Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa , menulis berkaitan erat dengan
aktivitas berfikir. Keduanya saling melengkapi.Dari menulis kita memperoleh
banyak informasi sehingga menambah pengetahuan kita. Sebelum menulis banyak
hal yang harus kita perhatikan diantaranya kita harus memahami ragam bahasa
yang akan digunakan dalam sebuah cerita atau karangan yang akan kita buat ,
setelah itu ejaan yang disempurnakan harus kita kuasai agar penulisan sebuah
karangan dapat di lakukan dengan baik. Lalu pemilihan kata yang tepat untuk
dituangkan dalam sebuah karangan juga langkah penting dalam menulis karangan
agar pembaca mengerti isi dari karangan tersebut.Kemudian kata – kata tadi kita
gabung menjadi sebuah kalimat yang efektif. Setelah itu kumpulan dari kalimat –
kalimat efektif tadi kita susun jadi sebuah paragraf yang baik sehingga dari
paragraf inilah kita akan mengembangkan sebuah karangan.
Dalam menulis karangan banyak hal yang harus kita ketahui dan pahami
agar sebuah karangan tersebut dapat dikatakan baik. Diantaranya bagaimana
caranya kita membuat kerangka karangan tersebut , apa saja yang termasuk di
dalam kerangka karangan. Dan karangan jenis apa yang akan kita buat , misalnya
karangan narasi , eksposisi , argumentasi , persuasi dan sebagainya. Serta apa saja
yang kita butuhkan dalam menulis karangan tersebut. Dan setelah kita
kembangkan karangan tersebut tentu sedikit banyaknya di dalam karangan
terrdapat kesalahan , kesalahan ini akan kita revisi setelah semua unsur – unsur
dalam karangan itu selesai.
Maka dalam hal ini penulis ingin menyajikan beberapa unsur – unsur
penting dalam menulis sebuah karangan.Agar hasil dalam penulisan karangan ini
dapat dikatakan baik.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah itu pendahuluan dalam sebuah karangan ?

1
1.2.2 Bagaimana caranya merancang sebuah karangan ?
1.2.3 Apa sajakah tipe – tipe dalam penyusunan Kerangka karangan ?
1.2.4 Apa saja jenis – jenis karangan itu ?
1.2.5 Bagaimana cara menulis karangan yang baik ?
1.2.6 Bagaimana cara yang baik untuk merevisi karangan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pendahuluan dalam sebuah karangan
1.3.2 Untuk mengetahui cara merancang karangan
1.3.3 Untuk mengetahui tipe – tipe penyusunan kerangka karangan
1.3.4 Untuk memahami jenis – jenis dari karangan
1.3.5 Untuk mengetahu serta memahami cara menulis karangan yang baik
1.3.6 Untuk mengetahui tujuan dan cara merevisi sebuah karangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karangan

Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan


mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda
konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang
mencerminkan kesatuan makna yang utuh.
Menurut Keraf (1994:2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan
rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan
akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan karangan adalah hasil rangkaian karangan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang dapat
dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.

Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk


mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih
dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan
itu : 1

1. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan


gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat
pembaca untuk dipahami.
2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis
yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.

1
http://murniatisri33.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-penulisan.html

3
3. Pengarang adalah seseorang yang karena kegemarannya atau berdasarkan
bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
4. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.

2.2 Tujuan Mengarang2


Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi
tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara
umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian,
meringkaskan, dan menyakinkan (Semi, 2003:14-154). Menurut Syafie’ie
(1988:51-52), tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Mengubah keyakinan pembaca.


2. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca.
3. Merangsang proses berpikir pembaca.
4. Menyenangkan atau menghibur pembaca.
5. Memberitahu pembaca.
6. Memotivasi pembaca.

2.3 Pendahuluan Karangan


Pendahuluan adalah sebuah pengantar atau latar belakang mengenai
persoalan yang akan dibahas di dalam sebuah karangan agar para pembaca
mengerti isi dan maksud karangan tersebut.

2.3.1 Fungsi Pendahuluan dalam Karangan


1) Menarik perhatian dan minat pembaca.
2) Menunjukkan arah kepada pembaca tentang persoalan yang akan disentuh
dalam isi karangan.
3) Menjelaskan tema karangan secara ringkas bertepatan dengan kehendak
soalan.

2
http://murniatisri33.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-penulisan.html

4
2.3.2 Ciri – ciri Pendahuluan yang Baik
1) Tepat dengan kehendak persoalan.
2) Jelas dan sesuai dengan kehendak persoalan.
3) Menggunakan bahasa yang tepat dan jelas.
4) Ada perkaitan dengan isu yang dibincangkan dalam isi karangan.
5) Ditulis dalam satu perenggan.
6) Tidak memasukkan isi karangan dalam pendahuluan

Umpama sebuah pintu, pendahuluan sangat penting bagi menarik minat


pembaca untuk mengetahui isi-isi yang akan dikemukan oleh penulis dalam
karangan.

2.3.3 Jenis-Jenis Pendahuluan Karangan


1. Pendahuluan Jenis Definisi
Yaitu memberikan takrif · makna · definisi (dengan merujuk kamus)
dalam sebuah penndahuluan.
Contoh :
Jenayah ditakrifkan sebagai perbuatan yang melanggar undang-
undang atau peraturan. Jenayah bukan sahaja membabitkan orang
dewasa malahan golongan remaja juga. Menurut kajian polis, jumlah kes
jenayah telah bertambah daripada 40 021 kes pada tahun 1997 kepada 43
210 kes pada tahun 1998 Di samping itu, kesalahan yang dilakukan juga
semakin serius dari semasa ke semasa. Usaha-usaha pelbagai pihak amat
diperlukan untuk membendung jenayah.

2. Pendahuluan Jenis Pendapat


Yaitu menyatakan pendapat seseorang tokoh dalam membuat sebuah
pendahuluan.
Contoh :
Menurut Mantan Perdana Menteri, Y.A.Bhg. Tun Dr. Mahathir
Mohamad, pencemaran alam sekitar berpunca daripada kegiatan
pembangunan. Walau bagaimanapun pembangunan tidak boleh

5
dihentikan sama sekali. Apa yang perlu adalah dengan mengurangkan
pencemaran tetapi pada masa yang sama meneruskan pembangunan.
Langkah-langkah yang drastik harus diambil untuk memastikan kegiatan
pembangunan dapat diteruskan di negara kita dan dalam masa yang sama
pencemaran dapat dielakkan.

3. Pendahuluan Jenis Suasana


Yaitu pendahuluan yang didalamnya menggambarkan sesuatu hal yang
berhubungan dengan suasana/situasi yang sesuai.
Contoh :
Bas yang berhawa dingin terus berlalu menyusur jalan yang
bengkang-bengkok dengan perlahan sekali. Rasa mual dan mengantuk
hilang apabila kami dihiburkan oleh abang-abang yang memandu kami.
Sepanjang perjalanan ke puncak Bukit Fraser , sepasang anak mataku
sempat mengintai hutan rimba yang akan kami lalui nanti.

4. Pendahuluan Jenis Persoalan


Yaitu pendahuluan yang didalamnya mengemukakan beberapa ayat tanya
yang berkaitan dengan tajuk .
Contoh:
Setiap orang memerlukan kecemerlangan untuk menjamin kejayaan bagi
diri mereka. Apakah yang dikatakan kecemerlangan ? Apakah dengan
kecemerlangan boleh membuatkan seseorang itu berjaya ? Apakah dengan
berdiam diri sahaja tanpa sebarang usaha seseorang itu boleh mencapai
kecemerlangan ?Soalnya , apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemerlangan ?

5. Pendahuluan Jenis Peribahasa


Yaitu memasukkan satu atau lebih peribahasa Melayu yang sesuai
kedalam pendahuluan.

6
Contoh:
Peribahasa Melayu ” ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” dan
“seperti aur dengan tebing” amat sesuai ke arah mewujudkan masyarakat
penyayang yang anggota-anggotanya mengamalkan sifat-sifat yang
mengambarkan wujudnya hubungan kasih sayang dalam sesebuah
komuniti. Namun semangat berkerjasama dalam masyarakat semakin hari
semakin terhakis terutama di kawasan bandar. Punca-punca
permasalahan ini perlu dibincangkan oleh pihak-pihak yang
bertanggungjawab.

6. Pendahuluan Sedutan Puisi / Lagu


Yaitu mengemukakan sedutan lagu/pantun/sajak yang berkaitan dengan
tema karangan
Duhai apakah gerangan budi balasan
Bagi insan melahirkan, membesarkan
Bercucuran air mata bila mengenangkan
betapakah bersar budi , ibunda berikan
siang malam ..menderita hingga entah bila
sungguh bersar pengorbanan ibunda berikan.

Pengorbanan dan jasa seorang ibu tergambar jelas dalam lirik lagu
ini. Ibu telah melahirkan dan mendidik seseorang anak menjadi insan
yang berjaya dan berguna kepada keluarga, bangsa dan tanah air. Kasih
sayang dan budi seorang ibu tanpa mengharap sebarang balasan, tetapi
sudah menjadi tanggung jawab anak-anak untuk membalas segala jasa
dan pengorbanan mereka.

7. Pendahuluan Gabungan
Yaitu menggabungkan dua atau lebih jenis pendahuluan.
Contoh:
Menurut kamus, kegiatan vandalisme boleh didefinasikan sebagai
kegiatan laku musnah yang berkaitan dengan tidakan merosakkan atau

7
memusnahkan harta benda termasuk kemudahan awam. Gejala
memusnahkan kemudahan awam seperti pondok menunggu bas, telefon
awam, kemudahan di sekolah dan sebagainya. Persoalannya
mengapakah gejala vandalisme ini sering berlaku dalam kalangan
remaja? Apakah usaha-usaha yang boleh dilakukan untuk membendung
gejala ini?3

2.4 Merancang Karangan


2.4.1 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan


penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap
disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,
susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang
akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode
dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub
topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.4.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)4

3
http://cikguchom.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-pendahuluan-dalam-penulisan.html
(( diakses pada tanggal 13 April 2015 pkl 19.20 wib )

4
http://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia_25.html

8
1. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
2. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu
penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga
dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara
gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah
disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
3. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap
tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum
mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian
yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap
bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya
pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks
utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam
sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat
perhatian pembaca.
4. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan
suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap
bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali
atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak
menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka
pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda
dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan
satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain
menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu,
tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis
harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan
di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
5. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan
rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah
mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan

9
pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan
dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.Bila seorang
pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama
dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini
pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari
karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari
sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat
diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara
terlepas-lepas.

2.4.3 Langkah-langkah Merancang Karangan

Dalam merancang sebuah karangan ada beberapa langkah diantaranya :

1. Menentukan Topik Karangan

Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan


yang akan ditulis. Terkadang memilih topik membuat kita
bingung.Topik manakah yang harus dipilih?Sebenarnya hal itu tidak
sulit bila kita mengetahui syarat-syarat memilih topik.

Syarat-syarat memilih topik :


a. Topik harus menarik
Sebuah topik yang menarik bagi penulis akan menambah semangat
penulis untuk mengembangkannya menjadi sebuah karangan.
b. Topik harus dikuasai dengan baik
Jangan pernah memilih topik yang tidak dikuasai. Hal itu akan
mempersulit kita mengembangkan karangan.
c. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Topik yang terlalu luas akan sulit dikembangkan. Terutama bila
karangan dibatasi jumlah halamannya. Topik yang terlalu luas akan

10
sulit dibatasi, sedangkan topic yang teralalu sempit akan sulit
dikembangkan.

Perhatikan contoh-contoh topik di bawah ini :

1. Hasil alam Indonesia dan peningkatan kesejahteraan rakyat


Indonesia.
2. Pendidikan dan pengaruhnya terhadap kenakalan remaja.
3. Pengaruh kebersihan terhadap kesehatan.
4. Hasil laut dan pengaruhnya terhadap peningkatan hidup nelayan.

Pembatasan topik, dari yang luas menjadi sempit juga dapat juga
dilakukan dengan membuat diagram pohon atau diagram lingkaran.

2. Menentukan judul

Judul adalah nama sebuah karangan. Dalam karangan ilmiah,


sebuah topik dapat juga dijadikan judul.Judul harus menunjukkan topik
yang dibahas dalam karangan itu. Hal-hal berikut harus diperhatikan
dalam penentuan judul karangan ilmiah:

a. Judul harus sesuai dengan topik yang dibahas atau isi karangan.
b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa.
c. Usahakan membuat judul sesingkat mungkin.
d. Judul harus jelas maknanya, tidak boleh mengandung makna kiasan.
Dalam karangan berbentuk fiksi, judul karangan tidak selalu
menunjukkan topic. Dalam karangan fiksi penentuan judul lebih bebas,
dapat berupa kiasan atau namaiti tokoh utama dalam karangan itu.
Misalnya, roman Siti Nurbaya.
Pemberian judul karangan tidak harus dilakukan pada saat mulai
mengarang, tetapi dapat dilakukan setelah karangan selesai ditulis.

3. Menyusun Kerangka Karangan

11
Cara menyusun kerangka karangan sama seperti menyusun kerangka
paragraf. Hanya saja kerangka karangan lebih luas dari pada kerangka
pargaraf.Kerangka karangan dapat juga dibuat garis besarnya
saja.Misalnya, hanya dengan mencatumkan pikiran-pikiran utama setiap
paragraf.

Contoh :

Topik : Pengajaran Pragmatik di Sekolah Menengah Pertama


Kerangka Karangan : I. Pendahuluan
i. Latar Belakang
ii. Permasalahan

II. Pembahasan

i. Pengajaran pragmatic menurut para ahli


ii. Pokok bahasan pragmatik dan bukan
pendekatan pragmatik
iii. Jalan lain menuju keberhasilan pengajaran
bahasa

III. Penutup

i. Kesimpulan
ii. Saran

4. Mengumpulkan dan Menyusun Bahan dari Berbagai Sumber

Pengumpulan bahan dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan,


wawancara, atau studi kepustakaan.Bagaimana cara kita mengumpulkan
bahan tergantung pada karangan yang akan kita tulis.

Pada kerangka karangan di atas, salah satu pokok bahasannya


adalah pengajaran pragmatik menurut para ahli. Jadi, penulis harus
mencari bahan tentang pendapat para ahli sebagai sumber karangan yang

12
akan ditulisnya. Dari kerangka karangan di atas kita dapat mengetahui
pula bahwa karangan itu akan dikumpulkan melalui studi kepustakaan.

Mengumpulkan bahan dengan cara studi kepustakaan berarti


mengutip pendapat ahli dari berbagai sumber seperti buku, majalah,
Koran, makalah, dan sumber tertulis lainnya.

5. Mengembangkan Karangan

Setelah bahan-bahan untuk karangan kalian lengkap, tahap


berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan.kembangkanlah
berdasarkan kerangka karangan yang telah kalian buat.5

2.3 Tipe – tipe Penyusunan Kerangka Karangan

Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang baik dan


teratur biasanya digunakan beberapa tipe susunan, yaitu tipe pola alamiah dan
pola logis.
1. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan
alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan
manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, dulu -
sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah
dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
a. Urutan waktu atau urutan kronologis
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap
kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
 Asal usul penulis
 Pendidikan si penulis
 Kondisi kehidupan penulis
5
Nurviati,Imas Eva.2008.Keterampilan Menulis.Jakarta:Lazuardi Putra Pertiwi.hlm.126-
129

13
 Keinginan penulis
 karir penulis
b. Urutan ruang (sposial)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai
pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya
di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)

 Di daerah Kalimantan·
 Di daerah Sulawesi
 Di daerah Sumatra

c. Topik yang ada


Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah
adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di
kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal
tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di
jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan
bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas
bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna
dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang
berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama
sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya,
tetapi kiat dengan tanggapan penulis.
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :6

6
http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html

14
a) Urutan klimaks dan anti klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian
bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling
tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
 Keresahan masyarakat
 Merajalela nya praktek KKN
 Keresahan masyarakat
 Kerusuhan sosial
 Tuntutan reformasi menggema
b) Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat
ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab,
yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri
akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam
penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di
hadapi umat manusia pada umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
 Tingginya harga bahan pangan
 Penyebab krisis moneter
 Dampak terjadi krisis moneter
 Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c) Urutan pemisahan masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju
kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-
kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau
persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
 Apa itu virus H1N1

15
 Bahaya virus H1N1
 Cara penanggulangannya
d) Urutan umum – khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti
dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
 Para pangguna internet
 Anak–anak
 Remaja
 Dewasa
 Manfaat internet
 Media informasi
 Bisnis
 Jaringan social
 dan lain–lain
e) Urutan familitas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang
sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal
yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan
tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f) Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah
dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para
pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para
pembaca.

Kerangka karangan hendaknya disusun secara baik dan benar.Adapun


syarat-syarat penyusunan kerangka yang baik dan benar.

16
Syarat-syarat penyusunan kerangka karangan yang baik, adalah :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang khas
atau unik, kemudian tentukan tujuan yang jelas. Lalu buatlah tesis atau
pengungkapan maksud.
b. Tiap unsur dalam kerangka karanga hanya mengandung satu gagasan. Bila
satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka gagasan tersebut harus
dirinci supaya dapat terlihat perbedaanya.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga idea tau pikiran yang dimaksud dapat tergambar secara jelas.
d. Harus mempergunakan pasangan simbol yang konsisten.7

2.4 . Jenis – Jenis Karangan

2.4.1. Jenis – Jenis Karangan Menurut Bobot Isinya

1. Karangan Ilmiah

Karangan Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran


keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan
sistematis – metodis, dan sintesis – analitis.8 Karangan ilmiah memiliki
aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode
dan penggunaan bahasa. Dalam karangan ilmiah juga digunakan kosakata
yang khusus berlaku di bidang ilmu tertentu.Jika kita perhatikan dari segi
sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan
dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis. Yang tergolong ke dalam
karangan ilmiah antara lain : laporan, makalah, skripsi, tesis, dan lain –
lain.9 Adapun ciri – ciri dari karangan ilmiah antara lan :

1. Karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian


(faktual objektif).

7
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/05/kerangka-karangan.html(diakses pada
tanggal13 April 2015 pkl 19.10 wib)
8
Lamuddin Finoza, 2007, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Diksi Insan Mulia, hlm.
214.
9
Ibid., hlm. 212 – 213.

17
Faktual objektif berarti faktanya sesuai dengan objek yang
diteliti.Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan
tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu,
bukan ukuran yang subjektif ( selera perseorangan ). Objektivitas
tersebutlah yang menjadikan kebenaran ilmiah berlaku umum dan
universal. Dengan kata lain, kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan
melalui eksperimen bahwa dengan kondisi dan metode yang sama
dapat dihasilkan kesimpulan yang sama pula.
2. Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan digunakan metode atau cara tertentu
dengan langkah – langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol
melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah.Laras
ilmiah harus baku dan formal. Selain itu, laras ilmiah bersifat lugas
agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu ). Ciri
lain laras ilmiah adalah menggunakan istilah spesifik yang berlaku
khusus dalam disiplin ilmu tertentu. 10

2. Karangan Semiilmiah

Karangan Semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang


diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis – analitis karena sering
“dibumbui”opini pengarang yang terkadang subjektif.11Dalam karangan
semiilmiah bahasa yang terlalu teknis terkadang dihindari.Sebagai
gantinya digunakan kata atau istilah yang umum.Jika kita perhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan semiilmiah agak longgar, meskipun
tetap sistematis. Yang tergolong ke dalam karangan semiilmiah antara lain:
artikel, editorial, opini, feature, tips, reportase, dan lain – lain.

10
Ibid., hlm. 215.
11
Ibid., hlm. 214.

18
3. Karangan Nonilmiah
Karangan Nonilmiah yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku.
Yang tergolong dalam karangan Nonilmiah antara lain : anekdot, dongeng,
hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama. Perbedaan
Karangan Ilmiah, Semiilmiah, Nonilmiah12

2.4.2. Jenis – Jenis Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuan


Penyampaiannya
1. Karangan Deskripsi

Deskripsi dipungut dar bahasa inggris description yang tentu saja

berhubungan dengan kata kerja to describe (melukiskan dengan bahasa ).13

Karangan deskripsi merupakan karangan yang memaparkan,


menggambarkan secara rinci sesuatu dengan menyertakan bukti-bukti
sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
Seperti melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri – ciri / karakteristik karangan deskripsi :


 Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
 Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri
pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami
atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
 Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu,
yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
 Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
Langkah menyusun deskripsi:
a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
b. Tentukan tujuan

12
Ibid., hlm. 214.
13
Ibid., hlm. 217.

19
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan
pengamatan
d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah
urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

Contoh karangan deskripsi:

Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah.Di


setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan
tumbuhan lainnya.Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120
meter.Lumayan luas, bukan?Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang
kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak
bola.Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera.
Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian
tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau
net sepak takraw.(Somad, 2007).

2. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa


yang biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah
cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi :

a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa


b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan
peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

20
Karangan narasi memiliki dua macam sifat, yaitu

1. Narasi yang berupa fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.


Contoh Karangan Narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang
nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan
waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya
menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka
yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945.Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948.
Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai
Presiden RI pada tahun 1949.
Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus.Soekarno
bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi
negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun
1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan
berjuang.

2. Narasiyang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.


Contoh Karangan Narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah.Angin dingin yang
menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak.
Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba
memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza
membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah
kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?

21
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk
menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu
terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap
cintanya.

3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi
keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas – jelasnya mengenai
suatu hal.
Ciri – ciri / karakteristik karangan eksposisi :
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi ( data faktual )
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta
yang ada.
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja
sesuatu
Langkah menyusun eksposisi

a. Menentukan topik/ tema


b. Menetapkan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e. Mengembangkan kerangkamenjadikaranganeksposisi.

Contoh karangan eksposisi :

Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama
lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari
berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.

22
1. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan
gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan
atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya
karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang
berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu
burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja
pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau
binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus Probable
Kasus probable adalah kasus suspect disertai salah satu keadaan bukti
laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1).
Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat
berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan
terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007).

4. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan
meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan
mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
Ciri – ciri / karakteristik karangan argumentasi :
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang
sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat
atau pandangan
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan
emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat
menggunakan bermacam – macam pola pembuktian

23
Langkah menyusun argumentasi :
a. Menentukan topik/ tema
b. Menetapkan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
Contoh karangan argumentasi :
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan
meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang
setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan
alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau
mengenakan atribut lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang
menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan
bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan
tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar
uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos
dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani
lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin
menumpuk.Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang
karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.Sekali lagi, kita patut
bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada
perubahan ke arah yang lebih bermakna positif.Sudah saatnya kita
meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk
diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad,
2007).

5. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk
pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan,bukti,
dan contoh konkrit.

24
Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:

a. Terdapat himbauan atau ajakan


b. Berusaha mempengaruhi pembaca

Langkah menyusun karangan persuasi:

a. Menentukan topik/ tema


b. Merumuskan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

Contoh Karangan Persuasi :

Jika senang bepergian, Anda tentunya memiliki banyak persiapan dalam


menghadapi liburan ini.Persiapan yang terpenting adalah kesehatan
fisik.Anda tidak mungkin dapat berlibur jika terserang penyakit.Oleh karena
itulah, kami ciptakan sebuah produk multivitamin terbaik.Selain vitamin A,
B Kompleks, dan vitamin C, multivitamin ini pun diperkaya oleh vitamin D
yang dapat menguatkan tulang, serta vitamin E agar kulit Anda senantiasa
sehat.Dengan tubuh yang sehat dan bugar, berbagai aktivitas dapat Anda
lakukan dengan bersemangat. Jika Anda ingin senantiasa sehat dan
mendapatkan khasiat dari Xavier-C, segera kunjungi apotek terdekat di kota
Anda. Dijamin, Anda tidak akan pernah merasa kecewa. (Somad, 2007).

2.5 Menulis Karangan

Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis


besar dari suatu karangan yang akan digarap. Kerangka karangan bermanfaat
untuk menyusun karangan secara teratur.Untuk itu agar mendapatkan hasil
karangan yang baik penulis harus mengikuti langkah-langkah dalam membuat
karangan. Adapun langkah-langkah yang harus diikuti adalah sebagai berikut:

25
a. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi.
b. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan
perincian dari tema yang dapat berupa tesis atu pengungkapan maksud
c. Penulis berusah mengadakan evalusi semua topik yang telah tercatat pada
langkahkedua di atas.14

2.6 Merevisi Karangan

Dalam tahap revisi yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali
mengenai keseluruhan yang telah ditulis, memperbaiki, mengubah, bahkan
diperluas kembali isi karangannya.15

Ini merupakan tahap pascapenulisan. Sebagaimana yangdinyatakan , tulisan


berupa kalimat, wacana, dan bab yang merupakan hasil pengembangan kerangka
kemungkinan akan salah. Kesalahan yang mungkin timbul misalnya pengetikan,
penemuan data baru sehingga data lama perlu diganti, penemuan pendapat baru,
dan sebagainya.Dengan adanya tahap revisi, semua kesalahan dan kekurangan itu
dapat diantisipasi.
Berikut ini contoh teks karangan yang perlu disunting karena masih
mengandung beberapa kesalahan.

Aku Mengetahui Banyak Hal Dari Liburanku

Saat aku masih berusia 9 tahun pada saat liburan kenaikan kelas, bersama
keluarga pergi berlibur ke Bail. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman yang
berharga. Pada hari pertama di Bali, kami di sambut seorang pemandu yang
sangat lucu. Dia memperkenalkan dirinya dan mengajak kami naik ke bus. Kami

14
Lamuddin Finoza.Op.cit.hlm.134
15
http://rayapost.blogspot.com/2009/03/perencanaan-karangan.html ( diakses pada
tanggal 13 April 2015 pkl 19.05 wib )

26
di antar kesebuah hotel, yang kawasannya berada di depan pantai kuta. Pantai kuta
adalah merupakan salah satu pantai yang terkenal di bali. Seharian penuh kami
sekeluarga main main di sekitar pantai itu. Menjelang hari sore, aku bermain di
pantai sambil mengumpulkan kerang kerang kecil juga sambil menanti
tenggelamnya mata hari.pemandangan matahari terbenam saat itu sangatlah indah.
Setelah itu sekeluarga kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan
esok hari.

Bandingkanlah naskah yang belum dikoreksi dengan naskah hasil koreksi


berikut ini:
Aku Mengetahui Banyak Hal dari Liburanku

Ketika berusia 9 tahun, pada saat liburan kenaikan kelas, aku pergi
berlibur ke Bali bersama keluarga. Pada saat itulah aku mendapat pengalaman
berharga. Pada hari pertama di Bali, kami disambut seorang pemandu yang sangat
lucu. Dia memperkenalkan diri dan mengajak kami naik bus. Kami diantar ke
sebuah hotel yang terletak di depan Pantai Kuta. Pantai Kuta adalah salah satu
pantai yang terkenal di Bali. Seharian penuh kami sekeluarga bermain di pantai
itu. Menjelang sore, aku mengumpulkan kerang-kerang kecil sambil menanti
tenggelamnya matahari. Pemandangan matahari saat terbenam sangatlah indah.
Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan menantikan hari esok.16
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi
ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang
direvisi dari karangan yang telah dibuat meliputi :
a. Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan
untuk dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b. Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan
penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat
lama sehingga perlu dilakukan revisi.

16
http://khoirulfahrudin28.blogspot.com/2013/09/perencanaan-karangan.html( diakses
pada tanggal 13 April 2015 pkl 19.07 wib )

27
c. Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya
melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena
bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat.
Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang
sesuai EYD.17

17
http://saghinarius.blogspot.com/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-
perencanaan_8275.html( minggu 29 maret 2015 pkl 20.26

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebelum menulis sebuah karangan alangkah baiknya terlebih dahulu


membuat sebuah pendahuluan yang dimana pendahuluan disini bermakna sebagai
pengantar atau juga bisa dikatakan sebagai latar belakang mengenai persoalan
yang akan dibahas agar mudah dimengerti oleh pembaca. Ada banyak macam
pendahuluan seperti yang telah kami sajikan diatas. Setelah memahami apa itu
pendahuluan barulah kita memasuki materi inti nya mengenai karangan ,
karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan
makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat
dilihat.

Ada beberapa langkah dalam merancang sebuah karangan diantaranya


menentukan topik karangan , lalu menentukan judul karangan , membuat
kerangka karangan , menyusun sumber yang diperoleh , lalu mengembangkan
karangan tersebut. Kerangka karangan juga memiliki tipe atau pola
penyusunannya diantaranya pola Alamiah dan pola Logis.

Karangan memiliki beberapa jenis berdasarkan bobot isinya dan tujuan


penyampainnya. Berdasarkan bobot isinya karangan dibedakan menjadi 3 yaitu :
Karangan ilmiah , karangan semiilmiah dan karangan non ilmiah. Berdasarkan
tujuan penyampainnya karangan terbagi atas karangan narasi, eksposisi, persuasi,
argumentasi dan deskripsi. Dalam menulis karangan juga ada beberapa hal yang
harus diperhatikan agar penulisan karangan itu dikatakan baik. Setelah kita selesai
menulis sebuah karangan sebaiknya kita lakukan tahap merevisi karangan yang
bertujuan penyempurnaan sebuah karangan , mana yang tredapat kata atau kalimat
yang salah maka di tahap ini lah kita dapat memperbaikinya.

29
3.2 Saran

Dalam menulis sebuah karangan sebaiknya kita harus menguasai materi


mengenai bahas , EYD , Diksi , kalimat efektif , paragraf. Karena dari semua ini
erat kaitannya dengan karangan.Karangan pasti memuat seluruh kaidah – kaidah
yang ada pada materi sebelumnya. Oleh karena itu untuk lebih sempurna atau
lebih baik lagi dalam menulis karangan diperlukan juga ketelitian yang sangat
baik , agar pembaca mudah memahami maksud dari isi karangan tersebut. Selain
teliti sebagai penulis kita juga membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi agar
menarik hati para pembaca untuk membaca karangan kita tersebut.

Dan untuk pembaca haruslah memiliki apresiasi yang tinggi terhadap


karangan yang di baca.Harus menghargai dan mengormati antara pembaca dan
penulis sebuah karangan. Agar dari sebuah karangan kita bias menciptakan sebuah
keharmonisan dalam lingkungan social.

30
DAFTAR PUSTAKA

Lamuddin Finoza.2007.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta:Diksi Insan Mulia

Nurviati,Imas Eva.2008.Keterampilan Menulis.Jakarta:.Lazuardi Putra Pertiwi

http://astutimulefa.blogspot.com/2010/05/kerangka-karangan.html(diakses pada

tanggal13 April 2015 pkl 19.10WIB)

http://cikguchom.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-pendahuluan-dalam-

penulisan.html((diakses pada tanggal 13 April 2015 pkl 19.20 WIB )

http://saghinarius.blogspot.com/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-

perencanaan_8275.html(diakses pada tanggal 29 maret 2015 pkl 20.26

WIB)

http://khoirulfahrudin28.blogspot.com/2013/09/perencanaan-

karangan.html(diakses pada tanggal 13 April 2015 pkl 19.07WIB )

http://murniatisri33.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-

penulisan.html (diakses pada tanggal 28 Mei 2015 pkl 13.00 WIB )

http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html

(diakses pada tanggal 28 Mei 2015 pkl 13.00 WIB )

31

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • THAHARAH
    THAHARAH
    Dokumen31 halaman
    THAHARAH
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • Akhlak
    Akhlak
    Dokumen11 halaman
    Akhlak
    nia firna sari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar LPM
    Kata Pengantar LPM
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar LPM
    nia firna sari
    Belum ada peringkat