Anda di halaman 1dari 10

Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara

Menguranginya
Afridian Wirahadi Ahmad
Yossi Septriani
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang

Abstract

In a company, firm owner usually will delegate jobs and responsibility for arrangement and
manage their firm operational to managers for their interest. The managers who receive the
responsibility in this role called by agent, having a duty for maximize the welfare of owner
both short and long time. On the other side, the manager also have same interest with the
owner, is maximize their self welfare. The presence of two interest give impact to agency
problems. This paper is test review the managerial ownership, institutional ownership, debt
policy, dividend policy, risk, incentive policy, alliance, and understanding their part of role to
reduce agency conflict.

Key words: agency conflict, managerial ownership, institutional ownership, debt policy,
dividend policy, risk, incentive policy, alliance, and understanding their part of role.

1. Pendahuluan Jensen dan Meckling (1976), Godfrey et


al (19970 dan Scott (2000),
Dalam perkembangan bisnis pemilik menggambarkan hubungan keagenan
menghadapi permasalahan yang (agency relationship) sebagai hubungan
berkaitan dengan pengelolaan yang timbul karena adanya kontrak yang
perusahaan. Pada kondisi ini pemilik tidak ditetapkan antara prinsipal yang
dapat mengelola sendiri, akibatnya menggunakan agen untuk melakukan
tanggung jawab pengelolaan jasa yang menjadi kepentingan prinsipal
perusahaaan didelegasikan pada pihak dalam hal terjadi pemisahan kepemilikan
kedua. Keputusan Inl menyebabkan dan kontrol perusahaan. Secara garis
terjadinya pemisahan kepemilikan dan besar Jensen dan Meckling (1976)
pengendalian perusahaan antara pemilik menggambarkan dua macam bentuk
sebagai prinsipal dan manajer sebagai hubungan keagenan, yaitu antara
agen (Jensen dan Meckling, 1976). manajer dengan pemegang saham
Pemisahan kepemilikan dan (shareholders) dan antara manajer
pengendalian terse but menyebabkan dengan pemberi pinjaman (bondholders).
manajer bertindak tidak sesuai dengan Hubungan kontraktual ini agar dapat
kegiatan prinsipal. Dalam melaksanakan berjalan lancar, prinsipal mendelegasikan
tugas manajerial, manajer memiliki tujuan otoritas pembuatan keputusan kepada
pribadi yang bersaingan dengan tujuan agen dan hubungan ini juga perlu diatur
prinsipal didalam memaksimalkan dalam suatu kontrak yang biasanya
kemakmuran pemegang saham. Manajer menggunakan angka-angka akuntansi
membebankan biaya kepada perusahaan yang dinyatakan dalam laporan keuangan
sehingga mengurangi keuntungan dan sebagai dasarnya. Pendesainan kontrak
pembayaran dividen. Konflik yang yang tepat untuk menyelaraskan
disebabkan oleh pemisahan kepemilikan kepentingan agen dan prinsipal dalam hal
dan pengendalian perusahaan disebut terjadi konflik kepentingan inilah yang
sebagai konflik keagenan (agency merupakan inti dari teori keagenan
conflict). (Scott,2000).
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk adanya informasi yang tidak simetris dan
meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi ketidakpastian. Teori ini juga
mekanisme pengontrolan masalah menekankan pada eksistensi mekanisme
keagenan melalui kepemilikan pasar dan institusional yang dapat
manajerial, kepemilikan institusional, melengkapi kontrak untuk mengatasi
kebijakan utang, kebijakan dividen, masalah-masalah yang muncul dalam
resiko, kebijakan insentif, aliansi, dan hubungan kontraktual.
memahami perannya. Penulis akan
mengguatkan studi literatur dengan cara
mengumpulkan dan menganalisa text
book dan artikel-artikel terkait. 2.2. Penyebab Konflik Keagenan

Pemilik harus mengendalikan konflik


keagenan untuk menghindari
2. Tinjauan Teoritis permasalahan yang mengganggu
kemajuan perusahaan di masa
2.1. Teori Keagenan mendatang. Permasalahan keagenan
ditelusuri dari beberapa kondisi, seperti
Dari sudut pandang manajemen penggunaan arus kas bebas (lfee cash
keuangan, salah satu tujuan perusahaan flow) pad a aktifitas yang tidak
adalah untuk memaksimumkan menguntungkan, peningkatan kekuasaan
kemakmuran pemegang saham atau manajer dalam melakukan over
Stockholder (Brigham dan Daves, 2001). investment, dan consumption of
Tujuan tersebut seringkali hanya bisa excessive perquisites (Jensen, 1986),
dicapai apabila tanggung jawab atau disebabkan oleh perbedaan
pengelolaan perusahaan diserahkan keputusan investasi antara investor
kepada para profesional, dikarenakan dengan manajer (Bhatala et ai, 1994).
para pemilik modal memiliki banyak Investor memilih resiko tinggi untuk
keterbatasan. Dengan menyerahkan mendapatkan return tinggi sedangkan
pengelolaan perusahaan tersebut kepada manajer memilih resiko rendah untuk
pada profesional, diharapkan mereka mempertahankan posisi atau sebaliknya
dapat menutup keterbatasan yang ada. di dalam perusahaan (Crutchley dan
Para profesional ini disebut dengan Hansen, 1989). Masalah keagenan
manajer atau agen. Manajer diberi antara pemegang saham dengan
kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu manajer, potensial terjadi jika manajer
pemegang saham, untuk membuat memiliki kurang dari 100% saham
keputusan, dalam hal ini menciptakan perusahaan. Karena tidak semua
konflik potensial atas kepentingan yang keuntungan akan dapat dinikmati oleh
disebut dengan teori agen (agency manajer, maka mereka tidak
theory) . berkonsentrasi pad a maksimisasi
kemakmuran pemegang saham (Brigham
Menurut Eisenhardt (1989) di dalam dan Daves, 2001).
Amilin (2002) teori keagenan
menjelaskan tentang pola hubungan Penunjukkan manajer oleh pemegang
antara prinsipal dan agen. Prinsipal saham untuk mengelola perusahaan,
bertindak sebagai pihak yang menurut Jensen dan Meckling (1976)
memberikan mandat kepada agen, akan memunculkan perbedaan
sedangkan agen sebagai pihak yang kepentingan antara manajer dan
mengerjakan mandat dari prinsipal. pemegang saham. Perbedaan sangat
Tujuan utama teori keagenan adalah mung kin terjadi karena para pengambil
untuk menjelaskan bagaimana pihak- keputusan tidak perlu menanggung resiko
pihak yang melakukan hubungan kontrak sebagai akibat adanya kesalahan dalam
dapat mendesain kontrak yang tujuannya pengambilan keputusan bisnis, begitu
untuk meminimalisir cost sebagai dampak pula jika mereka tidak dapat

48 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 47-55
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

meningkatkan nilai perusahaan. Resiko meningkatkan Dividen payout ratio


tersebut sepenuhnya ditanggung oleh (OPR).
para pemilik. Karena tidak menanggung
resiko dan tidak mendapat tekanan dari Menurut Demsey da Laber (1993), serta
pihak lain dalam mengamankan investasi Crutchley dan Hansen (1989),
para pemegang saham, maka pihak shareholder dispersion atau penyebaran
manajemen cenderung membuat pemegang saham juga berperan dalam
keputusan yang tidak optimal. Kondisi ini masalah keagenan. Pemegang saham
akan menimbulkan masalah keagenan. yang semakin menyebar kurang efektif
dalam monitoring dan sulit untuk
Masalah keagenan menurut Demsey dan melakukan kontrol terhadap perusahaan
Laber (1993) banyak dipengaruhi oleh (Jensen dan Meckling, 1976). Akibatnya
insider ownerShip. Insider ownership masalah keagenan muncul terutama
adalah pemilik perusahaan sekaligus karena adanya informasi yang asimetri.
menjadi pengelola perusahaan. Semakin Sebaliknya pemegang saham yang
besar insider ownerShip, perbedaan semakin terkonsentrasi pada satu atau
kepentingan antara pemegang saham beberapa pemegang saham saja akan
(pemilik) dengan pengelola perusahaan mempermudah kontrol terhadap
semakin kecil, mereka akan bertindak kebijakan yang diambil pengelola
lebih hati-hati karena mereka akan ikut perusahaan sehingga dapat mengurangi
menanggung konsekuensi dari tindakan asymmetric information dan mengurangi
yang dilakukan. Apabila insider ownership masalah keagenan.
kecil, yang berarti hanya sedikit jumlah
pemegang saham yang ikut terlibat dalam Dari perbedaan kepentingan itu maka
mengelola perusahaan maka semakin timbullah konflik yang biasa disebut
tinggi kemungkinan munculnya masalah konflik agensi. Konflik kepentingan antara
keagenan karena perbedaan kepentingan manajer dan pemegang saham dapat
antara pemilik saham dengan pengelola diminimumkan dengan suatu mekanisme
perusahaan semakin besar. pengawasan yang dapat mensejajarkan
kepentingan-kepentingan yang terkait
tersebut. Akibat dari munculnya
mekanisme pengawasan tersebut
2.3. Akibat Konflik Keagenan menyebabkan timbulnya suatu kos yang
disebut dengan agency cost.
Menurut Jensen (1986), hubungan antara
dividen dengen kepemilikan manajerial Menurut teori keagenan dari Jensen dan
dipahami melalu free cash flow Meckling (1976), permasalahan
hypothesis. Perusahaan dalam keagenan ditandai dengan adanya
menggunakan cash flow dari net present perbedaan kepentingan dan informasi
value yang positif memicu konflik yang tidak lengkap (asymetry information)
keagenan. Konflik ini terjadi karena di antara pemilik perusahaan (principal)
manajer dengan persentase kepemilikan dengan agen (agent). Sebagai Hasilnya
saham kurang dari 100% menggunakan akan timbul apa yang dinamakan biaya
cash flow untuk kepentingan yang tidak keagenan (agency cost) yang meliputi
menguntungkan bagi perusahaan. monitoring costs, bonding costs, dan
Tindakan tersebut mengakibatkan kas residual losses. Monitoring cost adalah
digunakan untuk kepentingan outsider biaya yang timbul dan ditanggung oleh
stockholder dan mengurangi kas yang principal untuk memonitor perilaku agen,
digunakan untuk mengembangkan yaitu untuk mengukur, mengamati, dan
perusahaan. Berdasarkan permasalahan mengontrol perilaku agen. Contoh biaya
ini diperlukan suatu mekanisme dalam ini adalah biaya audit dan biaya untuk
memotivasi manajer sehingga menetapkan rencana kompensasi
mengalokasikan kelebihan cash flow manajer, pembatasan anggaran, dan
pad a aktifitas yang tepat, seperti aturan-aturan operasi. Sementara

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 47-55 49
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

bonding cost adalah biaya yang termotivasi meningkatkan kinerja dan


ditanggung oleh agen untuk menetapkan bertanggung jawab meningkatkan
dan mematuhi mekanisme yang kemakmuran pemegang saham.
menjamin bahwa agen yang bertindak
untuk kepentingan principal, misalnya
biaya yang dikeluarkan oleh manajer
untuk menyediakan laporan keuangan 3.2. Kepemilikan Institusional
kepada pemegang saham. Pemegang Sebagai Agen Pengawas
saham hanya akan mengijinkan bonding (monitoring agents)
cost terjadi jika biaya tersebut dapat
mengurangi monitoring cost. Sedangkan Konflik kepentingan mendasari adanya
residual loss timbul dari kenyataan bahwa biaya keagenan, dengan asumsi
agen kadangkala berbeda dari tindakan rasionalitas ekonomi dimana orang akan
yang memaksimumkan kepentingan memenuhi kepentingannya terlebih
prinsipal. dahulu sebelum pemenuhan kepentingan
orang lain. Demikian juga halnya dengan
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan manajemen perusahaan. Teori keagenan
konsekuensi dari pemisahan fungsi mengatakan bahwa sulit untuk
pengelolaan dengan fungsi kepemilikan mempercayai bahwa manajemen (agent)
adalah pengambil keputusan relatif tidak akan selalu bertindak berdasarkan
menanggung resiko atas kesalahan kepentingan pemegang saham
dalam pengambilan keputusan. Resiko (principal), maka diperlukan monitoring
tersebut sepenuhnya ditanggung oleh dari pemegang saham sehingga konflik
prinsipal. Akibatnya manajer sebagai keagenan yang terjadi dapat dikurangi
pengambil keputusan dalam perusahaan (Copeland dan Weston, 1992).
cenderung untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka seperti Kepemilikan institusional dapat digunakan
peningkatan gaji dan status. sebagai cara untuk mengurangi konflik
keagenan antara pemegang saham dan
manajer. Pada beberapa penelitian
institusional digunakan sebagai varia bel
3. Cara Mengurangi Konflik kontrol terhadap kepemilikan manajerial.
Keagenan Hal ini disebabkan karena manajer tidak
dapat mempengaruhi persentase saham
Teori keagenan mengemukakan yang dimiliki oleh institusi, tetapi
beberapa cara untuk mengurangi konflik kepemilikan institusional berpengaruh
keagenan, yaitu dalam menentukan kepemilikan
manajerial maupun penggunaan hutang
(Crutchley dan Hansen, 1989).
Kepemilikan institusional didefinisikan
3.1. Meningkatkan Kepentingan sebagai proporsi kepemilikan saham
Manajerial pada akhir tahun yang dimiliki oleh
lembaga seperti perbankan, asuransi
Peningkatan kepentingan manajerial atau institusi lain. Peningkatan
digunakan sebagai cara untuk kepemilikan institusional menyebabkan
mengurangi konflik keagenan. Menurut kinerja manajer diawasi secara optimal
Crutchley dan Hansen (1989), Jensen et dan terhindar dari perilaku opportunistik.
al (1992) perusahaan meningkatkan Dengan melibatkan kepemilikan
kepemilikan manajerial untuk institusional, manajer bertindak sesuai
mensejajarkan kedudukan manajerial dengan keinginan pemegang saham
dengan pemegang saham sehingga sehingga mengurangi biaya keagenan
bertindak sesuai dengan keinginan (Bathala, 1994).
pemegang saham. Dengan peningkatan
persentase kepemilikan, manajer

50 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 47-55
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

3.3. Meningkatkan Pendanaan Melalui pengawasan yang dapat digunakan


Hutang adalah dengan mengaktifkan monitoring
melalui keterlibatan investor institusional
Penggunaan hutang diharapkan dapat yang akan mendorong munculnya
mengurangi konflik keagenan. pengawasan yang lebih optimal terhadap
Penambahan hutang dalam struktur kinerja manajer.
modal mengurangi penggunaan saham
sehingga mengurangi biaya keagenan
ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban
untuk mengembalikan pinjaman dan 3.4. Kebijakan Dividen
membayar beban bunga secara periodik.
Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja Kebijakan dividen merupakan keputusan
keras untuk meningkatkan laba sehingga yang sangat penting dalam perusahaan.
dapat memenuhi kewajiban dari Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak
penggunaan hutang. Sebagai yang mempunyai kepentingan yang
konsekuensinya dari kebijakan Inl berbeda, yaitu pihak pertama para
perusahaan menghadapi biaya keagenan pemegang saham dan pihak kedua
hutang dan resiko kebangkrutan perusahaan itu sendiri (manajemen).
(Crutchley dan Hansen, 1989). Dividen diartikan sebagai pembayaran
kepada pemegang saham oleh
Teori keagenan menyarankan sejumlah perusahaan atas keuntungan yang
mekanisme yang dapat digunakan untuk diperoleh. Menurut Crutchley dan Hansen
mengawasi konflik keagenan, termasuk (1989), peningkatan dividen diharapkan
didalamnya peningkatan insider dan debt dapat mengurangi biaya keagenan. Hal
financing. Jensen dan Meckling (1976) ini disebabkan DPR (dividen payout ratio)
mengatakan bahwa penggunaan besar menyebabkan rasio laba ditahan
instrumen insider mampu mensejajarkan kecil dan perusahaan menambah dana
kepentingan manajer dan stockholders dari sumber eksternal, seperti emisi
lainnya, kebijakan Ini menyebabkan saham baru. Penambahan dana
meningkatnya kontrol dari pihak menyebabkan kinerja manajer dimonitor
manajerial. Kebijakan mengenai insider oleh bursa, komisi sekuritas, dan
dan hutang dalam mengurangi penyedia dana baru. Pengawasan kinerja
munculnya potensi agency conflict telah menyebabkan manajer bertindak sesuai
ban yak diterima masyarakat secara luas. dengan kepentingan pemegang saham
Walaupun demikian, penggunaan hutang sehingga mengurangi biaya keagenan.
dan insider terlalu besar akan memiliki
masalah pertahanan (Grosman dan hart, Dividen disini berperan sebagai salah
1982), hal ini dimaksudkan bahwa apabila satu bentuk penawaran distribusi
insider tinggi, maka mereka memiliki pendapatan, karena dengan pembayaran
posisi yang kuat untuk melakukan dividen pemegang saham melihat bahwa
pengendalian terhadap perusahaan dan pengelola perusahaan sudah melakukan
pihak external stockholders akan tindakan yang sesuai dengan keinginan
mengalami kesulitan untuk mereka sehingga akan mengurangi
mengendalikan tindakan insider. Kondisi konflik. Akan tetapi meskipun
tersebut muncul sebagai akibat pihak pembayaran dividen dapat menurunkan
insider memiliki hak voting yang besar permasalahan keagenan, disisi lain justru
atas kepemilikannya yang tinggi. menimbulkan biaya karena arus kas yang
dihasilkan dari sumber internal tidak lagi
Untuk mengatasi kelemahan munculnya layak untuk memenuhi kebutuhan-
penggunaan hutang dan proporsi insider kebutuhan investasi perusahaan,
yang terlalu besar, maka dibutuhkan sehingga mendorong pengelola
suatu mekanisme pengendalian (Fama perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
dan Jensen, 1983). Mereka berpendapat dananya dari pihak eksternal untuk
bahwa salah satu mekanisme mengisi kembali dana yang sudah

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 47-55 51
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

dikeluarkan dalam bentuk dividen (Holder Sebaliknya apabila ditetapkan persentase


et ai, 1998 j. kepemilikan manajerial kecil, maka
manajer terfokus pad a pengembangan
kapasitas atau ukuran perusahaan.
Tujuan manajer melalukan tindakan ini
3.5. Tingkat Risiko yaitu untuk mempertahankan POSISI
manajerial dari ancaman hostile takeover,
Tingkat resiko dapat digunakan untuk meningkatkan status, kekuasaan, gaji,
mengurangi konflik keagenan. Dalam atau memberi kesempatan berkembang
kerangka konflik keagenan risiko bagi manajer bawah dan menengah.
digunakan dasar untuk menentukan Sebagai konsekuensi dari tindakan
kepemilikan manajerial, kebijakan utang tersebut, manajer menitikberatkan pada
dan kebijakan dividen tetapi dapat pula masalah insentif dan cenderung
dipengaruhi oleh ketiga kebijakan mengambil tindakan yang bersifat
tersebut. Menurut Demsetz dan Lehn perquisite of consumption (Brigham dan
(1985), risiko berpengaruh positif dan Daves, 2001).
negatif terhadap kepemilikan manajerial.
Pad a tingkat risiko tinggi perusahaan sulit Menurut Brigham dan Daves (2001)
mengawasi kondisi eksternal sehingga manajer dapat dimotivasi untuk bertindak
meningkatkan kepemilikan manajerial demi kepentingan pemegang saham
sebagai cara untuk mengawasi kondisi melalui pemberian insentif berupa
internal. Pada tingkat risiko yang semakin imbalan atas kinerja yang baik dan
meningkat, manajer tidak berani untuk hukuman untuk kinerja yang buruk.
menanggung resiko (risk aversion) Beberapa mekanisme khusus yang dapat
sehingga melakukan diversifikasi pada digunakan untuk memotivasi manajer
kesempatan investasi yang agar bertindak sesuai dengan
menguntungkan. Selanjutnya Crutchley kepentingan pemegang saham, yaitu:
dan Hansen (1989), Jensen et al (1992),
membuktikan hubungan kausal positif a. Kompensasi Manajerial.
antara risiko dan kepemilikan manajerial
dapat mengurangi konflik keagenan. Cara Bagi ahli keuangan, kompensasi
Inl menyebabkan manajer memiliki mempunyai peranan penting dalam
kekuasaan dalam mengambil keputusan menekan biaya keagenan karena
dan termotivasi untuk meningkatkan merupakan suatu bonding bagi
kemakmuran pemegang saham. pemegang saham agar manajemen
bertindak sesuai dengan
keinginannya. Teori keagenan
menyatakan bahwa perusahaan
3.6. Kebijakan Insentif yang tumbuh (perusahaan kecil
yang berada pada pasar yang baru
Dari berbagai literatur menyatakan bahwa berkembang sehingga risiko
konflik keagenan diatasi melalu kebijakan bisnisnya tinggi) maka manajemen
insentif, dengan insentif yang menarik, akan meminta tambahan insurance
manajer termotivasi meningkatkan yang lebih tinggi, ceteris paribus
kemakmuran pemilik dan memperketat insentif tetap (Gaver dan Gaver,
pengawasan terhadap perusahaan. 1993). Insurance dan insentif
Masalah keagenan tidak sepenuhnya merupakan unsur kompensasi
diatasi melalui kebijakan insentif tetapi yang merupakan strategi bonding.
diperlukan kebijakan baru melalui
peningkatan kepemilikan manajerial. Menurut Mahadwartha (2003),
Keterlibatan manajerial dalam bonding adalah strategi yang
kepemilikan saham dapat memotivasi bertujuan untuk membuat
untuk meningkatkan nilai perusahaan dan manajemen sedapat mungkin
kemakmuran pemegang saham. mengikuti keinginan pemegang

52 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 20081SSN 1858-3687 hal 47-55
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

saham, agar konflik tidak terjadi. b. Intervensi langsung pemegang


Bonding biasanya dilakukan saham.
melalui pemberian kompensasi
yang sesuai dengan kinerja Beberapa tahun yang lalu banyak
manajemen. Teori keagenan saham dimiliki oleh individu, tetapi
membagi dua kelompok sa at ini sebagian besar dimiliki oleh
kompensasi yaitu insurance dan investor lembaga seperti
insentif. Insentif dapat dikatakan perusahaan asuransi, dana
sebagai kompensasi tetap, pensiun, dan reksadana. Oleh
sedangkan insurance merupakan karena itu, manajer lembaga
kompensasi dari adanya risiko keuangan memiliki pengaruh, jika
kehilangan pekerjaan atau mereka memilih untuk
kompensasi untuk menjamin menggunakannya, atas operasi
kekayaan pribadi manajemen. sebagian besar perusahaan seperti
mereka dapat memberikan saran
Menurut Brigham dan daves mengenai bagaimana seharusnya
(2001), manajer tentu saja harus perusahaan dijalankan.
memperoleh kompensasi dan
struktur paket kompensasi ini dapat c. Ancaman Pengambilalihan.
dan sebaiknya dirancang untuk
memenuhi dua tujuan utama yakni Pengambilalihan secara paksa
terjadi bila saham perusahaan
(1) untuk menarik dan dinilai terlalu rendah dibanding
mempertahankan manajer yang dengan harga potensialnya karena
cakap dan manajemen yang buruk. Dalam
pengambilalihan secara paksa,
(2) untuk mengarahkan tindakan manajer yang diambil alih
manajer agar mendekati umumnya di PHK, sementara yang
kepentingan pemegang saham, tidak di PHK akan kehilangan
yang terutama berkeinginan status dan otoritasnya. Jadi
memaksimalkan harga saham. manajer mempunyai insentif kuat
dalam melakukan tindakan yang
Setiap perusahaan memiliki cara dirancang untuk memaksimalkan
pemberian kompensasi yang harga saham (Brigham dan Daves,
berbeda, tetapi kompensasi bagi 2000).
eksekutif senior biasanya memiliki
tiga bagian, yakni

(1) Gaji tahunan yang dapat 3.7. Menggunakan Aliansi dengan


memenuhi biaya hidup, Kreditor atau Bentuk Kerjasama
Lainnya Sesuai dengan
(2) Bonus yang dibayarkan pada Kesepakatan Bersama
akhir tahun, yang tergantung
pada profitabilitas perusahaan Penggunaan aliansi dengan kreditor atau
selama tahun berjalan, dan bentuk kerjasama lainnya sesuai dengan
kesepakatan bersama dapat mengurangi
(3) Opsi untuk membeli saham, konflik keagenan. Jika beraliansi, manajer
atau lembar saham, sebagai bisa memperoleh dananya dari pihak
imbalan atas kinerja jangka kreditor tanpa harus membayar bunga
panjang. dan utang, juga pihak kreditor bisa
memperoleh pendapatan dari keuntungan
(earning per share atau laba)
perusahaan, serta kreditor kemungkinan
menjadi owner. Kelemahan dari aliansi

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 47-55 53
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

adalah sulit untuk eari investor yang ingin flow) pada aktifitas yang tidak
bekerjasama dengan pihak perusahaan menguntungkan, peningkatan kekuasaan
karena biasanya investor atau kreditor manajer dalam melakukan over
jarang sekali mau menanggung risiko tapi investment dan consumption of
ingin mendapatkan keuntungan yang excessive perquisites, perbedaan
besar. keputusan investasi antara investor dan
manajer, manajer memiliki kurang dari
100% saham perusahaan, penunjukkan
manajer oleh pemegang saham untuk
3.8. Manajer Memahami Bagaimana mengelola perusahaan, serta insider
Peran-perannya ownership yang keeil.

Manajer mengetahui dan paham Akibat konflik keagenan adalah kas


bagaimana peran-perannya sebagai digunakan untuk kepentingan outside
manajer akan dapat mengurangi konflik stockholder dan mengurangi kas yang
keagenan. Peran manajer adalah digunakan untuk mengembangkan
perusahaan, asymmetric information,
a. mengambil keputusan keuangan agency cost, manajer sebagai pengambil
dalam perusahaan antara lain keputusan dalam perusahaan eenderung
keputusan pendanaan, investasi, untuk melakukan pengeluaran yang
dan pendistribusian keuntungan, bersifat konsumtif dan tidak produktif
dan untuk kepentingan pribadi.

b. mempertimbangkan risiko dari Cara untuk menanggulangi konflik


setiap keputusan yang diambil dan keagenan adalah melalui kepemilikan
return yang akan diperoleh dari manajerial, kepemilikan institusional,
setiap investasi tersebut. kebijakan hutang, kebijakan dividen,
risiko, kebijakan insentif, aliansi, dan
Oleh karena itu sebagai pengambil memahami perannya.
keputusan dalam perusahaan yang akan
mensejahterakan para pemilik saham
sebaiknya memahami betul konsep-
konsep mengenai risk and return, capital Oaftar Referensi
structure, dan capital budgetting.
Brigham, E.F dan P.R. Daves. 2001.
Intermediate Financial
Management, 7th edition, the
4. Simpulan dryden press, orlando.

Teori keagenan yang mulai berkembang Cehn, R.C dan T.L. Steiner, 1999.
mulai dari Jensen dan Meckling (1976) Managerial Ownership And
mengacu kepada pemenuhan tujuan Agency Conflicts: A Nonlinear
utama dari manajemen keuangan yaitu Simulteneous Equation Analysis
memaksimalkan kekayaan pemegang Of Managerial Ownership, Risk
saham. Maksimalisasi kekayaan Inl Taking, Debt Policy, And
dilakukan oleh manajemen yang disebut Dividend Policy. Financial
dengan agen. Ketidakmampuan atau Review, Vol.34 ha1.119-137
keengganan manajemen untuk
meningkatkan kekayaan pemegang Crutchley, C.E, dan Hansen. 1989. A Test
saham menimbulkan apa yang disebut Of The Agency Theoty Of
masalah keagenan. Managerial Ownership, Corporate
Leverage, And Corporate
Penyebab konflik keagenan antara lain Dividends. Financial Management
penggunaan arus kas be bas (lfee cash 18, hal 36-46.

54 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 47-55
Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya

Demsetz, H dan K. Lehn. 1985. The


Structure . Of Corporate
Ownership: Causes And
Consequences. Journal of
Political Economy 93. Hal 1155-
1177.

Demsey, Sand L. Gene. 1993. Effect Of


Agency And Transcation Costs
On Dividend Payout Ratio. The
Journal Of Finance Research,
Vol. xv, no,4 winter.

Fama, E.F dan M.C. Jensen. 1983.


Separation Of Ownership And
Control. Journal Of Law And
Economics 26, hal. 301-325.

Gaver, J.J, dan K.M. Gaver. 1993.


Additional Evidence On The
Association Between The
Investment Opportunity Set And
Corporate Financing, Dividend,
And Compensation Policies.
Journal Of Accounting And
Economics 16. Hal. 125-160.

Jensen, G.R., D.P. Solberg., dan T.S


Zorn. 1992. Simultenous
Determination Of Insider
Ownership, Debt, And Dividend.
Journal Of Financial And
Quantitative Analysis 27, hal.
247-263

Jensen, M. 1986. Agency Cost Of Free


Cash Flow, Corporate Finance
And Take Overs. American
Economics Review, Vol. 76. Hal
323-326.

Jensen, M., dan W.H. Meckling. 1976.


Theory Of The Firm: Magerial
Behavior, Agency Cost And
Ownership Structure. Journal Of
Financial Economics 3. Hal. 305-
360.

Mahadwartha, P.A. 2003. Proposisi Teori


Keagenan Dan Teori Equity Pada
Kebijakan Kompensasi.
Manajemen Usahawan
Indonesia, hal 37-41.

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 3 No.2 Desember 2008 ISSN 1858-3687 hal 47-55 55

Anda mungkin juga menyukai