Anda di halaman 1dari 12

JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA SAWAHAN
PORONG SIDOARJO

WIWIT WIDIANA NINGSIH


201001073

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2014
LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA SAWAHAN
PORONG SIDOARJO

WIWIT WIDIANA NINGSIH


201001073

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Iis Fatimawati S.Kep.,Ns.,M.Kes. Ika Suhartanti S.Kep.,Ns.


PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku mahasiswa sekolah tinggi ilmu kesehatan Majapahit
Mojokerto.
Nama : Wiwit Widiana Ningsih
NIM : 201001073
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Setuju naskah jurnal ilmiah yang di susun oleh bersangkutan setelah mendapat
arahan dari pembimbing dipublikasikan dengan mencantumkan nama Tim
pembimbing sebagai coauthor.

Demikian harap maklum.


Mojokerto, 01 Juli 2015

WIWIT WIDIANA NINGSIH


NIM: 201001073

Mengetahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Iis Fatimawati S.Kep.,Ns.,Mkes., Ika Suhartanti S.Kep.,Ns.


PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA SAWAHAN
PORONG SIDOARJO

Wiwit Widiana Ningsih, Iis Fatimawati, Ika Suhartanti

Abstrak

Penyakit darah tinggi merupakan penyakit yang digolongkan sebagai the


silent killer (pembunuh diam-diam). Salah satu solusinya yaitu dengan pemberian
jus mentimun, karena mentimun berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah
tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian jus mentimun
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancang bangun
true experimental. Variabel independen adalah pemberian jus mentimun dan
variabel dependen adalah penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Populasi sebanyak 87 orang dengan sampel sebanyak 72 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian ini
dilakukan di Desa Sawahan Porong Sidoarjo pada tanggal 24 Februari s/d 24
April 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi dan
pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring dan tabulating.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada
kelompok perlakuan yang sebelumnya mengalami hipertensi sedang yaitu
sebanyak 16 responden (44,4%) menurun menjadi normal tinggi yaitu sebanyak
28 responden (77,8%).
Berdasarkan hasil uji wilcoxon signed rank test diperoleh nilai signifikansi p
value = 0,003 (ρ < 0,05), maka H1 diterima yang artinya ada pengaruh pemberian
jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hal
ini disebabkan karena adanya mekanisme kontrol sistem saraf pernafasan yang
mempengaruhi kecepatan detak jantung dan perubahan tekanan darah yang
menyesuaikan dengan kecepatan pernafasan yang terjadi setelah diberikan jus
mentimun.
Pemberian jus mentimun cukup berpengaruh dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi, sehingga diharapkan tenaga kesehatan khususnya
perawat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan
mentimun (Cucumis Sativus) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

Kata kunci : Pemberian Jus Mentimun, Tekanan Darah, Hipertensi

Pembimbing : 1. Iis Fatimawati S.Kep.,Ns.,M,Kes.


2. Ika Suhartanti S.Kep.,Ns.
Perihal : Jurnal Karya Tulis Ilmiah
Email : wiwitwidiana 12@gmail.com
PENDAHULUAN

Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang mendapat


perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang
ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu
(Yundini, 2006). Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan sistoliknya
mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Myrank,
2009). Kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan, hal ini antara lain dihubungkan
dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko
penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga,
merokok, dan makanan yang tinggi kadar lemaknya (Infokes, 2012). Gangguan
emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi yang
berlebihan, tembakau dan obat-obatan sangat berperan beresiko hipertensi
(Beavers, 2007).
Cara untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan metode
farmakologis (menggunakan obat) dan non farmakologis (tanpa obat) (Myrank,
2009). Beberapa jenis buah dan sayuran yang berkhasiat menurunkan tekanan
darah tinggi antara lain seledri, ketimun, labu siam, selada air, lobak, tomat,
belimbing wuluh, belimbing manis, semangka, wortel, pisang, apel, dan kiwi.
Mengingat kandungan mineral dari mentimun yaitu potassium, magnesium dan
fospor sangat banyak, serta harganya yang relatif masih murah, maka dianjurkan
penderita hipertensi memilih mentimun untuk alternatif menurunkan tekanan
darah (Mangonting, 2008).Pemanfaatan mentimun dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi yaitu dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(melalui air seni) (Mangonting, 2008). Buah mentimun mempunyai sifat hipotensif
(menurunkan tekanan darah). Karena kandungan air dan kalium dalam mentimun
akan menarik natrium ke dalam intraseluler dan bekerja dengan membuka pembuluh
darah (vasodilatasi) yang dapat menurunkan tekanan darah (Beevers, 2007).
Kandungan mentimun yang berperan dalam meregulasi tekanan darah adalah
potasium/kalium yang tinggi akan meningkatkan konsentrasi didalam cairan
intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan
menurunkan tekanan darah karena efek vasodilatasi pembuluh darah, kalium
merupakan ion utama didalam cairan intrasel yang bekerja berkebalikan dari
natrium/garam (Astawan, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Januari
2014 di Desa SawahanPorong Sidoarjo, Desa Sawahan merupakan desa yang
paling banyak penderita hipertensi, sepanjang tahun 2013 jumlah penderita
hipertensi sebanyak 87 pasien. Dari studi pendahuluan yang dilakukan kepada 5
orang penderita hipertensi dengan diberikan terapi pemberian jus mentimun
dengan dosis 2x200 gram per hari (pagi dan sore) selama 2 minggu, 4 pasien
(80%) mengalami penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, hal ini
menjelaskan bahwa terapi jus mentimun cukup berperan dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.Kandungan mineral kalium, magnesium,
dan serat di dalam mentimun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
Mineral magnesium juga berperan melancarkan aliran darah dan menenangkan
saraf (Nirmala, 2008).
Berdasarkan studi pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui “Pengaruh Pemberian jus mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Penderita Hipertensi di Desa SawahanPorong Sidoarjo”.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental yaitu


penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya
keterlibatan dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam,
2013). Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah trueexperimental
(eksperimental sungguhan) dengan teknik pratest dan pasca test,yaitu
mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melihat kelompok kontrol
disamping kelompok eksperimental yang dipilih dengan menggunakan teknik
acak. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok diawali dengan pra-tes, dan setelah
pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran kembali (pasca tes) (Nursalam,
2013). Populasi yang ditelitiadalahSemua penderitahipertensi di DesaSawahan
Kecamatan porong sidoarjo sejumlah 87 orang . Analisis data yang digunakan
adalah uji wilcoxon signed rank test.
Tehnik pengumpulan Data Dalam pengumpulan data peneliti dibantu oleh
kader kesehatan Desa Sawahan. Sebelum pengumpulan data, peneliti mengadakan
pertemuan dengan para observer/kader untuk membicarakan tentang pengisian
cara pemberian terapi jus mentimun dan cara pengisian lembar observasi.
Kemudian peneliti melakukan pendekatan kepada responden penelitian dan
menjelaskan mengenai tujuan penelitian. Setelah itu, peneliti melakukan observasi
awal atau pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi yang disebut
dengan pre-test dengan menggunakan lembar cheklist diisi oleh observer sebelum
dilakukan perlakuan pemberian jus mentimun, kemudian peneliti memberikan
terapi jus mentimun dengan dosis 2x200 gram per hari (pagi dan sore) selama
2minggutanpa air dangula. Pada hari ke 14 peneliti melakukan observasi akhir
atau pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi yang disebut dengan
post-test.
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
untuk mengetahui tekanan darah pada penderita hipertensi, dan alat pengukur
tekanan darah (sphygmomanometer air raksa dan stethoscope) dan alat timbangan
duduk untuk mengukur berat mentimun.
Pengambilan keputusan didasarkan pada besarnya nilai yaitu bila α< 0,05
maka H1 diterima, artinya Jus mentimun berpengaruh dalam penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Jika nilai α > 0,05 maka H1 ditolak, artinya Jus
mentimun tidak berpengaruh dalam penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.7 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus mentimun terhadap


penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok
perlakuan di Desa Sawahan Porong Sidoarjo

Tekanan Darah Post-test


Tekanan darah Normal Hipertensi
Normal Total
Pre-test Tinggi Ringan
f % f % f % f %
Optimal 0 0 0 0 0 0 0 0
Normal 0 0 0 0 0 0 0 0
Normal tinggi 1 2,8 4 11,1 0 0 5 13,9
Hipertensi ringan 0 0 15 41,7 0 0 15 41,7
Hipertensi sedang 0 0 9 25 7 19,4 16 44,4
Hipertensi berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Hipertensi sangat berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 1 2,8 28 77,8 7 19,4 36 100
p value = 0,003 α = 0,05

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tekanan darah sesudah diberikan


jus mentimun pada kelompok perlakuan sebagian besar responden terjadi
penurunan tekanan darah yaitu sebanyak 32 responden (88,9%) dan sebagian kecil
responden tidak terjadi penurunan tekanan darah yaitu sebanyak 4 responden
(11,1%).
Penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi dapat dilakukan dengan cara non farmakologis. Mengingat semakin
tingginya harga obat. wajar jika minat masyarakat untuk mernilih alternatif
penyembuhan tanpa obat sangat besar penyembuhan itu memang harus dilakukan
lebih ekstra hati-hati. Khususnya untuk penderita hipertensi. penyembuhan itu
harus dilakukan dengan setalu memperhatikan risiko yang mungkin timbul
(Dalimartha, 2008).
Hasil penelitian menyatakan ada perbedaan tekanan darah yang signifikan
antara tekanan darah pada kelompok perlakuan sesudah diberikan jus mentimun
dan pada kelompok perlakuan 2 minggu setelah pengukuran tekanan darah awal di
Desa Sawahan Porong Sidoarjo. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya
mekanisme kontrol sistem saraf pernafasan yang mempengaruhi kecepatan detak
jantung dan perubahan tekanan darah yang menyesuaikan agar sebanding dengan
kecepatan pernafasan yang terjadi pada kelompok perlakuan.
Tabel 4.8 Tabulasi silang pengaruh pemberian jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi kelompok
kontrol di Desa Sawahan Porong Sidoarjo

Tekanan Darah Post-test


Tekanan darah Normal Hipertensi Hipertensi
Total
Pre-test Tinggi Ringan Sedang
f % f % F % f %
Optimal 0 0 0 0 0 0 0 0
Normal 0 0 0 0 0 0 0 0
Normal tinggi 2 5,6 0 0 0 0 2 5,6
Hipertensi ringan 14 38,9 12 33,3 0 0 26 72,2
Hipertensi sedang 0 0 7 19,4 1 2,8 8 22,2
Hipertensi berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Hipertensi sangat berat 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 16 44,4 19 52,8 1 2,8 36 100
p value = 0,003 α = 0,05

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa tekanan darah sesudah diberikan


jus mentimun pada kelompok kontrol sebagian besar responden terjadi penurunan
tekanan darah yaitu sebanyak 21 responden (58,2%) dan hampir setengahnya
responden tidak terjadi penurunan tekanan darah yaitu sebanyak 15 responden
(41,7%).
Berdasarkan hasil uji wilcoxon signed rank test diperoleh hasil nilai
signifikansi p value = 0,003 (ρ < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa nilai p value
lebih kecil dari standart signifikansi 0,05 maka H1 diterima. Dengan demikian
terdapat pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Desa Sawahan Porong Sidoarjo.
Pemanfaatan mentimun dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi yaitu dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (melalui air seni)
(Mangonting, 2008). Dimana mentimun mengandung mineral yaitu potassium,
magnesium, dan pospor. Selain itu mentimun juga bersifat diuretic karena
mengandung banyak air sehingga menbamtu menurunkan tekanan darah (Myrank,
2009). Sementara di dalam Nirmala (2008) Penderita hipertensi sangat
disarankan untuk mengkonsumsi mentimun, karena kandungan mineral kalium,
magnesium, dan serat di dalam timun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
Serta mineral magnesium yang juga berperan melancarkan aliran darah dan
menenangkan saraf.

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun pada kelompok kontrol
sebagian besar responden mengalami hipertensi ringan dan pada kelompok
perlakuan sebagian besar responden mengalami hipertensi sedang.
2. Tekanan darah sesudah diberikan jus mentimun pada kelompok kontrol
sebagian besar responden mengalami hipertensi ringan dan pada kelompok
perlakuan sebagian besar responden mengalami tekanan darah normal
tinggi.
3. Terdapat pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi di Desa Sawahan Porong Sidoarjo.

B. Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat menerapkan penatalaksanaan penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi dengan cara non farmakologis yaitu
dengan pemberian jus mentimun secara terautr setiap hari.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat lebih aktif dalam memberikan penyuluhan
tentang pemanfaatan mentimun (Cucumis Sativus) terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi, sehingga informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk
mencegah terjadinya hipertensi yang lebih berat.
3. Bagi Masyarakat/Responden
Diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam mencari informasi
tentang cara untuk menurunkan tekanan darah, sehingga masyarakat dapat
melakukan penatalaksanaan untuk mencegah hipertensi dengan benar.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti dapat menggunakan data referensi penelitian ini sehingga
peneliti selanjutnya dapat mengembangkan konsep atau melakukan
penelitian tentang cara penatalaksanaan penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi dengan cara yang lebih mudah dan jumlah sampel
yang lebih banyak, sehingga dapat diaplikasikan untuk mencegah
hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astawan M dan Andre LK. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama
Beevers, D.G. 2007. Tekanan Darah. Penerjemah Oscar H. Simbolon. Jakarta:
Dian Rakyat.
Carpenito, LyndaJuall M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:
EGC
Dalimartha, Setiawan. (2008). Care YourSelf. Jakarta: Penebar Plus
Elisa, Diana Julianti, dkk. (2005). Kesehatan Keluarga: Bebas Hipertensi dengan
Terapi jus. Bogor: Citra Gran
Khomsan, Ali (2009). Rahasia SehatDengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: PT.
Kompas Palmerah Media Nusantara
Harmanto, Ning (2007). Herbal untuk Keluarga Jus Herbal Segar dan
Menyehatkan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Hidayat A. Alimul (2010). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika
Infokes. (2012). Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi.
http://www.depkes.go.id
Majalah Nirmala. (2008). Mentimun Si ’Dingin’ dengan 1001 Manfaat.
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cy
bermed%7C0%7C0%7C6%7C477
Mangoting, D. etal. (2008). Tanaman Lalap Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar
Swadaya
Myrank. (2009). Awas, Bom Hipertensi!. ttp://www.myrank.web.id/tag/hipertensi
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Nursalam (2013). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, A;Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC
Setiadi (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Smeltzer, C. S &Bare, G. B. (2004). Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah edisi
8. Jakarta. EGC
Sugiono (2010). Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta
Yundini. (2006). Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi. http://group.yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai