauan dan penatalaksanaan
komplikasi potensial. Komplikasi yang dapat
terjadi setelah infak miokardium akut disebabkan
oleh kerusakan pada jantung dan sistem hantaran
akibat menurunnya aliran darah koroner. Karena
komplikasi tersebut dapat mengakibatkan
kematian, maka identifikasi dini tanda dan gejala
kardianal yang mencetuskan awitan sangat
penting.
Pasien dipantau dengan ketat bila terdapat
perubahan perubahan frekuensi, irama, serta bunyi
jantung, tekanan darah, nyeri dada, status
pernapasan, haluaran urin, suhu dan warna kulit,
perubahan penginderaan, dan perubahan nilai
laboratorium. Setiap perubahan kondisi pada
pasien harus segera dilaporkan kepada dokter dan
harus segera dilakukan tindakan darurat bila perlu.
Protokol trombolitik sering diberikan jika
pasien memenuhi kriteria pengobatan yaitu usia
kurang dari 75 tahun, dengan nyeri terjadi kurang
dari 6 jam setelah onset dan tidak ada riwayat
injuri baru, pembedahan atau cerebrovaskuler
accident. Protokol atau pedoman umum meliputi:
1. Aspirin oral, untuk mengurangi agregasi platelet,
aspirin mungkin dapat dikunyah untuk
meningkatkan kecepatan absorbsi.
2. Medikasi Trombolitik/Streptokinase, tissu
plasminogen aktibatur (t-PA) atau anisoylated
plasminogen streptokinase aktivator complex
(APSAC) secara intravena untuk melarutkan
trombus. Dosis tergantung pada produk yang
digunakan. Referfusi sering menyebabkan
penurunan segmen ST, menurunkan nyeri dada
pasien dan mungkin referfusi disaritmia
(bradikardi, irama fungsional).

Dosis
t-PA Standar dosis 1 jam pertama 60 mg iv.
(aktivase) Setelah itu 6-10 mg iv
selama 1-2 menit.
Sisanya dengan infus
20 mg untuk sejam
kemudian.
Dosis akselerasi 3 jam kemudian 20 mg.

15 mg iv bolus
kemudian 50 mg iv
Dosis infus selama 30 menit
desesuaikan dan sisanya 35 mg
dengan BB selama 1 jam.

15 mg iv bolus
kemudian 0,75 mg/Kg
Infus selama 30 menit,
kemudian 0,50 mg/Kg
Infus selama 60 menit.
Dosis total tidak lebih
dari 100 mg
Streptokin 15 million unit (dilarutkan dalam 25 ml
ase D5%) dengan iv infus selama 1 jam

30 unit iv bolus selama 2-5 menit


APSAC
(eminase)
Tabel 8-1 Miokard Infak
Data Subjektif Data Objektif Intervensi
Additional
- Nyeri dada - Kulit muka - Pasang 2
crushing pucat jalur infus
hebat - Rales terpisah
meliputi pernafasan untuk
seluruh dada - Hipo/hipert administrasi
- Nyeri ensi medikasi
menyebar - Bradi/takik - Pemberian
turun ke ardi nitrogliserin
aspek ulnar - Kardiak secara
tangan ventrikular sublingual
sebelah kiri disaritmia atau iv infus
- Mual/munta (PVC) - Pemberian
h - Bunyi morfin surfat
- Nafas jantung S4 iv titrasi
pendek (s/d untuk
- Berkeringat komplians menurunkan
- Cegukan – miokard) nyeri
masanya - Perubahan - Dimungkink
pada infak pada ECG, an pemberian
inferior gelombang T bera bloker
mungkin di hiperakut, (Lopressor) iv
sebabkan elevasi atau per oral
oleh iritasi segmen ST jika pasien
diafragma - Peningkata tachikardi
n kadar CPK dan
s/d kerusakan hipertensi
otot jantung - Pemberian
(peningkatan protokol
isoenzim CPK- trombolitik
MB)
Pelaksanaan by pass jantung-paru (sirkulasi
ekstra corporeal) pada pasien dalam kondisi ED
biasanya digunakan pada situasi tertentu.
Semua pasien dengan suspek atau benar-benar
infak harus di rawat untuk diobervasi atau
kemungkinan dilakukan prosedur pembedahan
seperti PTCA (Perdutaneous Transluminal Coronary
Angioplasti) dan atau pembedahan by pass
jantung.

Anda mungkin juga menyukai