PENDAHULUAN
1
1.2.2 Bagaimana caranya merancang sebuah karangan ?
1.2.3 Apa sajakah tipe – tipe dalam penyusunan Kerangka karangan ?
1.2.4 Apa saja jenis – jenis karangan itu ?
1.2.5 Bagaimana cara menulis karangan yang baik ?
1.2.6 Bagaimana cara yang baik untuk merevisi karangan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
http://murniatisri33.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-penulisan.html
3
3. Pengarang adalah seseorang yang karena kegemarannya atau berdasarkan
bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
4. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
2
http://murniatisri33.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-penulisan.html
4
2.3.2 Ciri – ciri Pendahuluan yang Baik
1) Tepat dengan kehendak persoalan.
2) Jelas dan sesuai dengan kehendak persoalan.
3) Menggunakan bahasa yang tepat dan jelas.
4) Ada perkaitan dengan isu yang dibincangkan dalam isi karangan.
5) Ditulis dalam satu perenggan.
6) Tidak memasukkan isi karangan dalam pendahuluan
5
dihentikan sama sekali. Apa yang perlu adalah dengan mengurangkan
pencemaran tetapi pada masa yang sama meneruskan pembangunan.
Langkah-langkah yang drastik harus diambil untuk memastikan kegiatan
pembangunan dapat diteruskan di negara kita dan dalam masa yang sama
pencemaran dapat dielakkan.
6
Contoh:
Peribahasa Melayu ” ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” dan
“seperti aur dengan tebing” amat sesuai ke arah mewujudkan masyarakat
penyayang yang anggota-anggotanya mengamalkan sifat-sifat yang
mengambarkan wujudnya hubungan kasih sayang dalam sesebuah
komuniti. Namun semangat berkerjasama dalam masyarakat semakin hari
semakin terhakis terutama di kawasan bandar. Punca-punca
permasalahan ini perlu dibincangkan oleh pihak-pihak yang
bertanggungjawab.
Pengorbanan dan jasa seorang ibu tergambar jelas dalam lirik lagu
ini. Ibu telah melahirkan dan mendidik seseorang anak menjadi insan
yang berjaya dan berguna kepada keluarga, bangsa dan tanah air. Kasih
sayang dan budi seorang ibu tanpa mengharap sebarang balasan, tetapi
sudah menjadi tanggung jawab anak-anak untuk membalas segala jasa
dan pengorbanan mereka.
7. Pendahuluan Gabungan
Yaitu menggabungkan dua atau lebih jenis pendahuluan.
Contoh:
Menurut kamus, kegiatan vandalisme boleh didefinasikan sebagai
kegiatan laku musnah yang berkaitan dengan tidakan merosakkan atau
7
memusnahkan harta benda termasuk kemudahan awam. Gejala
memusnahkan kemudahan awam seperti pondok menunggu bas, telefon
awam, kemudahan di sekolah dan sebagainya. Persoalannya
mengapakah gejala vandalisme ini sering berlaku dalam kalangan
remaja? Apakah usaha-usaha yang boleh dilakukan untuk membendung
gejala ini?3
3
http://cikguchom.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-pendahuluan-dalam-penulisan.html
(( diakses pada tanggal 13 April 2015 pkl 19.20 wib )
4
http://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia_25.html
8
1. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
2. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu
penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga
dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara
gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah
disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
3. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap
tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum
mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian
yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap
bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya
pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks
utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam
sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat
perhatian pembaca.
4. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan
suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap
bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali
atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak
menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka
pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda
dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan
satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain
menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu,
tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis
harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan
di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
5. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan
rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah
mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan
9
pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan
dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.Bila seorang
pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama
dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini
pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari
karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari
sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat
diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara
terlepas-lepas.
10
sulit dibatasi, sedangkan topic yang teralalu sempit akan sulit
dikembangkan.
Pembatasan topik, dari yang luas menjadi sempit juga dapat juga
dilakukan dengan membuat diagram pohon atau diagram lingkaran.
2. Menentukan judul
a. Judul harus sesuai dengan topik yang dibahas atau isi karangan.
b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa.
c. Usahakan membuat judul sesingkat mungkin.
d. Judul harus jelas maknanya, tidak boleh mengandung makna kiasan.
Dalam karangan berbentuk fiksi, judul karangan tidak selalu
menunjukkan topic. Dalam karangan fiksi penentuan judul lebih bebas,
dapat berupa kiasan atau namaiti tokoh utama dalam karangan itu.
Misalnya, roman Siti Nurbaya.
Pemberian judul karangan tidak harus dilakukan pada saat mulai
mengarang, tetapi dapat dilakukan setelah karangan selesai ditulis.
11
Cara menyusun kerangka karangan sama seperti menyusun kerangka
paragraf. Hanya saja kerangka karangan lebih luas dari pada kerangka
pargaraf.Kerangka karangan dapat juga dibuat garis besarnya
saja.Misalnya, hanya dengan mencatumkan pikiran-pikiran utama setiap
paragraf.
Contoh :
II. Pembahasan
III. Penutup
i. Kesimpulan
ii. Saran
12
akan ditulisnya. Dari kerangka karangan di atas kita dapat mengetahui
pula bahwa karangan itu akan dikumpulkan melalui studi kepustakaan.
5. Mengembangkan Karangan
13
Keinginan penulis
karir penulis
b. Urutan ruang (sposial)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai
pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya
di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Di daerah Kalimantan·
Di daerah Sulawesi
Di daerah Sumatra
2. Pola Logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna
dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang
berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama
sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya,
tetapi kiat dengan tanggapan penulis.
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :6
6
http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html
14
a) Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian
bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling
tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
Keresahan masyarakat
Merajalela nya praktek KKN
Keresahan masyarakat
Kerusuhan sosial
Tuntutan reformasi menggema
b) Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat
ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab,
yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri
akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam
penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di
hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
Tingginya harga bahan pangan
Penyebab krisis moneter
Dampak terjadi krisis moneter
Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c) Urutan pemisahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-
kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
Apa itu virus H1N1
15
Bahaya virus H1N1
Cara penanggulangannya
d) Urutan umum – khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti
dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
Para pangguna internet
Anak–anak
Remaja
Dewasa
Manfaat internet
Media informasi
Bisnis
Jaringan social
dan lain–lain
e) Urutan familitas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang
sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal
yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan
tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f) Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah
dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para
pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para
pembaca.
16
Syarat-syarat penyusunan kerangka karangan yang baik, adalah :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang khas
atau unik, kemudian tentukan tujuan yang jelas. Lalu buatlah tesis atau
pengungkapan maksud.
b. Tiap unsur dalam kerangka karanga hanya mengandung satu gagasan. Bila
satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka gagasan tersebut harus
dirinci supaya dapat terlihat perbedaanya.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga idea tau pikiran yang dimaksud dapat tergambar secara jelas.
d. Harus mempergunakan pasangan simbol yang konsisten.7
1. Karangan Ilmiah
7
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/05/kerangka-karangan.html(diakses pada
tanggal13 April 2015 pkl 19.10 wib)
8
Lamuddin Finoza, 2007, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Diksi Insan Mulia, hlm.
214.
9
Ibid., hlm. 212 – 213.
17
Faktual objektif berarti faktanya sesuai dengan objek yang
diteliti.Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan
tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu,
bukan ukuran yang subjektif ( selera perseorangan ). Objektivitas
tersebutlah yang menjadikan kebenaran ilmiah berlaku umum dan
universal. Dengan kata lain, kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan
melalui eksperimen bahwa dengan kondisi dan metode yang sama
dapat dihasilkan kesimpulan yang sama pula.
2. Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan digunakan metode atau cara tertentu
dengan langkah – langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol
melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah.Laras
ilmiah harus baku dan formal. Selain itu, laras ilmiah bersifat lugas
agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu ). Ciri
lain laras ilmiah adalah menggunakan istilah spesifik yang berlaku
khusus dalam disiplin ilmu tertentu. 10
2. Karangan Semiilmiah
10
Ibid., hlm. 215.
11
Ibid., hlm. 214.
18
3. Karangan Nonilmiah
Karangan Nonilmiah yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku.
Yang tergolong dalam karangan Nonilmiah antara lain : anekdot, dongeng,
hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama. Perbedaan
Karangan Ilmiah, Semiilmiah, Nonilmiah12
12
Ibid., hlm. 214.
13
Ibid., hlm. 217.
19
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan
pengamatan
d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah
urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
2. Karangan Narasi
20
Karangan narasi memiliki dua macam sifat, yaitu
21
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk
menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu
terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap
cintanya.
3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi
keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas – jelasnya mengenai
suatu hal.
Ciri – ciri / karakteristik karangan eksposisi :
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi ( data faktual )
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta
yang ada.
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
Langkah menyusun eksposisi
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama
lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari
berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.
22
1. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan
gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan
atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya
karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang
berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu
burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja
pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau
binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus Probable
Kasus probable adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti
laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1).
Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat
berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan
terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007).
4. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan
meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan
mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri – ciri / karakteristik karangan argumentasi :
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang
sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat
atau pandangan
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan
emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat
menggunakan bermacam – macam pola pembuktian
23
Langkah menyusun argumentasi :
a. Menentukan topik/ tema
b. Menetapkan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
Contoh karangan argumentasi :
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan
meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang
setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan
alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau
mengenakan atribut lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang
menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan
bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan
tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar
uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos
dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani
lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin
menumpuk.Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang
karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.Sekali lagi, kita patut
bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada
perubahan ke arah yang lebih bermakna positif.Sudah saatnya kita
meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk
diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad,
2007).
5. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk
pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan,bukti,
dan contoh konkrit.
24
Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
25
a. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi.
b. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan
perincian dari tema yang dapat berupa tesis atu pengungkapan maksud
c. Penulis berusah mengadakan evalusi semua topik yang telah tercatat pada
langkahkedua di atas.14
Dalam tahap revisi yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali
mengenai keseluruhan yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah, bahkan
diperluas kembali isi karangannya.15
Saat aku masih berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama
keluarga pergi berlibur ke Bail. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang
berharga. Pada hari pertama di Bali, kami di sambut seorang pemandu yang
sangat lucu. Dia memperkenalkan dirinya dan mengajak kami naik ke bus. Kami
14
Lamuddin Finoza.Op.cit.hlm.134
15
http://rayapost.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karangan.html ( diakses pada
tanggal 13 April 2015 pkl 19.05 wib )
26
di antar kesebuah hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta. Pantai kuta
adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami
sekeluarga main main di sekitar pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di
pantai sambil mengumpulkan kerang kerang kecil juga sambil menanti
tenggelamnya mata hari.pemandangan matahari terbenam saat itu sangatlah indah.
Setelah itu sekeluarga kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan
esok hari.
Ketika berusia 9 tahun, pada saat liburan kenaikan kelas, aku pergi
berlibur ke Bali bersama keluarga. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman
berharga. Pada hari pertama di Bali, kami disambut seorang pemandu yang sangat
lucu. Dia memperkenalkan diri dan mengajak kami naik bus. Kami diantar ke
sebuah hotel yang terletak di depan Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah salah satu
pantai yang terkenal di Bali. Seharian penuh kami sekeluarga bermain di pantai
itu. Menjelang sore, aku mengumpulkan kerang-kerang kecil sambil menanti
tenggelamnya matahari. Pemandangan matahari saat terbenam sangatlah indah.
Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan hari esok.16
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi
ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang
direvisi dari karangan yang telah dibuat meliputi :
a. Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan
untuk dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b. Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan
penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat
lama sehingga perlu dilakukan revisi.
16
http://khoirulfahrudin28.blogspot.com/2013/09/perencanaan-karangan.html( diakses
pada tanggal 13 April 2015 pkl 19.07 wib )
27
c. Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya
melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena
bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang
sesuai EYD.17
17
http://saghinarius.blogspot.com/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-
perencanaan_8275.html( minggu 29 maret 2015 pkl 20.26
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
29
3.2 Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/05/kerangka-karangan.html(diakses pada
http://cikguchom.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-pendahuluan-dalam-
http://saghinarius.blogspot.com/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-
WIB)
http://khoirulfahrudin28.blogspot.com/2013/09/perencanaan-
http://murniatisri33.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-
http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html
31