Anda di halaman 1dari 1

Pada tahun 1987 Thomas Knoll, seorang Kandidat Doktor di

Univerasitas Michigan, Amerika Serikat (AS ), membeli ‘Apple Mac


Plus ‘terbaru untuk mendukung pengerjaan tesisnya. Komputer yang
dibelinya itu tidak mampu menampilkan gambar berwarna grayscale
yang berkualitas pada monitor monokrom. Thomas meberanikan diri
membuat kode sendiri untuk memperbaiki kekurangan tersebut
dibantu adiknya Jhon Knoll. Pengalaman dalam meraih Piala Oscar
tahun 1989 (kategori efek visual terbaik film ‘The Abyss’), serta
partisipasi dalam film ‘ StarWars’ dan ‘Star Trek’, meyakinkan
Thomas untuk mampu mengubah komputernya. Ia yakin bahwa
software yang sedang dibuat itu mirip sekali dengan yang digunakan
di ILM (Industrial Light & Magic), tempat Jhon bekerja. Thmas
serius mengembangkan software image pertamanya, yang kemudian
lahir dengan nama ‘Display’. Mereka berhasil mengembangkan suatu
metode inovatif yang belakangan dikenal sebagai ‘plug-ins’.
Tepatnya sebuah fitur untuk menyelaraskan tones, hue, dan
saturation, serta beberapa kontrol keseimbangan gambar lainnya. Saat
pengembangan’Display’ menjadi semakin baik, hasilnya pun muncul
dengan nama ‘ ImagePro’. Baru pada tahun 1988, perusahaan scaner
BarneyScan terarik untuk membelinya sebagai software bawaan
scaner. Saat itulah nama Photoshop itu lahir. Photoshop muda ini
hanya dibuat 200 copy sehingga belum dikenal sebagai masyarakat
luas. Mereka lalu mencoba mencari peruntugan di kawasan Industri
terkenal, “Silicon Valley”

Anda mungkin juga menyukai