Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Industri yang bergerak maju dengan pesat, akan menuntut
penyediaan energi yang cukup besar pula, terlebih lagi pada negara-negara
berkembang. Pembangkit tenaga listrik merupakan salah satu penyedia yang
memiliki kontribusi yang sangat penting di antara penunjang-penunjang energi
lain.
Berbagai macam sumber energi yang dapat digunakan pada suatu pusat
pembangkit listrik dapat di kategorikan sebagai berikut :
1. Sumber energi dari alam seperti air, panas bumi, angin, matahari.
2. Sumber energi dalam bentuk bahan bakar seperti minyak bumi, batu bara, dan
gas alam. Sumber energi tersebut bisa di gunakan dalam PLTA, PLTU, PLTG.
Salah satu pusat pembangkit tenaga yang menghasilkan energi listrik adalah
PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas). Perubahan energi yang terjadi di awali
dengan perubahan energi yang terkandung dalam uap panas di dalam bumi yang
tersalurkan keluar dari celah di kerak bumi. Kemudian panas tersebut di gunakan
untuk menggerakkan turbin yang di teruskan untuk menggerakkan generator.
Generator mengubah dari energi mekanis ke energi listrik.
Dengan adanya Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Program
Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Non Reguler Kerjasama PT.PLN
(Persero) ke lokasi-lokasi pembangkit listrik diatas yang telah kami adakan
diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan kami di bidang pembangkitan
tenaga listrik di Indonesia. Dalam hal ini, mahasiswa juga diharuskan untuk
melakukan evaluasi selama kami melakukan kunjungan berupa laporan sebagai
informasi, pengetahuan, pengalaman serta paling tidak kami akan mengerti apa
yang akan kami hadapi setelah kami lulus nanti.
2

1.2 Pembatasan Masalah


Laporan Kunjungan Kerja Lapangan ini disusun secara khusus untuk
membahas mengenai PLTP Darajat UBP Kamojang, yang mencakup komponen
komponen utama, proses produksi serta dampak dan pemakaian energi listrik dari
pembangkitan ini.

1.3 Maksud dan Tujuan Kegiatan


Maksud dan tujuan pelaksanaan Kunjungan Kerja Lapangan ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan sks dalam menempuh jenjang pendidikan Program
Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Non Reguler Kerjasama PT.PLN
(Persero). Secara garis besar tujuan dari Kunjungan Kerja Lapangan ini adalah
supaya penulis mengetahui aplikasi teori dengan keadaan di lingkungan kerja PT.
PLN (Persero), khususnya di PT. Indonesia Power UBP Kamojang.

Adapun secara lebih detail Kuliah Kerja Lapangan ini bertujuan :

1. Bagi mahasiswa
a. Menambah wawasan pengetahuan mengenai proses produksi tenaga
listrik di PLTA, PLTU, PLTGU, PLTP maupun PLTD serta pada proses
penyebarannya melalui Gardu Induk PLN.
b. Untuk memperoleh kesempatan dalam menganalisa permasalahan
yang ada di lapangan berdasarkan teori yang di peroleh selama proses
belajar.
c. Untuk memperoleh wawasan tentang dunia kerja.
2. Bagi institusi pendidikan
a. Menjalin kerjasama antara pihak universitas dengan dunia industri.
b. Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran antara
link and match dunia pendidikan dan dunia kerja.
c. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi.
3. Bagi perusahaan :
a. Membina hubungan baik dengan pihak instituisi pendidikan dan
siswanya.
3

b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap


pengembangan dunia pendidikan.

1.4 Manfaat Kegiatan


Diharapkan setelah melakukan kunjungan kerja lapangan ini, mahasiswa
diharapkan dapat :

1. Mempelajari cara kerja dan pengoperasian pembangkit listrik dari bahan


dasar primer (seperti air, gas, gas uap, panas bumi serta solar).
2. Mengetahui setiap pengaturan pengaturan yang berkaitan dengan setiap
kegiatan pembangkitan listrik.
3. Mengetahui cara cara perawatan (maintenance) pada setiap komponen
komponen pembangkit listrik yang bersangkutan.
4. Mengetahui berbagai aplikasi peralatan di berbagai pusat pembangkitan
listrik.
5. Mendapatkan gambaran dunia kerja.

1.5 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) kami adakan mulai tanggal 3
sampai 7 September 2012 dengan rincian sebagai berikut :

 Kunjungan pertama tanggal 3 September 2012 pukul 08.00 WIB di Gardu


Induk Ungaran, Jawa Tengah.
 Kunjungan kedua tanggal 3 September 2012 pukul 14.00 WIB di PT.Indonesia
Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica Sub Unit PLTA Garung,
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
 Kunjungan ketiga pada tanggal 4 September 2012 pukul 09.30 WIB di
PT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang Sub Unit
PLTP Darajat, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
 Kunjungan keempat pada tanggal 5 September 2012 pukul 08.00 di
PT.Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Muara Karang (PLTU
dan PLTGU), Jakarta.
4

 Kunjungan kelima pada tanggal 5 September 2012 pukul 13.00 WIB di


PT.Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Priok Sub Unit PLTD
Senayan.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan data adalah suatu cara penulisan yang digunakan
untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, tepat, jelas yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Lapangan. Metode
yang kami gunakan dalam pembuatan laporan kegiatan Kunjungan Kerja
Lapangan tersebut adalah :

1. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan,
dalam hal ini kami secara langsung datang ke tempat lokasi pembangkit
listrik tersebut berada, dengan tujuan agar mendapatkan gambaran nyata
tentang proses Power Plant di pembangkit listrik
2. Metode Wawancara
Metode wawancara kami gunakan dengan cara bertanya langsung kepada
petugas di lapangan agar mendapatkan penjelasan secara langsung mengenai
segala sesuatu tentang pembangkit listrik.
3. Metode Studi Literatur
Metode ini kami gunakan dengan membaca dan mempelajari buku
panduan maupun softcopy yang diberikan dari pihak pemateri agar dapat
melengkapi laporan yang kami buat.
5

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Unit PLTP Darajat merupakan salah satu Unit Pembangkit Panas Bumi, unit
PLTP Darajat terletak di kaki Gunung Papandayan dan lokasi Unit PLTP Darajat
terletak di Kampung Cileuleuy–Desa Padawaas, Kecamatan Samarang Kabupaten
Garut pada ketinggian ±1750 meter diatas permukaan laut. Dengan perkiraan
mengandung energi panas bumi yang setara dengan ±200 MW energi listrik dalam
waktu 25 tahun.Saat ini, UBP Kamojang mengoperasikan PLTP dengan kapasitas
total sebesar 375 MW.

GENERATING DAYA MANUFACTURER TAHUN


UNIT TERPASANG OPERASI

Kamojang 1 30 MW Mitsubishi 1982


Kamojang 2 55 MW Mitsubishi 1987
Kamojang 3 55 MW Mitsubishi 1987
Darajat 1 55 MW Mitsubishi 1994
Gunung Salak 1 55 MW Ansaldo 1994
Gunung Salak 2 55 MW Ansaldo 1994
Gunung Salak 3 55 MW Ansaldo 1997
Tabel 2.1 Daya Terpasang Indonesia Power UPB Kamojang
Catatan (Note) : PLTP Gunung Salak Unit I, II dan III telah ditingkat masing-masing menjadi 60
MW pada 2005

UBP Kamojang mulai beroperasi pada 22 Oktober 1982 walaupun secara


resmi Presiden Soeharto baru meresmikan operasi Unit I pada 7 Februari
2003.Pembangunan PLTP di Sub UBP Darajat diselesaikan pada 1993, mulai
beroperasi pada 6 Oktober 1994, diikuti dengan pembangunan PLTP di Sub UBP
Gunung Salak yang terdiri Unit I yang mulai beroperasi pada 12 Maret 1994, Unit
II yang mulai beroperasi pada 12 Juni 1994 dan Unit III yang beroperasi pada 16
Juli 1997.
6

Pada awal operasinya Unit Gunung Salak I, II, dan III kapasitas terpasang
masing masing unit adalah 55 MW, pada 2005 kapasitas unit ditingkatkan
(uprated) menjadi masing masing 60 MW.

Panas bumi adalah energi terbarukan yang bersih dan memiliki beberapa
keunggulan: mudah didapat secara kontinyu dalam jumlah besar, ketersediaannya
tidak terpengaruh oleh cuaca, bebas polusi udara karena tidak menghasilkan gas
berbahaya. Lapangan panas bumi Kamojang diperkirakan memiliki potensi energi
sebesar 300 MWe. Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi
terbesar di dunia dengan potensi energi panas bumi sebesar 27 Gwe (Potensi
Panas Bumi dunia 50 Gwe). Potensi ini perlu dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan energi dalam negeri dan mengurangi ketegantungan terhadap energi
fosil yang semakin menipis.Saat ini, UBP Kamojang mengoperasikan PLTP
dengan kapasitas total sebesar 375 MW.

2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Nilai PT. Indonesia Power

PT. Indonesia Power sebagai perusahaan memiliki visi, misi, motto, dan
tujuan.
a. Visi PT. Indonesia Power:
Visi PT.Indonesia Power adalah menjadi perusahaan publik dengan
kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.
Penjabaran Visi :
1. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga
menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan
perusahaan sejenis di dunia
2. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT.
Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan maupun sistem
kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap setiap
perubahan
3. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan
stakeholder.
7

4. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial


dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan
b. Misi PT. Indonesia Power:
Misi PT. Indonesia Power adalah melakukan usaha dalam bidang
pembangkitan tenaga listrik dan mengembangkan usaha-usaha lain
yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat,
guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam
jangka panjang.
c. Motto
Motto PT. Indonesia Power adalah Bersama...kita maju.
d. Tujuan
Tujuan PT. Indonesia Power adalah :
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang
berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling
menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
e. Nilai Perusahaan : IP-HaPPPI
1. INTEGRITAS
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang
terbaik kepada Perusahaan.
8

2. PROFESIONAL
Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan
bidang pekerjaanya.
3. HARMONI
Serasi, selaras, dan seimbang dalam pengembangan kualitas
pribadi, hubungan dengan stakeholder, dan hubungan dengan
lingkungan hidup.
4. PELAYANAN PRIMA
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stakeholder.
5. PEDULI
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta
memelihara lingkungan sekitar.
6. PEMBELAJAR
Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan
kemudian berbagi dengan orang lain.
7. INOVATIF
Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru
dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik
proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.3 Makna Bentuk dan Warna Logo


Logo PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Logo Indonesia Power

Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power (perusahaan)


merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.
9

Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat


untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utility company di
Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya power utility company di
Indonesia, namun karena perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia
bahkan di kawasannya , maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name.
Bentuk :
1. Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan
dengan menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan kuat :
FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD
2. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan
“TENAGA LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama
perusahaan.
3. Titik / bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan
simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT.
PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian
besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini,
diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

1. Merah
Diaplikasikan pada kata “INDONESIA”, menunjukkan identitas yang
kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi
tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata “POWER”. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
“POWER”, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi,
efisien, aman dan ramah lingkungan.

2.4 Lokasi Perusahaan


Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang berlokasi di daerah perbukitan sekitar
1500 meter dari permukaan laut dan 42 km ke arah tenggara Kota Bandung,
10

terdiri dari tiga Sub Unit Bisnis Pembangkitan, yaitu: Sub UBP Kamojang, Sub
UBP Darajat, dan Sub UBP Gunung Salak. Unit bisnis ini mengelola dan
mengoperasikan tujuh Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Unit PLTP
Darajat merupakan salah satu Unit Pembangkit Panas Bumi, unit PLTP Darajat
terletak di kaki Gunung Papandayan dan lokasi Unit PLTP Darajat terletak di
Kampung Cileuleuy–Desa Padawaas, Kecamatan Samarang Kabupaten Garut
pada ketinggian ± 1750 meter diatas permukaan laut.

Gambar 2.2 Lokasi Perusahaan


11

2.5 Struktur Organisasi


Berikut adalah Struktur Organisasi PT Indonesia Power UBP Kamojang

Gambar 2.3 Struktur Organisasi


12

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Sumber Daya Panas Bumi


Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang
terlempar dari matahari. Karenanya, bumi hingga kini masih mempunyai inti
panas sekali yang meleleh. Kegiatan-kegiatan gunumg berapi dibanyak tempat
dipermukaan bumi dipandang sebagai bukti dari teori ini. Magma yang
menyebabkan letusan-letusan vulkanik juga menghasilkan sumber–sumber uap
dan air panas pada permukaan bumi. Dibanyak tempat, air dibawah tanah
bersinggungan dengan panas di perut bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan
tekanan tinggi.Ia mengalir kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan aliran
uap. Kita bisa menggunakan tidak hanya hembusan alamiah tetapi dapat membor
hingga bagian dasar uap, atau menyemprotkan air dingin hingga bersinggungan
dengan karang kering yang panas untuk memanaskannya menjadi uap.

Gambar 3.1. Isi Perut Bumi

Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian sebagaimana terlihat pada
Gambar 3.1. Bagian paling luar adalah lapisan kulit/kerak bumi (crust),. Tebalnya
rata-rata 30-40 Km atau lebih didaratan, dan dilaut antara 7 dan 10 Km. Bagian
berikutnya dinamakan mantel, mantel bumi (mantle) merupakan lapisan yang
semi-cair atau batuan yang meleleh atau sedang mengalami perubahan fisik akibat
pengaruh tekanan dan temperatur tinggi disekitarnya, yang terdiri atas batu yang
dalamnya mencapai kira-kira 3000 Km, dan yang berbatasan dengan inti bumi
13

yang panas sekali. Bagian luar dari inti bumi (outer core) berbentuk liquid. Inti ini
terdiri atas inti cair atau inti meleleh, yang mencapai 2000 Km. Kemudian lapisan
terdalam dari inti bumi (inner core) berwujud padat. inti keras yang mempunyai
garis tengah sekitar 2600 Km.

0
Panas inti mencapai 5000 C lebih. Diperkirakan ada dua sebab mengapa
inti bumi itu panas. Pertama disebabkan tekanan yang begitu besar karena
gravitasi bumi mencoba mengkompres atau menekan materi, sehingga bagian
yang tengah menjadi paling terdesak. Sehingga kepadatan bumi menjadi lebih
besar sebelah dalam. Sebab kedua bahwa bumi mengandung banyak bahan
radioaktif seperti Uranium-238, Uranium-235 dan Thorium-232. Bahan – bahan
radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut dengan
sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang
mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai permukaan
2
bumi adalah sebesar 400 kkal/m setahun.

Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan


sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma
yang menerima panas dari inti bumi.

Gambar 3.2 memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap, yang


biasanya disebut fumarole atau geyser serta sumber air panas.

Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat.
Diatas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai
banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, yang berasal dari air
tanah, atau resapan air hujan, atau resapan air danau maka air itu turut dipanaskan
oleh lapisan batu padat yang panas itu. Bila panasnya besar, maka terbentuk air
panas, bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan
batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi
sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar. Dalam
hal ini keatas, yaitu kearah permukaan bumi.
14

Gambar 3.2 skema terjadinya sumber air panas dan sumber uap

Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata
air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam
yang bersuhu dan tekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan
kegenerator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.

3.2 Langkah Konsevasi Energi Panas Bumi


Langkah awal dalam mempersiapkan konservasi energi panas bumi yang
pertama yaitu studi tentang sistem panas bumi terutama karaktersitik sumber
panas bumi. Kita mulai dari dapur magma. magma sebagai sumber panas akan
menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam batuan-batuan pembentuk
kerak bumi. makin besar ukuran dapur magma, tentu akan makin besar sumber
daya panasnya dan semakin ekonomis untuk dikembangkan.

Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang dimanfaatkan


pada pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi dengan suhu dan tekanan
tertentu. sehingga kondisi hidrologi merupakan salah satu faktor penentu dalam
hal ketersedian air. sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam
pengembangan energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air
tanah, air connate, air laut, air danau, es atau air hujan.

Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah


permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk
meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang terperangkap didalamnya, yang
15

sering disebut sebagai Reservoir, dan Reservoir panas bumi biasanya


diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu :

 Reservoir yang bersuhu rendah (<150ºC) dan


 Reservoir yang bersuhu tinggi (>150ºC).
Yang dapat digunakan untuk sumber pembangkit tenaga listrik dan
dikomersialkan adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan
perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature
juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 50ºC.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang
0 0
relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 250 C). Bandingkan
0
dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220 F
0
atau 5500 C.

Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas bumi,
walaupun termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas bumi memiliki
umur tidak terbatas , sehingga perhitungan umur panas bumi juga merupakan hal
yang sangat penting terutama dalam hitungan keekonomiannya.

3.3 Perhitungan Energi Panas Bumi


Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya
mempergunakan data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-analisa kimia
memberikan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk perkiraan potensi
panas bumi suatu daerah. Rumus yang ada adalah sangat kasar dan merupakan
perkiraan garis besar. Diantara rumus yang ada atau sering dipakai adalah metode
Perry dan metode Bandwell, yang pada umumnya merupakan rumus empirik.

Metode Perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari panas yang
hilang. Rumus untuk mendapatkan energi metode Perry adalah sebagai berikut :

E = D x Dt x P
16

di mana:

E = arus energi (Kkal/detik)


D = debit air panas (L/det)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin
0
( C) P = panas jenis (Kkal/kg)

Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air
panas dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas
dinyatakan dalam miligram per liter.

3.4 Prinsip kerja PLTP secara umum


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik (Power
generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya.

Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara singkat adalah
sebagai berikut: Air panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan ke
Steam receiving header, kemudian oleh separator air dengan uap dipisahkan,
kemudian uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dihasilkan
listrik.

3.5 Teknologi dan Prinsip Kerja PLTP


Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat
dibagi menjadi 3(tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi
(geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan
reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi
ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.

a. Uap Kering (dry steam)


Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235
derajat celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit
jumlahnya. Seperti terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari
17

sumber panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian


turbin akan memutar generator untuk menghasil listrik. Teknologi ini
merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello,
Italia pada tahun 1904. Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas
kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi. Contoh jenis ini di
Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x
2000 kW.

Gambar 3.3 Dry Steam Power Plant

Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat


dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor dengan
kelengkapan nya seperti menara pendingin dan pompa, Tipe ini adalah
sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contoh adalah PLTP Kamojang 1 x 30
MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Darajad 1 x 55 MW.

b. Flash steam
0
Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 182 C pada reservoir, cara
kerjanya adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas,
perlu dipakai suatu separator yang memisahkan air dan uap dengan
menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah
sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang
memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik. Air panas
yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui
injection wells.
18

Gambar 3.4 Flash Steam Power Plan

c. Binary cycle
Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara
0
107-182 C. Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu
pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang
disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke
turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke
generator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja
memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-
butana atau Iso-pentana.

Gambar 3.5. Binary Steam Power Plant

Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada


sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak
mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan
19

akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas


menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x
lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.

3.6 Potensi Panas Bumi di Indonesia


Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas
bumi yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai
5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi
panas bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, seperti :

 PLTP Kamojang didekata Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total
140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.
 PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55 MW.
 PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan
kapasitas total 330 MW.
 PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.
Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah
sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak
memerlukan biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit
karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi.

Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-5.000 per
kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi
US$ 1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda
dari satu area ke area yang lain. Penurunan produksi yang cepat, merupakan
karakter produksi yang harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang,
ditambah kualitas produksi yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak
masalah di pembangkit. Misalnya, kandungan gas yang tinggi mengakibatkan
investasi lebih besar.Dalam pembangkitan listrik, harga jual per kWh yang
ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding dengan biaya
eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik yang ditetapkan
pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per kWh.
20

BAB IV

PROSES PRODUKSI LISTRIK PADA PLTP

4.1 Proses Produksi Energi Listrik di PLTP Darajat

Gambar 4.1 diagram skematik proses produksi

Pada gambar diagram skematik di atas, terlihat bahwa fluida panas bumi
keluar dari perut bumi melalui sumur produksi. Fluida ini selanjutnya dialirkan
dan di-flashing ke dalam separator. Di dalam separator terjadi pemisahan antara
air dan uap kemudian melewati Demister yang berfungsi untuk mengeliminasi
butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur – sumur panas bumi. Demister
ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang
ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar
gedung pembangkit. Air hasil pemisahan ini selanjutnya dialirkan ke sumur
injeksi sedangkan uapnya dialirkan menuju turbin. Di turbin, uap selanjutnya akan
memutar sudu-sudu turbin sehingga pada akhirnya akan dihasilkan energi listrik.
21

Fluida yang keluar dari turbin selanjutnya dialirkan ke kondensor. Di


dalam kondensor, fluida yang masih dalam keadaan dua fasa ini akan
dikondensasikan. Pada dasarnya, prinsip dari proses kondensasi ini adalah
mengalirkan fluida dingin ke fluida dua fasa tersebut sehingga fluida dingin akan
menyerap sebagian kalor dari fluida dua fasa.
Kalor yang terserap ini kira-kira hampir sama dengan kalor laten pada
keadaan tersebut. Kalor laten merupakan kalor yang dibutuhkan untuk mengubah
air menjadi uap atau kalor yang dilepaskan ketika uap mengembun menjadi air.
Akhir dari proses kondensasi ini adalah terubahnya fluida dua fasa menjadi fluida
satu fasa air akibat terserapnya sebagian kalor dari fluida dua fasa oleh fluida
dingin. Dalam hal ini, fluida dingin diperoleh dari air di menara pendingin yang
dialirkan ke kondensor.
Fluida yang keluar dari kondensor merupakan fluida satu fasa air, namun
demikian temperatur dari fluida ini relatif tidak berubah terhadap temperatur awal
saat memasuki kondensor. Hal ini karena proses pelepasan kalor dari fluida
tersebut hanya cukup untuk mengubah fasanya menjadi air tetapi tidak cukup
untuk menurunkan temperaturnya. Oleh karena itu, fluida yang keluar dari
kondensor ini selanjutnya dialirkan menuju menara pendingin untuk diturunkan
temperaturnya.
Setelah didinginkan di menara pendingin, sebagian dari fluida ini dialirkan
kembali ke kondensor untuk mengkondensasikan fluida berikutnya yang keluar
dari turbin dan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi dengan
mengandalkan head dari cooling tower ke tempat reinjeksi. Proses seperti ini terus
berulang dan mencipatakan sebuah siklus.

4.2 Peralatan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Suatu PLTP memiliki peralatan-peralatan yang tidak banyak berbeda dengan
suatu PLTU bahkan lebih sederhana karena tidak ada bagian pembangkitan uap.
Peralatan suatu PLTP pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yang besar
yaitu :

4.2.1 Bagian Produksi uap dalam


22

Disini untuk peralatan dibagian produksi uap alam terletak dilapangan


panas bumi itu sendiri. Adapun peralatan pada bagian produksi uap alam adalah ;

a. Peralatan lubang produksi (well head equpment)


Adalah peralatan yang terdapat tepat diatas lubang produksi.
1. Service Valve
Digunakan untuk pengaturan aliran serta tekanan fluida yang keluar
selama pengujian.
2. Shunt off valve
Dipergunakan untuk menutup lubang sumur, apabila diadakan
perbaikan atau pemeliharaan.
3. Bleed Valve
Dipergunakan untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat
terkondensasi.
4. Bypass Valve
Dipergunakan untuk membuang uap yang tidak diperlukan.

Gambar 4.2 Peralatan Lubang Produksi


23

b. Peralatan transmisi cairan ( Uap dan air panas )


1. Pipa – pipa transmisi
Yaitu peralatan yang digunakan untuk mentransmisikan cairan ( uap
dan air panas ) dari lubang produksi ke PLTP.
2. Drum ( Steam Receives )
Tempat yang digunakan untuk mengumpulkan uap alam dari lubang –
ubang produksi sebelum uap dialirkan ke turbin PLTP ( uap dari sumur
produksi dikumpulkan menjadi satu ).
3. Pemisah Uap ( Steam Sparators )
Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara kotoran dan air yang
terkandung dalam uap sebelum uap tersebut digunakan untuk
menggerakkan turbin.
4. Silensers
Alat ini difungsikan untuk menahan kebisingan akibat pengaliran sat
– sat dengan kecepatan yang tinggi ( uap, gas dan sebagainya ).

4.2.2 Bagian perubahan tenaga uap alam menjadi tenaga listrik


a. Turbin
Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memilii turbin sebagai
penghasil gerakkan mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik
melalui generator. Pada system PLTP Derajat mempergunakan turbin
jenis silinder tunggal dua aliran ( single cylinder double flow ) yang
merupakan kombinasi dari turbin aksi ( impuls ) dan reaksi.

Gambar 4.3 Turbin


24

Berikut ini spesifikasi turbin uap pada PLTU Derajat;

 Type : impulse and reaction double flow


condensing turbine
 rated output : 55 mw
 maximum capability : 57.750 kw
 speed : 3000 rpm
 steam presure inlet : 10 bara
 steam temperatur : 179.9  C
 number of stage : 6 stage
 konsumsi uap : 360 ton/jam

b. Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi
mekanik putaran poros turbin menjadi energi listrik. PLTP kamojang
mempergunakan generator jenis hubung langsung dan didinginkan
dengan air, memiliki 2 kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000 rpm.

Gambar 4.4 Generator

Berikut ini spesifikasi generator pada PLTU Derajat;

 generator type : ftlri504/58-2


 output : 68750 kva
 voltage : 13800 v
25

 current : 2875 a
 ex.voltage : 330 v
 ex. current : (735) rated v
 power factor : 0.8
 speed : 3000 rpm
 insulation class :f

c. Jet Condenser
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari
turbin dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin
masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi
sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan
melalui spray nozzle.

Gambar 4.5 Jet Condenser

Berikut ini spesifikasi Jet Condenser

 type : direct contact condenser


 design vaccum : 0.105 bar abs
 : recirculating water
kind of cooling water
 cooling water temp : 25.5 C
 hot water temp : 43.8 C
 quantity of cooling water : 8.910 m3/hr
26

d. Liquid Ring Vaccum Pump


Pompa vakum berfungsi untuk memperbaiki derajat kevakuman.

Gambar 4.6 Pompa Vakum

Spesifikasi Liquid Ring Vaccum Pump

 type :p
 output : 350 kw
 voltage : 6300 v
 current : 38.3 a
 speed : 1476 rpm
 frequency : 50 hz
27

e. Main Cooling Water Pump


Main cooling water pump ( MCWP ) adalah pompa pendingin utama
yang berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke
cooling tower untuk kemudian didinginkan. Jenis pompa yang
digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barriel type 1 Stage
Double Suction Centrifugal Pamp, dengan jumlah dua buah pompa
untuk setiap unit.

Gambar 4.7 Main Cooling Water Pump (MCWP)

Spesifikasi Main Cooling Water Pump

 type : mla5316a
 output : 670 kw
 voltage : 6300 v
 current : 80 a
 speed : 590 rpm
 power factor : 0.79
 frequency : 50 hz
28

f. Main Transformator
Trafo utama yang digunakan adalah type ONAN dengan tegangan 11,8
KV pada sisi primer dan 150 KV pada sisi sekunder. Tegangan output
generator 11,8 KV ini kemudian dinaikkan ( step up trafo ) menjadi 150
KV dan dihubungkan secara parallel dengan system Jawa – Bali.
Kapasitas dari trafo utama adalah 70.000 KVA.

Gambar 4.8 Transformator Utama

Spesifikasi Main Transformator

 type : tl-0300
 rated power : 66 mva
 voltage : 13800 v / 150 kv
 frequency : 50 hz
 phasa :3
 vector group : ynd5
 type of cooling : onan
29

g. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang
berukuran 14.5 m3 didalamnya terdapat kisi – kisi baja yang berfungsi
untuk mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur –
sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah
alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan
rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.

Gambar 4.9 Demister


Berikut ini spesifikasi Demister

 type : vertical

 design steam flow : 394 t/h


 design pressure : 14.76 barg
 design temperature : 205 c
 normal operating pressure : 10 bara
 normal operating temp : 180c
30

h. Cooling Tower
Pada PLTP, sistem pendinginannya memenfaatkan udara pegunungan
yang dingin dan bersih. Akan tetapi, karena udara bersifat sebagai gas,
maka dibutuhkan volume yang besar, dan permukaan pertukaran panas
yang luas, agar pendinginannya sempurna. Untuk itu dibutuhkan suatu
menara yang tinggi. Pada menara pendingin ini, udara dihisap kedalam
dan setelah mendinginkan kondensator, udara yang telah menjadi panas
ini, dihembuskan keluar melalui cerobong menara disebelah atas.

Gambar 4.10 Cooling Tower

Berikut ini spesifikasi Cooling Tower

 type : cross flow


 number of cell :4
 number of motor :4
 voltage : 380 v
 speed motor : 1500 rpm
 speed fan blade : 132 rpm
 :8
number of fan blade
31

i. Reinjection Pump
Reinjection pump digunakan untuk memompa fluida dari cooling tower
menuju sumur reinjeksi, tapi akhir ini PLTP darajat tidak menggunakan
reinjeksi pump melainkan menghandalkan head dari cooling tower ke
sumur reinjeksi. Dengan menggunakan prinsip ini PLTP darajat lebih
efisien dalam menggunakan listrik.

Gambar 4.11 Reinjection Pump

Spesifikasi Reinjection Pump

 type : 18 g85w417g1
 voltage : 380 v
 output : 75 kw
 frequency : 50 hz
 current : 210 a
 speed : 3000 rpm
 power factor : 0.89
32

j. Separator
Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat – zat
padat, silica, bintik –bintik air, dan zat lain yang bercampur dengan uap
yang masuk ke dalam separator.

Gambar 4.12 Separator


Berikut ini spesifikasi separator:

 type : cyclone
 design steam flow : 394 t/h
 design pressure : 14.76 barg
 design temperature : 205 c
 normal operating pressure : 10.4 bara
 normal operating temp : 180c

4.3 Penentuan Lokasi Sumber-Sumber Energi Panas Bumi


Sumber-sumber geothermal harus dijelaskan letaknya dan dijelajahi sebelum
itu dapat dipakai. Salah satu langkah yang paling penting adalah membuat bagan
dari luas daerah, sehingga dapat diketahui bahwa aliran panas yang keluar dekat
dengan permukaan adalah pasti lebih besar dari pada jumlah rata-rata dari energi
panas yang ada. Suhu permukaan dapat membingungkan
33

sehingga akan lebih dapat diandalkan apabila dibuat ukuran pada kedalaman 20-
90 m.

Pengukuran tentang seberapa baik massa batuan diberbagai kedalaman itu


dapat menghantarkan listrik ataupun ukuran-ukuran magnetik, elektromagnetik
dan gaya tarik dianalisis untuk menentukan apakah struktur batuan tersebut sesuai
dengan energi geothermal. Selain itu analisis kimia terhadap yang berhubungan
dengan endapan panas bumi. Pada umumnya semua hal tersebut ataupun energi
panas bumi (geothermal) terdapat didaerah–daerah bekas gunung berapi yang
telah berubah konstruksi akibat gejala–gejala alam.

Didalam penentuan lokasi sumber PLTP bumi sangat mutlak dilaksanakan


sebagai persyaratan perlu mempelajari :

a. Posisi steam reservoir


Persyaratan reservoir geothermal yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik, adalah :
1. Jarak peresapan batuan tidak terlalu jauh.
2. Jarak terbentuknya uap alam tidak terlalu dalam melebihi
kemampuan teknik pengeboran.
3. Perlu adanya suatu zone kedap air, yaitu batuan penudung
yang mencegah hilangnya sumber panas.
4. Curah hujan yang cukup atau tata perairan bawah tanah,
untuk mensuplai air ke reservoir.

5. Daerahnya pernah mengalami gejala geologi dimana terbentuk sruktur


yang memungkinkan sumber panas mencapai permukaan, sebagai
indikasi adanya air panas.
o
6. Suhu reservoir menimal 200 C

b. Faktor kegempaan (seismisitas)

Seismisitas sangat mempengaruhi suatu PLTP dalam hal:

1. Ekstraksi dan reinjeksi uap alam melahirkan gejala lokal seismiticity


34

2. Gempa bumi mengakibatkan fasilitas PLTP terpengaruh


3. Gempa bumi mempengaruhi operasi PLTP

Oleh karena itu didalam penentuan lokasi bangunan PLTP perlu


memperhatikan gejala seismitik.

c. Pemilihan lokasi PLTP


Dalam pemilihan lokasi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Jarak ke sumur produksi
Uap Energi Panas Bumi (geothermal) hanya akan ekonomis bila di
transport sejauh 4 km
2. Morfologi lokasi
Hendaknya dipilih yang cukup representatif sehingga tidak
memerlukan biaya yang besar dalam penggalian dan timbunan.
3. Pondasi PLTP
Hendaknya terdiri dari pormasi batuan yang kompak jauh dari daerah
tektonik.
4. Acces road
Untuk memudahkan transport heavy equipment turbo generator
transformer.
5. Tersedianya tanah ( tidak ada konflik dalam penggunaan ).

d. Pemilihan material / bahan bangunan untuk peralatan pada PLTP bumi.


Mengingat uap geotermal mengandung unsur yang bersifat korosi seperti
H2S dan CO2 maka material yang dipilih perlu disesuaikan dengan sifat uap
yang ada, hal ini untuk menjamin kelangsungan operasi peralatan–peralatan
PLTP.
e. Tersedianya air
Air diperlukan untuk periode selama pembangunan, selama operasi dan
untuk pemadam kebakaran. Untuk ini pemilihan lokasi PLTP hendaknya
dekat dengan sumber air.
35

4.4 Keuntungan dan Kekurangan PLTP


Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan
kekurangan dari energi panas bumi diatas :

1. Keuntungan PLTP
a. Bersih.
PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari
tidak membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna
memutar turbin. Menghasilkan listrik dengan energi geotermal
membantu menghemat pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak
bisa diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis
bahan bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita.

b. Tidak boros lahan.


Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya
per MW lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit
lain.Instalasi geotermal tidak memerlukan
pembendungan sungai atau penebangan hutan, dan tidak ada
terowongan tambang, lorong-lorong, lubang-lubang
terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak.
c. Dapat diandalkan.
PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.
Suatu pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan
bakarnya.Hal ini membuatnya resisten terhadap hambatan
penghasilan listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencana alam
yang bisa mengganggu transportasi bahan bakar.
d. Fleksibel.
Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit
tambahan dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan listrik yang meningkat.
e. Mengurangi Pengeluaran.
36

Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk


PLTP ’’ Bahan bakar “geotermal, selalu terdapat dimana
pembangkit itu berada.
f. Pembangunan
PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas
hidup dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang
bertempat tinggal jauh dari sentra populasi yang berlistrik.
2. Kerugian – kerugian PLTP
a. PLTP selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana
terdapat banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas
H2S, hal ini akan menyebabkan kandungan H2S akan
meningkat.Kandungan H2S yang bersifat korosit akan dapat
menyebabkan peralatan–peralatan mesin maupun listrik berkarat.
b. Ancaman akan adanya hujan asam
c. Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya
erosi dan amblesan (subsidence). Amblesan juga didukung

letak geomorfologi tapak kegiatan yang berada pada kaldera


vulkanik dengan patahan sekelilingnya sesuai dengan munculnya
kerucut resent. Faktor lain yang berpengaruh
adalah posisi Bali secararegional merupakan daerah rawan gempa
bumi. Untuk memantau dampak amblesan, maka di tapak kegiatan
harus dipasang mikro seismograf. Apabila terjadi amblesan maka
kegiatan operasional PLTP harus dihentikan.

d. Menyusut dan menurunnya debit maupun kwalitas sumber mata air


tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan
menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan
menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air.
e. Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman
kebakaran hutan di mana diperlukan waktu antara 30-50 tahun
untuk mengembalikan fungsi hutan lindung seperti semula.
37

f. Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota


air karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO,
NO2 dan H2S.
38

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan
Bahwa :

1. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi tidak menimbulkan


pencemaran yang berjumlah besar terhadap lingkungan , suatu hal yang
dewasa ini sangat di perhatikandalam setiap pembangunan dan
pemanfaatan teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya
dukungnya bagi kehidupan umat manusia.
2. Selain ramah lingkungan PLTP mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu
sampai 90% di bandingkan dengan PLTU yg efisiensinya hanya mencapai
65%-75%.
3. Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas
bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan total potensi
energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel minyak.
Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada.
4. PLTP darajat dengan satu unit berkapasitas 55 MW. Yang termasuk dalam
jariingan interconectsi JAMALI (Jawa, Madura, dan Bali).

5.2 Saran
Dari pembahasan di atas saran-saran dari penulis yang bisa di sampaikan :
1. Di harapkan masyarakat luas mengenal ke unggulan apa saja yang terdapat
di PLTP.
2. Pada saat Kunjungan Kerja Lapangan sebaiknya semua mahasiswa
mengoptimalkan momentum tersebut sebagai tambahan ilmu untuk bekal
jadi karyawan PLN kelak. Selain itu juga karena KKL ini sendiri
membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Anda mungkin juga menyukai