Anda di halaman 1dari 4

Metode budidaya kerang hijau

1. Persiapan wadah menggunakan kreneng kecil yang ditali rafia pada empat

sisinya dan diberi tali ijuk sebagai tempat menempel spat kerang hijau.

2. Spat kerang hijau yang telah disortir diletakan pada kreneng tersebut dengan

kepadatan 100 spat/ kreneng.

3. Kemudian kreneng ditalikan pada tali utama dengan jarak antar kreneng 25 cm.

4. Tali utama dibentangkan pada tiang pancang di laut.

Pembahasan Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pertumbuhan

rumput lau mengalami peningkatan setiap minggunya. Pertumbuhan rumput laut

pada umumnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti faktor

fisika kimia air, kondisi lingkungan sekitar dan musim. Rumput laut yang kami

budidayakan berada pada lingkungan yang bebas dari pencemaran limbah pabrik,

sehingga rumput laut dapat tumbuh dengan optimal. Menurut Arisandi et al.

(2011), bahwa kondisi lingkungan tercemar dan ketersediaan nutrisi menyebabkan

morfologi dan sitologi rumput laut mengalami perubahan, selanjutnya

mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksinya.

Upaya untuk menunjang keberhasilan budidaya rumput laut yang kami

lakukan adalah pemilihan lokasi dan bibit rumput laut yang akan digunakan.

Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa budidaya

yang kami lakukan berhasil, karena selama budidaya rumput laut mengalami

peningkatan dan tidak terserang penyakit. Menurut Arisandi et al. (2011), bahwa
keberhasilan budidaya rumput laut selain tergantung dari kesesuaian lahan dan

penguasaan teknologi budidaya juga sangat tergantung dengan musim.

Penyediaan bibit dan hasil budidaya yang tidak kontinu, khususnya pada masa

pertumbuhan rumput laut lambat dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung

akibat serangan epifit dan infeksi penyakit, merupakan masalah yang sering

dehadapi oleh pembudidaya rumput laut.

Rumput laut merupakan golongan tumbuhan perairan di laut yang

berukuran besar, dapat dilihat dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan disebut

juga makroalga. Secara alami rumput laut bersifat bentik atau tumbuh menancap

atau menempel pada suatu substrat di perairan laut. Jenis rumput laut yang

tumbuh di laut diperkirakan ada ribuan jenis. Berdasarkan FAO (2010), tanaman

air yang dibudidayakan dan diperdagangkan di dunia berjumlah 33 spesies.

Jenis rumput laut yang digunakan dalam praktikum Budidaya Molusca dan

Rumput Laut adalah Eucheuma cottonii. Monitoring dan sampling rumput laut

dilakukan untuk mengukur laju pertumbuhan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara

rutin setiap minggu sekali dan juga pada saat panen. Hasil smapling menunjukan

bahwa rumput laut yang kami budidayakan mengalami pertambahan panjang dan

berat. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumuhan rumput

laut yaitu suhu, salinitas, kecerahan serta kedalaman. Hal ini diperkuat oleh Surni

(2014), bahwa distribusi dan pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii tidak

terlepas dari adanya intensitas cahaya dan suhu yang memungkinkan terjadinya

gerakan partikel-partikel air laut di bagian permukaan maupun di daerah yang

dalam. Kondisi air laut dan metode merupakan bagian yang penting dalam

kegiatan budidaya rumput laut.


Kecerahan akan mempengaruhi penyinaran cahaya matahari terhadap

rumput laut. Cahaya matahari sangat memiliki peranan yang penting yaitu dalam

proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang sempurna akan menghasilkan bobot

yang maksimal pada rumput laut. Menurut Soenardjo (2011), bahwa faktor

kecerahan yang mendukung pertumbuhan rumput laut adalah minimal 1,5m

Kondisi ini sangat mendukung bagi pertumbuhan rumput laut dimana proses

fotosintesa dapat berlangsung secara maksimal.Seperti diketahui hasil dari

fotosintesa digunakan oleh tumbuhan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Faktor fisika kimia air sangat berperan dalam pertumbuhan rumput laut,

seperti suhu, kecerahan, kedalaman, arus, dan ketersediaan nutrien. Menurut

Khasanah (2013), bahwa Pertumbuhan dan reproduksi dari Eucheuma cottonii

sangat di pengaruhi oleh kondisi perairan di sekitarnya. Faktor lingkungan yang

berpengaruh adalah suhu, cahaya, salinitas, gerakan air, nutrien (nitrat dan fosfat)

serta kedalaman.

DAPUS
Arisandi, A., Marsoedi., H. Nursyam dan A. Sartimbul. 2011. Pengaruh Salinitas
yang Berbeda terhadap Morfologi, Ukuran dan Jumlah Sel, Pertumbuhan
serta Rendemen Karaginan Kappaphycus alvarezii. Jurnal Ilmu Kelautan.
16 (3) : 143-150.
Arisandi, A., Marsoedi., H. Nursyam dan A. Sartimbul. 2011. Pengembangan
Kultur Jaringan untuk Menghasilkan Bibit Rumput Laut (Kappaphycus
alvarezii) Specific Pathogen Free (SPF). Fakultas Pertanian. Universitas
Trunojoyo.
FAO Fisheries and Aquaculture Department, 2012. The State of World Fisheries
and Aquaculture 2012. FAO of the UN. Rome.
Soenardjo, N. 2011. Aplikasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii (Weber
van Bosse) dengan Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Model Cidaun.
Buletin Oseanografi Marina. 1 : 36-44.
Surni, W. 2014. Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) pada Kedalaman
Air Laut yang Berbeda di Dusun Kotania Desa Eti Kecamatan Seram
Barat Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Biopendix. 1 (1).

Anda mungkin juga menyukai