pelayanan kesehatan, maupun faktor-faktor non kesehatan yang mempengaruhi pemberian pelayanan
klinis dan terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan
kesamaan persepsi dan pengertian dari semua pihak mengenai pentingnya dan peran berbagai aspek
tersebut dalam penanganan masalah kematian ibu sehingga strategi untuk mengatasinya harus
merupakan integrasi menyeluruh dari berbagai aspek tersebut.
Kematian ibu didefinisikan sebagai kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil atau dalam
42 hari setelah akhir kehamilannya, yang diakibatkan oleh sebab apapun yang terkait dengan atau
diperburuk ole kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh insiden dan
kecelakaan. Definisi tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa kematian ibu menunjukkan lingkup
yang luas, tidak hanya terkait dengan kematian yang terjadi saat proses persalinan, tetapi mencakup
kematian ibu yang seang dalam masa hamil dan nifas.
Definisi tersebut juga membedakan dua kategori kematian ibu. Pertama adalah kematian yang
disebabkan oleh penyebab langsung obstetri (direk) yaitu kematian yang diakibatkan langsung oleh
kehamilan dan persalinannya. Kedua adala kematian yang disebabkan oleh penyebab tidak langsung
(indirek) yaitu kematian yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan oleh penyakit dan bukan oleh
kehamilan atau persalinannya (Triana, 2015).
Empat Terlalu yang merupakan faktor tidak langung penyebab kematian ibu yaitu :
1. Terlalu tua hamil, yaitu usia diatas 35 tahun
2. Terlalu muda untuk hamil, yaitu usia dibawah 20 tahun
3. Terlalu banyak jumlah anak, yaitu lebih dari 4
4. Terlalu dekat jarak antar kelahiran, yaitu kurang dari 2 tahun
(GKIA, 2016)
GKIA. 2016. 1001 Langkah Selamatkan Ibu dan Anak. Jakarta: Pustaka Bunda
(Triana, Ani dkk. 2015. Buku Ajar Kebidanan Kegawatdauratan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Deepublish)