Solidaritas Kulonprogo
Solidaritas Kulonprogo
KONTEN PRAKATA
TETAP BERTAHAN 20
PERJUANGAN WARGA YANG
Yang kami lakukan, semata-mata bukan
untuk kepentingan kelompok kami
MUNGKIN TERJADI? 26
APA YANG AKAN
sendiri, tapi juga untuk masyarakat
RELOKASI 28
DIBALIK
lainnya: khususnya Kulonprogo-
Yogyakarta dan umumnya Indonesia-
AIRPORT EXPANSION 31
INDONESIA -
dunia.
02
Temon, Kulon Progo, 1-12-2017
03
LATAR BELAKANG
Pembangunan bandara tersebut me- nya Jokowi pada 2014. RPJMN masih
rupakan salah satu proyek MP3EI memiliki 'nafas' yang sama dengan
(Masterplan Percepatan dan Perluasan MP3EI setidaknya dalam dua hal, yaitu
Pembangunan Ekonomi Indonesia) pembentukan blok-blok produksi
dengan nilai investasi $500 juta (kawasan industri, kawasan ekonomi
menurut Center of Aviation (CAPA), khusus dan industri manufaktur) dan
yang kemudian diteruskan melalui pembangunan infrastruktur berbasis
program RPJMN (Rencana Pem- investasi swasta, yang bertujuan untuk
bangunan Jangka Menengah Nasional) menghubungkan aktivitas antar pusat-
di bawah kepemimpinan Presiden RI, pusat pertumbuhan ekonomi nasional
Joko Widodo (Jokowi), pasca terpilih- dengan kantung-kantung pertumbuh-
04
$500 N
juta Y
I
A
Pelaksanaan
Groundbreaking
(peletakan batu
pertama) NYIA,
(1/27/2017) oleh
Presiden Joko
Widodo dan Sri
Sultan Hamengku
Buwono X
(Gubernur Provinsi
Yogyakarta)
terlepas dari fakta
bahwa mega-
proyek NYIA tidak
memiliki Studi
Kelayakan
Lingkungan/
AMDAL.
06
JIWA
NYIA DESA
glagah
2.720
JIWA
DESA
jangkaran
1.681
JIWA
DESA 2.164
JIWA
palihan
60.000 PEKERJA
PERTANIAN
12.000 PEKERJA
PERTANIAN
TERONG 90 ton
per hektar/tahun
4000 PEKERJA
PERTANIAN
CABAI 30 ton
per hektar/tahun
Jika NYIA dibangun, maka 24.000 pekerja pertanian kehilangan mata pencarian dari
produksi terong dan gambas, 120.000 pekerja pertanian kehilangan mata
pencarian dari produksi semangka dan melon, serta 4000 pekerja pertanian
kehilangan mata pencarian dari produksi cabai. Angka ini tentunya tidak sebanding
dengan lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh hadirnya pembangunan bandara
baru tersebut, terutama apabila melihat alih profesi dari corak produksi dan budaya
bertani menjadi bentuk lain tidaklah mudah. Pembentukan opini publik bahwa
bandara akan dibangun di atas lahan berproduktivitas rendah sungguh penyesatan.
08
PERUSAKAN EKOSISTEM
G
umuk pasir di sepanjang “Kawasan pesisir di Kulon
pesisir selatan Yogyakarta
Progo merupakan bagian dari
merupakan salah satu
bentang alam eolian di Indonesia. gugusan gumuk pasir yang
Kawasan pesisir di Kulon Progo merupakan 1 dari 14 gumuk
merupakan bagian dari gugusan gumuk pasir pantai di dunia dan
pasir yang merupakan 1 dari 14 gumuk
mempunyai fungsi ekologis
pasir pantai di dunia dan mempunyai
fungsi ekologis sebagai benteng sebagai benteng terhadap
terhadap ancaman bencana tsunami, ancaman bencana tsunami..."
pencegah peresapan air laut ke lapisan
air tanah dan penghambat pengikisan nya gumuk pasir sekaligus juga akan
daratan pantai. Rencana pembangun- mengubah kawasan di sekitarnya
an bandara di kawasan tersebut akan menjadi satu kawasan yang rawan akan
menyebabkan kerusakan dan hilang- bencana tsunami dan gempa bumi.
09
PENGHANCURAN
CAGAR BUDAYA
S
elain penghilangan sumber
kehidupan dari lahan pertanian
produktif dan perusakan
ekosistem, pembangunan NYIA juga
akan menghancurkan cagar budaya
asli dan telah menjadi bagian dari
tradisi warga lokal, antara lain Stupa
Glagah, Arca Perunggu Amoghasidhi
dan Vajrapani, Batu Bata Besar,
Lumpang Batu, Batu Besar Eyang
Gadhung Mlati, Situs Petilasan
Gunung Lanang dan Gunung Putri,
serta Makam Mbah Drajad yang
bahkan dilindungi oleh Pergub DIY
No. 62 Tahun 2013 tentang
Pelestarian Cagar Budaya.
Monumen Gunung
Lanang merupakan
petilasan; tempat ritual
untuk berdoa,
meditasi, dan
memohon petunjuk
dari Yang Kuasa
sebagai bentuk
kearifan lokal bagi
masyarakat lokal.
10
KEHANCURAN
TATANAN SOSIAL
12
Pertama
Izin Penetapan Lokasi (IPL) untuk tersebut adalah mal administrasi atau
megaproyek NYIA oleh Kementerian dapat dikatakan cacat hukum. Proses
Perhubungan No 1164/2013 dan IPL AMDAL amatlah krusial. AMDAL
Gubernur DIY No 68/KEP/2015 sebagai prasyarat dalam usaha dan/
diterbitkan secara sepihak tanpa atau kegiatan merupakan instrumen
mendengarkan pendapat seluruh untuk merencanakan tindakan pen-
warga terdampak dan yang paling fatal cegahan terhadap pencemaran dan
adalah tanpa dilengkapi oleh dokumen kerusakan lingkungan hidup yang
studi kelayakan lingkungan (AMDAL) sangat mungkin timbul dari aktivitas
terlebih dahulu yang merupakan pembangunan. Mengingat fungsinya
prasyarat wajib diterbitkannya IPL sebagai salah satu instrumen dalam
sehingga secara hukum penerbitan IPL perencanaan usaha dan/atau kegiatan,
NYIA New
Yogyakarta
International
Airport
and Airport City
Legenda
Zona Paling Terkena Tsunami: Kawasan ini
langsung terkena tsunami dan peringatannya
adalah 'awas' dan 'sangat bahaya'
Zona Sedang: Beberapa bagian kawasan ini bisa
jadi dapat peringatan 'sangat bahaya'
14
Kedua
NYIA Kulon Progo yang diklaim merupakan instrumen mitigasi ter-
sebagai proyek untuk kepentingan hadap dampak usaha/kegiatan (pra
umum, adalah sarana transportasi kontruksi, kontruksi dan operasi) harus
udara yang memiliki resiko bahaya terbit sebelum proses pembangunan
amat tinggi terutama bagi calon dilakukan. Tidak terdapat pula analisis
pengguna transportasi penerbangan. mengenai resiko bencana sebagai-
Sebabnya, bandara ini berdiri di atas mana amanat UU Nomor 24 tahun
kawasan rawan bencana tsunami dan 2007 tentang Penanggulangan
gempa. Terutama AMDAL yang Bencana.
Ketiga
Menyalahi peraturan tata ruang 2009-2029) tidak ada satu klausul yang
wilayah. Perpres Nomor 28 tahun “mewasiatkan” pembangunan bandar
2012 tentang Rencana Tata Ruang udara baru di Kulon Progo. Yang ada
Pulau Jawa-Bali hingga peraturan ialah pengembangan dan pemantapan
perundang-undangan yang lebih fungsi bandara Adi Sucipto yang
rendah (Perda Provinsi DIY Nomer 2 terpadu/satu kesatuan sistem dengan
tahun 2010 tentang Rencana Tata bandara Adi Sumarmo, di Kabupaten
Ruang Wilayah Provinsi DIY tahun Boyolali, Jawa Tengah.
WAKTU JARAK
50 menit 50 Km TEMPUH
TEMPUH
90 Km/jam KECEPATAN
RATA-RATA
JADWAL setiap
BERANGKAT 30 menit
“Proses integrasi Bandara Adi Sucipto dan Adi Sumarmo cukup penting.
Pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Adi Sucipto
dan Bandara Adi Sumarmo memiliki waktu tempuh 50 menit dengan kecepat-
an rata-rata 90 Km/jam dengan jadwal kebarangkatan setiap 30 menit.”—Agus
Santoso, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, Komisaris PT Angkasa Pura.I.
TEMPO.CO - Pemerintah Siapkan Jalur Kereta Bandara Solo-Yogyakarta - (29/10/2016)
15
POLITIK ISTIMEWA YOGYAKARTA
"Sakabehing bumi kang ora ana tanda yektine kadarbe ing liyan mawa
wewenang eigendom, dadi bumi kagungane keraton ingsun”, artinya, “semua
tanah yang tidak ada bukti kepemilikan menurut hak eigendom (hak milik,
menurut UU Agraria 1870), maka tanah itu adalah milik kerajaanku."
—Rijksblad No 16 dan No 18 tahun 1918
Penggusuran warga
Parangkusumo, Desa
Parangtritis, Kabupaten
Bantul (14/12/2016).
Penggusuran telah
mengusir 33 KK (Kepala
Keluarga), berjumlah 52
individu terdiri dari 18 orang
perempuan, 16 orang laki-
laki, 15 orang anak-anak,
dan 3 orang di bawah umur
3 tahun. Vegetasi di area
tersebut juga dihabisi.
Warga yang tinggal selama
bertahun-tahun bahkan
Sultan HB IX dan DPRD, aturan ini berlaku surut sejak 1 dekade, memanfaatkan
lahan sebagai tempat
April 1984,” menurut Kedaulatan Rakyat dan Majalah tinggal, berdagang kecil-
menengah, dan bertani
Tempo, 31 Maret 1984. Dalam rentang waktu dipaksa untuk pergi.
Penggusuran dilakukan
sejarahnya, Kasultanan dan Kadipaten berdiri dan dengan klaim bahwa lahan
tersebut milik Sultan (Sultan
dipinjami tanah oleh VOC (Kasultanan) melalui Ground/SG) yang tidak
bersertifikat kepemilikan
Perjanjian Giyanti 1755 dan Inggris (Pakualaman) (milik Kasultanan), kecuali
bentuk dokumen
melalui Perjanjian PA Rafles 1813. Tahun 1918, peminjaman tanah kepada
Kasultanan dan Kadipaten
SG/PAG lahir melalui Rijksblad, hukum kolonial yang di era kolonial. Penggusuran
diberitahukan sebagai
memberi hak kelola tanah pada Kasultanan/Kadipaten sebuah konservasi gumuk
pasir langka, namun pada
untuk menghemat dana sipil (gaji sultan). Pasca realitanya hal tersebut
memiliki tujuan lain yaitu
kemerdakaan, Pada 1950 DIY yang menjadi bagian dari merealisasikan proyek
besar turisme di area pesisir
NKRI (Negara Kedaulatan Republik Indonesia) Yogyakarta bernama
Parangtritis Geomaritime
dibentuk memiliki wewenang setingkat Provinsi. Pada Science Park (PGSP) yang
terdiri dari 3 zona dengan
1960-1961 UUPA lahir, tanah bekas swapraja termasuk total area 347 ha.
17
Ratusan petani penggarap
lahan pesisir pantai Kulon
Progo yang tergabung
dalam Forum Komunikasi
Penggarap Lahan Pesisir
(FKPLP) menggelar aksi di
halaman Gedung DPRD
Yogyakarta, (15/09/2016).
Mereka menuntut sepertiga
dari 727 miliar rupiah dana
ganti rugi dampak
pembangunan bandara
yang diterima Puro
Pakualaman dari lahan
seluas 170 hektar.
18
SG/PAG menjadi tanah negara dan
objek landreform. Pada 1984,
Rijksblad 1918 sebagai dasar SG/PAG
telah dihapus, UUPA berlaku
sepenuhnya di DIY. Lahirnya Undang-
Undang Keistimewaan Yogyakarta
No. 13 tahun 2012 memberi jalan
Kesultanan dan Kadipaten untuk
memberlakukan kembali hukum
kolonial tersebut, warga di DIY
kehilangan hak atas tanah. Puncaknya,
dengan disahkannya Perda Istimewa
Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanah
Sultan dan Pakualaman Desember
tahun lalu. Di kasus bandara ini,
Pakualaman mengklaim kepemilikan Mitos yang digunakan oleh PT. AP I dan pemerintah
yang disebarkan pada saat acara groundbreaking
tanah seluas 170 hektar dan mendapat NYIA untuk meyakinkan masyarakat bahwa
pembanguan NYIA adalah takdir yang telah
ganti rugi paling besar, 727 milyar diramalkan oleh para leluruh. Mitos yang disebut
"Sabdo Leluhur" Jika diterjemahkan ke dalam
rupiah dari PT. AP 1. bahasa Indonesia, sabda tersebut berarti bahwa
kelak di Temon akan muncul penjual camcau
(cincau) yang berjualan di angkasa. Kelak, Temon
akan menjadi sarang capung besi atau pesawat.
Sebagai tambahan, mereka juga Tempat antara utara Gunung Lanang dan selatan
Gunung Jeruk akan menjadi kota. Glagah bakal
mempengaruhi masyarakat melalui menjadi mercusuar dunia. (27/1/2017)
19
PERJUANGAN WARGA
YANG BERTAHAN
W
ahana Tri Tunggal (WTT)
adalah organisasi warga
terdampak megaproyek
NYIA di pesisir Kulon Progo yang berjuang
mempertahankan lahan pertanian dan
ruang hidupnya melawan proyek NYIA.
Saat ini jumlah anggota WTT yang
terdampak mencapai 300 KK, atau sekitar
1200 jiwa. Mereka bermukim dan
berpenghidupan, sebagian besar adalah
petani, di area inti 637 hektar. Setiap petani
yang terhimpun dalam WTT pada
umumnya mengelola lahan pertanian
20
Ratusan warga
paguyuban WTT
melakukan aksi
longmarch menuju
Balai Desa Palihan,
Kec. Temon, membawa
berbagai spanduk dan
poster penolakan
bandara. (21/11/2013)
Warga memblokir
jalan utama
dengan
menggunakan
batu, kayu dan
membakar sekam
di jalan utama rute
selatan Jawa
(JJLS) setelah
dilarang mengikuti
sosialisasi awal
pembangunan
bandara baru di
KulonProgo
(23/9/2014)
21
Sarijo, Wakdi, Tri Marsudi, dan Wasiyo divonis 4 bulan
sepanjang 4 km yang berujung tahanan karena menolak pembangunan bandara di
Kulon Progo. (25/5/2015)
bentrok. Pada 30 September, warga
segel Balai Desa karena Kepala Desa bisa sekolah, listrik dicabut, jalan
kabur saat ditanya alasan aparat hadang ditutup dan lainnya.
warga hadiri sosialisasi rencana
pembangunan bandara. Pada 19 Akhir tahun 2016 hingga awal tahun
Desember 2014, 4 orang petani 2017, warga melakukan reorganisasi
dikriminalisasi dengan ditetapkan internal dan memutuskan untuk mem-
sebagai tersangka penyegelan Balai bentuk organisasi baru yang berbeda
Desa Glagah, yaitu Sarijo, Wakidi, Tri dengan WTT bernama PWPP-KP
Marsudi, dan Wasio. Pada 25 Mei (Paguyuban Warga Penolak Peng-
2015, keempat petani tersebut divonis gusuran - Kulon Progo) yang didukung
4 bulan masa tahanan dari 8 bulan oleh PPLP-KP (Paguyuban Petani
tuntutan hukum. Lahan Pantai - Kulon Progo), yaitu
sesama organisasi petani yang secara
Sepanjang perjuangannya, selain geografis terletak berdekatan dan
represi aparat, warga yang tidak mau 'bertetangga' dengan PWPP-KP dan
melepas tanah telah mengalami telah berjuang melawan pembangun-
banyak intimidasi dan ancaman, mulai an tambang pasir besi selama 11 tahun;
dari tanah diminta paksa, anak tidak lingkar-lingkar solidaritas warga di kota
22
Warga terdampak
pembangunan
bandara Kulon
Progo bersama
aktivis melakukan
aksi mogok makan
didepan halaman
gedung DPRD DIY
mulai Senin 26
Oktober dan
hingga 9
November 2017.
Pemagaran lokasi
runway NYIA
dibidang lahan
yang diklaim
sebagai
Pakualamanan
Ground (PAG) di
Desa Jangkaran
sepanjang 5000
meter. Sebelumya
telah dilakukan
pemagaran di
perbatasan Desa
Kebonrejo dan
Desa Palihan.
(30/1/2017)
23
Peresmian organisasi
warga penolak bandara
Kulon Progo meresmikan
organisasi Paguyuban
Warga Penolak
Penggusuran Kulon Progo
(PWPP-KP) pada
(16/4/2017), yang
berlangsung di depan SDN
III Glagah, Desa Glagah,
Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulon Progo.
Organisasi tersebut
dibentuk sebagai wadah
baru bagi warga yang
konsisten menolak
pembangunan bandara
New Yogyakarta
International Airport (NYIA).
24
Warga menghadang alat berat yang kembali
masuk ke lahan pertanian. Terjadi dialog antara
warga dan pihak PT. AP I yang bersisikuh untuk
mengoperasikan alat berat di lahan pesisir yang
diklaim milik Kadipaten Pakualaman (Pakualaman
Ground/PAG) karena selesai proses ganti rugi.
Warga menanyakan mana bukti tanah tersebut
milik Kadipaten Pakualaman. Bagi warga, tanah
tersebut adalah tanah yang dikuasi oleh negara
dan dalam UUPA 1960 ayat 1 mereka yang
mengelola tanah lebih dari 20 tahun secara turun
temurun memiliki hak atas tanah tersebut. Pihak
PT. AP I membenarkan apa yang dikatakan oleh
warga dan meminta warga untuk menanyakan
bukti kepemilikan tanah Kadipaten Pakulaman ke
BPN dan Pemda.
25
APA YANG AKAN TERJADI?
KAWASAN INTI
Bermacam penggunaan, GOLF RESORT
Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Lapangan Golf
+ Hotel, Taman Perkantoran dan Komersil Perumahan-Penginapan Golf
Landasan Pacu Bandara
Pemukiman Desa
Kota Wisata
Rekreasi
Kota
Logistik
Rencana kota bandara (airport city) Kulon Progo (dipresentasikan oleh Presiden Direktur PT. Angkasa Pura 1 atau
Angkasa Pura Airports) di Jakarta; bandara sebagai pusat (inti) yang mengkoneksikan infrastruktur transportasi yang
saling berhubungan (pelabuhan, jalan tol, jalur/rel kereta) dan pembangunan sebuah kota di area sekitarnya sebagai
kawasan perdagangan, properti, industri dan terutama turisme. Suatu skema besar yang potensial untuk menggusur
komunitas lokal pedesaan dan penghancuran ekosistem, yang menyebabkan krisis ekologi dan sosial.
Pada tanggal 7 September 2017 pihak Warga pun resah akan terjadi peng-
AP 1 kembali melayangkan surat gusuran paksa padahal rumah relokasi,
kepada warga terdampak bandara fasilitas sosial (fasos), fasilitas umum
New Yogyakarta International Airport (fasum), dan akses jalan yang disedia-
(NYIA), di dalamnya menegaskan kan belum juga usai dibangun.
kembali mengenai perintah pe-
ngosongan lahan yang mesti dilakukan Pada sosialisasi pembangunan bandara
paling lambat pada Jumat (22/9/2017). dan konsultasi publik, AP 1 dan
28
pemerintah daerah serta provinsi mereka kembali, namun sampai detik
berjanji kepada warga yang ter- ini tidak digubris oleh AP 1. Wargapun
dampak, bahwa mereka akan men- terpaksa minta relokasi. Kini luasan
dapatkan kesejahteraan dan tempat lahan yang pemerintah untuk relokasi
tinggal yang layak jika menjual berkisar 4.841 meter persegi di
tanahnya. Jangkaran, 18.100 meter persegi di
Sindutan, 15.660 meter persegi di
Namun kenyataanya apa yang diucap- Kebonrejo, 29.380 meter persegi di
kan hanya isapan jempol. Nyatanya Janten, 67.461 meter pesegi di Palihan
warga terdampak yang berjumlah dan terakhir 58.780 meter persegi di
sekitar 276 KK (belum termasuk warga desa Glagah .
1
29
mereka beli dari pemerintah. Kenapa? pembangunan akan menggunakan
Karena semua tempat relokasi berada program sejuta rumah bagi masyarakat
di tanah kas desa, dan semua tanah di berpenghasilan rendah (MBR) dengan
2
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bentuk dan ukuran rumah tipe 36 .
(DIY) khususnya tanah kas desa adalah
milik Kasultanan dan Kadipaten Tanah magersari tidak sembarangan
Pakualaman sehingga siapa yang meng- bisa digunakan, prosedur yang diajukan
gunakan tanah kas desa harus izin berbeda dengan tanah kas desa.
Kasultanan/Kadipaten (baca: Perdais Masalahnya tanah tersebut adalah
Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanah tanah milik Pakualaman. Maka kewajib-
Kasultanan dan Kadipaten). an masyarakat yang menempati tanah
Pakualaman harus membayar sewa jika
Relokasi di Tanah Pakualam Ground mengacu Perdais Nomor 1 tahun
2017 dan Pergub Nomor 33 tahun
Relokasi warga tidak hanya di tanah kas 2017 meski pemerintah dan pihak
desa, namun ada juga warga yang me- Pakualaman selalu menyatakan jika
nempati tanah magersari (Pakualaman mereka akan menggratiskan warga
Ground). Warga yang menempati terdampak yang menggunakan tanah
tanah magersari tidak punya uang untuk Pakualaman Ground. Faktanya rakyat
membayar tanah di tempat relokasi, miskin, petani, buruh dan nelayan yang
selain itu mereka satu keluarga juga selalu menjadi terdampak utama
tidak cukup menempati tanah kas desa. kebiadaban penguasa. Logika infra-
Maka untuk mendapatkan tanah struktur bak meriam yang disulut dapat
mereka harus menggunakan tanah meluluhlantahkan apa yang menjadi
magersari. penghalangnya. Setiap manusia yang
katanya dijamin kesejahteraan dan
Terdapat 45 kepala keluarga (KK) perlindungan negara hanya tembelek
terdampak bandara menempati tanah goreng. Realita saat ini lahan untuk
Pakualaman Ground, jumlah tersebut pembangunan bandara harus segera
adalah hasil seleksi dari 81 keluarga direalisasikan dan lebih menyakitkan
yang mendaftar ke desa masing- lagi, semua warga yang mendapatkan
masing. Pemerintah merencanakan ganti rugi harus segera mengosongkan
pembangunan rumah akan bekerja- rumah dan lahannya. Ironis!
sama dengan Kementerian Pekerjaan 2
Laporan Metrotvnews.com pada hari rabu,
Umum dan Perumahan Rakyat. Skema 23 November 2016
30
Ind nesia - Airp rt Expansi n
Perjuangan Lahan,Pariwisata,Kawasan Ekonomi,
Proyek Kota Bandara
7
1
2
3 12
19
4 5 1
15 5 31
18 20 32 33
7 21
8 16 34
22
17 6
6
24
23
9
0 250 500 2
21 1 3 11 5 12 14 10
2
10 3 4 4
Kilometers 6 7 13 89 27 11 34
26
30
29 15/02/2017 (GAAM)
28
BEROPERASI
1. Kuala Namu 34. Sentani Peta tersebut
2. Sibisa 35. Mopah menunjukkan
3. Silangit pembangunan,
4. Binaka pengembangan dan
TAHAP
5. Hang Nadim PEMBANGUNAN ekspansi bandara
6. Pagar Alam (beberapa diproyeksikan
1. New Bintan
7. Depati Amir menjadi Aerotropolis dan
2. Tanjung Lesung
8. H.A.S. Hanandjoeddin aero city) di seluruh
3. Kertajati
9. Soekarno Hatta Indonesia. Peta tersebut
4. Kulon Progo
10. Nusawiru menunjukkan bahwa
5. New Samarinda
11. Ahmad Yani infrastruktur bandara
6. Mengkendek
12. Juanda dibangun di berbagai
7. Miangas
13. Abdul Rahman Saleh tempat di Indonesia
14. Sumenep bertujuan terutama untuk
15. Supadio kepentingan turisme dan
16. Sampit DIUSULKAN juga perluasan ekonomi
17. Syamsudin Noer 1. Panimbang melalui pembentukan
18. Sultan Aji Muhammad 2. Garut3. Purbalingga zona-zona ekonomi
Sulaiman 4. Boyolali potensial (perdagangan
19. Sam Ratulangi 5. Bojonegoro dan industri). Bandara-
20. Mutiara 6. Tulungagung bandara tersebut berada
21. Onondowo 7. Purboyo dalam tahap operasional,
22. Pongtiku 8. Nort Bali tahap masa
23. Sultan Hasanudin 9. Nort Bali private jet airport pembangunan, diusulkan
24. Kolaka 10. Kangean dan bahkan terdapat
26. Lombok 11. Tanjung Bendera pembangunan bandara
27. Komodo 12. Morotai yang dibatalkan.
28. Tardamu
29. El Tari Sumber:
“Aviation expansion in Indonesia -
30. Atambua tourism, land struggles, economic
31. Marinda DIBATALKAN zones and aerotropolis” oleh Rose
32. Domine Eduard Osok 1. Lebak Bridger (2017),diterbitkan oleh Third
World Network dan Global Anti-
33. Rendani 2. Karawang Aerotropolis Movement (GAAM).
31
Pamflet didukung oleh komunitas warga terdampak ekspansi bandara Kulon
People’s Alliance Progo serta berbagai kolektif dan kelompok-kelompok solidaritas yang
Against Airports mendukung perjuangan melawan penggusuran pembangunan infrastruktur yang
and Aerotropolis tidak berpihak pada kemakmuran rakyat, namun pada kepentingan investor .
Pamflet ini dapat diperbanyak dan didistribusikan dengan bebas.