PENDAHULUAN
Kanker Payudara merupakan salah satu topik yang diperlukan dalam bidang
kesehatan dalam suatu masyarakat, serta merupakan kajian studi yang sangat menarik
untuk dipelajari dalam dunia pendidikan. Kanker payudara menempati urutan pertama
pada wanita setelah kanker leher rahim. Di Indonesia 96% tumor payudara justru
dikenali oleh penderita itu sendiri sehingga memudahkan dokter untuk mendeteksi
kanker payudara. Berbeda dengan di negara barat dimana setiap wanita usia subur
sehingga stadium dini kanker payudara ditemukan jauh lebih tinggi daripada di negara
berkembang. Hal ini disebabkan tidak ada keharusan untuk wanita usia subur
memeriksakan payudaranya.
Makalah ini dibuat dengan harapan kita yang akan menjadi tenaga kesehatan
terdapat dalam masyarakat, terutama Kanker Payudara (Ca Mamae). Dengan mengetahui
pencegahannya, sehingga dapat dengan segera mengenali penyakit ini, dan dapat
12. Apakah sasaran kesehatan masyarakat dan upaya dalam ilmu kesehatan masyarakat ?
16. Apakah peran sarjana kesehatan masyarakat dalam melakukan edukasi pada masyarakat
1.3 Tujuan
12. Mengetahui sasaran kesehatan masyarakat dan upaya dalam ilmu kesehatan masyarakat ?
16. Mengetahui peran sarjana kesehatan masyarakat dalam melakukan edukasi pada
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan
berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali
(Mardiana, 2007).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada
kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit (Tapan, 2005).
1. Etiologi
Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara spesifik, namun ada
2. Anak perempuan dan saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara
4. ulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama (>30 tahun)
8. Kontrasepsi oral
Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama
penyakit kanker payudara. Sampai saat ini terjadinya kanker payudara diduga akibat
interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan dan
hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam tubuh yang berlebihan. Pertumbuhan
jaringan payudara sangat sensitif terhadap estrogen maka wanita yang terpapar
estrogen dalam waktu yang panjang akan memiliki risiko yang besar terhadap kanker
payudara. Faktor risiko kanker payudara adalah jenis kelamin, dengan perbandingan
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2005, faktor risiko kanker payudara di
menarche dini (8,77%), nullipara (7,02%) dan pemakaian pil yang mengandung
estrogen jangka panjang (42,11%). Selain itu, juga terdapat faktor risiko lain yang
2. Manifestasi Klinis
1. Gejala klinisnya insidensius, umumnya lesi dan tidak ada yeri tekan, terikat, dan
keras dengan perbatasan tak teratur, mayoritas terjadi pada kuadran luar atas, lebih
gejala dan tidak mempunyai benjolan yang dapat terapa namun hasil mammogram
abnormal
3. dimpling atau peau d’orange yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi
4. asimetris dan peninggian payudara yang terkena, retraksi puting susu, payudara
sedikit terikat pada dinding dada, ulserasi, dan metastasis (Smeltzer, 2000).
- Tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan
- Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm,
dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya
metastasis
- Tahap III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm dengan nodus limfe terfiksasi
- Tahap IV terdiri atas tumor dan dalam berbagai ukuran dengan nodus limfe normal
merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena
beberapa penebalan beberapa area pada sala satu atau kedua payudara.
tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih
baik.
payudara akan keras dan membesar, kuit diatas tumor merah dan agak hitam,
5. Patofisiologi
Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi jika terjadi kerusakan genetik pada
DNA dari sel epitel payudara. Ada banyak jenis dari kanker payudara. Perubahan
genetik ditemukan pada sel epitel, menjalar ke duktus atau jaringan lobular. Tingkat
dari pertumbuhan kanker tergantung pada efek dari estrogen dan progesteron. Kanker
dapat berupa invasif (infiltrasi) maupun noninvasif (in situ). Kanker payudara invasif
atau infiltrasi dapat berkembang ke dinding duktus dan jaringan sekitar, sejauh ini
kanker yang banyak terjadi adalah invasif duktus karsinoma. Duktus karsinoma
berasal dari duktus lactiferous dan bentuknya seperti tentakel yang menyerang
digambarkan, padat, non mobile, dan nontender. Lobular karsinoma berasal dari lobus
payudara. Biasanya bilateral dan tidak teraba. Nipple karsinoma (paget’s disease)
berasal dari puting. Biasanya terjadi dengan invasif duktal karsinoma. Perdarahan,
tentakel. Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor irregular yang bisa
terapa saat palpasi. Pada saat tumor berkembang, terjadi fibrosis di sekitarnya dan
terjadinya peau d’orange (kulit berwarna orange) perubahan kulit dan edema
limpatik, tumor dapat berkembang di nodus limpa, biasanya menyerang nodus limpa
diakibatkan oleh kanker payudara yang menempati darah dan sistem lympa,
6. Pemeriksaan penunjang
Tumor payudara yang lebih kecilk lebih mudah diobati bila terdeteksi dan
prognosisnya lebih baik. Pemeriksaan untk mendetaksi kanker payudara antara lain:
jaringan payudara, sakit pada salah satu payudara atau pada ketiak. Satu
payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah, puting tertarik ke dalam atau
berubah posisi, perubahan kulit (mengkerut), bengkak di bawah ketiak ayau
tulang selangka, ruam pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut
b. Mammografi
awal, bisa menunjukkan lesi yang tidak bisa dideteksi dengan pemeriksaan
ketika ada benjolan pada payudara atau putting discharge ditemukan ada
c. Ultrasonografi
murah dan efektif untuk membedakan massa kistik payudara, yang tidak
dengan biopsi, dalam banyak kasus, hasil dari biopsi adalah tumor jinak.
berharga tentang sifat dan tingkat massa padat dan lesi payudara lainnya.
d. MRI
MRI digunakan untuk beberapa kasus, yaitu : kasus kanker payudara dengan
gumpalan di payudara.
bening nonaxilary untuk kanker payudara stadium lanjut dan kanker payudara
g. Tes Genetik
Penyebab utama dari pewarisan kanker payudara adalah mutasi dari gen
penyakit lain. Akan tetapi gen ini sangat jarang ditemukan pada populasi
wanita dengan kanker payudara. Tes ini sudah dilakukan di Amerika Serikat.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe, ukuran, dan lokasi tumor,
dan derajat (Doenges, 2000). Pengobatan untuk kanker payudara yaitu : (Bobak 2005,
1. Pembedahan
Tujuan utama terapi lokal adalah untuk menyingkirkan adanya kanker lokal.
payudara lokal badalah mansektomi dengan atau tanpa rekonstruksi dan bedah
2. Rekonstruksi Payudara
3. Radiasi
Radiasi dianjurkan untuk wanita yang mengalami kanker stadium I dan II.
Terapi penyinaran radiasi biasanya dilakukan setelah insisi massa tumor untik
residual.
4. Terapi hormonal
6. Kemoterapi
7. Adjuvant Therapy
1. Agent
2. Host
Host dalam kanker payudara adalah manusia. Tidak menentu pria maupun
wanita, namun wanita lebih rentan terkena kanker payudara, karena faktor anatomis
3. Environment
biologis lainnya adalah penggunaan obat KB, hormon, obesitas dan paparan radiasi.
Faktor sosial, ekonomi dan budaya secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sangat
Chain of Infection atau rantai penularan penyakit meliputi Causative agent, Reservoir, Portal
a. Causative Agent
c. Portal of Exit
d. Mode of Transmission
e. Portal of Entry
Mutasi Gen
Pembagian stadium menurut Portman 1952 yang disesuaikan dengan aplikasi klinik
yaitu:
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor 1 - 2 cm dan
tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan
yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar
dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan
penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu atau
beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2
cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih
bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.
Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema
(lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5 cm. Kanker
sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan Metastasis jauh. Sel-sel kanker
sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak,
kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan
adalah pengangkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif
Causative Agent
Manusia
Portal of Exit
Portal of Entry
Mode of
Transmission
perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya
paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau
kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun teurapetik (CDC, 2010).
resiko kanker payudara. Beberapa faktor resiko kanker payudara adalah sebagai berikut
b. Umur
d. Riwayat Keluarga,
e. Hormon
f. Karsinogen.
2. TAHAP PRESIMTOMATIS
kanker. Ada tiga tahapan dalam proses karsinogenesis, yiatu inisiasi, promosi dan
progresi.
Dalam salah satu jurnal, tahapan inisiasi dan promosi dijadikan satu dalam tahap yaitu
fase induksi.
o Tahap inisiasi merupakan tahap permulaan dimana sel normal berubah menjadi
premaligna. Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang dapat menimbulkan
mutasi gen. Pada tahap ini, karsinogen bereaksi dengan DNA menyebabkan
o Tahap kedua adalah promosi. Promotor adalah zat non mutagen tetapi dapat
adalah ester phorbol yangterdiri dari TPA ( Tetradeconyl pharbol Acetat) dan RPA
(12-Retinoyl PhorbolAcetat).
Dua tahap diatas masuk ke dalam fase induksi yaitu perubahan sel normal menjadi sel
maligna. Teradapat tiga cara perubahan sel normal menjadi sel maligna yaitu
o Tahap ketiga yaitu progresi. Pada proses ini terjadi aktifikasi,mutasiatau hilangnya
gen. Pada tahap ini terjadi perubahan benigna menjadi premaligna dan maligna.
volume tumor menjadi dua kali lipat dengan waktu berkisar 44-1869 hari (rata-rata
212 hari)
3. TAHAP KLINISA.
a. Masa inkubasi
Lamanya masa inkubasi kanker payudara yaitu sekitar 10-15 tahun atau lebih.
di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun. Gejala
permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh
Berikut beberapa gejala atau pun tanda-tanda kanker payudara, antara lain:
Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu
mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Lalu puting
kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada payudara.
Borok itu semakin lama akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat
Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri
pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau
kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran
2) Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk.
6) Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karenakanker, tetapi tetap
harus diwaspadai).
8) Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak
terasa sakit.
1) Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
6) Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasikulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila
berdiameter lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain
kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat mendiagnosis suatu
penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran
kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat
lain.
kanker, apakah kanker tersebut invasif ataunon infasif, apakah kanker tersebut
berada di kelenjar getah bening dan apakah kanker tersebut sudah menyebar ke
Selain itu ada tiga istilah lain yang menggambarkan stadium kanker payudara,
yaitu lokal yang berarti kanker tersebut terbatas berada di payudara, lalu regional
ketiak dan yang terakhir adalah distant yang berarti kanker sudah ditemukan di
Stadium 0:
Pada stadium ini kanker digambarkan pada kondisi non infasif.Tidak ada bukti
sel-sel kanker atau sel abnormal non-kanker keluar dari bagian payudara, dan tidak
ada bukti sel kanker atau sel abnormal nonkanker melalui atau menyerang
Stadium 1
Pada stadium ini sudah memasuki kondisi infasif. Stadium ini dibagi menjadi
Pada stadium 1A, benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar
keluar dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium
ini,tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan.
Pada stadium 1B,ada dua kemungkinan yaitu pertama tidak ada tumor di daerah
payudara, namun terdapat sekelompok kecil sel kanker dikelenjar limpa dengan
ada sekelompok sel kanker di kelenjar limpa dengan ukuran lebih besar dari 0,2
Stadium 2:
stadium 2A ada tiga kemungkinan yaitu pertama tidak adanya tumor didaerah
sampai 3kelenjar getah bening yang berada di bawah lengan(kelenjar getah bening
aksila) atau di kelenjar getah bening di daerah tulang dada. Kedua, adanya tumor
bening aksila. Ketiga ditemukannya tumor dengan ukuran lebih besar dari 2
sentimeter tetapi tidak lebih dari 5 sentimeter, namun tidak menyebar ke kelenjar
stadium 2B, adanya tumor lebih besar dari 2cm namunkurang dari 5cm disertai
adanya sel-sel kanker yang ebrukuran lebih dari0,2mm namun kurang dari 2mm di
daerah kelenjar getah bening OR. Selain itu bisa juga ditemukannya tumor lebih
besar dari 2cm namun kurang dari 5cm, kanker yang telah menyebar ke 1 sampai
3 kelenjar getah bening aksila atau kelenjar getah bening di sekitar tulang dada.
Yang terakhir yaitu adanya tumor lebih dari 5cm tetapu tidak menyebar ke
Stadium 3:
Stadium 3A
Berdasarkan data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium
ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5cm dan sudah menyebar ke
kelenjar limfa disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur
lainya.
stadium 3B
tumor dengan ukuran baik kecil maupun besar telah menyebar ke dinding dada
dan atau kulit dada yang menyebabkan pembengkakan atau ulkus, tumor juga
stadium 3C,
kemungkinan tidak adanya tanda kanker payudara atau bila ada tumor bisa
dalam ukuran berapapun dan telah menyebar ke dinding dada atau kulit payudara,
dan kanker telah menyebar sampai ke kelenjar getah bening aksila 10 atau ke
kelenjar getah bening diatas atau di bawah tulang selangka atau telah menyabar ke
kelenjar getah bening aksila atau kelenjar getah bening di sekitar tulang dada.
Stadium 4
sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya,seperti tulang, paru-
paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang
ofSurgeons) yaitu klasifikasi sistem TNM. TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu
tumor size atau ukuran tumor, “N” yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan
Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti
karakteristik tumor, status kesehatan, factor genetik, level stress, imunitas, keinginan
0 100%
I 100%
IIA 92%
IIB 81%
IIIA 67%
IIIB 54%
IV 20%
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan
1. Biologi
2. Kedokteran
3. Kimia
4. Fisika
5. Ilmu Lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan
Ilmu yang secara garis besar menopang ilmu kesehatan masyarakat (disebut
1. Epidemiologi
2. Biostatistik/statistik kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
6. Gizi masyarakat
dasarnya adalah menghimpun potensi masyarakat atas sumber daya dalam masyarakat
itu sendiri untuk upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif kesehatan mereka
1. Faktor Lingkungan
dalam mengatasi kesehatan dan kurangnya rasa tanggung jawab sebagian besar
dan adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.
d. Kemiskinan
kesehatan sebagian masih berorientasi pada upaya kuratif dan sarana prasarana
keluarga dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, sosial dan spiritual. Jika individu tersebut mempunyai masalah kesehatan
karena ketidak mampuan merawat dirinya sendiri oleh karena suatu hal, maka akan
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga serta anggota keluarga lain yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara anggota saling
bergantung dan berinteraksi. Jika salah satu atau beberapa anggota keluarga
anggota keluarga
perawatan kesehatan
kesehatan masyarakat
3. Kelompok khusus
masalah kesehatan karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan mereka dalam
memelihara kesehatan dan merawat diri sendiri. Keterbatasan yang dialami bisa
berupa fisik, mental, sosial, budaya dan ekonomi sehingga mereka membutuhkan
c. Kelompok bayi
fisik seperti kebutaan, kelompok cacat mental dan kelompok cacat sosial.
tenaga kerja, misalnya dirumah sakit akibat pajanan bebagai bahan biologis,
terorganisasi berikut:
2. Penyuluhan kesehatan
4. Melibatkan peran serta aktif petugas panti, kader kesehatan dan kelompok
4. Masyarakat
Secara garis besar upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau
4. Pemberantasan vektor
ANALISA HUBUNGAN
Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) merupakan bagian dari sumber daya manusia
yang sangat penting perannya dalam pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan
lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
kesmas yang handal terutama yang mempunyai spesialisasi dalam penyuluhan dan
pendidikan.
tenaga kesehatan masyarakat yang memahami epidemiologi penyakit, cara-cara dan metode
pencegahan serta pengendalian penyakit. Program preventif ini merupakan salah satu lahan
Yale University pada tahun 1920 (dalam leavel and Clark, 1958) mengungkapkan bahwa
untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit, ada tiga tahap pencegahan yang
dikenal sebagai teori five levels of prevention. Hal ini meliputi pencegahan primer,
1. Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi hal-hal
berikut.
a. Promotion of health
masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi
b. Specifik protection
2. Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi hal-hal berikut.
pencegahan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena penyakit.
permulaan sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan dalam program
tinggi.
dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang terjadi. Prompt
dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih
parah.
b. Limitation of disability
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha pengobatan dan perawatan yang sempurna
agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka
dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat
tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.peran bidan dalam
masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna
payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan oleh kanker payudara.
menjadi 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit
Promosi kesehatan ditujukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor
penyakit tidak berkembang, seperti membiasakan pola hidup sehat sejak dini
dan menjauhi faktor risiko kejadian kanker payudara yang dapat diubah
c. Sosialisasi dan pembagian leaflet tentang pola hidup sehat dengan cara
kontrol berat badan, rutin berolah raga dan diet seimbang serta mengurangi
d. Sosialisasi dan pembagian leaflet tentang pola hidup sehat tanpa rokok,
Tahap ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kanker pada orang sehat tetapi
dengan cara:
apakah ada resiko yang dimiliki seorang pekerja sebelum dia ditempatkan
b. Isolasi sumber radiasi dan mengatur waktu kerja para pekerja yang
c. Penyedian APD yang sesuai dan tepat fungsi bagi seluruh pekerja yang
safety shoes).
payudara.
B. MASA SAKIT
3. Early diagnosis and Promt Treatment (Deteksi Awal Penyakit dan Pengobatan yang
Pencegahan ini ditujukan untuk melakukan diagnosis dini terhadap penderita kanker
payudara dan biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara agar dapat dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat. Pencegahan
payudara, palpasi, dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.
Tujuan tahapan ini adalah penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara
didiagnosis yaitu bisa dengan cara operasi/ pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan
terapi hormonal.
Kita sebagai seorang kesmas dapat memberi penjelasan, sosialisasi dan dukungan
kepada orang-orang yang sudah positif kanker payudara untuk mau melakukan
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan dibidang psikologis, sosial,
dan spiritual.
mental, dan social. Seseorang yang sedang menjalani rehabilitasi harus mendapatkan
asupan gizi yang baik, dukungan moral dari orang-orang terdekat sehingga mereka
Kita sebagai seorang kesmas dapat memberi dukungan mental dan sosial kepada
penyuluhan. Penyuluhan dapat berupa pengenalan pada masyarakat tentang kanker payudara.
perilaku yang diinginkan dengan proses belajar mengajar (Maulana, 2007). Edukasi dalam
hal ini ditujukan kepada masyarakat agar masyarakat dapat memperoleh pengetahuan yang
berkaitan dengan kanker payudara, memiliki perilaku hidup sehat dengan melakukan
pencegahan sehingga masyarakat menjadi mandiri dan dapat menularkan pula kepada
sekitarnya. Dengan demikian, upaya kesehatan yang dilakukan, diarahkan pada upaya yang
dapat mengarahkan masyarakat mencapai kesehatan yang cukup agar dapat hidup produktif
Edukasi yang dapat dilakukan oleh seorang sarjana kesehatan masyarakat yaitu sebagai
berikut :
1. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan, kader dalam melakukan edukasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) kepada perempuan sejak usia 20 tahun. Dengan
menggalakkan SADARI diharapkan deteksi dini dapat dilakukan dengan mudah dan sedini
a. Perhatikan payudara dengan seksama, lihat apakah ada kelainan ataukah normal saja.
Caranya ada dua, pertama dengan mengangkat kedua tangan Anda hingga di atas
kepala. Kedua, letakkan kedua tangan Anda di pinggang. Cara ini bisa membantu
mengenali payudara. Apakah ada perubahan bentuk atau payudara tidak simetris.
Selain itu, juga bisa melihat apakah terdapat kerutan pada payudara, kulit berubah
seperti kulit jeruk. Jika menemukan tanda ini sebaiknya segera periksa ke tenaga
kesehatan.
b. Angkat lengan kiri ke atas kepala untuk melakukan pijatan lembut pada payudara.
Gunakan permukaan jari yang rata untuk mengurut payudara. Pastikan untuk
menyentuh seluruh bagian payudara. Gunakan pola yang sama setiap bulannya.
Meraba, menekan, atau memijat lembut payudara membantu mengetahui apakah ada
benjolan atau tidak. Meski tidak semua benjolan adalah kanker, bila terdapat benjolan
c. Pemeriksaan payudara sendiri bisa dilakukan dengan tiga gerakan pijatan. Pertama
gerakan arah berputar dengan menyentuh seluruh bagian payudara. Raba payudara
dengan gerakan memutar seperti mengelilingi area puting. Gerakan kedua, lakukan
pemeriksaan payudara sendiri secara sistematis, dengan arah naik dan turun. Pastikan
seluruh bagianpayudara tersentuh, baik bagian pinggir dan tengahnya. Ketiga, lakukan
pemeriksaan payudara sendiri dengan gerakan arah keluar dan masuk di setiap bagian
payudara.
d. Periksa juga puting dengan menekannya lembut. Memastikan apakah ada cairan yang
keluar. Jika puting menjadi lunak, mengeluarkan darah, cairan, puting bersisik,
e. Pemeriksaan payudara sendiri juga bisa dilakukan dengan berbaring. Caranya periksa
daerah antara payudara dan ketiak, serta daerah antara payudara dan tulang dada,
sambil berbaring. Ulangi semua langkah 3 di atas (gerakan meraba, memijat, dan
menekan lembut) untuk payudara sebelah kanan. Waspadai benjolan di sekitar ketiak.
2. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan lintas sektor dalam meggalakkan pola hidup
sehat kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan mulai sejak
pencegahan dan pemeliharaan tubuh. Edukasi dapat dilakukan melalui media dan
b. Memberi KIE tentang pentingnya menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga secara
teratur
c. Memberikan edukasi gizi seimbang dengan pola makan sehat. Gizi seimbang sebagai
Makanan yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen
agar tidak berlebih didalam tubuh. Vitamin dan mineral yang memiliki kandungan
antioksidan tinggi seperti vitamin A,C,E dan mineral selenium, yang dapat mencegah
Perlu dilakukan surveilans Kanker Payudara agar kita tahu berapa banyak a penderit
Kanker Payudara dan bisa melakukan tindakan promotif dan pencegahan Kanker Payudara.
B. Tujuan Khusus :
tempat
Salah satu langkah pencegahan sekunder adalah dengan melakukan deteksi dini
atau screening. Kanker akan memiliki prognosis yang lebih baik jika terdeteksi secara
dini. Deteksi dini kanker ialah usaha untuk mendeteksi penyakit atau kelainan dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat
untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dan tampak
sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan. Tujuan dari deteksi dini ini untuk
menemukan secara dini, yaitu kanker yang masih bisadisembuhkan untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitass kanker (Imam, 2009). Langkah deteksi dini payudara yang
umum dilakukan oleh masyarakat adalah Periksa Payudara Sendiri (SADARI) atau Breast
Self Examination (BSE) pemeriksaan klinis atau Clinical Breast Examination (CBE) dan
menemukan benjolan atau kelainan pada payudara (NCI, 2010). Ketika seorang wanita
maka SADARI perlu dilakukan. Hal ini memberikan kesempatan kepada seorang wanita
untuk memahami tubuhnya sendiri dan membentuk kebiasaan yang baik untuk masa
depan di kemudian hari (De Jong, 2004). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI ini
lebih cepat dilaporkan kepada petugas kesehatan (ACS, 2010). Tidak seperti pemeriksaan
screening lainnya yang tingkat keefektivitasannya telah dibuktikan, sampai saat ini tidak
ada studi random terbaru yang membuktikan dengan melakukan SADARI meningkatkan
usia harapan hidup. Meski tidak adanya mamografi, program SADARI tidak dianjurkan
karena tingkat efektivitasnya yang belum terbukti dalam menurunkan angka mortalitas
(Thomas, 2002).
Begitu pula hasil dari penelitian Canadian Task Force on Preventive Health Care,
tidak menemukan keuntungan dari pemeriksaan rutin dari SADARI. Mereka juga
cenderung lebih sering menemui tenaga kesehatan, merasa cemas, dan melakukan biopsi
yang jinak (Baxter, 2002). Namun ada berbagai keberanian terhadap pernyataan untuk
menghentikan program SADARI yang sudah dikenal masyarakat dan sudah berjalan lama
ini. Alasan yang diberikan karena sebagian besar tumor ditemukan oleh wanita sendiri,
dan dengan melakukan SADARI, membuat wanita lebih waspada terhadap keadaan
payudara mereka. Melalui ini diharapkan mereka lebih dapat mampu menemukan tumor,
meski mereka menemukannya ketika tidak secara khusus melakukan SADARI (Larkin,
2001). Di negara berkembang, program ini merupakan program yang sederhana, murah,
non-invasif, dan tidak berbahaya, yang tidak hanya diterima masyarakat, tapi juga
Bobak., Lowdwrmilk., Jensen., dan Wijayarini M., 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas
Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC.
BreastHealth UK. 2010. Breast Cancer : Advances in Risk Assessment. Practice Nursing
2010, vol 21, No 10.
Djoerban, Z. 2003. Kanker Payudara: Yang Penting dan Perlu Diketahui. Medicinal: Jurnal
Kedokteran 5, Vol.4 2nd Edition.
Lincoln, J dan Wilensky. 2008. Kanker Payudara, Diagnosis dan Solusinya. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Lowdermilk, D. L., Shanon E. P., Irene M. B. 2000. Maternity and women’s Healtyh Care
Seventh Edition. St. Louis, Missouri : Mosby, Inc.
Mardiana, Lina. 2007.Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman
Obat. Jakarta : Peneber Swadaya.
National Breast and Ovarian Cancer Centre (NBOCC). Breast cancer risk factors areview of
the evidence New South Wales: National Breast and Ovarian CancerCentre 2009; 2009.
Tjindarbumi, D.2002. Deteksi dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Underwood JCE. Patologi Umum dan Sistemik. 2nd ed. Sarjadi , editor. Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 1999.
Wiknjosastro, N., Saifuddin, A. B., Rachimhadhi, T., 2007. Ilmu kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.