b. Nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau kagamaan, juga ditulis dengan
huruf capital. Contoh :
1. Pangeran Antasari
2. Raja Faisal
c. Gelar kehormatan dalam pengertian umum huruf-huruf tersebut ditulis dengan
huruf kecil. Contoh :
1. Dia adalah seorang raja.
2. Dia baru saja diangkat menjadi seorang pangeran.
d. Nama jabatan diawal dengan huruf kapital apabila dikaitkan dengan nama
instansi atau nama daerah sebagai pengganti nama diri. Contoh:
1. Presiden Republik Indonesia
2. Rektor Universitas Gunadarma
f. Nama diri atau nama lembaga yang terdiri atas beberapa kata, kata-kata tersebut
diawali dengan huruf kapital kecuali apabila kata tersebut berupa kata tegas.
Contoh nama diri :
1. Wirya Ramadhan
2. Rezky Wiranti Dhike
Contoh nama lembaga :
1. Departemen Penerangan
2. Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contohnya: sukuisme , seniman
1. Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan
penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada
beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini.
a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap,
yakni subjek dan predikat.
b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan
pelaku di dalam kalimat tersebut.
c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena
membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun
lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.
2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-
tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah
kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros
sehingga tidak efektif. Yang pertama menyangkut kata jamak dan yang kedua
mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini
contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang menghasilkan
kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi.
(tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi.
(efektif)
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada
di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif
haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang,
memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang,
memilah, dan mengolahnya. (efektif)
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang
peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus tertentu, kalian bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat
untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti
gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya
dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya
diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan
kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan
ambigu pada kalimat.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak
efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang.
(efektif)
4.3 Faktor Pendukng Keefektifan Kalimat (Bahasa Indonesia Yang Baik Dan
Benar Serta Bahasa Baku)
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan
efektif atau tidak.
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca
yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang
kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek
dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga
keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang
urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan
predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat
penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang
ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan
mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.
2. Pleonasme
Pleonasme berarti kata- kata yang berlebihan. Gejala Pleonasme muncul
karena beberapa kemungkinan, antara lain, (1)pembicara tidak sadar, bahwa apa
yang diucapkan itu mengandung sifat yang berlebih, (2)dituangkan bukan karena
tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa kata kata yang digunakan
mengungkapkan pengertian yang berlebihan dan (3) dibuat dengan sengaja
sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk memberikan tekanan pada arti
(Intensitas).
3. Ambiguitas
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan
tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.
Contoh : Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual
Pada kalimat terseut mengandung makna ambigu. frase yang aneh
menerangkan kata rumah atau sang jutawan? Jika yang aneh menerangkan rumah,
kata yang didapat dihilangkan kata aneh didekatkan pada kata rumah, lalu
ditambahkan kata milik diantara aneh dan sang jutawan. Sementara itu, jika yang
aneh itu menerangkan sang jutawan , kata yang dapat dihilangkan sehingga makna
kalimat tersebut menjadi jelas. Jika kalimat tersebut diperbaiki maka akan
menjadi kalimat sebagai berikut :
*) Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera di jual.
**) Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual.
6. Kesalahan nalar
Nalar menentukan apakah kalimat yang logis atau tidak. Nalar ialah
aktifitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. jadi dalam bertutur atau
menulis guanakan nalar sebaik baiknya sehingga dapat menghasilkan kalimat
yang logis dan tepat makna serta efektif.
b. Fungsi paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan
perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu
kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan kedalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
2. Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan untuk
memaparkan, menyampaikan informasi, menjelaskan dan juga menerangkan suatu
topik kepada orang lain. Tujuan paragraf eksposisi ialah untuk memberikan
informasi kepada oarang lain. Untuk memahami paragraf eksposisi kita harus
mengana lisis dan juga menghubungkan dengan pengetahuan ynag kita miliki.
3. Paragraf Agumentasi
Paragraf Agumentasi merupakan paragraf yang diguakan untuk
mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat penulis yang disertai bukti dan
juga fakta (yang benar terjadi). Paragraf argumentasi bertujuan untuk meyakinkan
orang lain bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut adalah benar adanya dan
terbukti nyata.
4. Paragraf persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang mempunyai tujuan untuk membujuk
orang lain supaya melakuan sesuatu yang di inginkan oleh penulisnya. Agar
tujuan tersebut bisa tercapai, penulis harus bisa pembaca percaya dengan disertai
pembuktian yang nyata
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir
paragraph. Dan kalimat penjelsanya diletakan sebelum kalimat utama.
3. Paragraf campuran (deduktifinduktif)
Paragraf campuran (deduktifinduktif) merupakan paragraf yang kalimat
utamanya terletak di awal dan akhir paragraf. Sedangkan kalimat penjelasnya
berada di tengah-tengah paragraf.
Pola Paragraf
1. Pola Pengembangan Paragaf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang
bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf
deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
a. Generalisasi
Paragaraf yang dikembangkan dengan pola hubungan dari khusus ke umum
Contoh:
Gelombang cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai
harga mahal. Jenmani juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena
harganya yang fantastis. Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar
tanaman hiasa karena keindahan daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang
cinta yang dicari penggemar tanaman hias, namun semua jenisanthurium ikut
diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi.
b. Analogi
Paragraf yang dikembangkan dengan membandigkan dua atau lebih benda
yang dianggap memiliki kesamaan kemudian menarik kesimpulan.
Contoh:
Gelombang cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya
gelombang cinta sama seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang
dihasilkan daunnya, semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan
gelombang air, semakin bergelombang air semakin indah untuk dinikmati.
Dengan demikian, indahnya gelombang cinta dan air terletak pada gelombang
yang dihasilkan
c. Sebab-akibat
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan huubungan sebab akibat. Dalam
paragraph ini akibat bertindak sebagai gagasan pokok atau kesimpulan yang
bersifat umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai gagasan penjelas atau
perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Gelombang cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang
cinta juga tinggi. Tidak hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang
ingin memilikinya. Tidak heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang
cinta.
d. Akibat- sebab
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan hubungan akibat sebab. Dalam
paragrap ini sebab bertindak sebgai gagasasn pokok tau kesimpulan yang bersifat
umum. Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan penjelas atau perincian yang
bersifat khusus.
Contoh :
Para pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took.
Mereka juga berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang
berdiri, ada pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka
rela mengantre karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah.
a. Deskripsi
Deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca
seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan ikut merasakanhal-hal yang ditulis
oleh pengarang.
Objek dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia dan tempat atau
suasana. Berdasarkan jenis objek itu, anda mengenal deskripsi manusia dan
tempat. Dalam membuat karangan deskripsi, anda dituntut memiliki kesan yang
kuat tentang objek yang dideskripsikan karena tugas anda adalah mengalihkan
kesan tentang objek itu ke dalam karangan agar pembaca memiliki penghayatan
atau pengalaman sendiri tentang objek yang akan dideskripsikan.
b. Narasi
Narasi adalah karangan yang bertujuan menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian. Unsur narasi yaitu adanya tokoh, adanya kejadian, serta adanya tata
ruang dan waktu. Contoh:
Chairil Anwar dilahirkan di Medan pada 26 Juli 1922, dan meninggal di
Jakarta pada 28 April 1949. Ia adalah seorang penyair terkenal dengan julukan "Si
Binatang Jalang". Bersama dengan Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh
H.B Jassin sebagai Pelopor Angkatan '45 dan Puisi Modern Indonesia. Chairil
Anwar meninggal dalam usia yang masih sangat muda karena penyakit TB. Ia
dimakankan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan
pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu di peringati
sebagau hari Chairi Anwar.
c. Eksposisi
Pengertian teks eksposisi adalah teks yang berisi paragraf atau karangan
yang didalamnya terkandung sejumlah Pengetahuan dan informasi yang disajikan
secara singkat, padat, akurat dan tentunya mudah untuk dipahami. Paragraf atau
teks eksposisi bersifat real, nyata dan Ilmiah atau dapat dikatakan sebagai teks
non fiksi.
d. Argumentasi
dibawanya.
e. Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan, perintah ataupun
bujukan untuk melakukan sesuatu hal. Persuasi sendiri berasal dari bahasa Inggris
yaitu persuade yang artinya mengajak, membujuk, atau menyuruh. Paragraf ini
penulisnya tentang suatu topik. Karena tujuannya untuk mengajak, maka tidak
jarang dalam paragraf ini sering kali ditemukan data-data pendukung sebagai
penguat tulisan tersebut, sehingga pembaca akan lebih yakin dan tidak ragu untuk
Teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung
diantaranya sebagai berikut.
1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung
ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau
nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu
diambil.
b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan
dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
e) Buku terjemahan
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Luria, A. R. (1969). The mind of a mnemonist (L. Solotaroff, Trans.). New
York: Avon Books. (Original work
published 1965)
2) Jurnal
Suatu kutipan dari laporan di dalam jurnal terdapat point-point penting dari
laporan tersebut.
a) Artikel Jurnal
Referensi pada tulisan (kutipan)
When quoting an author’s words exactly, indicate the page number:
Even some psychologists have expressed the fear that “psychology is in danger
of losing its status as an
independent body of knowledge” (Peele, 1981, p. 807).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Peele, S. (1981). Reductionism in the psychology of the eighties: Can
biochemistry eliminate addiction,
mental illness, and pain? American Psychologist, 36, 807-818.
3) Sumber Digital
c) Artikel Majalah atau Koran dari Internet (bukan dari perpustakaan digital)
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Sarewitz, D., & Pielke, R. (2000, July). Breaking the global warming gridlock
[Electronic version]. The Atlantic
Monthly, 286(1), 54-64.
d) Artikel e-Journal
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Bilton, P. (2000, January). Another island, another story: A source for
Shakespeare’s The Tempest.
Renaissance Forum, 5(1). Retrieved August 28, 2001, from
http://www.hull.ac.uk/renforum/current.htm
e) Halaman Web
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Shackelford, W. (2000). The six stages of cultural competence. In Diversity
central: Learning. Retrieved April
16, 2000, from
http://www.diversityhotwire.com/learning/cultural_insights.html
4) Sumber Lain
b) Tesis
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Caravaggio, Q. T. (1992). Trance and clay therapy. Unpublished master’s
thesis, Lesley University, Cambridge,
MA.
c) Desertasi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Arbor, C.F. (1995). Early intervention strategies for adolescents. Unpublished
doctoral dissertation,
University of Massachusetts at Amherst.
Catatan kaki dua spasi di bawah garis terakhir teks. Teks catatan kaki
ditulis setengah spasi ke bawah setelah nomor penunjuk (setengah spasi ke
bawah) dari nomor penunjuk.
Setiap baris catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri atau sejajar.
4. Nama penerbit
5. Tahun terbit
6. Nomor halaman
7. Semua unsur dihubungkan dengan tanda koma (,), kecuali setelah kota
terbit, dihubungkan dengan tanda titik dua (:).
7.1 Makalah
Pengertian Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang
suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan
disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah tersebut ditulis untuk disajikan
dalam forum ilmiah atau tugas-tugas terstruktur. Makalah merupakan salah satu
jenis karangan yang memiliki ciri atau sifat ilmiah yaitu: objektif, tidak memihak,
berdasarkan fakta, sistematis, dan logis.Nah akhirnya kita mengerti akan
pengertian makalah.
Jenis-Jenis Makalah
Pada bagian ini pula, asumsi pribadi Anda diminimalkan. Artinya asumsi yang
Anda buat harus ada kajian literatur maupun referensi sebelumnya. Mengungkap
fakta.
6. BAB III Penutup
Pada bagian kedua dari terakhir ini, Anda membuatkan semacam
kesimpulan dari pembahasan yang Anda bahas pada BAB II. Ada pula yang
menambahkan saran.
7. Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi rujukan yang Anda ambil untuk makalah Anda.
Referensi rujukan dapat berupa buku-buku, jurnal, skripsi, data dari internet dan
lain sebagainya. Terdapat kaidah atau aturan penulisan daftar pustaka yang Anda
harus penuhi.
8. Lampiran
Ini tidak mutlak harus ada. Pada bagian ini Anda melampirkan data-data
pendukung makalah Anda. Bisa berupa foto-foto kegiatan, dll.
7.2 Artikel
Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar,
dan sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang di
muat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang
berkembang dalam masyarakat secara lugas. Dalam arti lain, Artikel juga
merupakan karya tulis atau karangan, karangan non fiksi, karangan tak tentu
panjangnya, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau
menghibur, sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya.
wujud karangan berupa berita atau “kharkas”.
Istilah Artikel Ilmiah memiliki 4 Dimensi, yaitu:
Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa
temuan penelitian atau gagasan analitis kritis.
Dimensi bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran
penulis dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan-
satuan makna secara eksplisit.
Dimensi sistematika yang dijadikan unsur pembeda antara bentuk karya
tulis artikel dengan bentuk karya tulis lain.
Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal
(umum).
Ciri-Ciri Artikel
Isi tulisan didasari oleh fakta bukan sekedar mitos yang belum terjamin
kebenaranya
Bersifat faktual dan informative, mengungkapkan informasi yang
berdasarkan hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan, dan dapat di
pertanggung jawabkan kebenaranya.
Artikel ilmiah juga memiliki opini atau analisa pemikiran – pemikiran
penulis. Akan tetapi, pemikiran itu dikuatkan / didasari oleh data valid
berupa hasil penelitian sebelumnya, teori, maupun fakta yang ditulis ke
dalam artikel.
Menggunakan metode penulisan yang sistematis. Dengan tujuan agar
semua informasi dalam arikel dapat di terima oleh masyarakat luas.
Menggunakan ragam bahasa yang resmi dan baku. Hal ini dikarenakan
dengan menggunakan bahasa resmi yang bercirikan lugas, logis, denotatif,
dan efektif, akan membuat bahasa artikel ilmiah terasa padat, dan berisi.
Jenis-Jenis Artikel
Narasi
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan
dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang
mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan
data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam
persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa
perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis
dalam karangannya
7.3 Proposal
Proposal berasal dari bahasa inggris to propose yang artinya mengajukan
dan secara sederhana proposal dapat diartikan sebagai bentuk pengajuan atau
permohonan, penawaran baik itu berupa ide, gagasan, pemikiran maupun rencana
kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan baik itu yang sifatnya izin,
persetujuan, dana dan lain - lain. Proposal juga dapat diartikan sebagai sebuah
tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau
menjelaskan sebuah rencana dan tujuan suatu kegiatan kepada pembaca.
Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau
sponsor, dan memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul
kegiatan, pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan
panitia, anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang.
FUNGSI PROPOSAL
1. Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan
agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga
pemerintah atau swasta.
4. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
5. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan
sebagainya.
JENIS JENIS PROPOSAL
Secara umum proposal dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
1. Proposal Bisnis - proposal ini berkaitan dengan dunia usaha baik itu
perseorangan maupun kelompok dan contoh dari proposal ini misalnya
proposal pendirian usaha, proposal dalam bentuk kerjasama antar
perusahaan.
2. Proposal Proyek - pada umumnya proposal proyek ini mengacu pada dunia
kerja yang berisikan serangkaian rencana bisnis atau komersil misalnya
proposal proyek pembangunan.
3. Proposal Penelitian - Jenis proposal ini lebih sering digunakan di bidang
akademisi misalnya penelitian untuk pembuatan skripsi, tesis dan lainnya.
isi dari proposal ini adalah pengajuan kegiatan penelitan.
4. Proposal Kegiatan - yaitu pengajuan rencana sebuah kegiatan bak itu
bersifat individu maupun kelompok misalnya proposal kegiatan pentas
seni budaya.
Berdasarkan bentuknya proposal terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu bagian pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap
penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat
pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan
permohonan. Bagian isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan
masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar),
metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan
kerugian, waktu, dan biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi
daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
2. Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap
proposal formal dan biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum
atau surat. proposal non formal harus selalu mengandung hal-hal berikut
yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
3. Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal
non formal karena tidak selengkap jenis proposal formal.
UNSUR-UNSUR PROPOSAL
1. Latar belakang masalah, Dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis
yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Selain itu, dipaparkan secara
ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, dan
diskusi ilmiah maupun pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok
masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk
diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
2. Rumusan masalah, Rumusan masalah dinyatakan secara tersurat berupa
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dalam hal ini
hendaknya rumusan masalah disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti dan dapat diuji secara
empiris.
3. Tujuan penelitian, Tujuan penelitian diungkapkan pada sasaran yang ingin
dicapai dalam penelitian.Tujuan penelitian mengacu pada rumusan
penelitian dan berupa pernyataan.
4. Hipotesis, Hipotesis diajukan berupa jawaban sementara terhadap masalah
penelitian agar hubungan antara masalah yang diteliti dengan
kemungkinan jawabannya lebih jelas.Adapun rumusan hipotesis yang baik
hendaknya: dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan
secara singkat, padat, dan jelas, dapat diuji secara empiris, dan
menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
5. Asumsi penelitian, Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu
hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
penelitian. Dalam hal ini tidak perlu dibuktikan kebenarannya, tetapi dapat
langsung memanfaatkan hasil penelitian yang diperolehnya dari orang lain
melalui karya tulisnya.
6. Manfaat penelitian, Manfaat penelitian ditunjukkan untuk mengenai
pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan
pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, bagian ini berisi alasan
kelayakan atas masalah yang diteliti.
7. Ruang lingkup, dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan
keterbatasan penelitian dikemukakan karena sering dihadapi keterbatasan
ruang lingkup kajian yang terpaksa harus dilakukan karena alasan-alasan
prosedural, teknik penelitian, ataupun karena alasan logistik. keterbatasan
penelitian karena kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan
kepercayaan yang tidal memungkinkan peneliti mencari data yang
diinginkan.
8. Kajian pustaka, dan Kajian pustaka memaparkan teori-teori yang disusun
berdasarkan kemutakhiran dan relevansi yang diperlukan dalam penelitian.
9. Definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang dirumuskan
berdasarkan hal yang yang dapat diamati oleh peneliti. Definisi
operasional bukan definisi berdasarkan kamus atau pendapat para ahli. Hal
ini diperlukan terutama untuk istilah-istilah yang berhubungan dengan
konsep-konsep pokok dalam penelitian juga untuk menghindari perbedaan
persepsi.
7.4 Laporan
Laporan adalah suatu keterangan tertulis yang disampaikan seorang
sekretaris kepada atasannya atau suatu panitia/tim kepada yang membentuknya
sebagai akibat dari pelaksanaan suatu kegiatan. Menurut wikipedia Laporan
adalah suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun
pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan
kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada
antara mereka. Salah satu cara pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu
kepada pihak yang lainnya.
Fungsi Laporan
1. alat untuk menyampaikan informasi
2. alat pertanggungjawaban kepada pemberi tugas
3. bahan penentu kebijakan
4. alat untuk membina kerja sama
5. alat untuk memperluas ide/tukar menukar pengalaman
Jenis Laporan
Jenis laporan dibedakan berdasarkan isi, bentuk, sifat, penyampaian, dan waktu
priodesasinya.
1. Laporan berdasarkan Isi dan Maksudnya
Berdasarkan isi dan maksudnya, laporan terdiri atas:
1. Laporan informatif, yaitu laporan sebagaimana adanya atau sesuai dengan
kenyataan
2. Laporan analisis, yaitu laporan yang berupa sumbangan pikiran, pendapat
dan saran yang isinya matang dan mendalam
3. Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang berisi penilaian sekilas tanpa
analisis mendalam
4. Laporan pertanggungjawaban, yaitu laporan yang berupa
pertanggungjawaban yang dapat dikerjakan dengan berpedoman pada 2
hal:
- apabila proyeknya sudah selesai
- jika pekerjaan bertahap/laporan kemajuan
5. Laporan kelayakan, yaitu laporan yang bertujuan untuk menentukan mana
yang terbaik setelah menganalisa suatu masalah secara mendalam untuk
menuju penilaian yang bersifat pilihan layak atau tidak.
Penyusunan Laporan
Laporan harus disusun dengan sempurna dan lengkap, tidak boleh ada hal-
hal yang diabaikan, jika hal-hal itu diperlukan untuk memperkuat kesimpulan.
Laporan harus disajikan secara menarik. Berikut ini merupakan kerangka
penyusunan laporan:
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Kata Pengantar
4. Ringkasan
5. Isi Laporan
6. Penutup
7. Lampiran
DAFTAR PUSTAKA