Penggunaan Sistem Manajemen Biaya Untuk
Penggunaan Sistem Manajemen Biaya Untuk
Oleh:
Kelompok III
Kristina Damayanti
Mursidi
Septiani Kumala
i
PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN BIAYA
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEJIK –
PELANGGAN
A. Pendahuluan
Persaingan saat ini semakin dinamis dan mengglobal. Untuk menghadapi
kondisi tersebut suatu perusahaan memerlukan cara handal yaitu manajemen
stratejik. Output dari manajemen stratejik ini adalah pengambilan keputusan
stratejik. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Keputusan
stratejik mempersoalkan apa yang didapat dibuat untuk mencapai tujuan.
Perusahaan saat ini tidak hanya berpatokan pada tujuan keuangan, tetapi sudah
mengarah pada pelanggan. Bagaimana suatu perusahaan dapat memberikan
kepuasan bagi pelanggannya, seperti yang diungkapkan dalam konsep
Balalance Scorecard dengan empat persfektifnya, yang salah satunya adalah
persfektif pelanggan. Pelanggan yang puas cenderung dapat meningkatkan
loyalitasnya terhadap produk maupun perusahaannya. Pelanggan yang loyal
memilih membeli kembali dan juga biasanya mempromosikan, serta
merekomendasikannya kepada calon pelanggan.
1
B. Permasalahan Dalam Perhitungan Profitabilitas Pelanggan
Selama beberapa dekade terakhir, analisis profitabilitas pelanggan (Customer
Profitability Analysis - CPA) telah menjadi salah satu aspek perencanaan
strategis yang penting untuk manajer (Kaplan dan Norton, 1996; Foster et al.,
1996)). Konsisten dengan nilai tambah tujuan akuntansi manajemen, CPA
membantu manajer:
1) Mengidentifikasi individu atau kelompok pelanggan yang diferensial
mendorong profitabilitas secara keseluruhan; dan
2) Mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa pelanggan menerima
tingkat sepadan perhatian dari organisasi (Horngren et al, 2008).
CPA menjadi hal yang sangat penting. Alasannya, karena setiap rupiah
pendapatan tidak memberikan kontribusi yang sama terhadap laba.
Profitabilitas tidak hanya bergantung biaya unit produk/jasa, tetapi juga pada
‘Back End’ alias sektor hilir perusahaan (pemasaran distribusi dan customer
service).
2
Masalahnya, dalam sistem akuntansi perusahaan, pengurangan-pengurangan
tersebut tidak dikaitkan langsung dengan akun masing-masing pelanggan,
namun dicatat sebagai agregat pada catatan keuangan perusahaan, sehingga
sulit untuk melihat berapa sebenarnya pendapatan bersih perusahaan.
3
Gambar 1. Margin and high or low cost to serve customer
4
4. Aggressive
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang tinggi, namun memiliki
marjin yang rendah. Pelanggan ini kemungkinan besar akan merugikan
perusahaan.
5
E. Menghubungkan Profitabilitas Dan Loyalitas Pelanggan
Menghubungkan profitabilitas pelanggan dengan loyalitas pelanggan akan
menghasilkan empat golongan pelanggan, yaitu:
1. Butterflies
Pelanggan yang memiliki loyalitas yang rendah, namun memiliki
profitabilitas yang tinggi bagi perusahaan. Sulit pelanggan ini untuk
dirubah menjadi loyal, sehingga menjalin hubungan sangatlah sulit.
Perusahaan harus memastikan bahwa pelanggan puas, lalu perusahaan
juga mendapatkan keuntungan dari setiap transaksi yang dilakukan.
2. True-Friends
Pelanggan yang loyal dan menguntungkan bagi perusahaan. Fokus
perusahaan adalah mempertahankan pelanggan jenis ini. Diharapkan
perusahaan dapat membujuk pelanggan ini untuk membeli secara intensif.
Komuniksi kontinyu juga diperlukan, namun jangan terlalu sering karena
bisa membuat pelanggan risih.
3. Barnacles
Jenis pelanggan ini loyalitas namun perusahaan tidak memperoleh
profitabilitas yang tinggi. Fokus perusahaan adalah mencari jalan untuk
meningkatkan profitabilitas dari pelanggan ini, apalagi pelanggan ini
memiliki size of wallet besar. Sebaliknya, jika kecil maka perusahaan
harus menerapkan kontrol biaya yang ketat terhadap pelanggan ini agar
tidak merugi.
4. Strangers
Pelanggan yang loyalitasnya dan profitabilitasnya rendah. Jenis pelanggan
ini tidak perlu diperhatikan dan tidak perlu mencoba membangun
hubungan dengan pelanggan jenis ini.
6
satu periode, namun dari beberapa periode. Biaya yang besar ketika perusahaan
sedang mencari pelanggan. Harapannya, agar pelanggan tidak hanya
bertransaksi satu kali, namun juga berkali-kali dalam beberapa periode.
7
CONTOH KASUS:
Perusahaan New Fashion memproduksi dan menjual handuk olahraga dengan
ukuran, warna, logo, dan bordiran yang berbeda. Kelompok masing-masing
pelanggan New Fashion adalah sebagai berikut:
- Pelanggan besar : jaringan ritel nasional
- Pelanggan sedang : jaringan ritel yang lebih rinci dan agen ber-lisensi
untuk tim olahraga
- Pelanggan kecil : pembeli yang membeli handuk karena iklan & bentuk
marketing lain
Diketahui atas ketiga kelompok pelanggan ini adalah sebagai berikut:
Pelanggan Pelanggan Pelanggan
Besar Sedang Kecil
Jumlah rata-rata unit terjual per order 754 unit 69 unit 23 unit
Persentase handuk denga bordiran yang 5,9% 11% 25%
terjual
Persentase handuk dengan pewarna 20,5% 17% 10,5%
yang terjual
Rata-rata harga jual per unit terjual $3,08 $3,14 $2,71
Permasalahan
New Fashion menghadapi tekanan terus menerus dari beberapa jaringan ritel besar
untuk menurunkan harga yang ada saat ini. Untuk menanggapi permintaan
penurunan harga tersebut, Blue Ridge melakukan studi profitabilitas pelanggan.
8
Profitabilitas Pelanggan Besar
ABC adalah bahwa kelompok pelanggan besar memiliki kontribusi paling banyak
terhadap total pendapatan operasi New Fashion, seperti yang ditunjukkan oleh tabel
berikut:
Memahami Profitabilitas
Panel A: Peringkat Berdasarkan Pendapatan
Pelanggan Pendapatan ($) Laba Operasi ($)
A 71,632 21,662
B 64,531 37,616
C 44,153 15,707
D 39,521 23,407
E 30,915 -4,209
F 25,627 13,654
G 18,279 -10,874
H 14,104 5,699
9
Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Panel B, tiga dari delapan pelanggan besar (B,
D, dan A) berkontribusi sebesar 80% dari total laba operasi bagi kelompok besar.
Dua dari delapan pelanggan besar (E dan G) menyebabkan kerugian perusahaan.
Pilihan
New Fashion memiliki beberapa pilihan untuk meningkatkan profitabilitasnya:
1. Mengurangi set up time: Mengurangi biaya untuk bordir dan pewarnaan
dengan mengurangi set up time.
2. Mengganti cara pemesanan: Mengganti cara pemesanan dengan pelanggan
untuk mengurangi biaya dan mempercepat proses.
3. Mengganti opsi pelanggan: Mengganti opsi yang tersedia untuk pelanggan
(contohnya menghilangkan opsi bordir).
4. Mengenakan biaya untuk setiap tambahan: Menetapkan biaya untuk setiap
opsi.
5. Konsisten dengan setiap potongan penjualan yang diberikan: Menjaga
konsistensi dalam pemberian diskon dan potongan penjualan lainnya. Dalam
sebuah penelitian, seorang pelanggan yang tidak menguntungkan tidak akan
menerima potongan yang besar. Karena hal ini akan menyebabkan pendapatan
tanpa profitabilitas.
6. Identifikasi beberapa pelanggan istimewa: Identifikasi karakteristik utama dari
pelanggan istimewa dan gunakan hasilnya untuk membantu dalam penetapan
strategi penjualan.
7. Memotivasi tenaga penjual: Memberikan penghargaan kepada tenaga penjual
Blue Ridge berdasarkan profitabilitas pelanggan sebagaimana yang telah
dihitung berdasarkan ABC.
8. Memotivasi pelanggan secara tepat: Mengubah perilaku pelanggan Blue Ridge
(contoh: mendorong mereka untuk melakukan pemesanan dalam jumlah yang
besar).
9. Mengalihkan distribusi (outsourching) ke entitaaas lain untuk beberapa
pelanggan: Mengalihkan penjualan dan distribusi untuk kelompok pelanggan
kecil kepada distributor independen.
10